Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

(1)

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN OBJEK PAJAK DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN ADMINISTRASI PERPAJAKAN PADA

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN PETISAH

O L E H

NAMA : NAZLY ARFIYANTI SIBURIAN NIM : 072600029

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “ SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN OBJEK PAJAK DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN ADMINISTRASI PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN PETISAH” tepat pada waktunya.

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan Studi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Laporan tugas akhir ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, doa, serta kepercayaan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Maka secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Pror. DR.H.M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Faisal Eriza, S.sos, MSP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan untuk penyelesaian laporan tugas akhir ini.


(3)

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

5. Staf dan Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I yang telah membantu dalam pemberian izin riset.

6. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Petisah (Bapak Sutrisno) yang telah memberikan izin untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan memperoleh data-data yang diperlukan.

7. Kedua Orang Tua tercinta yaitu ayahanda Ir.H.Armen P Siburian, Ibunda Hj. Sri Siswati, dan kedua adik penulis Hafis Muhammad S. dan Astri Febrianti S.

8. Seluruh teman-teman Program Diploma III Administrasi Perpajakan Univrsitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini dari semua pihak.

Medan, Juni 2010


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri...……… 1

1.2. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri………3

1.3. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri………...6

1.4. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri………....6

1.5. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri…………....7

1.6. Sistematika Penulisan Laporan Prakti Kerja Lapangan Mandiri………….8

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI 2.1. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak……….……….11

2.1.1. Makna Logo Instansi Direktorat Jenderal Pajak………...14

2.1.2. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak………..15

2.2. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah……...15

2.2.1. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Medan Petisah……….………...16


(5)

2.2.3. Deskripsi KPP Pratama Medan Petisah………..…...18

BAB III GAMBARAN SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN OBJEK PAJAK (SISMIOP) SECARA UMUM 3.1. Dasar Pembentukan SISMIOP………..24

3.2. Maksud dan Tujuan SISMIOP………..….26

3.3. Unsur-Unsur SISMIOP………26

3.3.1. Nomor Objek Pajak…...……….……...26

3.3.2. Blok……….……….………..28

3.3.3. Zona Nilai Tanah (ZNT)……….……….……..28

3.3.4. Daftar Biaya Komponen Bangunan………..……….28

3.3.5. Program Komputer……….………...29

3.4. Pembentukan Basis Data………...30

3.4.1. Pendaftaran………..………..30

3.4.2. Pendataan………..……….31

3.4.3. Penilaian……….………...31

3.5. Pemeliharaan Basis Data……….…………..32


(6)

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

4.1. Pembagian Tugas Dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI).…..35 4.2. Prosedur Kerja Seksi PDI Sehubungan Dengan Pelaksanaan SISMIOP..37 4.3. Analisa Terhadap Pelaksanaan SISMIOP Pada KPP Pratama Medan

Petisah………..………..55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan………..………..58

5.2. Saran………..………59

.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapsediaan semua pihak Perguruan Tinggi sebagai wadah pendidikan dalam suatu jenjang pendidikan formal. berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga produk-produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas, terampil, dan siap dipekerjakan ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Dan mahasiswa sebagai salah satu elemen perguruan tinggi dituntut untuk mampu berfikir kritis, tegas dan kreatif khususnya dibidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini.

Guna memenuhi tuntutan dunia kerja dibutuhkan produk-produk perguruan tinggi yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

Dalam melaksanakan PKLM ini, mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori perkuliahannya tersebut. Bahasan yang diambil tentu saja yang berhubungan dengan bidang perpajakan. Sektor pajak di Indonesia.


(8)

merupakan salah satu penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terbesar setelah migas sehingga pemerintah berupaya keras untuk meningkatkan penerimaan tersebut. Tanggung jawab perpajakan bukan hanya di pundak pemerintah pusat saja, tetapi juga pemerintah daerah. Dilihat dari segi sistem sebagai prosedur pembentukan basis data masukan dan keluaran serta aplikasinya, tidak terlepas dari Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP). SISMIOP merupakan program nasional yang telah dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak NOMOR KEP- 115/PJ./2002 tentang petunjuk pelaksanaan pendaftaran, pendataan dan penilaian objek dan subjek pajak bumi dan bangunan (PBB) dalam rangka pembentukan dan atau pemeliharaan basis data Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak. SISMIOP ini mencakup prosedur pembentukan basis data, pemeliharaan basis data, dan produk keluaran yang dapat mencakup informasi perpajakan. Data-data yang dihasilkan dari kegiatan pembentukan basis data ini diintegrasi dalam SISMIOP yang merupakan instrument sebagai sarana pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan kinerja organisasi.

Akan tetapi pada kenyataan SISMIOP belum sepenuhnya dapat menjadi suatu sistem informasi yang diharapkan karena masih merupakan peralihan saja dari pekerjaan manual ke otomatisasi. Hal ini disebakan karena masih belum tersedianya sumber daya manusia yang cukup memadai dan handal dalam penanganan SISMIOP sesuai yang diharapkan. Secanggih apapun computer dan perangkat lunak yang dipergunakan bila tidak didukung oleh “brainware” yaitu unsur manusia yang menjalankan komputer maka hasil yang diperoleh juga akan rendah. Dan juga


(9)

dukungan data-data objek pajak dan subjek pajak yang up-date, relevan, akurat, dan handal, maka informasi yang betul-betul akurat dan terpercaya akan sulit dipenuhi. Dengan rendahnya sumber daya manusia dan data yang tidak up-date ini maka optimalisasi dalam pelaksanaan SISMIOP yang handal juga belum dapat dilakukan dengan semaksimal mungkin.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai pengoptimalan pelaksanaan Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP) melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dan menuangkan dalam proposal ini dengan judul “SISTEM INFORMASI DAN

MANAJEMEN OBJEK PAJAK (SISMIOP) DALAM UPAYA

PENINGKATAN PELAYANAN ADMINISTRASI PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN PETISAH”.

1.2. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang

wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan :

A. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri


(10)

a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan SISMIOP dalam pelaksanaan administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan SISMIOP dalam administrasi pengelolaan Pajak bumi dan Bangunan di KPP Pratama Medan Petisah telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Untuk mengetahui kendala yang timbul dalam pengaplikasian SISMIOP dan strategi yang dilakukan untuk mengatasinya.

B. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun manfaat PKLM ini adalah :

Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan.

b. Dapat menerapkan teori-teori tentang administrsi perpajakan yang didapat selama perkuliahan.

c. Dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dan mengaplikasikannya dengan baik dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi untuk menghadapi masalah yang muncul. d. Dengan melaksanakan PKLM ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa

untuk mempersiapkan dirinya menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang semakin sulit, karena telah dibekali keterampilan, pengalaman-pengalaman dunia kerja dalam melaksanakan PKLM tersebut.


(11)

Bagi Kantor/Instansi

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama dengan dunia pendidikan sehingga KPP Pratama tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan perpajakan di lembaga pendidikan khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

b. Hasil penulisan ini dapat dibuat atau ditindak lanjuti menjadi sebuah masukan dalam mekanisme pelaksanaan kerja.

Bagi Universitas khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Dapat meningkatkan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I. b. Dapat memperkenalkan sumber daya manusia Universitas Sumatera Utara

khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan instansi yang bersangkutan khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

d. Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli di bidang perpajakan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(12)

1.3. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun ruang lingkup PKLM yang akan dilaksanakan adalah untuk mengetahui Unsur dan Komponen Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dengan bantuan komputer sebagai pengolah informasi dan membentuk basis data yang benar, lengkap, dan jelas dalam upaya peningkatan pelayanan administrasi perpajakan.

1.4. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi

sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

Yaitu tahap melakukan pengajuan judul, penentuan judul, persetujuan atas judul yang diajukan dan tempat pelaksanaan PKLM, penyusunan proposal, serta konsultasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan PKLM ini.

2. Studi Literatur

Yaitu mengumpulkan buku-buku, peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan, catatan-catatan, maupun bahan-bahan lainnya yang dibutuhkan pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 3. Observasi Lapangan

Yaitu dengan melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada objek PKLM untuk mengetahui secara langsung kondisi objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(13)

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui :

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompeten terkait dengan judul laporan PKL

b. Data Sekunder yaitu kegiatan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melakukan penyusunan laporan tugas akhir dari buku, referensi, majalah, brosur, undang-undang, dan sumber lain yang berkaitan dengan penulisan laporan ini.

5. Analisis dan Evaluasi

Yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data yang diperoleh selama pelaksanaan PKLM untuk dianalisa dan dievaluasi sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan secara jelas dan sistematis.

1.5. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam pelaksanaan pengumpulan data penulis menggunakan tiga metode yaitu :

1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak yang dianggap mampu memberi masukan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan.


(14)

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mengamati, mendengar, dan meneliti serta mencatat mengenai hal – hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. 3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Yaitu suatu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengumpulkan buku-buku, majalah, Undang-Undang, dan sumber lain yang berhubungan dengan penulisan laporan ini.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan PKLM ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam penulisan ini penulis memberikan gambaran mengenai keseluruhan isi dari laporan. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data PKLM dan sistematika penulisan laporan PKLM.


(15)

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKLM, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

BAB III : GAMBARAN SISMIOP SECARA UMUM

Dalam bab ini penulis menguraikan, menganalisa dan membahas proses pelaksanaan SISMIOP dalam pelaksanaan administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dan Untuk mengetahui pelaksanaan SISMIOP dalam administrasi pengelolaan Pajak bumi dan Bangunan di KPP Pratama Medan Petisah telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini penulis akan menguraikan, menganalisa dan membahas masalah prosedur pelaksanaan SISMIOP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dan alternatif pemecahan masalah serta evaluasi terhadap pemecahan masalah.


(16)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan berdasarkan dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya.


(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

2.1. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak

Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi, yaitu :

a. Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang-undangan dan melakukan tugas pemeriksaan kas Bendaharawan Pemerintah.

b Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak negara.

c. Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan Pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan. d. Jawatan Pajak hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Ditjen

Pajak Moneter) yang bertugas melakukan pemungutan Pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 diubah menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan keputusan Presiden RI No.12 Tahun 1976 tanggal 25 Maret 1976, Direktorat IPEDA diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-Undang RI No.12 Tahun 1985, Direktorat IPEDA berganti yang semula bernama Inspeksi IPEDA diganti menjadi Pajak


(18)

Bumi dan Bangunan, dan kantor dinas luar IPEDA diganti menjadi kantor Dinas Luar PBB.

Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah pajak (ItDa) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Ditjen (Kantor Wilayah) seperti yang ada sekarang.

Setelah kanwil Ditjen Pajak terbentuk, dibentuklah beberapa unit kerja berdasarkan pembagian wilayah di seluruh Sumatera Utara terbagi atas wilayah Sumatera Utara I dan wilayah Sumatera Utara II. Wilayah Sumatera Utara I terdiri dari KPP Medan Barat, KPP Medan Polonia, KPP Medan Kota, KPP Medan Timur, KPP Medan Belawan, KPP Binjai, dan unit kerja yang bergerak khusus di bidang pemeriksaan terhadap wajib pajak yaitu Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa) dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB).

Seiring dengan perubahan kinerja di lingkungan DJP untuk menuju yang lebih baik, maka dilakukan reorganisasi di lingkungan DJP melalui sistem modernisasi. Dengan adanya reorganisasi tersebut, maka unit kerja yang dulu dikenal Karipka dan KPPBB digabungkan dengan KPP Pratama dan KPP Madya. Unit kerja wilayah Sumatera Utara I adalah :

a. KPP Madya Medan

b. KPP Pratama Medan Barat c. KPP Pratama Medan Petisah d. KPP Pratama Binjai


(19)

e. KPP Pratama Medan Belawan f. KPP Pratama Medan Kota g. KPP Pratama Medan Timur h. KPP Pratama Medan Polonia i. KPP Pratama Lubuk Pakam

Dan unit Karikpa dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) tidak lagi digunakan dan akhirnya digabungkan. Secara khusus, KPP Pratama Medan Petisah merupakan unit kerja yang wilayahnya merupakan pemecahan wilayah dari KPP Pratama Medan Barat.

Visi dari Direktorat Jenderal Pajak :

“Menjadi Institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi

perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integrita dan profesionalisme yang tinggi”.

Misi dari Direktorat Jenderal Pajak :

“Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-undang

Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”.


(20)

2.1.1. Makna Logo Instansi Direktorat Jenderal Pajak

Dalam menentukan logo, tentu saja instansi yang bersangkutan memiliki pertimbangan-pertimbangan khusus, apalagi instansi kepemerintahan seperti Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Setiap logo tentunya memiliki makna-makna tersendiri begitu juga dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Gambar 2.1.

Lambang Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Keterangan :

1. Tulisan yang berbunyi “Nagara Dana Rakca” artinya penghimpunan negara. 2. Bentuk padi melambangkan kemakmuran.

3. Bentuk kapas melambangkan bersih.

4. Bentuk sayap merupakan hakekat dari struktur yang kuat dan tangguh serta terkoordinir.


(21)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa lambang Kementerian Keuangan memiliki makna, yaitu: “Departemen/Lembaga yang bertugas sebagai penghimpun dana negara yang bersih demi kemakmuran rakyat Indonesia”.

2.1.2. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak

Selain itu, struktur organisasi juga merupakan penyedia lingkungan kerja yang tepat sesuai dengan keahlian dan kecakapan karyawan masing-masing serta membatasi kegiatan kerja dan wilayah kerja setiap karyawan.

Adapun kegunaan dari struktur organisasi tersebut adalah : a.. Memudahkan pelaksanaan kerja

b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian

d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staff bagian saja

e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana.

2.2 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Petisah

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah didirikan pada tanggal 26 Mei 2008 dengan membawahi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Helvetia, dan Kecamatan Medan Sunggal.

KPP Pratama Medan Petisah mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung


(22)

Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2.1 Tugas dan Fungsi KPP Pratama Medan Petisah

Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama Medan Petisah menyelenggarakan fungsi:

a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya

d. Penyuluhan perpajakan

e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak f. Pelaksanaan ekstensifikasi

g. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; h. Pelaksanaan pemeriksaan pajak

i. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan

k. Pelaksanaan intensifikasi l. Pembetulan ketetapan pajak


(23)

m. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

n. Pelaksanaan administrasi kantor.

2.2.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Petisah

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas – tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing – masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Kantor wilayah Ditjen Pajak.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah terdiri dari sebelas seksi yang masing – masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi. Struktur organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak pratama Medan Petisah dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Seksi Sub.Bagian Umum

b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi; c. Seksi Pelayanan;

d. Seksi Penagihan; e. Seksi Pemeriksaan;


(24)

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I; h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II; i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III; j. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV; k. Kelompok Jabatan Fungsional.

2.2.3 Deskripsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah yang terletak di Jl. Asrama No. 7 A Medan . Adapun gambaran tugas dari masing-masing bagian kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah adalah sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum Tugas dan fungsi :

a. Melakukan urusan tata usaha b. Melakukan urusan kepegawaian c. Melakukan urusan keuangan

d. Melakukan urusan dan perlengkapan rumah tangga 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Tugas dan fungsi :

a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan

b. Perekaman dokumen perpajakan c. Merekam SSP lembar 3


(25)

e. Merekam PPh Pasal 21 f. Merekam PPh Pasal 23/26 g. Merekam PPh Final Pasal 4 ayat

h. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan

i. Melakukan pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

j. Memberikan pelayanan dukungan teknis komputer k. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing

l. Pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG,

m. Penyiapan laporan kinerja. 3. Seksi Pelayanan

Tugas dan fungsi :

a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan

c. Menerima, meneliti, dan merekam surat permohonan dari Wajib Pajak dan surat-surat lainnya

d. Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak dan surat lainnya

e. Melakukan Penyuluhan Perpajakan

f. Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan pencabutan identitas Waib Pajak


(26)

h. Melakukan Kerjasama Perpajakan 4. Seksi Penagihan

Tugas dan fungsi :

a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak b. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak c. Penagihan aktif

d. Memberikan usulan penghapusan piutang pajak e. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan 5. Seksi Pemeriksaan

Tugas dan fungsi :

a. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan

c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

6. Seksi Ekstensifikasi Tugas dan fungsi :

a. Melakukan pengamatan potensi perpajakan b. Pendataan objek dan subjek pajak

c. Pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi


(27)

Tugas dan fungsi :

a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak b. Membimbingan/menghimbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi

teknis perpajakan

c. Melakukan penyusunan profil Wajib Pajak d. Menganalisis kinerja Wajib Pajak

e. Memberikan konsultasi kepada wajib pajak tentang ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan

f. Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi

g. Memberikan usulan pembetulan ketetapan pajak, pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan


(28)

Gambar 2.2.

STRUKTUR ORGANISASI


(29)

Gambar 2.3

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH KAPAL KANTOR

ESTHER P.J. PANGARIBUAN

KA. SUB BAGIAN UMUM

ACHMAD NASIR, S.H

PELAKSANA

PAGARUDI NAIBAHO MISRIANI

DAHNYAR ASWATY RITONGA JONAR

FAHRIZAL HARAHAP ISA DIRGANTARA SEMBIRING

FUNGSIONAL

ANDI WICAKSONO, S.E, M.M. V.J. HARRY KOERNIAWAN M. ISMAIL YUSUF, S.E TOGAR AMBARITA RINNE JULIANA P., S.E. DIDI IRWANTO HARDIANSYAH SANGAP SIPAYUNG CUT AZMI SYAH PUTRI HERU SUDJATMIKO MOCH. BASIT HARJIMAN

SUPERVISOR FUNGSIONAL

MULISTER SILABAN, AJ, AK

Pjs. KASIE. PELAYANAN

JEKSON P ., S.E, AK, M.AK.

KASIE. PDI SUTRISNO, S.E., M.T. KASIE. WASKON I AMIR SALEH SIREGAR, S.H.

KASIE. WASKON II

JEKSON P ., S.E, AK, M.AK.

KASIE. WASKON III

DRA. LAKSMIWATI .ANGGRAINI

KASIE. WASKON IV

GINTAR GINTING, S.E, M.SI.

KASIE. PENAGIHAN

JOHNY R.H., S.E

KASIE. EKSTENSIFIKASI

JOHNY R.H., S.E

KASIE. PEMERIKSAAN AMARUDDIN A.Z., S.E. PELAKSANA 1.YENNY RACHMAD 2.LAMHOT SUSANTI H.S. 3.AKHMAD RASTIKO 4.JONATHAN HUTAGALUNG 5.FUAD WICAKSONO 6.ROMMEL E.S. 7.BUDIMAN ARIF 8.ONIKE PRISKA 9.ROSNIATI 10. BAHTERA

TARIGAN 11.SUHARYOTO 12.SYAMSUL AMINULLAH PELAKSANA 1.ROSIDA RIYANTI 2.KASTRIA BR.

PINEM 3.AZMIATI 4.DIONISIUS C.H.B 5.FRETNO ARIANTO G 6.ADINATA PRASTIO 7.AGUSTINUS T.

ACCOUNT REPRESENTATIVE

1.SAMSUDIN NUR 2.DANA

SYAHPUTRA 3.VERONICA DWI

ASTUTI, S.ST., AK 4.ANDREAS B.H.S 5.RIANTO JULIUS

H.

ACCOUNT REPRESENTATIVE

1.DARMAWAN

2.CICI NURUL ROCHIMI, S.E, AK 3.PETRUS G.T.S,

S.AP 4.ISKANDAR MUDA 5.RIDUAN SARAGIH ACCOUNT REPRESENTATIVE 1.ZULKARNAEN PULUNGAN 2.ROLAND JULIUS A.P.,

S.E,

3.ALFRIDA SITI MANIAR 4.CHANDRA

5.AMRAN TELAMBANUA

PELAKSANA ROSDIANA PELAKSANA JULIUS PELAKSANA NOTO SUSANTO PELAKSANA YUNA PELAKSANA 1.AHMAD PUTRA JAYA 2.BARINGIN S. 3.ZULFAHMI 4.DIYARTO 5.HASNIATI 6.DENY ARDIANSYAH P PELAKSANA 1.MHD. RIDHONA SIREGAR 2.R.T. ERY NOVRIDA M PELAKSANA 1.GUNAWAN SILALAHI 2.HERI RAMADHANI 3.ELIEBET PANDIANGAN 4.JOHAN MALON T

ACCOUNT REPRESENTATIVE

1.SARBINI POHAN,S.E. 2.HENRY R.M. 3.ANDI PRIBADI 4.MUTIARA M.H. 5.M. IDRIS SRG


(30)

BAB III

GAMBARAN SISTEM INFORMASI OBJEK PAJAK SECARA UMUM

3.1.Dasar Pembentukan Sistem Informasi Objek Pajak (SISMIOP)

Asas perpajakan nasional adalah self assessment system, yaitu suatu asas yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban serta memenuhi haknya di bidang perpajakan, sehingga dapat mewujudkan perluasan dan peningkatan kesadaran kewajiban perpajakan secara adil. Dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), salah satu pemberian kepercayaan tersebut adalah dengan memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk mendaftarkan sendiri objek pajak yang dikuasai/dimiliki/dimanfaatkan (self assessment system dibidang pelaporan), ke Direktorat Jenderal Pajak atau tempat-tempat yang ditunjuk.

Mengingat besarnya jumlah objek pajak dan beragamnya tingkat pendidikan dan pengetahuan wajib pajak, maka belum seluruhnya wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan objek pajak yang dikuasai/dimiliki/dimanfaatkannya. Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, maka Direktorat Jenderal Pajak mengadakan kegiatan pendataan Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sendiri oleh Direktorat Jenderal Pajak atau bekerjasama dengan pihak lain/ketiga yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Kegiatan pendataan dapat dilaksanakan dengan berbagai alternatif, yaitu : penyampaian dan pengembalian Surat


(31)

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), identifikasi objek pajak, verifikasi data objek pajak, dan pengukuran bidang objek pajak.

SISMIOP merupakan program nasional yang telah dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak NOMOR KEP- 115/PJ./2002 tentang petunjuk pelaksanaan pendaftaran, pendataan dan penilaian objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam rangka pembentukan dan atau pemeliharaan basis data Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak. SISMIOP ini mencakup prosedur pembentukan basis data, pemeliharaan basis data, dan produk keluaran yang dapat mencakup informasi perpajakan. Data-data yang dihasilkan dari kegiatan pembentukan basis data ini diintegrasi dalam SISMIOP yang merupakan instrument sebagai sarana pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan kinerja organisasi.

Basis data SISMIOP yang telah terbentuk yaitu seluruh objek dan subjek pajak bumi dan bangunan yang telah diberi Nomor Objek Pajak (NOP), kode Zona Nilai Tanah (ZNT), dan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan tertentu yang disimpan dlaam media komputer, perlu selalu dipelihara dan disesuaikan dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Pemeliharaan basis data tersebut didasarkan kepada informasi/laporan baik yang diterima langsung dari wajib pajak bersangkutan, laporan petugas Direktorat Jenderal Pajak, maupun laporan pejabat lain.


(32)

3.2. Maksud dan Tujuan Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP)

Kegiatan pendaftaran, pendataan, dan penilaian objek dan subjek PBB dimaksudkan untuk menciptakan suatu basis data yang akurat dan up to date dengan mengintegrasikan semua aktivitas administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ke dalam suatu wadah, sehingga pelaksanaannya dapat lebih seragam, sederhana, cepat dan efisien. Dengan demikian akan tercipta : pengenaan pajak yang lebih adil dan merata, peningkatan realisasi potensi/pokok ketetapan, peningkatan tertib administrasi dan peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada wajib pajak. Untuk menjaga akurasi data objek dan subjek pajak yang memenuhi unsur relevan, tepat waktu, andal, dan mutakhir, maka basis data tersebut di atas perlu dipelihara dengan baik.

3.3. Unsur-Unsur SISMIOP

Adapun unsur-unsur SISMIOP terdiri dari :

3.3.1. Nomor Objek Pajak (NOP) 1. Spesifikasi Nomor Objek Pajak

Penomoran objek pajak merupakan salah satu elemen kunci dalam pelaksanaan pemungutan PBB. Spesifikasi NOP dirancang sebagai berikut :

a. Unik artinya suatu objek PBB memperoleh satu NOP dan berbeda dengan NOP untuk objek PBB lainnya.

b. Tetap artinya NOP yang diberikan pada suatu objek PBB tidak berubah dalam jangka waktu yang relatif lama.


(33)

b. Standar artinya hanya ada satu system pemberian NOP yang berlaku Secara nasional.

2. Maksud dan Tujuan Pemberian NOP

Adapun maksud dan tujuan pemberian NOP kepada wajib pajak adalah : a. Untuk menciptakan identitas yang standar bagi semua objek Pajak Bumi

dan Bangunan secara Nasional.

b. Untuk menertibkan administrasi objek PBB dan menyederhanakan administrasi pembukuan.

c. Untuk membentuk file induk PBB yang terdiri atas beberapa file lain yang saling berkaitan melalui NOP.

3. Manfaat penggunaan NOP

Manfaat penggunaan NOP adalah sebagai berikut : a. Mempermudah mengetahui lokasi/objek pajak.

b. Mempermudah untuk mengadakan pemantauan penyampaian dan pengembalian Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) sehingga dapat diketahui objek yang belum/sudah terdaftar.

c. Sebagai sarana untuk mengintegrasikan data atributik, dan data grafis (peta) PBB.

d. Mengurangi kemungkinan adanya ketetapan ganda.

e. Memudahakan penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). f. Memudahkan data tunggakan.


(34)

g. Dengan adanya NOP wajib pajak mendapatkan identitas untuk setiap objek pajak yang dimiliki atau dikuasainya.

3.3.2. Blok

Blok ditetapkan menjadi suatu areal pengelompokkan bidang tanah terkecil untuk digunakan sebagai petunjuk lokasi objek pajak yang unik dan permanen. Syarat utama sistem identifikasi objek pajak adalah stabilitas. Perubahan yang terjadi pada sistem identifikasi dapat menyulitkan pelaksanaan dan administrasi. Blok merupakan komponen utama untuk identifikasi objek pajak. Jadi penetapan definisi serta pemberian kode blok semantap mungkin untuk menjaga agar identifikasi objek pajak tetap bersifat permanent.

3.3.3. Zona Nilai Tanah (ZNT)

ZNT sebagai komponen utama identifikasi nilai objek pajak bumi mempunyai satu permasalahan yang mendasar, yaitu kesulitan dalam menentukan batasnya karena pada umumnya bersifat imajiner. Oleh karena itu secara teknis, penentuan batas ZNT mengacu pada batas penguasaan/pemilikan atas bidang objek pajak. Penentuan nilai jual bumi sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan cenderung didasarkan kepada pendekatan data pasar. Oleh karena itu keseimbangan antar zona yang berbatasan dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan mulai dari tingkat yang terendah sampai dengan tingkat tertinggi perlu diperhatikan.

3.3.4. Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB)

Nilai Jual Objek Pajak Bangunan dihitung berdasarkan biaya pembuatan baru untuk bangunan tersebut dikurangi dengan penyusutan. Untuk mempermudah


(35)

penghitungan Nilai Jual Objek Pajak bangunan harus disusun Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB). DBKB terdiri atas tiga komponen, yaitu komponen utama, material, dan fasilitas. DBKB berlaku untuk setiap Daerah Kabupaten/Kota dan dapat disesuaikan dengan perkembangan harga dan upah yang berlaku.

3.3.5. Program Komputer

SISMIOP, sebagai pedoman administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang mulai diaplikasikan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 1992, merupakan sistem administrasi yang mengintegrasikan seluruh pelaksanaan kegiatan PBB. SISMIOP diharapkan dapat meningkatkan kinerja sistem perpajakan di masa mendatang yang membutuhkan kecepatan, keakuratan, kemudahan dan tingkat efisien yang tinggi.Untuk menunjang kebutuhan akan sistem perpajakan maka SISMIOP memasukkan Program Komputer sebagai salah satu unsur pokoknya. Program komputer adalah aplikasi komputer yang dibangun untuk dapat mengolah dan menyajikan basis data SISMIOP yang telah tersimpan dalam format digital.

Sistem SISMIOP yang dibangun dengan perangkat lunak Basis Data Oracle sejak tahun 2000 tersebut selanjutnya dinamakan i-sismiop. Nama tersebut mempunyai dua pengertian yaitu Integrated dan Internet ready.

1. Integrated mempunyai pengertian bahwa sisitem tersebut mengintegrasikan

Seluruh aplikasi yang ada, yaitu SISMIOP, Sistem Informasi Geografis, aplikasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)menggunakan basis dataOracle.


(36)

interkoneksi dengan sistem yang lain dengan memnafaatkan teknologi internet.Hal ini dimungkinkan dengan menggunakan perangkat lunak yang digunakan secara luas di kalangan pengguna teknologi informasi.

3.4. Pembentukan Basis Data

Pembentukan basis data dapat dilaksanakan dengan cara:

3.4.1. Pendaftaran

Pendaftaran objek Pajak Bumi dan Bangunan dapat dilakukan doleh subjek pajak dengan cara mengambil, mengisi, dan mengembalikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) ke Kantor-Kantor Direktorat Jenderal Pajak setempat atau tempat-tempat lain yang ditunjuk untuk pengambilan/pengembalian SPOP. Tempat yang ditunjuk antara lain : Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota, Kantor Kecamatan, Kantor Desa/Kelurahan.

Pelaksanaan pekerjaan pendaftaran objek Pajak Bumi dan Bangunan melibatkan tiga unsur yaitu subjek pajak, petugas pada tempat pengambilan dan pengembalian SPOP, serta petugas dari Kantor Pelayanan PBB. Petugas pada tempat pengambilan dan pengembalian SPOP memberikan formulir SPOP, memberi tanda terima penyampaian SPOP, mencatat identitas subjek pajak/kuasanya kepada subjek pajak yang datang untuk mendaftarkan objek pajaknya. Bagi subjek pajak yang melaporkan objek pajaknya wajib mengisi formulir SPOP pada tempat-tempat yang ditunjuk, mengisi formulir dengan jelas, benar dan lengkap serta menandatanganinya. Kewajiban Petugas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama adalah menerima dan menatausahakan laporan yang disampaikan oleh petugas penanggung jawab tempat


(37)

pengambilan dan pengembalian SPOP. Setelah itu petugas meneliti SPOP dan formulir pendukung lainnya telah diisi dengan benar, jelas, dan lengkap serta ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Perekaman data ke dalam komputer dilakukan oleh Operator Data Entry. Proses penerimaan dan perekaman SPOP dikoordinir oleh Operator Console. Perekaman data dilaksanakan setiap hari, dan apabila jumlah yang direkam cukup banyak, perekaman dapat dilaksanakan siang dan malam. Untuk itu perlu dibuatkan jadwal penugasan Operator Data Entry.

3.4.2. Pendataan

Pendataan objek dan subjek Pajak bumi dan Bangunan dilaksanakan oleh KPP Pratama atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemerintah dan dilakukan sekurang-kurangnya untuk satu wilayah administrasi desa/kelurahan dengan menggunakan/memilih dari empat alteratif berikut, yaitu :

a. Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP b. Pendataan dengan identifikasi objek pajak

c. Pendataan dengan verifikasi data objek pajak d. Pendataan dengan pengukuran bidang objek pajak

3.4.3. Penilaian

Mengingat jumlah objek pajak yang sangat banyak dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia, sedangkan jumlah tenaga penilai dan waktu penilaian dilakukan yang tersedia sangat terbatas, maka dilaksanakan dengan dua cara, yaitu :


(38)

a. Penilaian Massal

Dalam sistem nilai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) bumi dihitung berdasarkan Nilai Indikasi Rata-Rata (NIR) yang terdapat pada setiap ZNT, sedangkan NJOP bangunan dihitung berdasarkan DBKB. Perhitungan Penilaian Massal dilakukan terhadap objek pajak dengan menggunakan program komputer konstruksi umum.

b. Penilaian Individual

Penilaian individual diterapkan untuk objek pajak umum yang bernilai tinggi, baik objek pajak khusus, ataupun objek pajak umum yang telah dinilai dari modul penilaian yang disebut dengan Computer Assisted Valuation (CAV) namun hasilnya tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya karena keterbatasan

program. Proses penilaiannya adalah dengan memperhitungkan karakteristik objek pajak tersebut. Pelaksanaan pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP .Sedangkan untuk data-data tambahan dengan Lembar Kerja Objek Khusus (LKOK) ataupun dengan lembar catatan lain untuk menampung informasi tambahan sesuai dengan keperluan penilaian masing-masing objek pajak. Proses penghitungan nilai dilaksanakan dengan menggunakan formulir penilaian masing-masing objek pajak.

3.5. Pemeliharaan Basis Data

Pemeliharaan basis data dilaksanakan atas basis data yang telah terbentuk karena adanya perubahan data objek dan subjek pajak. Dalam pelaksanaan pemeliharaan basis data yang menyangkut perubahan data seperti pendaftaran objek pajak baru, pemecahan atau penggabungan, tidak dibenarkan dilakukan perubahan


(39)

data numeris sebelum dilakukan pemutakhiran data numerisnya. Pemeliharaan basis data dilaksanakan dengan tata cara :

a. Pemeliharaan Basis Data Secara Pasif

Dilaksanakan pada tahun pajak yang sedang berjalan, digunakan untuk ketetapan tahun pajak berjalan dan atau tahun pajak yang akan datang. Pemeliharaan basis data dapat dilakukan baik secara sebagian maupun sekelompok karena permohonan/pengajuan laporan dari wajib pajak dan atau laporan pejabat instansi terkait.

b. Pemeliharaan Basis Data Secara Aktif.

Dilaksanakan untuk tahun pajak berjalan, digunakan untuk ketetapan tahun pajak yang akan datang, dan pada umumnya secara missal atas dasar rencana kerja yang telah disususn oleh Kantor pelayanan PBB sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam rangka pembentukan basis data SISMIOP.

3.6. Pengawasan, Pelaporan dan Evaluasi

Pengawasan pekerjaan lapangan adalah pekerjaan yang ditekankan pada kendali mutu pekerjaan lapangan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan lapangan sesuai dengan jadwal, prosedur, dan materi dalam rencana kerja yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan dimaksudkan untuk mengetahui secara dini apabila terdapat hambatan atau penyimpangan dalam pekerjaan lapangan. Selanjutnya pengawasan pekerjaan lapangan berfungsi untuk mencarikan alternatif/jalan keluar penyelesaian terbaik dan secepat mungkin dengan tetap berpedoman pada rencana kerja serta petunjuk pejabat yang berwenang, meningkatkan koordinasi pengawasan,


(40)

dan mendukung upaya menghilangkan hambatan/penyimpangan dalam pekerjaan lapangan.

Dalam hal pembentukan basis data SISMIOP, mekanisme pelaksanaan pelaporan dan evaluasi dilaksanakan sebagai Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan. Setelah adanya laporan akhir, maka langkah pengendalian pelaksanaan kegiatan pembentukan dan atau pemeliharaan basis data SISMIOP dilakukan dengan mengadakan evaluasi terdapat pelaksanaan pekerjaan lapangan dan administrasi yang dilakukan setiap minggu.


(41)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

4.1. Pembagian Tugas dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

SISMIOP (Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah termasuk pada bagian Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI). Berikut adalah Pembagian Tugas dari Seksi PDI , yaitu :

1. Membuat konsep kompilasi Estimasi Penerimaan Pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan.

2. Melakukan perekaman dan validasi data serta menatausahakan berkas data.

3. Menyiapkan data alat keterangan yang dipinjam dan menatausahakan Peminjaman Berkas Data.

4. Menerima bukti pembayaran pajak (Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-2, SSB, Surat Tanda Terima Setoran), Bukti Pemindahbukuan (Pbk), dan SPh.

5. Memvalidasi bukti pembayaran pajak (SSP lembar ke-2, Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SSB), STTS), Bukti Pemindahbukuan (Pbk), dan Surat Pengiriman (SPh).

6. Menyortir bukti pembayaran pajak (SSP lembar ke-2, SSB, STTS), Bukti Pemindahbukuan (Pbk), dan SPh.


(42)

8. Membuat konsep Daftar Bukti Pbk dan SPh serta surat pengantarnya. 9. Melakukan perekaman data (SPOP/Lembar Surat Pemberitahuan Objek

Pajak (LSPOP) pada basis data SISMIOP PBB berdasarkan hasil pemutakhiran basis data, pembentukan basis data, penilaian individu, pembetulan, pembatalan, keberatan, dan perubahan data Objek PBB berdasarkan laporan dari pihak ketiga.

10. Melakukan Perekaman Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dan perubahan Zona Nilai Tanah (ZNT) yang mengalami perubahan dan telah mendapat persetujuan Kantor Wilayah (Kanwil).

11. Membuat konsep Laporan Pemanfaatan Data Alat Keterangan atau Data lainnya dan surat pengantarnya.

12. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data elektronik. 13. Melakukan perbaikan data di dalam aplikasi SISMIOP dan SIG.

14. Melakukan pemantauan penggunaan dan penerapan program administrasi perpajakan.

15. Mencatat permasalahan yang timbul pada penggunaan program administrasi perpajakan.

16. Melaksanakan pengecekan permasalahan yang ada dan berkoordinasi dengan Kanwil / Kantor Pusat untuk memperbaikinya.

17. Membuat laporan data perpajakan dan data lainnya agar informasi yang dibutuhkan dapat disajikan.


(43)

rangka pengamanan pengiriman data dan perbaikan kembali data dan atau program yang rusak.

19. Melaksanakan dukungan teknis pemanfaatan aplikasi e-SPT dan e-filling. 20. Melakukan pemeliharaan dan sosialisasi penggunaan program

administrasi perpajakan sehingga pemakai dapat menggunakannya dengan baik.

21. Melakukan pemantauan pengoperasian komputer dan perangkat penunjangnya agar dapat beroperasi dengan lancar.

22. Membantu menyelesaikan masalah yang terjadi pada perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software) sehingga pengoperasian

computer dapat berjalan dengan normal.

23. Memberikan bantuan teknis terhadap permasalahan aplikasi elektronik sehingga pemakai dapat menggunakannya.

24. Menyajikan informasi perpajakan

25. Menatausahakan surat/dokumen masuk dan keluar 26. Membuat konsep Laporan Berkala Seksi PDI.

4.2. Prosedur Kerja Seksi Pengolahan Data dan Informasi Sehubungan Dengan Pelaksanaan Sistem Informasi dan Manajmen Objek Pajak (SISMIOP)

1.Tata Cara Pemrosesan Dan Penatausahaan Dokumen Masuk Di Seksi PDI

1. Kepala Seksi PDI menerima dokumen masuk yang telah didisposisi Kepala KPP memberikan disposisi, menugaskan untuk menatausahakan


(44)

atau untuk memproses dokumen masuk, dan meneruskan dokumen masuk tersebut kepada Pelaksana Seksi PDI.

2. Dokumen untuk disimpan kemudian ditatausahakan, sedangkan untuk dokumen yang akan diproses ditindaklanjuti sesuai dengan penugasan Kepala Seksi PDI. Dalam hal atas dokumen masuk tersebut harus dibuatkan respon/balasan/tindak lanjut, Pelaksana Seksi PDI melakukan penghimpunan bahan, membuat konsep dokumen keluar, dan meneruskan konsep dokumen tersebut ke Kepala Seksi PDI.

3. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep dokumen keluar serta meneruskannya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani dokumen keluar.

5. Dokumen yang telah ditandatangani, diterima, dicatat datanya, serta diberi cap, nomor, dan tanggal oleh Sekretaris Kepala KPP, kemudian diteruskan ke Pelaksana Seksi PDI.

6. Pelaksana Seksi PDI menerima, menginput/mencatat data dokumen keluar, menatausahakan arsip yang berasal dari dokumen masuk maupun arsip dari dokumen keluar, meneruksan tembusan ke seksi terkait, serta meneruskan dokumen keluar yang siap dikirim ke Subbag Umum dengan manggunakan buku eskpedisi.

7. Penyampaian dokumen keluar kepada Pihak Eksternal oleh Subbagian Umum. 8. Proses Selesai.


(45)

Gambar 4.1


(46)

2.Tata Cara Penatausahaan Alat Keterangan

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima surat berupa Alat Keterangan (Alket) dari instansi lain, meneliti, memberi disposisi dan meneruskan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti, memberi disposisi dan menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk memproses lebih lanjut.

3. Pelaksana seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti Alat Keterangan (Alket), dan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merekam dan memvalidasi dalam Sistem Aplikasi Komputer. b. Mengisi kolom tanda terima pada Surat Pengantar Pemberitahuan

Penerimaan Data Alat Keterangan tersebut dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan approval Alket serta menandatangani kolom tanda terima pada Surat Pengantar Pemberitahuan Penerimaan Data, kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

5. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Alat Keterangan kemudian mengarsipkan.


(47)

Gambar 4.2

Tata Cara Penatausahaan Alat Keterangan Dari Instansi Lain


(48)

Alat Keterangan dari dalam KPP Sendiri

1. Seksi terkait mengirimkan Alat Keterangan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti, memisahkan Alat Keterangan untuk KPP lain atau untuk KPP sendiri.

3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi memberi disposisi dan menugaskan Pelaksana untuk memproses lebih lanjut.

4. Pelaksana meneliti Alat Keterangan (Alket) dan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Alket untuk KPP Sendiri:

1).a. Merekam dan memvalidasi dalam Sistem Aplikasi Komputer. 1).b. Mengarsipkan Alat Keterangan tersebut.

2) Alket untuk KPP Lain :

2).a. Membuat Surat Pengantar Pengiriman Data Alat Keterangan. 5. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan

menandatangani Surat Pengantar Pengiriman Data Alat Keterangan, kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

6. Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi menyampaikan Alat Keterangan beserta Surat Pengantarnya ke Subbagian Umum untuk dikirim ke KPP terkait.


(49)

Gambar 4.3

Tata Cara Penatausahaan Alat Keterangan Dari Dalam KPP Sendiri


(50)

3.Tata Cara Pembentukan Bank Data

1. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima data dari pihak terkait baik dari eksternal DJP atau internal DJP yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, selanjutnya menugaskan pelaksana untuk memprosesnya lebih lanjut.

2. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merekam dan mengperbaharui data tersebut menggunakan aplikasi bank data, agar dapat dimanfaatkan menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pihak lain yang berwenang.

b. Menyimpan data yang menjadi sumber data di Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

c. Menatausahakan surat masuk/sumber data baik dalam bentuk

hardcopy maupun softcopy di tempat penyimpanan arsip.

d. Membuat Konsep Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data beserta surat pengantarnya dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan memaraf Konsep Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data dan memaraf Surat Pengantar serta meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.


(51)

4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data dan menandatangani Surat Pengantar serta menyerahkannya kembali kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

5. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk menatausahakan serta mengirim Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data beserta Surat Pengantarnya. 6. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menatausahakan Laporan

Perekaman Data Alket atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data beserta Surat Pengantarnya dan menyampaikannya kepada Sub Bagian Umum untuk dikirim ke Kantor Wilayah.


(52)

Gambar 4.4


(53)

4.Tata Cara Pemanfaatan Bank Data

1. Kanwil (Kantor Wilayah) melalui Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi mengirimkan Surat Pengantar Pengiriman Data dan Print Out Data dari Bank Data ke KPP , di samping menampilkan data tersebut pada Aplikasi Bank Data.

2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Data dari Bank Data yang telah didisposisi Kepala KPP untuk disampaikan ke seksi terkait, diawasi, dan dibuatkan Laporan Pemanfaatan Bank Data, kemudian mengidentifikasi data yang sudah ber-NPWP dan yang belum ber-NPWP, selanjutnya menyampaikan data yang sudah ber-NPWP kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan Kepala Seksi Pemeriksaan dan yang belum ber-NPWP kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi.

3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti apakah data tersebut sudah dilaporkan ke dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan wajar atau belum. Apabila sudah dilaporkan di SPT namun belum wajar atau tidak dilaporkan di SPT, maka dibuatkan himbauan untuk membetulkan SPT. Apabila WP tidak membetulkan SPT selanjutnya diteruskan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan untuk diusulkan dilakukan pemeriksaan pajak. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyusun konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan kompilasi.


(54)

4. Kepala Seksi Pemeriksaan mengidentifikasi apakah data yang diterima termasuk pada WP yang sedang dilakukan pemeriksaan. Apabila sedang dilakukan pemeriksaan maka Kepala Seksi Pemeriksaan meneruskan data tersebut ke Fungsional Pemeriksa sebagai bahan/temuan dalam pemeriksaan. Usulan pemeriksaan dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi ditindaklanjuti dengan Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan. Kepala Seksi Pemeriksaan menyusun konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan kompilasi.

5. Kepala Seksi Ekstensifikasi melaksanakan ekstensifikasi sesuai SOP

(Standard Operating Procedures) tentang Tata Cara Penerbitan

Himbauan untuk ber-NPWP. Kepala Seksi Ekstensifikasi menyusun konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan kompilasi. 6. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menyusun dan memaraf

kompilasi konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Pemeriksaan, dan Seksi Ekstensifikasi, selanjutnya menyampaikan konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data kepada Kepala KPP.

7. Kepala KPP meneliti dan menyetujui Konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data kemudian menandatanganinya.


(55)

8. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menatausahakan serta mengirimkannya ke Kanwil melalui Subbagian Umum.


(56)

Gambar 4.5


(57)

5.Tata Cara Pembuatan Laporan Penerimaan PBB/BPHTB

1. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Nota Debet, Nota Kredit, Rekening Koran, LMP, dan RLMP dari instansi terkait yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak kemudian menugaskan Pelaksana Seksi PDI untuk menyusun konsep Laporan Mingguan dan Bulanan Penerimaan PBB/BPHTB.

2. Pelaksana Seksi PDI menghimpun/mengolah bahan penyusunan konsep laporan mingguan dan bulanan penerimaan PBB/BPHTB, mengarsipkan dokumen dari instansi terkait tersebut dan meneruskan konsep laporan tersebut kepada Kepala Seksi PDI.

3. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep Laporan Penerimaan PBB/BPHTB, kemudian menyampaikan konsep laporan tersebut kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi PDI tidak menyetujui konsep Laporan Penerimaan PBB/BPHTB, maka Pelaksana Seksi PDI harus memperbaiki konsep laporan tersebut.

4. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani Laporan Penerimaan PBB dan BPHTB, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi PDI. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui konsep Laporan Penerimaan PBB/BPHTB, maka Kepala Seksi PDI harus memperbaiki konsep laporan tersebut.


(58)

5. Kepala Seksi PDI menugaskan Pelaksana Seksi PDI untuk menatausahakan dan menyampaikan kepada Sub Bagian Umum untuk dikirim dengan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.

6. Proses Selesai

Gambar 4.6


(59)

Tabel 4.1

Basis Data Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak serta Potensi Pajak sampai dengan Juni 2010

KECAMATAN *BUKU KETETAPAN

OBJEK PAJAK KETETAPAN (Rp)

MEDAN SUNGGAL I II III IV V 6.066 14.653 2.836 1.131 326 389.876.115 3.544.892.575 1.936.686.982 3.303.342.798 4.962.160.881

JUMLAH 25.012 14.136.959.351

MEDAN HELVETIA I II III IV V 13.638 13.055 1.326 518 152 839.814.765 2.738.209.486 883.911.449 1.484.354.930 2.438.952.984

JUMLAH 28.689 8.385.243.614

MEDAN PETISAH I II III IV V 4.204 8.536 2.966 788 286 233.938.473 2.218.269.318 2.013.950.455 2.322.896.276 9.876.713.358

JUMLAH 16.780 16.665.767.880

JUMLAH TOTAL 70.481 39.187.970.845

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah tahun 2010 Keterangan :


(60)

*) Buku Ketetapan :

I : Rp. 0 - Rp. 100.000

II : Rp. 100.000 - Rp. 1.000.000 III : Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 IV : Rp. 2.500.000 - Rp. 5.000.000 V : > Rp. 5.000.000

Tabel 4.2

Evaluasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perkeluaran Tahun 2008 dan 2009 Kota Medan

KECAMATAN/KELURAHAN

Realisasi Pokok Ketetapan Tahun 2008

Realisasi Pokok Ketetapan Tahun 2009 *SPPT Jumlah (Rp) % *SPPT Jumlah

(Rp) % MEDAN SUNGGAL SUNGGAL TANJUNG REJO BABURA SUNGGAL SIMPANG TANJUNG SEISIKAMBING B LALANG 4.633 3.879 1.187 513 2.792 2.557 1.866.712.870 1.832.841.999 630.180.278 764.330.143 1.453.334.600 958.342.198 55.5 61.9 74.7 94.5 68.4 70.6 4.350 3.932 1.109 503 2.727 2.450 1.986.871.965 2.155.529.871 668.987.409 811.934.435 1.646.066.043 1.041.525.552 56.0 63.5 70.5 92.8 66.6 65.7

JUMLAH 15.561 7.505.742.088 65.5 15.071 8.310.915.275 64.8


(61)

TANJUNG GUSTA CINTA DAMAI SEI SIKAMBING C II DWI KORA HELVETIA HELVETIA TENGAH HELVETIA TIMUR 2.708 2.543 1.804 2.252 1.785 3.997 3.375 283.460.840 599.529.977 920.573.028 864.975.806 265.900.402 384.819.664 1.239.748.847 50.6 73.3 70.6 71.7 76.8 63.6 68.6 2.680 2.463 1.758 2.200 1.792 3.848 3.442 352.122.614 521.495.448 1.048.734.348 904.975.649 304.114.093 439.980.556 1.374.492.760 51.2 59.6 75.2 66.0 72.5 64.4 70.0 JUMLAH 18.455 4.559.188.564 68.6 18.183 4.945.915.468 66.9

MEDAN PETISAH

PETISAH TENGAH SEI SIKAMBING D SEKIP

SEI PUTIH BARAT SEI PUTIH TENGAH SEI PUTIH TIMUR I SEI PUTIH TIMUR II

3.392 1.536 1.883 1.249 1.097 1.036 1.583 5.344.448.557 1.090.220.905 2.644.299.392 524.167.944 508.162.766 200.847.403 196.629.489 85.6 78.6 84.3 79.8 76.7 79.5 77.6 3.363 1.539 1.955 1.230 1.086 1.028 1.575 6.930.717.299 1.139.764.146 3.093.955.470 557.725.616 534.977.880 217.606.359 209.442.744 87.4 77.8 85.6 75.3 75.7 76.2 75.4 JUMLAH 11.776 10.508.776.456 83.5 11.776 12.684.189.154 84.5 JUMLAH TOTAL 45.792 22.573.707.108 73.5 45.030 25.941.020.257 73.6

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah tahun 2010 Keterangan : * SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang)

4.3. Analisa Terhadap Pelaksanaan Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah

Berdasarkan table di atas potensi pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak untuk tahun 2008 sebesar Rp. 22.573.707.108 dengan jumlah 45.792 objek pajak.


(62)

Untuk tahun 2009 potensi pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak sebesar Rp. 25.941.020.257 dengan jumlah 45.030 objek pajak. Sedangkan hingga Juni 2010 potensi/target pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak sebesar Rp. 39.187.970.845 dengan jumlah 70.481 objek pajak. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan potensi pajak pada Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Helvetia dan Kecamatan Medan Petisah terjadi pada tahun 2008 hingga pada Juni 2010.

Peningkatan potensi pajak berdasarkan Evaluasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Pada Perkeluaran Tahun 2008 dan 2009 adalah Rp. 3.367.213.149. Terjadi peningkatan sebesar sebesar 14.91 % pada Tahun 2009. Untuk objek pajak yang menyampaikan SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) PBB (Pajak Bumi dan Bangunan ) pada Tahun 2008 hingga 2009 juga mengalami penurunan sebesar 762 objek pajak. Atau terjadi penurunan sebesar 1.6 % pada tahun 2009.

Peningkatan potensi pajak juga terjadi pada tahun 2010. Pada tahun 2009 potensi pajak sebesar Rp. 25.941.020.257. Dan untuk tahun 2010 potensi pajak sebesar Rp. 39.187.970.845. Terjadi peningkatan sebesar Rp. 13.246.950.588 atau sekitar 51.06 %.

Pada tahun 2009 adanya peningkatan potensi pajak dari tahun 2008 dikarenakan adanya inflasi akibat pertumbuhan ekonomi. Secara umum pertumbuhan ekonomi mempengaruhi nilai jual tanah dan atau bangunan. Sedangkan untuk penurunan objek pajak yang terjadi pada tahun 2009 disebabkan oleh keadaan dari kondisi di lapangan. Kondisi di lapangan yang ada salah satu nya adalah adanya pembebasan tanah wajib pajak, yaitu pemerintah membebaskan sejumlah tanah untuk


(63)

digunakan sebagai bangunan pemerintahan. Tentu saja ini mempengaruhi penurunan jumlah objek pajak. Jika tanah sudah dibebaskan menjadi milik pemerintah, maka wajib pajak tersebut tidak berhak memiliki Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).

Adapun beberapa kendala yang timbul dari pengaplikasian SISMIOP ini yaitu dalam Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP) adalah masih terbatasnya kemampuan aplikasi itu sendiri dalam administrasi Pajak Bumi dan Bangunan. Contohnya yaitu dalam SISMIOP tidak tercantum berapa denda yang harus dibayar oleh wajib pajak, apabila tidak membayar pajak tepat waktu, sehingga masih ada pengerjaan manual dalam penghitungan denda wajib pajak. Selain itu kendala yang lain yang timbul dari pengaplikasian SISMIOP ini yaitu gangguan jaringan masih menjadi masalah, terlebih lagi jika arus listrik tidak normal (terjadi pemadaman). Hal ini akan membuat sistem mengalami gangguan, seperti lambat dalam beroperasi. Dan yang terakhir adalah otoritas untuk mengakses basis data SISMIOP ini masih tepusat. Hanya pegawai-pegawai yang berkepentingan yang dapat melihat data secara keseluruhan. Jika membuka aplikasi SISMIOP pada seksi lain, maka banyak data yang akan di blok/ditutup dan tidak bisa dibuka.

Adapun optimalisasi yang dilakukan Oleh Kantor Pelayanan Pajak yaitu Wajib Pajak ketika ingin membayar PBB, sebikanya langsung bayar Ke Bank yang ditunjuk oleh DJP, hal ini dikarenakan Sistem pembayaran dibank sudah dapat menampilkan berapa denda yang harus dibayar, jika terlambat membayar PBB.


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :

1. SISMIOP adalah sistem yang terintegrasi untuk mengolah informasi/data objek Pajak Bumi dan Bangunan dengan bantuan komputer, sejak dari pengumpulan data (melalui pendaftaran, pendataan dan penilaian), pemberian identitas objek pajak (Nomor Objek Pajak), perekaman data, pememeliharaan basis data, dan pemutakhiran data yang bertujuan untuk mempermudah pencapaian penagihan target pajak selain itu juga akan mempermudah setiap perubahan yang terjadi pada objek pajak. SISMIOP diimplementasikan dengan dasar hukum Keputusan Direktur Jenderal Pajak NOMOR KEP- 115/PJ./2002 dan telah diimplementasikan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah sejak tahun 2008.

2. Pada KPP Pratama Medan Petisah aplikasi SISMIOP merupakan tugas dan tanggung jawab dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI). Prosedur Kerja Seksi PDI sehubungan dengan pelaksanaan SISMIOP seperti Tata Cara Pemrosesan Dan Penatausahaan Dokumen Masuk, Tata Cara Penatausahaan Alat Keterangan, Tata Cara Pembentukan Bank Data, Tata Cara Pembuatan Laporan Penerimaan PBB/BPHTB telah berjalan maksimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab Seksi PDI tersebut.

3. Pelaksanaan SISMIOP dalam administrasi pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Medan Petisah telah berjalan maksimal sesuai dengan ketentuan berlaku. Basis data yang dihasilkan mengenai objek/wajib pajak yang sekarang ini (sampai dengan bulan Juni Tahun 2010) berjumlah 70.481 dengan potensi pajak Rp 39.187.970.845. pada 3 Kecamatan yaitu


(65)

Kecamatan Sunggal, Kecamatan Medan Helvetia, dan Kecamatan Medan Petisah. Peningkatan potensi pajak terjadi pada setiap tahun. Jika pada tahun 2008 potensi pajak yang harus dibayar wajib pajak sebesar sebesar Rp. 22.573.707.108 maka pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 25.941.020.257 atau 14.91 %.

4. Dalam pengaplikasian SISMIOP pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP ditemukan kendala yaitu masih terbatasnya kemampuan SISMIOP itu sendiri dalam administrasi PBB, sehingga masih dilakukan administrasi yang manual .Jaringan sistem masih belum maksimal, karena masih mengalami lambatnya operasi dari sistem tersebut, apalagi bila terjadi pemadaman listrik. Dan yang terakhir adalah Dan yang terakhir adalah otoritas untuk mengakses basis data SISMIOP ini masih tepusat. Hanya pegawai-pegawai yang berkepentingan yang dapat melihat data secara keseluruhan. Jika membuka aplikasi SISMIOP pada seksi lain, maka banyak data yang akan di blok/ditutup dan tidak bisa dibuka.

5.2. SARAN

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan sehubungan dengan pelaksanaan SISMIOP dalam hubungannya dengan peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan pelayanan administrasi perpajakan hendaknya KPP Pratama melakukan pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia dengan memberi pendidikan dan pelatihan lebih maksimal lagi, dikarenakan teknologi berkembang sangat cepat. termasuk juga sistem pengoperasian SISMIOP yang akan semakin canggih. Jika ada berbagai perubahan dalam pengoperasian SISMIOP, maka pegawai-pegawai yang tugas pokok dan


(66)

fungsinya berkaitan dengan SISMIOP akan dapat mengaplikasikannya lebih berkualitas dan optimal.

2. Untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan pengetahuan masyarakat tentang sistem yang berhubungan dengan perpajakan pihak KPP Pratama Medan Petisah dapat memberikan bimbingan/ penyuluhan seperti seminar kepada masyarakat, agar masyarakat paham dan mengerti bahwa data mengenai pajak bumi dan bangunan mereka telah terkomputerisasi. Jadi masyarakat akan lebih paham bahwa Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP) merupakan salah satu bentuk pelayanan yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai upaya meningkatan pelayanan administrasi dalam melayani masyarakat, sehingga diharapkan akan membantu mewujudkan masyarakat yang sadar dan peduli pajak.

3. Pengembangan sistem yang handal sangat diperlukan sehingga perlu dilakukan evaluasi dan pengembangan lebih lanjut agar sistem SISMIOP dapat lebih optimal dan efektif pada KPP Pratama Medan Petisah.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno, 2000, Bimbingan Menulis Skripsi & Thesis 1, Andi Yogyakarta, Yogyakarta

Kumorotomo, Wahyudi dan Subando Agus Margono, 2009, Sistem Informasi

Manajemen dalam Organisasi-Organisasi Publik, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Mardiasmo, 2004, Perpajakan, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Pandiangan, 2008 Liberti, Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Primagama, 2002, Panduan Belajar, Primagama, Yogyakarta.

Resmi, Siti, 2007, Perpajakan Teori & Kasus, Salemba Empat, Jakarta. Peraturan Perundang-Undangan :

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-533/PJ./2000 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan, dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam rangka pembentukan dan atau

pemeliharaan basis data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP).

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP – 115/PJ./2002 Tentang Perubahan

Atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-533/PJ./2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan, dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam rangka pembentukan dan


(68)

atau pemeliharaan basis data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP).


(1)

digunakan sebagai bangunan pemerintahan. Tentu saja ini mempengaruhi penurunan jumlah objek pajak. Jika tanah sudah dibebaskan menjadi milik pemerintah, maka wajib pajak tersebut tidak berhak memiliki Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).

Adapun beberapa kendala yang timbul dari pengaplikasian SISMIOP ini yaitu dalam Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP) adalah masih terbatasnya kemampuan aplikasi itu sendiri dalam administrasi Pajak Bumi dan Bangunan. Contohnya yaitu dalam SISMIOP tidak tercantum berapa denda yang harus dibayar oleh wajib pajak, apabila tidak membayar pajak tepat waktu, sehingga masih ada pengerjaan manual dalam penghitungan denda wajib pajak. Selain itu kendala yang lain yang timbul dari pengaplikasian SISMIOP ini yaitu gangguan jaringan masih menjadi masalah, terlebih lagi jika arus listrik tidak normal (terjadi pemadaman). Hal ini akan membuat sistem mengalami gangguan, seperti lambat dalam beroperasi. Dan yang terakhir adalah otoritas untuk mengakses basis data SISMIOP ini masih tepusat. Hanya pegawai-pegawai yang berkepentingan yang dapat melihat data secara keseluruhan. Jika membuka aplikasi SISMIOP pada seksi lain, maka banyak data yang akan di blok/ditutup dan tidak bisa dibuka.

Adapun optimalisasi yang dilakukan Oleh Kantor Pelayanan Pajak yaitu Wajib Pajak ketika ingin membayar PBB, sebikanya langsung bayar Ke Bank yang ditunjuk oleh DJP, hal ini dikarenakan Sistem pembayaran dibank sudah dapat menampilkan berapa denda yang harus dibayar, jika terlambat membayar PBB.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :

1. SISMIOP adalah sistem yang terintegrasi untuk mengolah informasi/data objek Pajak Bumi dan Bangunan dengan bantuan komputer, sejak dari pengumpulan data (melalui pendaftaran, pendataan dan penilaian), pemberian identitas objek pajak (Nomor Objek Pajak), perekaman data, pememeliharaan basis data, dan pemutakhiran data yang bertujuan untuk mempermudah pencapaian penagihan target pajak selain itu juga akan mempermudah setiap perubahan yang terjadi pada objek pajak. SISMIOP diimplementasikan dengan dasar hukum Keputusan Direktur Jenderal Pajak NOMOR KEP- 115/PJ./2002 dan telah diimplementasikan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah sejak tahun 2008.

2. Pada KPP Pratama Medan Petisah aplikasi SISMIOP merupakan tugas dan tanggung jawab dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI). Prosedur Kerja Seksi PDI sehubungan dengan pelaksanaan SISMIOP seperti Tata Cara Pemrosesan Dan Penatausahaan Dokumen Masuk, Tata Cara Penatausahaan Alat Keterangan, Tata Cara Pembentukan Bank Data, Tata Cara Pembuatan Laporan Penerimaan PBB/BPHTB telah berjalan maksimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab Seksi PDI tersebut.

3. Pelaksanaan SISMIOP dalam administrasi pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Medan Petisah telah berjalan maksimal sesuai dengan ketentuan berlaku. Basis data yang dihasilkan mengenai objek/wajib pajak yang sekarang ini (sampai dengan bulan Juni Tahun 2010) berjumlah 70.481 dengan potensi pajak Rp 39.187.970.845. pada 3 Kecamatan yaitu


(3)

Kecamatan Sunggal, Kecamatan Medan Helvetia, dan Kecamatan Medan Petisah. Peningkatan potensi pajak terjadi pada setiap tahun. Jika pada tahun 2008 potensi pajak yang harus dibayar wajib pajak sebesar sebesar Rp. 22.573.707.108 maka pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 25.941.020.257 atau 14.91 %.

4. Dalam pengaplikasian SISMIOP pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP ditemukan kendala yaitu masih terbatasnya kemampuan SISMIOP itu sendiri dalam administrasi PBB, sehingga masih dilakukan administrasi yang manual .Jaringan sistem masih belum maksimal, karena masih mengalami lambatnya operasi dari sistem tersebut, apalagi bila terjadi pemadaman listrik. Dan yang terakhir adalah Dan yang terakhir adalah otoritas untuk mengakses basis data SISMIOP ini masih tepusat. Hanya pegawai-pegawai yang berkepentingan yang dapat melihat data secara keseluruhan. Jika membuka aplikasi SISMIOP pada seksi lain, maka banyak data yang akan di blok/ditutup dan tidak bisa dibuka.

5.2. SARAN

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan sehubungan dengan pelaksanaan SISMIOP dalam hubungannya dengan peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan pelayanan administrasi perpajakan hendaknya KPP Pratama melakukan pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia dengan memberi pendidikan dan pelatihan lebih maksimal lagi, dikarenakan teknologi berkembang sangat cepat. termasuk juga sistem pengoperasian SISMIOP yang akan semakin canggih. Jika ada berbagai perubahan dalam pengoperasian SISMIOP, maka pegawai-pegawai yang tugas pokok dan


(4)

fungsinya berkaitan dengan SISMIOP akan dapat mengaplikasikannya lebih berkualitas dan optimal.

2. Untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan pengetahuan masyarakat tentang sistem yang berhubungan dengan perpajakan pihak KPP Pratama Medan Petisah dapat memberikan bimbingan/ penyuluhan seperti seminar kepada masyarakat, agar masyarakat paham dan mengerti bahwa data mengenai pajak bumi dan bangunan mereka telah terkomputerisasi. Jadi masyarakat akan lebih paham bahwa Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP) merupakan salah satu bentuk pelayanan yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai upaya meningkatan pelayanan administrasi dalam melayani masyarakat, sehingga diharapkan akan membantu mewujudkan masyarakat yang sadar dan peduli pajak.

3. Pengembangan sistem yang handal sangat diperlukan sehingga perlu dilakukan evaluasi dan pengembangan lebih lanjut agar sistem SISMIOP dapat lebih optimal dan efektif pada KPP Pratama Medan Petisah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno, 2000, Bimbingan Menulis Skripsi & Thesis 1, Andi Yogyakarta, Yogyakarta

Kumorotomo, Wahyudi dan Subando Agus Margono, 2009, Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi-Organisasi Publik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Mardiasmo, 2004, Perpajakan, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Pandiangan, 2008 Liberti, Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Primagama, 2002, Panduan Belajar, Primagama, Yogyakarta.

Resmi, Siti, 2007, Perpajakan Teori & Kasus, Salemba Empat, Jakarta. Peraturan Perundang-Undangan :

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-533/PJ./2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan, dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam rangka pembentukan dan atau

pemeliharaan basis data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP).

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP – 115/PJ./2002 Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-533/PJ./2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan, dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam rangka pembentukan dan


(6)

atau pemeliharaan basis data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP).