Penjualan Atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah yaitu Pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas dua yaitu Pajak Provinsi Pajak
Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak KabupatenKota Pajak Hotel, Pajak
Restoran dan Pajak Hiburan.
5. Asas Pemungutan Pajak
a. Asas Domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik
penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam Negeri.
b. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
Wajib Pajak. c.
Asas Kebangsaan Pengenaan Pajak di hubungkan dengan kebangsaan suatu
negara.Mardiasmo,2009 :2
Universitas Sumatera Utara
6. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Adapun dasar hukum pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan antara lain :
a. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah
diganti dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan. c.
Ketentuan Direktur Jenderal Pajak Nomor 533PJ2000 sebagaimana telah diubah dengan KEP DJP Nomor
115PJ.2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak dalam
rangka Pembentukan atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak.
7. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan
a. Objek pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan atau
bangunan yang terdiri dari 5 sektor yaitu Pedesaan, Perkotaan, Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan.
b. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang atau badan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki,
menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.Judowinarso, 2006 :17
Universitas Sumatera Utara
D. RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM
Adapun ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ialah : 1.
Penggunaan SISMIOP dalam upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Pendaftaran Baru Melalui Permohonan Wajib Pajak Bumi
dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Medan Belawan. 2.
Hasil dari SISMIOP dalam upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Pendaftaran Baru Melalui Permohonan Wajib Pajak Bumi dan
Bangunan pada Kantor Pelayanan Medan Belawan.
E. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, penulis melakukan penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM, mencari dan mengumpulkan bahan untuk
pembuatan proposal dan konsultasi dengan pihak dosen yang bersangkutan.
2. Studi Literatur
Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan
perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri.
Universitas Sumatera Utara
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung secara langsung terhadap masalah yang dibahas dan meninjau secara
langsung terhadap kondisi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Belawan. 4.
Pengumpulan Data Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang
berhubungan dengan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
5. Analisis Data dan Evaluasi Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan
menganalisa dan mengevaluasi data dan kemudian akan dipresentasikan secara objektif, jelas dan sistematis.
F. METODE PENGUMPULAN DATA
Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data yang digunakan ialah sebagai berikut:
1. Daftar Wawancara Interview Guide
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data dan informasi
tentang upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Pendaftaran Baru
Universitas Sumatera Utara
Melalui Permohonan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Medan Belawan.
2. Data Observasi Observation Guide
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap masalah yang menjadi objek
yang dibahas. 3.
Daftar Dokumentasi Optional Yaitu dengan mengumpulkan dokumen atau informasi yang
berhubungan dengan penggunaan SISMIOP.
G. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN MANDIRI PKLM
Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini disusun oleh penulis dalam lima bab. Adapun rincian dari tiap-tiap bab seperti terlihat di bawah ini:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang
meliputi latar belakang penyusunan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup dan metode Praktik Kerja Lapangan
Mandiri, serta metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
MANDIRI
Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organisasi,
uraian tugas pokok dan fungsi dari tiap-tiap seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang SISMIOP dalam upaya peningkatan pelayanan administrasi pendaftaran baru
melalui permohonan wajib pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama medan belawan.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang telah diterima selama proses Praktik
Kerja Lapangan Mandiri ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya. Kemudian penulis juga akan memberikan
saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
MEDAN BELAWAN
Sebagai gambaran umum, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara, yang
didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94KMK.011994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian diubah namanya
menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 443KMK.012001 tanggal 23 Juli 2001 dan
dengan adanya modernisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak DJP,
maka sejak tanggal 27 Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
yang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
serta Kantor Pemeriksaan Pajak, yang akan melayani Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Bumi dan Bangungan
PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, serta melakukan pemeriksaan tetapi bukan sebagai lembaga yang memutuskan
keberatan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan adalah instansi
vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Belawan mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan,
Universitas Sumatera Utara
pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Bumi dan Bangungan
PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
B. STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA MEDAN BELAWAN
Di setiap perusahaan kantor mempunyai struktur organisasi untuk menggambarkan secara jelas unsur-unsur yang membantu pimpinan dalam
menjalankan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, dapat diketahui posisi, tugas dan wewenang setiap anggota. Tujuannya
adalah untuk pencapaian kerja dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.
Jenis struktur organisasi yang diguanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan adalah line and staff organization atau
gabungan jenis struktur organisasi lini dan staf. Sedangkan wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan terdiri dari 4 kecamatan,
yaitu : 1.
Kecamatan Medan Belawan 2.
Kecamatan Medan Labuhan 3.
Kecamatan Medan Marelan 4.
Kecamatan Medan Deli
Universitas Sumatera Utara
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan membawahi seksi sub bagian umum dan kelompok fungsional pemeriksa pajak yang
mana setiap seksi pengawasan dan konsultasi terdiri dari beberapa orang Account Representatives AR yang dibantu oleh pelaksana. Adapun seksi
yang terdapat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yaitu : 1.
Sub Bagian Umum 2.
Seksi Pengolahan Data dan Informasi 3.
Seksi Pelayanan 4.
Seksi Pemeriksaan 5.
Seksi Penagihan 6.
Seksi Ekstensifikasi 7.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 11.
Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak dan Penilai PBB
Universitas Sumatera Utara
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan 2011
Universitas Sumatera Utara
C. URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN
PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN
Dalam melaksanakan
tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan menyelenggarakan fungsi :
1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan PBB.
2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan SPT serta penerimaan surat lainnya.
4. Penyuluhan perpajakan.
5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak WP.
6. Pelaksanaan ekstensifikasi perpajakan.
7. Penatausahaan piutang dan pelaksanaan penagihan pajak.
8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak.
9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan WP.
10. Pelaksanaan konsultasi perpajakan.
11. Pelaksanaan intensifikasi perpajakan.
12. Pembetulan ketetapan pajak.
13. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan. 14.
Pelaksanaan administrasi kantor lainnya.
Universitas Sumatera Utara
D. GAMBARAN JUMLAH PEGAWAI KANTOR PELAYANAN
PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN
KPP Pratama Medan Belawan ini dikepalai oleh seorang Kepala Kantor yang membawahi 9 seksi dan 1 kelompok Jabatan Fungsional. Dan
berdasarkan data hingga akhir Mei 2011, jumlah pegawai KPP Pratama Medan Timur adalah sebanyak 86 orang, dengan rincian sebagai berikut :
1. Berdasarkan Pangkat
a. Golongan
IV 3
orang b.
Golongan III
40 orang
c. Golongan
II 38
orang 2.
Berdasarkan Eselon a.
Eselon III
1 orang
b. Eselon
IV 9
orang c.
Fungsional 15
0rang d.
Account Representative AR 17 orang e.
Pelaksana 39
orang 3.
Berdasarkan Jenis Kelamin a.
Laki-laki 58
orang b.
Perempuan 23
orang
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN SISTEM INFORMASI OBJEK PAJAK SECARA UMUM
A. Dasar Pembentukan Sistem Informasi Objek Pajak SISMIOP
Tujuan utama reformasi perpajakan nasional adalah modernisasi aktivitas administrasi pajak dan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak WP.
Implementasi modernisasi administrasi dengan cara memanfaatkan teknologi computer untuk memudahkan proses pengelolaan pajak serta penyediaan data
yang akurat sebagai alat kontrol dan pengambilan keputusan. Hal Pajak Bumi dan Bangunan PBB yakni Pembentukan Basis Data SISMIOP dengan
melibatkan teknologi komputer menjadi kebutuhan urgen. Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak SISMIOP merupakan sistem
yang terintegrasi untuk mengolah data informasi Objek PBB dengan bantuan komputer, sejak dari pengumpulan data melalui pendaftaran,
pendataan, penilaian, pemberian identitas objek pajak Nomor objek PajakNOP, perekaman data, pemeliharaan basis data, pencetakan hasil
keluaran berupa SPPT, STTS, DHKP dan sebagainya. Pemantauan penerimaan dan pelaksanaan penagihan pajak, sampai dengan pelayanan
kepada WP melalui Pelayanan Satu Tempat. Mengingat besarnya jumlah objek pajak dan beragamnya tingkat
pendidikan serta pengetahuan objek pajak, maka belum seluruhnya WP dapat melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan objek pajak yang dikuasasi
dimiliki dimanfaatkannya. Oleh karena itu, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, Direktorat Jenderal Pajak mengadakan kegiatan Pendataan
Universitas Sumatera Utara
Objek dan Subjek OBB. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sendiri oleh Direktorat Jenderal Pajak atau bekerja sama dengan pihak lain pihak ketiga
yang ditentukaan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan berbagai alternatif, yaitu bisa dengan penyampaian dan
pengembalian Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP Identifikasi Objek Pajak, Verifikasi Data Objek Pajak, dan Pengukuran Bidang Objek Pajak.
Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak SISMIOP merupakan program nasional yang telah dilkasanakan diseluruh wilayah Indonesia sesuai
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak KEP-115PJ.2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan dalam rangka Pembentukan atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak.
SISMIOP ini mencakup prosedur pembentukan basis data, pemeliharaan basis data, dan produk keluaran yang dapat mencakup informasi perpajakan. Data-
data yang dihasilkan dari kegiatan pembentukan basis data ini diintegrasi dalam SISMIOP yang merupakan instrumen sebagai sarana pelayanan kepada
masyarakat dan peningktana kinerja organisasi. Basis data SISMIOP yang telah terbentuk yaitu seluruh objek dan subjek
PBB yang telah diberi NOP, Kode Zona Nilai Tanah ZNT dan Daftar Biaya Komponen Bangunan DBKB dalam suatu wilayah administrasi
pemerintahan tertentu yang disimpan dalam media komputer, perlu selalu dipelihara dan disesuaikan dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
Pemeliharaan basis data ini didasarkan pada informasi laporan baik yang
Universitas Sumatera Utara
diterima dari WP yang bersangkutan ataupun laporan dari petugas Direktorat Jenderal Pajak dan petugas lainnya.
B. Maksud dan Tujuan Sistem Informasi Objek Pajak SISMIOP
Kegiatan pendaftaran, pendataan, dan penilaian objek dan subjek PBB dimaksudkan untuk menciptakan suatu basis data yang akurat dan up to date
dengan mengintegrasikan semua aktivitas administrasi PBB ke dalam suatu wadah, sehingga pelaksanaannya dapat lebih seragam, sederhana, cepat dan
efisien. Dengan demikian akan tercipta pengenaan pajak yang adil dan merata, peningkatan realisasi pokok ketetapan, peningkatan tertib
administrasi dan peningkatan penerimaan PBB serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada WP. Untuk mejaga akurasi data objek
dan subjek PBB yang memenuhi unsur relevan, tepat waktu, handal, dan mutakhir, maka basis data tersebut perlu dipelihara dengan baik.
C. Pembentukan Basis Data
1. Pendaftaran