Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kecemasan Dan Depresi Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

(1)

(2)

(3)

(4)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan Hormat

Nama saya Rahayu Ningsih, sedang menjalani pendidikan di program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit umum Pusat haji Adam Malik Medan.

Menurut Cohen (1996:241) Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tabu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya.

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan dalam paresaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Realty Testing Ability/ RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ Spitting of Personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perassaan (effective/mood disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya.


(5)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan daan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015.

Saya akan melalukan penelitian di Ruang Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dengan menyebarkan kuessioner penelitian untuk mohon kesediaanyya calon responden mengisi dan melengkapi kuesioner penelitian yang dibagikan.

Partisipasi responden bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini responden tidak dikenakan biaya apapun. Bila sekiranya respnden membutuhkan penjelasan yang lebih maka dapat menghubungi saya :

Nama : Rahayu Ningsih

Alamat : Jalan Garu II A Komplek Perumahan Harjosari II Nomor 28. Nomor Hp : 08566006322

Terimakasih saya ucapkan atas partisipasi responden. Keikutsertaan ibu – ibu menjadi responden akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, Maret 2015 Peneliti


(6)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI CALON RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : No HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, maka dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Medan,….. …….2015


(7)

Kuesioner A. Data Demografi

Usia :

Agama :

Suku :

Status Perkawinan : ( ) Kawin, ( ) Belum Kawin

Pekerjaan :

Stadium kanker :

Pendidikan :

Instruksi :Kuesioner HADS ini terdiri dari 7 pertanyaan kecemasan dan 7 pertanyaan depresi. Silahkan membaca masing-masing kelompok pertanyaan dengan seksama dan pilih salah satu jawaban pertanyaan dengan memberi tanda ceklist (√) pada kolom jawaban sebelah kanan yang menurut anda yang paling anda rasakan saat ini.Pastikan hanya memilih satu jawaban.

Untuk pertanyaan HADS terdiri dari 4 katagori jawaban yaitu : Tidak ada, kadang-kadang, sering dan sering sekali.

Total nilai

0-7 = Normal 8-14 = Ringan 15-21 = Berat


(8)

(9)

(10)

(11)

Kuesioner B. Data Demografi

Usia :

Agama :

Suku :

Status Perkawinan : ( ) Kawin, ( ) Belum Kawin

Pekerjaan :

Stadium kanker :

Pendidikan :

Instruksi :Kuesioner dukungan keluarga ini terdiri dari 12 pertanyaan. Silahkan membaca masing-masing kelompok pertanyaan dengan seksama dan pilih salah satu jawaban pertanyaan dengan memberi tanda ceklist (√) pada kolom jawaban sebelah kanan yang menurut anda yang paling anda rasakan saat ini.Pastikan hanya memilih satu jawaban.

Untuk pertanyaan dukungan keluarga terdiri dari 2 katagori jawaban yaitu : Ya dan Tidak

Total nilai

0-4 = Rendah 8-14 = Sedang 15-21 = Tinggi


(12)

B. Kuesioner Dukungan Keluarga

Pernyataan Ya Tidak

Dukungan Emosional

1. Keluarga selalu meluangkan waktu untuk memberikan perhatian dan menemani anda

2. Keluarga selalu mengingatkan anda untuk makan obat secara teratur

3. Keluarga merasa sedih dan khawatir saat anda sakit Dukungan Instrumental

4. Keluarga menyediakan makanan dan minuman yang baik untuk anda

5. Keluarga selalu memenuhi kebutuhan anda

6. Keluarga menyediakan fasilitas istirahat yang nyaman bagi anda

Dukungan Informatif

7. Keluarga memberitahukan informasi tentang cara pengobatan kanker payudara baik secara medis maupun alternative

8. Keluarga selalu memberikan informasi untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan secara berkala kepada anda

Dukungann Penilaian

9. Keluarga tidak mengasingkan anda karena penyakit yang anda derita

10.Keluarga selalu memberikan pujian dan semangat agar anda tetap bersemangat menjalani pengobatan

Dukungan Spiritual

11.Keluarga membayar biaya pengobatan anda setiap kali anda berobat ke fasilitas kesehatan

12.Apakah keluarga selalu menganjurkan anda untuk senantiasa berdo’a dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa


(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anindita, Y.P.C. (2010). Hubungan antara pemberian radioterapi dengan terjadinya distress, anxiety, dan depresi pada penderita kanker payudara. (26)(1)

Ariani, P. (2014). Aplikasi metodologi penelitian kebidanan dan kesehatan reproduksi. Yogyakarta. Nuha Medika

Dalami, E., Suliswati., Farida, P., Rochhimah., Banon, E. (2014). Asuhan

Keperawatan Jiwadengan masalah psikososial. Jakarta Timur. Trans Info

Media

Hadi, P. (2004). Depresi & Solusinya. Tugu Publisher

Hakim, R., Baskoro, T. A., Rusmariana, A., Atabaki, Z. (2013). Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUD Kraton Pekalongan

Hawari, D. (2013). Manajemen stress cemas dan depresi. Jakarta. Badan Penerbit FKUI

Hidayat, A.A. (2010). Metode penelitian teknik analisa Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hilangkan Mitos Tentang Kanker. (8 mei 2014)

Machfoedz, I. (2009). Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Fitramaya Manan, E. (2011). Kamus Kesehatan Wanita. Jogjakarta. Bukubiru

Mulyani, N. S., & Nuryani. (2013). Kanker Payudara dan PMS Pada Kehamilan. Yogyakarta. Nuha Medika

Nadeak, R.J.(2011). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2NRSUP HAM Medan.

Olfah, Y., Mendri, N.K., Badi’ah, A. (2013). Kanker Payudara Dan Sadari. Yogyakarta. Nuha Medika


(19)

Prevalensi Kanker Di Indonesia Dan Dunia. (12 desember 2014). Harian Terbit Saragih, R. (2010). Peranan dukungan keluarga dan koping pasien dengan penyakit

kanker terhadap pengobatan kemoterapi di RB I Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Hal 3, 4 & 5.

Sari, M., Dewi, Y.I., Utami, A. (2011). Hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di Ruang cendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. 2 (2)

Setiawan, A. & Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika

Setyaningsih, dkk. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi di Rumah

Sakit Margono Soekarjo Purwokerto. Tesis Universitas Jendral Sudirman

Purwokerto

Setyaningsih, D.F., Machmuroh, Andayani, R.A. (2010). Hubungan antara dukungan emosional keluarga dan reliensi dengan kecemasan menghadapi kemoterapi pada pasien kanker di RSUD Moewardi Surakarta

Sulistyaningsih. (2011). Metodologi penelitian Kebidanan Kualitatif-Kuantitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu

Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta. Penerbit Buku Keddokteran EGC

Utami, D., Andriyani, A., Fatmawati, S. Hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasaan kemoterapi pada pasien kanker serviks di RSUD Moewardi. Hal : 10.

Wilda, dkk. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Jurnal LIM


(20)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Penelitian

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain. Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk menganalisis hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Kerangka konsep yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel Independen yaitu dukungan keluarga dan variabel Dependen yaitu kecemasan dan depresi.

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen Dukungan keluarga

 Rendah

 Sedang

 Tinggi

Kecemasan

 Normal

 Ringan

 Berat

Depresi

 Normal

 Ringan


(21)

B. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesis kerja atau yang disebut hipotesis alternatif, hipotesis riset. Soeramto (1989) menyebut hipotesis kerja ini sebagai hipotesis asli, hipotesis riil, hipotesis teori, hipotesis subtantif (Machfoedz, 2009).

Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

C. Defenisi Operasional

No Variabel Penelitian

Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur

Skala ukur 1 Independen

Dukungan keluarga

Dukungan yang diberikan oleh pihak kerabat terdekat maupun keluarga pada individu baik berupa dukungan emosional, instrumental, informatif, penilaian, finansial maupun spiritual yang mengalami masalah maupun

ketidaknyamanan .

Kuesioner yang digunakan berupa pertanyaan-pertanyaan yang menggambarkan tentang dukungan keluarga yang terdiri dari 12 butir pertanyaan tentang dukungan emosional pada pertanyaan ke 1,2, 3,dan , dukungan instrumental pada pertanyaan ke 4,5,6, dukungan informatif pada pertanyaan ke 7, 8,9, dukungan penilaian pada pertanyaan ke10, dukungan finansial pada pertanyaan no 11 serta dukungan spiritual pada pertanyaan ke 12.

Kuesioner penilaian dengan menggunak an skala Guttman dengan pilihan jawaban yaitu: 1.Ya (1) 2.Tidak(0) Menunjukkan dukungan rendah dengan total skore 0-4 point,

menunjukkan dukungan sedang dengan total skore 5-8, dan

menunjukkan dukungan tinggi dengan total skore 9-12 point

Rasio

2 Dependen Kecemasan

Gangguan perasaan yang ditandai dengan adanya perasaan khawatir, takut, tidak nyaman dan perasaan gelisah yang umumnya terjadi pada seseorang yang Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner HADS (Hospital Anxie Deppressionn Scale) yang terdiri dari 14 pertanyaan, yang meliputi 7 pertanyaan tentang kecemasan

Dengan menggunaka n skala likert pilihan jawaban 1. tidak ada

(0) 2.

kadang-kadang (1)

Skor total 0-7 menunjukkan rentang normal, skore total 8-14 menunjukkan kategori ringandan 15-21menunjukka Rasio


(22)

mengalami gangguan atau masalah yang terdiri dari kecemasan ringan, kecemasan sedang dan

kecemasan berat.

yaitu pada pertanyaan nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11 dan 13

3. sering (2) 4. sering

sekali (3)

n kategori berat.

3 Dependen Depresi

Depresi merupakan perasaan takut yang berlebihan hingga menimbulkan gejala somatik maupun psikologis yang berefek pada tingkah laku yang terdiri dari depresi normal, depresi sedang dan depresi berat. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner HADS (Hospital Anxie Depressionn Scale) yang terdiri dari 14 pertanyaan, yang meliputi 7 pertanyaan tentang depresi yaitu pada pertanyaan no 2, 4, 6, 8, 10 dan 12

Dengan menggunaka n skala likert yang terdiri dari pilihan jawaban: 1. tidak ada

(0) 2.

kadang-kadang (1) 3. sering (2) 4. sering

sekali (3)

Skor total 0-7 menunjukkan rentang

normal, skore total 8-14 menunjukkan kategori ringandan 15-21

menunjukkan kategori berat.


(23)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif corelatif dengan pendekatan crossectional. Survey crosssectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan carapendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time). Approacartinya, tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini untuk meneliti hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami kanker payudara yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Populasi pada penelitian ini pada tahun 2014 adalah 572 pasien.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non probability dengan pendekatan consecutive sampling, yaitu sampel

didapatkan saat peneliti melakukan penelitian dengan kriteria yang telah ditentukan.


(24)

1) Pasien yang di diagnosa mengalami kanker payudara stadium II-IV 2) Pasien yang melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Adam Malik saat

dilakukan penelitian

3) Pasien yang belum pernah mendapatkan terapi psikiatri. 4) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Inklusi

1) Pasien kanker payudara stadium I 2) Pasien dengan gangguan psikis

3) Pasien yang telah mendapatkan terapi psikiatri 4) Tidak bersedia menjadi responden

Pengumpulan data dilakukan pada bulan April tahun 2015 sehingga sampel yang di peroleh pada saat penelitian yaitu 46 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Tempat penelitian ini dipilih karena dianggap memenuhi jumlah yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan November Tahun 2014 yaitu dimulai dari pengajuan judul proposal hingga penyusunan Proposal dan dilanjutkan dengan penelitian hingga hasil penelitian pada bulan Juni Tahun 2015.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan obyek manusia yang memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya maka peneliti harus memahami hak dasar manusia


(25)

(Hidayat, 2010). Pada penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika penelitian yang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian yang merupakan standar penelitian dalam melakukan sebagaimana dikemukakan oleh Polit dan Back (2006) sebagai berikut :

1. Prinsip Manfaat

Prinsip ini mengharuskan peneliti untuk memperkecil resiko dan memaksimalkan manfaat. Penelitian terhadap manusia di harapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan manusia secara individu atau masyarakat secara keseluruhan. Prinsip ini meliputi hak untuk mendapatkan perlindungan dari kejahatan dan kegelisahan dan hak untuk mendapatkan perlindungan dari eksploitasi.

2. Prinsip menghormati martabat manusia Prinsip ini meliputi :

a. Hak untuk menentukan pilihan

Yaitu hak untuk memutuskan dengan sukarela apakah ikut ambil bagian dalam suatu penelitian tanpa resiko yang merugikan. Hak ini meliputi hak mendapat pertanyaan, mengungkapkan keberatan, dan menarik diri.

b. Hak mendapatkan data yang lengkap

Menghormati martabat manusia meliputi hak-hak masyarakat untuk memberi informasi, keputusan sukarela tentang keikutsertaan penelitian yang memerlukan ungkapan data lengkap.


(26)

Prinsip ini bertujuan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak-hak memberikan perawatan secara adil dan hak untuk menjaga privasi manusia.

Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian ini antara lain: 1) Dalam mengambil karya orang lain harus mencantumkan nama dan

sumbernya

2) Mengaplikasikan informed consent. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Informasi yag harus ada dalam informed

consent tersebut antara lain : partisipasi pasien, tujuan dilakukan

tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain. Peneliti menjelaskan tujuan dan kemungkinan dampak yang akan terjadi dari penelitian yang akan dilakukan kepada responden. Responden dapat memutuskan bersedia ataupun menolakuntuk menjadi sampel penelitian.

Apabila responden bersedia menjadi sampel penelitian, maka responden di anjurkan untuk mengisi inform consent. Selama pelaksanaan penelitian berlangsung, tidak ditemukannya responden yang menolak untuk menjadi sampel penelitian, sehingga seluruh responden beredia mengisi formulir inform consent (lembar persetujuan).


(27)

3) Tidak mencantumkan nama (anonymity) responden pada lembar observasi. Hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan di sampaikan.

4) Semua informasi yang telah dikumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti (confidentiality).

F. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner HADS.Kuesioner dukungan keluarga meliputi dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informatif , dukungan penilaian, dukungan finansial dan dukungan spiritual.Bagian kedua adalah kelompok gejalakecemasan dan depresi berdasarkan kuesioner HADS. Karena kusioner HADS tersebut adalah kuesioner yang diadaptasi dari bahasa Inggris maka sebelum kuesioner tersebut digunakan harus diartikan terlebih dahulu di pusat bahasa Universitas Sumatera Utara. Setelah diterjemahkan oleh pusat bahasa berarti kuesioner tersebut sudah layak disebarkan kepada responden.

Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini terdiri dari 26 pertanyaan yang berkaitan dengan judul penelitian, yang terdiri dari 12 pertanyaan tentang dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan emosional pada pertanyaan nomor 1,2,dan 3 dukungan instrumental pada pertanyaan ke 4, 5 dan 6 , dukungan informatif pada pertanyaan nomor 7, 8 dan 9 dukungan penilaian pada pertanyaan no 10, dukungan finansial pada pertanyaan nomor 11 dan dukungan spiritual pada pertanyaan nomor 12 dengan skore total 12 point. Menunjukkan dukungan rendah dengan total skore 0-4 point, menunjukkan dukungan sedang dengan total skore 5-8, dan menunjukkan


(28)

dukungan tinggi dengan total skore 9-12 point., 7 pertanyaan point A untuk ansietas (yaitu pertanyaan no 1,3,5,7,9,11, dan 13) serta point D untuk depresi (yaitu pertanyaan nomor 2,4,6,8,10,12,14). Skor total 0-7 menunjukkan rentang normal, skore total 8-14 menunjukkan kategori ringandan 15-21 menunjukkan kategori berat.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,2010).

Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010).). Data dikatakan reliabel apabila diperoleh hasil cronbach alpha >0,07.

Alat ukur harus diuji validitas dan realibitasnya. Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur sehingga tidak perlu lagi diuji validitas dan realibilitasnya. Alat ukur kecemasan dan depresi yang digunakan adalah kuesioner HADS yang diadaptasi dari Zigmond dan Snaith tahun 1983 yang kemudian diuji validitas dan reabilitasnya terhadap pasien kanker payudara oleh Anindita, dkk (2010) dengan nilai r yang signifikan yaitu 0,736 .

Sementara kuesioner dukungan keluarga telah dilakukan uji validitas dan

reliabilitaskepada 30 orang pasien kanker yang memiliki karakteristik sama


(29)

H. Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini di Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian (Hidayat, 2010). Pada penelitian ini data primer yang harus diteliti adalah derajat kecemasan dan depresi terhadap dukungan keluarga dalam bentuk lembar kuesoiner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang mencakup judul penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Data Sekunder

Pada penelitian ini data sekunder dapat diperoleh dari pejabat yang berwenang untuk dapat memberikan informasi tentang data-data yang diperlukan. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang mencakup jumlah populasi pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

1. Meminta izin etik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih

dahulu meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk dijadikn sebagai responden dengan menandatangani surat persetujuan penelitian.

3. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut.

4. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner


(30)

5. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kesalahan.

I. Rencana analisa data

Dalam proses analisa data terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner tersebut.

2. Coding

Coding adalah kegitan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan yaitu dengan cara pengkodean.

3. Entry

Entry yaitu semua jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk “kode” dimasukkan kedalam program . a. Analisa Univariate

Analisa univariate bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis

univariate tergantung dari jenis datanya.

Pada penelitian ini analisis univariate di gunakan untuk menganalisis data demografi, dukungan keluarga, kecemasan, dan depresi yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(31)

Apabila telah dilakukan analisis univariatetersebut di atas, hasilnya akan diketahui karakteristik dan distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan dengan analisis bivariate. Analisa bivariatepada penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap depresi pada pasien kanker payudara.

Analisa bivariate yang dilakukan pada penelitian ini adalah

KorelasiProduct Moment atau korelasi pearsonyang digunakan untuk

menguji hipotesis assosiasi/hubungan (korelasi) dua variabel bila datanya berbentuk numerik.

4. Pembersihan Data (cleaning)

Pembersihan Data (cleaning) adalah pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010).


(32)

BAB V PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2014 sampai Juni 2015 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015 dengan jumlah responden sebanyak 46 orang.

1. Analisa Univariat

Pada penelitian ini karakteristik responden yang diteliti mencakup pendidikan, pekerjaan dan stadium kanker payudara.Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1.


(33)

a. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden kanker payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015 Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Pendidikan SD SMP SMA PT 18 7 9 12 39,1 15,2 19,6 26,1

Total 46 100

Pekerjaan IRT Wiraswasta PNS 34 4 8 73,9 8,7 17,4

Total 46 100

Stadium Kanker II III IV 13 23 10 28,3 50 21,7

Total 46 100

Dari tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa mayoritas respondenmempunyai latar belakang pendidikan Sekolah Dasar(SD) sebanyak 18 orang (39,1%). Mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 34 orang (73,9 %). Dan mayoritas responden dengan kanker payudara stadium III sebanyak 23 orang (50 %).


(34)

b. Distribusi berdasarkan dukungan keluarga kepada pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Tabel5.2

Distribusi berdasarkan dukungan keluarga kepada pasien yang mengalamikanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Tahun 2015

Dukungan Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)

Rendah Sedang Baik 0 3 43 0 6,5 93,5

Total 46 100

Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dukungan keluarga responden kepada pasien kanker payudara terhadap kecemasan dan depresi mayoritas memberikan dukungan baik yaitu sebanyak 43 orang (93,5%).

c. Distribusi berdasarkan kecemasan pada pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Tabel 5.3

Distribusi berdasarkan kecemasan pada pasien yang mengalami kankerpayudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Tahun 2015

Kecemasan Frekuensi (n) Persentase (%)

Normal Ringan Berat 8 36 2 17,4,% 78,3% 4,3%


(35)

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kecemasan ringan yaitu 36 responden (78,3%).

d. Distribusi berdasarkan depresi pada pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Tabel 5.4.

Distribusi berdasarkan depresi pada pasien yang mengalami kanker payudara diRumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Depresi Frekuensi (n) Persentase (%)

Normal Ringan Berat 7 38 1 15,2 82,6 2,2

Total 46 100

Dari tabel 5.3 hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilikidepresi ringan yaitu 38 responden (82,6%).

2. Analisa Bivariat

Tabel 5.5

Hubungan Dukungan Keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasienkanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Tahun 2015

Variabel yang dikorelasi r Nilai p

Dukungan keluarga dan kecemasan pada pasien kanker payudara

-0,649 0,001

Dukungan keluarga dan depresi pada pasien kanker payudara

- 0,720 0,001

Analisa data yang digunakan adalah korelasiproductmoment yang digunakan untuk mencari kekuatan hubungan dukungan keluarga terhadap


(36)

kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara. Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien kanker payudara pada tabel 5.5 diperoleh nilai r= - 0,649 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negative.

Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r = - 0,720 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negative . Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,01< 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara.


(37)

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa sebagian besar respondenmempunyai latar belakang pendidikan SD sebanyak 18 orang (39,1%), sesuai dengan pendapat Ariani (2014), pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke arah cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Dimana makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki sehingga lebih mudah untuk mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan segala hal yang di alami setiap individu.

Sebagian besar responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 34 orang (73,9 %). Menurut Ariani (2014), pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dukungan, kecemasan dan depresi, dimana seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih baik.

Pada tabel 5.1 Mayoritas responden dengan kanker payudara stadium III sebanyak 23 orang (50 %), stadium II sebanyak 13 orang (17,4 %), stadium IV


(38)

2. Dukungan keluarga pada pasien kanker payudara

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dukungan keluarga responden kepada pasien kanker payudara terhadap kecemasan dan depresi yaitu sebagian besar dukungan baik yaitu sebanyak 43 orang (93,5%) dari keseluruhan responden.

Ketika keluarga mengetahui bahwa salah satu anggotanya menderita kanker, maka lazimnya pihak keluarga tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatan dalam menghadapi penderitaan ini. Sebagian keluarga menunjukkan rasa simpati dan kasihan, namun sebahagian lain bersikap menolak akan kenyatan ini. Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga yang penuh pengertian dan kooperatif dengan pihak perawatan dan memberikan dorongan moril penuh kepada penderita, akan banyak membantu dalam penatalaksanaan penderita kanker. Dalam banyak hal, ternyata respon penderita terhadap pengobatan banyak sedikitnya ditentukan oleh faktor keluarga dan lainnya dalam memberikan reaksi terhadap penyakit yang dideritanya (Dadang, 2004).

Dalam pengalaman praktek sering di jumpai sikap negativistik (penolakan) dari pihak keluarga.Mungkin karena ketidaktahuan (ignorancy) ataupun kepercayaan tradisional tentang penyebab dan pengobatan kanker, maka dokter seringkali kehilangan peluang yang baik (momentum) untuk melakukan tindakan ini (Suprajitno, 2012).

Sedangkan menurut Friedman, dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu keadaan atau proses hubungan antara keluarga yang memberi manfaat kepada orang lain.


(39)

Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang yang sedang menghadapi masalah dan dapat memotivasi orang tersebut.Dukungan keluarga terhadap pasien kanker sangat dibutuhkan untuk meningkatkan mental dan semangat hidup pasien kanker.Ahli onkologi Cora Liave, MD dan Denky Dela Rosa mengatakan, keluarga adalah teman terbaik bagi pasien kanker dalam menghadapi masalah dengan penyakitnya. Setiap orang yang terkena kanker, akan berpengaruh juga kepada seluruh keluarga baik berupa emosional, psikologi, finansial maupun fisik (Rijalul, 2013).

Menurut asumsi peneliti dukungan keluarga mayoritas dukungan baik yaitu 43 orang (93,5%), hal ini dipengaruhi karena pengetahuan dari para keluarga mengenai penting nya dukungan kepada pasien yang mengalami kanker yang dipengaruhi oleh adanya hubungan yang baik antar sesama keluarga dengan lingkungan sosial.

3. Kecemasan pada pasien kanker payudara

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memilikikecemasan ringan yaitu 36 responden (78,3%).

Seseorang akan menderita gangguan cemas ketika yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stessor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas.

Kecemasan dan depresi bisa terjadi karena munculnya rasa kehilangan, misalnya pada penderita kanker payudara yang merasa bahwa ia akan kehilangan bentuk tubuhnya.


(40)

merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan

(psychiatrikdisorder). Secara klinis gejala kecemasan di bagi dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety

disorder/GAD), gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic ( phobic

disorder), dan gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).

Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria adalah 2 banding 1.Dan diperkirakan antara 2%-4% di antara penduduk di suatu saat dalam kehidupannya pernah mengalami gangguan cemas.

Menurut penelitian Patmawati (2011) diperoleh bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga positif dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 12 orang (75,0%) dan dukungan keluarga positif dengan tingkat kecemasan panik sebanyak 4 orang (25,0%). Sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga negatif dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 10 orang (71, 4%) dan responden yang mengalami dukungan keluarga negatif dengan tingkat kecemasan panik sebanyak 4 orang (28,6%).

4. Depresi pada pasien kanker payudara

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memilikidepresi ringan yaitu 38 responden (82,6%).

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Hal ini amat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan ini amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara yang sedang membangun. Orang yang menderita depresi adalah orang yang amat menderita.


(41)

Cash, H (1998) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa 1 dari 5 orang, pernah mengalami depresi dalam kehidupanya.Selanjutnya ditemukan 5%- 15% depresi melakukan bunuh diri setiap tahun. Dimatteo, M.R., dkk (2000) dalam penelitiannya menemukan data bahwa depresi terjadi pada 25% pasien yang menjalani pengobatan medis.

5. Hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara

Analisa data yang digunakan adalah korelasiproductmoment yang digunakan untuk mencari kekuatan hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara. Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r = -0,649 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negatif. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan pada pasien kanker payudara.

Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r = -0,720 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negatif. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap depresi pada pasien kanker payudara.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Febi (2010), yang menunjukkan bahwa dari 50 responden penelitian, 3 responden (6%) berada dalam kategori dukungan emosional keluarga rendah, 17


(42)

responden (34%) berada dalam kategori dukungan emosional keluarga sedang dan 30 responden (60%) berada dalam kategori dukungan emosional keluarga tinggi. Berdasarkan penelitian ini rata-rata responden mengalami kecemasan yang rendah.Ada hubungan negatif signifikan antara dukungan emosional keluarga dan kecemasan menghadapi kemoterapi.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang meliputi :

1. Keterbatasan dari jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian

2. Keterbatasan dalam pengawasan pengisian kuesioner sehingga hasil yang diperoleh kurang efektif

3. Penelitian ini dilakukan secara crossectional yang artinya pengambilan data penelitian dilakukan hanya satu kali sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat.

D. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan yang berperan penting untuk menginformasikan kepada pihak keluarga untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien sehingga menurunkan tingkat kecemasan dan depresi yang akan meningkatkan kualitas dan harapan hidup penderita kanker payudara.


(43)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 18 orang (39,1%). Mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 34 orang (73,9 %), dan mayoritas responden dengan kanker payudara stadium III sebanyak 23 orang (50 %).

2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dukungan keluarga responden kepada pasien kanker payudara terhadap kecemasan dan depresi yaitu sebagian besar dukungan baik yaitu sebanyak 43 orang (93,5%) sedangkan dukungan yang sedang sebanyak 3 orang (6.5%) dari keseluruhan responden. 3. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki kecemasan ringan yaitu 36 responden (78,3%), tidak ada kecemasan 8 orang (17,4%) dan kecemasan berat 2 orang (4,3%).

4. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki depresi ringan yaitu 38 responden (82,6%), tidak ada depresi 7 orang (15,2%) dan depresi berat 1 orang (2,2%).

5. Analisa data yang digunakan adalah korelasiproductmoment yang digunakan untuk mencari kekuatan hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara. Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r =-0,649 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar variabel.. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 < 0,05 maka dapat


(44)

kecemasan pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2015

6. Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r =-0,720 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar variabel. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,01 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2015.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan dalam memberikan pelayanan dan mengurangi depresi dan cemas pada penderita kanker payudara adalah:

1. Untuk Masyarakat (keluarga responden/penderita kanker payudara)

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada keluarga sehingga meningkatkan pengetahuan bagi keluarga dalam memberikan dukungan baik secara instrumental, informasional, penilaian, finansial, emosianal dan dukungan spiritual kepada penderita kanker payudara sehingga menurunkan tingkat kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara.

2. Petugas/Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas pelayanan kesehatan yang berperan penting dalam memberikan informasi kepada keluarga untuk


(45)

dapat memberikan dukungan secara maksimal sehingga meningkatkan motivasi dan harapan hidup pasien kanker payudara.

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis. Dan diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan, serta memberikan masukan dari keterbatasan penelitian yang telah dilakukan yang meliputi keterbatasaan sampel penelitian dan pengawasan dalam pengisian kuesioner serta waktu dalam melakukan penelitian sehingga untuk kedepannya akan menjadi lebih baik lagi.


(46)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara 1. Pengertian

Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara. Payudara secara umum terdiri dari dua tipe jaringan, jaringan glangular

(kelenjar) dan jaringan stomal(penopang). Jaringan kelenjar mencakup kelenjar susu (lobules) dan saluran susu (the milk passage, milk duct). Untuk jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif. Payudara juga dibentuk oleh jaringan lymphatik, sebuah jaringan yang berisi sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan serta kotoran selular. Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm dalam waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut berada pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak dapatmengetahui secara pasti. Sel kanker payudara dapat bersembunyi didalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker (Mulyani, 2013).

Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau masa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan.

Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel sehingga sel tumbuh dan


(47)

berkembang tanpa bisa dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui kelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ tubuh lain seperti hati, otak, dan paru-paru (Olfah , 2013).

2. Tahapan Perkembangan Kanker

Menurut Olfah (2013) tahapan perkembangan kanker payudara meliputi : a. Inisiasi

Agen penyebab kanker merusak materi genetik sebuah sel. Pada tahap ini terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa virus, bahan kimia, radiasi atau sinar matahari tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap karsinogen bahkan pada gangguan fisik menahunpun dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

b. Promosi

Sel-sel yang rusak terpajan bahan kimia akan mempercepat proses pembelahan sel, diperlukan pajanan jangka panjang pada pemicu-pemicu ini agar kanker dapat berkembang dan faktor gizi diperkirakan memberikan kontribusi terbesar pada kanker tahap ini.

c. Progresi

Sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu bermetastasis (menyebar) ke bagian-bagian tubuh lain. Pembentukan benjolan kanker merupakan suatu proses yang panjang mencakup rangkaian peristiwa biologis dari sel-sel


(48)

payudara normal hingga menjadi benjolan kanker, diperlukan satu miliar sel untuk membentuk tumor ukuran 1 cm. Para peneliti meyakini bahwa kanker dapat tumbuh selama 8 tahun sebelum terdeteksi oleh sinar X. Sel-sel tumor payudara seiring berjalannya waktu dapat masuk ke peredaran darah dan ke sistem getah bening serta mulai tumbuh di organ-organ lain seperti hati, paru-paru atau tulang.

3. Klasifikasi Kanker Payudara

Kanker payudara dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, antara lain :

a. Berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua yaitu : 1) Kanker Payudara Invasif

Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta dinding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif/menyerang tanpa selalu menyebar (metastatik) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.

2) Kanker Payudara Non-Invasif

Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta jaringan konektif disekitarnya. DCIS (Ductal Carcinoma In Situ)

merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan LICS (Lobular Carsinoma In Situ) lebih jarang terjadi tetapi justru lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya resiko kanker payudara.


(49)

3) Berdasarkan stadiumnya kanker payudara dibagi menjadi : 1) Stadium 0

Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu kanker tidak menyebar keluar ari pembuluh/saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.

2) Stadium I

Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening.

3) Stadium II A

Pada stadium ini, diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak (axillary limp nodes). Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak (axillary limp nodes). Tidak adanya tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.

4) Stadium II B

Pada kondisi ini, diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.

5) Stadium III A

Pasien pada kondisi ini, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.


(50)

6) Stadium III B

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakanbisa juga luka bernanah di payudara dapat didiagnosis sebagai Inflamantory Breast Cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.

7) Stadium III C

Seperti stadium III, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening dalam group N3 (kanker telah menyebar lebih dari 10 titik di saluran getah bening di bawah tulang selangka.

8) Stadium IV

Pada stadium IV ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

4. Penyebab Kanker Payudara

Kanker payudara belum diketahui secara pasti penyebabnya, ada beberapa faktor kemungkinannya, antara lain :

a. Faktor Usia

Semakin tua usia seorang wanita, maka resiko untuk menderita kanker payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia paling beresiko terkena kanker payudara, terutama mereka yang mengalami menopause terlambat.

b. Faktor Genetik

Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi faktor resiko pencetus kanker payudara. Bila ibu atau saudara wanita


(51)

mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk memiliki resiko terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita yang lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.

c. Penggunaan Hormon Estrogen

Penggunaan hormon estrogen misalnya pada penggunaan terapi estrogen replacement, penggunaan terapi replacement mempunyai peningkatan resiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker payudara.

d. Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan resiko kanker payudara.

e. Perokok Pasif

Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja menghisap asap rokok yang dikeluarkan oleh orang perokok seringkali di dengar perokok pasifterkena resiko dari bahaya asap rokok di banding perokok aktif.

f. Penggunaan Kosmetik

Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko menyebabkan peningkatan resiko mengalami penyakit kanker payudara, sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan diri kita.

g. Penggunaan pil KB

Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan resiko terkena penyakit kanker payudara karena sel-sel yang sensitif terhadap


(52)

rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan resiko ini akan menurun secara otomatis bila penggunaan pil KB berhenti.

5. Faktor Resiko Kanker Payudara

Hampir seluruh faktor resiko kanker payudara berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam tubuh ataupun estrogen yang tidak diimbangi dengan progesteron.

Adapun faktor-faktor resiko kanker payudara, yaitu : a. Umur

Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia di atas 50 tahun. Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Pada wanita yang mengalami menopause terlambat, setelah umur 55 tahun dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Secara umum, resiko terkena kanker payudara mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun. b. Usia saat menstruasi pertama (menarche)

Jika seorang wanita mengalami menstruasi diusia dini, sebelum 12 tahun wanita akan memiliki peningkatan resiko kanker payudara. Karena semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas maka makin panjang pula jaringan payudaranya dapat terkena oleh unsur-unsur berbahaya yang menyebabkan kanker seperti bahan kimia, estrogen ataupun radiasi.

c. Penyakit fibrokistik

Wanita dengan adenosis, fibroadenoma serta fibrosis tidak ada peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. Sedangkan pada hiperplasis dan papiloma resiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik resiko meningkat hingga 5 kali.


(53)

d. Riwayat keluarga dengan kanker payudara

Jika keluarga seperti ibu, saudara perempuan, adik, kakak mempunyai kanker payudara (terutama sebelum usia 40 tahun) resiko terkena kanker payudara lebih tinggi.

e. Riwayat kanker payudara

Seorang wanita yang pernah memiliki kanker di salah satu payudaranya, akan beresiko lebih tinggi untuk payudara lainnya juga akan terkena.

f. Usia saat melahirkan anak pertama

Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar resiko untuk terkena kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak resiko terkena kanker payudara juga akan meningkat.

g. Obesitas setelah menopause

Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan beresiko1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang memiliki berat badan normal.

h. Perubahan Payudara

Hampir setiap wanita mengalami perubahan pada payudaranya. Sebagian besar perubahan itu bukan kanker. Tetapi ada beberapa perubahan yang mungkin merupakan tanda-tanda kanker. Jika seorang wanita memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka seorang wanita memiliki peningkatan resiko kanker payudara.

i. Terapi radiasi di dada

Sebelum usia 30 tahun, seorang wanita yang harus menjalani terapi radiasi di dada termasuk payudara akan memiliki kenaikan resiko terkena


(54)

kanker payudara. Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi resiko untuk terkena kanker payudara.

j. Penggunaan hormon estrogen dan progestin

Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause akan memiliki peningkatan resiko mengembangkan kanker payudara.

k. Mengkonsumsi alkohol

Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras dan lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh. l. Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food)

Mengkonsumsi makanan siap saji atau junk food secara berlebihan dari usia dini dapat membuat tubuh menjadi gemuk, sehingga meningkatkan resiko terkena kanker payudara, lemak tubuh akan meningkat jika tidak diimbangi olahraga sehingga akan berlanjut resistansi insulin, akan menyebabkan keinginan untuk mengkonsumsi karbohidrat meningkat. Insulin yang dihasilkan bertambah seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak pada tubuh yang berlebih akan berlanjut lebih banyak kadar estrogen sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat.

m. Aktivitas fisik

Penelitian terbaru dari women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 % resiko kanker payudara. Namun, pengurangan resiko terbesar di antara wanita yang berberat badan normal.


(55)

6. Pengobatan

Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang di alami penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita penyakit kanker payudara ketika sudah stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan tentang kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi dini. Pengobatan kanker payudara itu sendiri meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilngkan gejala-gejalanya.

Macam-macam pengobatan kanker payudara, yaitu : 1) Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilngkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilkukan pada tahapan penyakit, jenis tumor, uur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Seorang ahli bedah dapat mengangkat tumor serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan otot lain sedangkan mastektomi merupakan operasi pengangkatan payudara. 2) Terapi Radiasi

Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi radiasi ini bertujuan untuk menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada stadium dini. Ada bebrapa kanker yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus kanker lain dapat digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau sesudah operasi yang tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh lagi. Terapi ini dapat juga digunakan bersamaan dengan kemoterapi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, warna kulit di sekitar payudara


(56)

menjadi hitam, nafsu makan berkurang, hemoglobin dan leukosit cenderung menurun.

3) Terapi hormon

Terapi hormon adalah bentuk pengobatan seluruh tubuh yang sangat efektif untuk menurunkan risiko reseptor hormon positif kanker payudara datang kembali atau berkembang. Terapi hormon dapat digunakan untuk menurunkan risiko kanker payudara jika berisiko tinggi, pada kanker payudara non-invasif digunakan untuk menurunkan risiko kanker datang kembali, penyakit metastatik (lanjutan), pada kanker payudara invasif digunakan untuk menyusutkan tumor besar, dan menurunkan risiko kanker datang kembali setelah pengobatan pertama kanker payudara (operasi, kemoterapi,dan radiasi).

4) Terapi bertarget

Terapi kanker bertarget merupakan pengobatan kanker yang menetapkan sasaran ciri khusus sel kanker seperti protein dan enzim. Terapi bertarget tidak membahayakan sel sehat atau normal. Terapi bertarget berupa antibodi yang bekerja seperti antibodi yang dibuat sistem imun. Terapi bertarget disebut juga terapi bertarget imun.

5) Kemoterapi

Berbeda dengan terapi radiasi dan pembedahan, kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair, atau kapsul, atau melaluiinfus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Mulyani, 2013).


(57)

Banyak efek samping kemoterapi yang hilang setelah menyelesaikan kemoterapi. Selain itu, sebagian efek samping mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk hilang sama sekali. Beberapa efek samping yang mungkin di alami adalah anemia, diare, kelelahan, masalah kesuburan, perubahan rambut, infeksi, kehilangan daya ingat, gejala-gejala menopause atau malah terjadi menopause, luka pada mulut dan kerongkongan, perubahan pada kuku, mual, neuropati atau masalah pada tangan dan kaki, perubahan dalam merasa dan membau, kering pada vagina, muntah, dan perubahan berat badan.

B. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Setiacd (2008), keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membengun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga, sedangkan menurut Sayekti (1994), keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat yang terkecil yang dapat melahirkan suatu ikatan atas dasar perkawinan, pertalian darah ataupun adopsi (Suprajitno, 2012).


(58)

Pembagian tipe keluarga tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya,

b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek- nenek, paman-bibi).

Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme, pengelompokkan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang menjadi :

a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya,

b. Orangtua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anakanak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya,

c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan,

d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah,

e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya,


(59)

2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga meliputi meliputi tugas-tugas keluarga, fungsi pokok keluarga, dan peranan keluarga :

a. Tugas-Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga terdiri dari delapan tugas pokok sebagai berikut:

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya,

2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga,

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing,

4) Sosialisasi antar anggota keluarga, 5) Pengaturan jumlah anggota keluarga, 6) Pemeliharan ketertiban anggota keluarga,

7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas, 8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga (Effendi,

1998).

b. Fungsi Pokok keluarga

Secara umun fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

1) Fungsi efektif, fungsi keluarga yang utara untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. 2) Fungsi sosialisasi, fungsi mengembangkan dan tempat mclatih anak untuk

kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan prang lain di luar rumah.

3) Fungsi reproduksi, untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.


(60)

4) Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, untuk mempertahankan keadaan

kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi (Friedman, 1998).

c. Peranan Keluarga

Manakala keluarga tahu bahwa salah satu anggotanya menderita kanker, maka lazimnya pihak keluarga tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatan dalam menghadapi penderitaan ini. Sebahagian keluarga menunjukkan rasa simpati dan kasihan, namun sebahagian lain bersikap menolak akan kenyatan ini. Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga yang penuh pengertian dan kooperatif dengan pihak perawatan dan memberikan dorongan moril penuh kepada penderita, akan banyak membantu dalam penatalaksanaan penderita kanker. Dalam banyak hal, temyata respon penderita terhadap pengobatan banyak sedikitnya ditentukan oleh faktor keluarga dan lainnya dalam memberikan reaksi terhadap penyakit yang dideritanya (Dadang, 2004). Dalam pengalaman praktek sering di jumpai sikap negativistik (penolakan) dari pihak keluarga. Mungkin karena ketidaktahuan (ignorancy) ataupun kepercayaan tradisional tentang penyebab dan pengobatan kanker, maka dokter seringkali kehilangan peluang yang baik

(momentum)untuk melakukan tindakan ini (Suprajitno, 2012).

C. Dukungan Keluarga

Menuntt Cohen ( 1996:241) Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya,


(61)

sehingga seseorang akan tabu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya. Sedangkan menurut Friedman (1998:174) Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu keadaan atau proses hubungan antara keluarga yang memberi manfaat kepada orang lain. Jenis dukungan keluarga ada enam, yaitu:

1. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.

2. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi).

3. Dukungan penilaian (apprasial), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga.

4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

5. Dukungan finansial, stress finansial biasanya mempengaruhi sistem keluarga dan mengakibatkan hancumya keluarga. Tagihan - tagihan medis mengharuskan ibu bekerja dan ayah melakukan pekerjaan sambilan, sehingga liburan dan aktivitas-aktivitas waktu Luang hilang, ketegangan perkawinan memuncak sehingga mengancam hubungan keluarga. Perceraian, pisah, anak-anak yang berandal, masalah-masalah psikosomatis, penyalahgunaan obatobatan merupakan gejala dari efek-efek kacau balau jangka panjang yang ditimbulkan oleh stres finansial.


(62)

6. Dukungan spiritual, sesungguhnya kepercayan terhadap Tuhan dan berdoa diidentifikasikan oleh keluarga sebagai cam paling penting bagi keluarga untuk mengatasi suatu stressor yang berkaitan dengan kesehatan atau sebagai suatu metode dan sangat penting dan sangat sering digunakan, karena agama sebagai cara paling penting untuk menanagani kanker (Suprajitno, 2012).

Menurut Cohen (1984), ada tiga tipe mekanisme dukungan :

1. Dukungan nyata, mekispun sebenamya setiap orang dengan sumber- sumber yang tercukupi dalam bentuk uang atau perhatian, dukungan nyata merupakan paling etktif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian dukungan nyata yang berakibat pada perasaan ketidakadekuatan dan berhutang akan benar-benar menambah stress individu.

2. Dukungan pengharapan, kelompok. dukungan dapat mempengaruhi persepsi individu akan ancaman dukungan sosial menyangga orang-orang untuk melawan stress dengan membantu mereka mendefinisikan kembali situasi tersebut sebagai ancaman kecil, bagaimanapun dukungan sosial hanya membantu jika stressor tersebut dapat diterima, pasien kanker umumnya tidak ingin mendiskusikan penyakitnya karena cacat yang didapat pada kondisi tersebut dan tidak mencari bantuan dari pasien kanker lain agar terhindar dari ucapan umum bahwa mereka mengalami kanker.

3. Dukungan emosional, jika stress mengurangi perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai, dukungan emosional dapat menggantikanya atau menguatkan perasaan- perasaan ini. Stress yang tidak terkontrol dapat berakibat pada hilangnya harga diri. Jika hal ini terjadi, jaringan pendukung memainkan peran yang berarti dalam meningkatkan pendapat yang rendah terhadap diri sendiri. Kejadian-kejadian yang berakibat seseorang merasakan


(63)

hilang perasaan memilki dapat diperbaiki dengan bentuk dukungan yang mengembangkan hubungan personal yang relatif.

Tahapan Dukungan adalah sebagai berikut:

1. Tahap dukungan dalam pengambilan keputusan, 2. Tahap dukungan dalam perencanaan kegiatan, 3. Tahap dukungan dalam pelaksanaan kegiatan,

4. Tahap dukungan dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan, 5. Tahap dukungan dalam pemanfaatan hasil kegiatan.


(64)

D. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan dalam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Realty Testing Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality ), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.

Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan

(psychiatrikdisorder). Secara klinis gejala kecemasan di bagi dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD), gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic ( phobic disorder), dan gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).

Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria adalah 2 banding 1. Dan diperkirakan antara 2%-4% di antara penduduk di suatu saat dalam kehidupannya pernah mengalami gangguan cemas ( PPDG-II, Rev.1983).

2. Tipe kepribadian pencemas

Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tertapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stessor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain :


(65)

a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu, dan bimbang.

b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir).

c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam panggung).

d. Sering merasa tidak berslah, menyalahkan orang lain. e. Tidak mudah mengalah, suka ngotot.

f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah.

g. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), keluhan berlebihan terhadap penyakit.

h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil (dramatisasi).

i. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu. j. Bila mengemukakan seuatu atau bertanya seringkali di ulang-ulang. k. Kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris.

Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan-keluhan fisik (somatik) dan juga tumpang tindih dengan ciri-ciri kepribadian depresif, atau dengan kata lain batasannya seringkali tidak jelas.

3. Gejala klinis cemas

Keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut :

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan fikirannya sendiri, mudah tersinggung.


(66)

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

f. Keluhan-keluhan somatik misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya.

4. Tingkat Kecemasan

Dalam Ermawati (2014) ansietas atau kecemasan dapat di bagi berdasarkan tingkatannya yaitu :

a. Ansietas ringan

Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lpangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkanpertumbuhan dan kreativitas.

1) Respon fisiologi

a) Sesekali napas pendek b) Nadi dan tekanan darah naik c) Gejala ringan pada lambumg d) Muka berkerut dan bibir bergetas 2) Lapang persepsi melebar

a) Mampu menerima rangsangan yang kompleks b) Konsentrasi pada masalah

c) Menjelaskan masalah secara efektif 3) Respon perilaku dan emosi

a) Tidak dapat duduk tenang b) Tremor halus pada tangan


(67)

c) Suara kadang-kadang meninggi b. Ansietas sedang

Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan menyampingkan hal lain.

1) Respon fisiologi

a) Sering napas pendek

b) Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik c) Mulut kering

d) Anorexia

e) Diare/konstipasi f) Gelisah

2) Respon kognitif

a) Lapang persepsi menyempit

b) Rangsang luar tidak mampu diterima c) Berfokus pada apa yang menjadi perhatian 3) Respon perilaku dan emosi

a) Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan) b) Bicara banyak dan lebih cepat

c) Susah tidur

d) Perasaan tidak aman c. Ansietas berat

Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain.


(68)

Individu tidak mampu lagi berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.

1) Respon fisiologi a) Napas pendek

b) Nadi dan tekanan darah naik c) Berkeringat dan sakit kepala d) Penglihatan kabur

e) Ketegangan 2) Respon kognitif

a) Lapan persepsi sangat sempit

b) Tidak mampu menyelesaikan masalah 3) Respon perilaku dan emosi

a) Perasaan ancaman meningkat b) Verbalisasi cepat

c) Blocking d. Panik

Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah diberikan pengarahan. 1) Respon fisiologi

a) Napas pendek

b) Rasa tercekik dan palpitasi c) Sakit dada

d) Pucat e) Hipotensi


(69)

f) Koordinasi motorik rendah 2) Respon kognitif

a) Lapang persepsi sangat sempit b) Tidak dapat berfikir logis 3) Respon perilaku dan emosi

a. Agitasi, mengaamuk dan marah b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking c. Kehilangan kendali atau kontrol diri d. Persepsi kacau (Dadang, 2013).

E. Depresi

1. Pengertian

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Hal ini amat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan ini amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara yang sedang membangun. Orang yang menderita depresi adalah orang yang amat menderita. Depresi adalah penyebab utama tindakan bunuh diri, dan tindakan ini menduduki urutan ke-6 dari penyebab kematian di Amerika Serikat.

Depresi adalah saah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaaan (effective/mood disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya.

2. Ciri kepribadian depresif

Seseorang yang sehat jiwanya bisa saja jatuh dalam depresi apabila yang bersangkutan tidak mampu menanggulangi stressor psikosoaial yang di


(70)

alaminya. Selain itu, ada juga yang lebih rentan (vulnerable) jatuh dalam keadaan depresi dibandingkan dengan orang lain. Orang yang lebih rentan ini (beresiko tinggi ) biasanya mempunyai corak kepribadian depresif , yang ciri-cirinya antara lain sebagai berikut :

a. Pemurung, sukar untuk bisa senang, sukar untuk merasa bahagia b. Pesimis menghadapi masa depan

c. Memandang diri rendah

d. Mudah merasa bersalah dan berdosa e. Mudah mengalah

f. Enggan berbicara

g. Mudah merasa haru, sedih dan menangis h. Gerakan lamban, lemah lesu, kurang energik

i. Seringkali mengeluh sakit ini dan itu (keluhan psikomatik) j. Mudah tegang, agitatif, gelisah

k. Serba cemas, khawatir, takut l. Mudah tersinggung

m. Tidak ada kepercayaan diri

n. Merasa tidak mampu, merasa tidak berguna

o. Merasa selalu gagal dalam usaha, pekerjaan maupun study p. Suka menarik diri, pemalu dan pendiam

q. Lebih suka menyisihkan diri, tidak suka bergaul, pergaulan soaial amat terbatas

Ciri-ciri kepribadian depresif tersebut di atas pada setiap diri seseorang tidak harus sama mencakup semua gejala-gejala secara keseluruhan. Seseotrang baru dikatakan mengalami gangguan depresi


(71)

manakala yang bersangkutan mengalami gangguan di bidang fisik (somatik) maupun psikis sedemikian rupa sehingga mengganggu fungsi dalam kehidupannya sehari-hari baik dirumah, disekolah/kampus, di tempat kerja ataupun di pergaulan lingkungan sosialnya.

3. Gejala klinis depresi

Secara lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai berikut :

a. Efek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak semnagat, merasa tidak berdaya

b. Perasaan bersalah, berdosa,penyesalan, c. Nafsu makan menurun

d. Berat badan menurun

e. Konsentrasi dan daya ingat menurun

f. Gangguan tidur ; insomnia (sukar/tidak dapat tidur) atau sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali disertai dengan mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya mmpi orang yang telah meninggal.

g. Agitasi atau retardasi paikomotor ( gaduh, gelisah atau lemah tak berdaya)

h. Hilangnya rasa senang, semangat dan minat,tidak suka lagi melakukan hobi, kreativitas menurun, produktivitas juga menurun.

i. Gangguan seksual (libido menurun)


(72)

4. Tingkat Depresi

Menurut Hadi (2004) Depresi dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Normal Grief Reaction (rasa sedih sebagai reaksi normal atas suatu kehilangan). Jenis ini juga disebut depresi exogenous (depresi reaktif). Depresi ini terjadi karena faktor dari luar dirinya umumnya sebagai reaksi dari kehilangan sesuatu atau seseorang. Misalnya : pensiun, kematian seseorang yang sangat dikasihi,dan sebagainya

b. Endogenous Depression. Penyebabnya datang dari dalam tetapi

penyebabnya belum jelas. Bisa karena gangguan hormon, gangguan kimia dalam otak,atau susunan syaraf. Sering datang secara bertahap

(cyclical).

c. Neurotic Deppresion (depresi yang neurotik). Depresi pada tahap ini

terjadi bila depresi reaktif tidak terselesaikan secara baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stres dan kecemsan yang telah ditimbun untuk waktu yang lama (Hadi, 2004).


(73)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenalstatus sosial, umur, dan jenis kelamin. Anak – anak, remaja dan orang dewasa tidak lepas dari serangan kanker. Pria dan wanita dapat terserang penyakit yang banyak ditakuti ini. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal serta pola makan dan pola hidup yang tidak sehat, meskipun kanker bisa diturunkan oleh orang tua kepada anaknya (Saragih, 2010).

Menurut data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta pada tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan 2030 insiden kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal karena kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya dapat bekembang lebih cepat.

Di Indonesia prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal. Berdasarkan data Sistem Rumah Sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara sebanyak 12.014 kasus (28,7%) dan kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%).


(74)

Berbagai metode pengobatan untuk pasien dengan kanker payudara telah dikembangkan dibeberapa negara termasuk indonesia. Pengobatan yang dilakukan adalah radioterapi, kemoterapi, hormonoterapi, imunoterapi, dan tindakan pembedahan (Pamungkas, 2011).

Efek samping dari pengobatan kemoterapi adalah fisik dan psikologis. Efek samping fisik yang umum terjadi adalah pasien akan mengalami mual dan muntah, perubahan indra perasa, rambut rontok (alopesia), mukositis, dermatitis, keletihan, kulit menjadi kering bahkan kuku dan kulit bisa sampai menghitam, tidak nafsu makan, dan ngilu pada tulang (Sari, 2011).

Respons atau reaksi seseorang terhadap stressor psikososial yang dialaminya berbeda satu dengan lainnya, ada yang menunjukkan gejala stress, ada juga yang menunjukkan gejala-gejala kecemasan dan atau depresi (Dadang, 2013). Kecemasan dan depresi bisa terjadi karena munculnya rasa kehilangan, misalnya pada penderita kanker payudara yang merasa bahwa ia akan kehilangan bentuk tubuhnya (Yelly, 2010).

Diperkirakan jumlah yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk dengan perbandingan antara wanita dan pria adalah 2 banding 1. Diperkirakan antara 2%-4% diantara penduduk disuatu saat dalam kehidupannya pernah mengalami gangguan cemas (Dadang, 2013).

Cash (1998) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa 1 dari 5 orang pernah mengalami depresi dalam kehidupanya. Selanjutnya ditemukan 5%- 15% orang yang mengalami depresi melakukan bunuh diri setiap tahun. Dimatteo, M.R.,


(75)

dkk (2000) dalam penelitiannya menemukan data bahwa depresi terjadi pada 25% pasien yang menjalani pengobatan medis.

Efek samping yang ditimbulkan membuat pasien merasa tidak nyaman, takut, cemas, malas, bahkan bisa sampai frustasi atau putus asa dengan pengobatan yang di jalani, sehingga dalam hal ini pasien kanker payudara sangat membutuhkan dukungan dari keluarga. Menurut Haryono dalam (Mahwita, 2012) mengatakan peran keluarga sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk jenis pengobatan bagi penderita.

Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang yang sedang menghadapi masalah dan dapat memotivasi orang tersebut. Dukungan keluarga terhadap pasien kanker sangat dibutuhkan untuk meningkatkan mental dan semangat hidup pasien kanker. Ahli onkologi Cora Liave, MD dan Denky Dela Rosa mengatakan, keluarga adalah teman terbaik bagi pasien kanker dalammenghadapi masalah dengan penyakitnya. Setiap orang yang terkena kanker akan berpengaruh kepada seluruh keluarga baik berupa emosional, psikologi, finansial maupun fisik (Rijalul, 2013).

Menurut penelitian Patmawati (2011) bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga positif dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 12 orang (75,0%) dan dukungan keluarga positif dengan tingkat kecemasan panik sebanyak 4 orang (25,0%). Sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga negatif dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 10 orang (71, 4%) dan responden yang mengalami dukungan keluarga negatif dengan tingkat kecemasan panik sebanyak 4 orang (28,6%).


(1)

tenaga, serta memberikan arahan dan dukungan moral dalam proses bimbingan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Dr. Riza Rivani SPOG (K) dan Ibu Diah Lestari Nasution, SST., M.Keb yang telah membantu mengoreksi, menyempurnakan, menguji dan menilai Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Teman-teman kelompok penelitian penulis yang telah bersama-sama

berjuang dan saling memberikan semangat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dan memberi berbagai dukungan serta motivasi selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya penulis mengharapkan masukan dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan penelitian ini dan juga untuk menambah ilmu dan pengetahuan penulis untuk masa yang akan datang.

Medan Juli, 2015 Penulis

(Rahayu Ningsih) 145102115


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kanker Payudara ... 6

1. Pengertian ... 6

2. Tahapan perkembangan kanker ... 7

3. Klassifikasi kanker payudara ... 8

4. Penyebab kanker payudara ... 10

5. Faktor resiko kanker payudara ... 12

6. Pengobatan ... 15

B. Keluarga ... 17

1. Pengertian keluarga ... 17

2. Struktur keluarga ... 19

3. Peranan keluarga ... 20

C. Dukungan keluarga ... 20

D. Kecemasan ... 24

1. Pengertian kecemasan ... 24

2. Tipe kepribadian pencemas ... 24

3. Gejala klinis cemas ... 25


(3)

E. Depresi ... 29

1. Pengertian ... 29

2. Ciri kepribadian depresif ... 29

3. Gejala klinis depresi ... 31

4. Tingkat depresi ... 32

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 33

A. Kerangka penelitan ... 33

B. Hipotesis ... 34

C. Definisi Operasional ... 34

BAB IV METODE PENELITIAN ... 36

A. Desain penelitian ... 36

B. Populasi dan sampel ... 36

C. Tempat penelitian ... 37

D. Waktu penelitian ... 37

E. Etika penelitian ... 38

F. Alat pengumpul data ... 40

G. Uji validitas dan reliabilitas ... 41

H. Prosedur pengumpulan data ... 42

I. Rencana analisa data ... 43

BAB V PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Analisa univariat ... 46

2. Analisa bivariat ... 49

B. Pembahasan ... 51

C. Keterbatasan penelitian ... 56

D. Implikasi untuk asuhan kebidanan/pendidikan kebidanan ... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 34 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden kanker payudara

di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015 ... 47 Tabel 5.2 Distribusi berdasarkan dukungan keluarga kepada pasien yang mengalami

kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Tahun 2015 ... 48 Tabel 5.3 Distribusi berdasarkan kecemasan pada pasien kanker payudara di

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015 ... 48 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan depresi pada pasien yang mengalami

kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Tahun 2015 ... 49 Tabel 5.5 Hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada

pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam malik


(5)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka konsep hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 :Master Data Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6 : Master Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 :Surat Izin Komite Etik Dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 9 :Surat Izin Penelitian Dari Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Lampiran 10 :Surat Pernyataan Selesai Penelitian Dari RSUP Haji Adam Malik Lampiran 11 : Kuesioner HADS Terjemahan