Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien Pasca Stroke di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015
38
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Tammy Clarissa
Tempat/ Tanggal Lahir
: Binjai/ 19 Oktober 1994
Agama
: Buddha
Alamat
: Jl. Jend. Ahmad Yani No.25 I
Binjai 20713
Riwayat Pendidikan
: 1. TK Methodist Binjai
1998
2. SD Methodist Binjai
2000
3. SMP Sutomo 1 Medan
2006
4. SMA Sutomo 1 Medan
2009
5. Fakultas Kedokteran USU 2012
Riwayat Pelatihan
:-
Riwayat Organisasi
:-
39
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN
Dengan hormat,
Saya, Tammy Clarissa, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara stambuk 2012, saat ini sedang mengadakan penelitian dengan
judul “Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien Pascastroke di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2015”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community
Research Programme.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gangguan fungsi
kognitif pada pasien pascastroke. Manfaat yang diharapkan adalah dapat
memberikan informasi mengenai gangguan fungsi kognitif bagi pasien dan yang
memberikan perawatan pada pasien. Untuk mendapatkan data penelitian ini, saya
akan melakukan wawancara terstruktur kepada Bapak/Ibu dengan menanyakan
beberapa pertanyaan mengenai fungsi eksekutif, penamaan pada objek, memori
(ingatan), atensi, bahasa, dan abstraksi. Wawancara akan berlangsung sekitar 20
menit.
Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan dan dapat
mengundurkan diri sewaktu-waktu. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan
dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini,
Bapak/Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila terdapat hal yang kurang
dimengerti, Bapak/Ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu menjadi partisipan dalam
penelitian ini, saya mengucapakan terima kasih.
Medan,
2015
Peneliti,
(Tammy Clarissa)
40
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Jenis Kelamin : L / P
telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai
penelitian ini yang berjudul “Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien
Pascastroke di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015”. Oleh karena itu saya
menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Demikianlah, persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
Medan,
2015
Hormat Saya,
( _________________________)
41
Lampiran 4
42
Lampiran 5
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nama Responden :
Umur Responden :
Pendidikan
:
Item
1.
2.
3.
4.
Nama pewawancara :
Tanggal wawancara :
Jam mulai
:
Tes
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan
musim apa?
Sekarang kita berada dimana? (Nama rumah sakit,
jalan, nomor rumah, kota, kabupaten, propinsi)
REGISTRASI
Pewanwancara menyebutkan nama 3 buah benda,
misalnya:
Satu detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah
responden mengulang ke tiga nama benda
tersebut.
Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila
masih salah, ulangi penyebutan ke tiga nama
tersebut sampai responden dapat mengatakannya
dengan benar:
(bola, kursi, sepatu)
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah: ….kali
ATENSI DAN KALKULASI
Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai dari
100 ke bawah. Berhenti setelah 5 kali hitungan (93
-86 -79 -72 -65). Kemungkinan lain, ejalah kata
dengan 5 huruf, misalnya ‘DUNIA’ dari akhir ke
awal/ kanan ke kiri: ‘AINUD’.
Satu (1) nilai untuk setiap jawaban yang benar.
Nilai
maks.
5
5
3
5
Nilai
43
5.
6.
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
Tanyakan kembali nama ke tiga benda yang telah
disebut diatas. Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban
yang benar
BAHASA
Apakah nama benda ini? Perlihatkan pinsil dan
arloji.
3
2
7.
Ulangi kalimat berikut: “ JIKA TIDAK, DAN
ATAU TAPI”.
1
8.
Laksanakan 3 buah perintah ini: “Penganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakkan di
lantai.”
3
9.
Bacalah dan laksanakan perintah berikut :
“PEJAMKAN MATA ANDA”
1
10.
Tulislah sebuah kalimat!
1
11.
Tirulah gambar ini!
1
TOTAL
30
44
Lampiran 6
DATA INDUK
No
1
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Tingkat
Pendidikan
Sarjana
2
Laki-laki
Sarjana
3
Laki-laki
Sarjana
4
Laki-laki
Sarjana
5
Laki-laki
Sarjana
6
Laki-laki
Sarjana
7
Perempuan
SMA
8
Perempuan
SMA
9
Perempuan
SMP
10
Perempuan
SMA
11
Laki-laki
Sarjana
12
Perempuan
SMA
Tipe
Stroke
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Hemoragik
Stroke
Hemoragik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Visuospatial
Penamaan
Memori
Atensi
Bahasa
Abstraksi
Orientasi
MoCA
MMSE
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Normal
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Normal
Mild
Moderate
Normal
Moderate
Moderate
Mild
Moderate
Mild
Mild
Moderate
45
13
Laki-laki
SMA
14
Laki-laki
Sarjana
15
Perempuan
SMA
16
Laki-laki
Sarjana
17
Perempuan
SMA
18
Laki-laki
Sarjana
19
Laki-laki
Sarjana
20
Laki-laki
Sarjana
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Moderate
Mild
Normal
Normal
Moderate
Moderate
Normal
Mild
46
Lampiran 7
HASIL OUTPUT SPSS
A. Distibusi Frekuensi
Statistics
N
Valid
Missing
Tingkat
Pendidikan
Tipe Stroke
20
20
0
0
Jenis Kelamin
20
0
Jenis Kelamin
Valid
Cumulative
Percent
65.0
100.0
Frequency Percent Valid Percent
13
65.0
65.0
7
35.0
35.0
20
100.0
100.0
Laki-laki
Perempuan
Total
Tingkat Pendidikan
Frequency
Valid
SMP
SMA
Sarjana
Total
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
1
5.0
5.0
5.0
7
12
20
35.0
60.0
100.0
35.0
60.0
100.0
40.0
100.0
Tipe Stroke
Valid Stroke Iskemik
Stroke
Hemoragik
Total
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Frequency
Percent
18
90.0
90.0
90.0
2
10.0
10.0
100.0
20
100.0
100.0
47
B. Tabulasi Silang Gambaran Gangguan Kognitif dengan Tipe Stroke
Visuospatial
Total
Visuospatial * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Gangguan Count
12
2
% of Total
60.0%
10.0%
Normal
Count
6
0
% of Total
30.0%
0.0%
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Penamaan * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Penamaan Gangguan Count
7
1
% of Total
35.0%
5.0%
Normal
Count
11
1
% of Total
55.0%
5.0%
Total
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Memori * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Memori Gangguan Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Total
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Total
14
70.0%
6
30.0%
20
100.0%
Total
8
40.0%
12
60.0%
20
100.0%
Total
20
100.0%
20
100.0%
48
Atensi * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Atensi Gangguan
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Normal
Total
Total
17
2
19
85.0%
1
5.0%
18
90.0%
10.0%
0
0.0%
2
10.0%
95.0%
1
5.0%
20
100.0%
Bahasa * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Bahasa Gangguan
Normal
Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Total
16
1
17
80.0%
2
10.0%
18
90.0%
5.0%
1
5.0%
2
10.0%
85.0%
3
15.0%
20
100.0%
Abstraksi * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Abstraksi Gangguan Count
14
2
% of Total
70.0%
10.0%
Normal
Count
4
0
% of Total
20.0%
0.0%
Total
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Total
16
80.0%
4
20.0%
20
100.0%
49
Orientasi * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Orientasi Gangguan Count
9
1
% of Total
45.0%
5.0%
Normal
Count
9
1
% of Total
45.0%
5.0%
Total
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Total
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
C. Tabulasi Silang Gambaran Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin
Visuospatial * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Visuospatial Gangguan Count
9
5
% of Total
45.0%
25.0%
Normal
Count
4
2
% of Total
20.0%
10.0%
Total
Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Penamaan * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Penamaan Gangguan Count
4
4
% of Total
20.0%
20.0%
Normal
Count
9
3
% of Total
45.0%
15.0%
Total
Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Total
14
70.0%
6
30.0%
20
100.0%
Total
8
40.0%
12
60.0%
20
100.0%
50
Memori
Memori * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Gangguan Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Total
Count
% of Total
13
65.0%
7
35.0%
Total
20
100.0%
20
100.0%
Atensi * Jenis Kelamin Crosstabulation
Atensi
Gangguan
Normal
Total
Bahasa
Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
12
7
60.0%
35.0%
1
0
5.0%
0.0%
13
7
65.0%
35.0%
Bahasa * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Gangguan Count
12
5
% of Total
60.0%
25.0%
Normal
Count
1
2
% of Total
5.0%
10.0%
Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Total
19
95.0%
1
5.0%
20
100.0%
Total
17
85.0%
3
15.0%
20
100.0%
51
Abstraksi * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Abstraksi Gangguan Count
10
6
% of Total
50.0%
30.0%
Normal
1
5.0%
7
35.0%
4
20.0%
20
100.0%
Orientasi * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Orientasi Gangguan Count
6
4
% of Total
30.0%
20.0%
Normal
Count
7
3
% of Total
35.0%
15.0%
Total
Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Total
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
Total
Count
% of Total
Count
% of Total
3
15.0%
13
65.0%
Total
16
80.0%
52
B. Tabulasi Silang Gambaran Gangguan Kognitif dengan Tingkat
Pendidikan
Visuospatial * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Visuospatial Gangguan Count
1
5
8
% of Total
5.0%
25.0%
40.0%
Normal
Count
0
2
4
% of Total
0.0%
10.0%
20.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Penamaan * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Penamaan Gangguan Count
1
3
4
% of Total
5.0%
15.0%
20.0%
Normal
Count
0
4
8
% of Total
0.0%
20.0%
40.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Memori * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Memori Gangguan Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Total
14
70.0%
6
30.0%
20
100.0%
Total
8
40.0%
12
60.0%
20
100.0%
Total
20
100.0%
20
100.0%
53
Atensi * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Atensi Gangguan Count
1
7
11
% of Total
5.0%
35.0%
55.0%
Normal
Count
0
0
1
% of Total
0.0%
0.0%
5.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Bahasa * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Bahasa Gangguan Count
1
5
11
% of Total
5.0%
25.0%
55.0%
Normal
Count
0
2
1
% of Total
0.0%
10.0%
5.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Abstraksi * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Abstraksi Gangguan Count
1
6
9
% of Total
5.0%
30.0%
45.0%
Normal
Count
0
1
3
% of Total
0.0%
5.0%
15.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Total
19
95.0%
1
5.0%
20
100.0%
Total
17
85.0%
3
15.0%
20
100.0%
Total
16
80.0%
4
20.0%
20
100.0%
54
Orientasi * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Orientasi Gangguan Count
1
4
5
% of Total
5.0%
20.0%
25.0%
Normal
Count
0
3
7
% of Total
0.0%
15.0%
35.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Total
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
55
Lampiran 8
56
Lampiran 9
57
Lampiran 10
58
Lampiran 11
35
DAFTAR PUSTAKA
Anindhita, A., Arifputra, A., Tanto, C., Stroke. Dalam: Liwang, F. et al., eds.
2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4 Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius, 975-981.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2014.Stroke. Atlanta:
Division for Heart Disease and Stroke Prevention.
Delgado, C. et al., 2010.Frequency and determinants of poststroke cognitive
impairment at three and twelve months in Chile.Dementia & Geriatric
Cognitive Disorders, 29 (5): 397-405.
Douri, A., Rudd, A.G., Wolfe, C.D.A., 2012.Prevalence of Poststroke Cognitive
Impairment.Stroke, 44: 138-145.
Handayani, F. 2013.Angka kejadian serangan stroke pada wanita lebih rendah
daripada laki-laki.Jurnal Keperawatan Medika Bedah 1(1);75-79.
KBBI, 2015. Available from: http://kbbi.web.id/tipe. [Accessed 17 May 2015].
Kauhanen, M.L. et al., 2000. Aphasia, depression, and non-verbal cognitive
impairment in ischaemic stroke.Cerebrovascular Diseases, 10(6):455461.
Mardjono, M., Sidharta, P., 2013.Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat,
269-273.
Martono, H.H., Penatalaksanaan stroke oleh internis berdasarkan bukti medis
(EBM). Dalam: Setiati, S. et al., eds. 2014. Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Indonesia. Edisi 6 Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 3847-3854.
Merriam-Webster,
from:
2015.Medical
Dictionary.
Available
http://www.merriam-webster.com/medical/post%20stroke.
[Accessed 17 May 2015].
Middleton, L.E. et al., 2014. Frequency of domain specific cognitive impairment
in sub-acute and chronic stroke. NeuroRehabilitation, 34(2):305-12.
36
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), 2015. Stroke.
Available from: http://www.ninds.nih.gov/disorders/stroke/stroke.htm.
[Accessed 16 May 2015].
Notoatmodjo, 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 171187.
Prasetyo, B.D., 2012. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gangguan Kognitif
Pascastroke Iskemik Serangan Pertama Lesi Hemisfer Kiri. Surakarta:
Fakultas Kedokteran UNS.
Rahayu, S. et al.,2014. Hubungan Frekuensi Stroke dengan Fungsi Kognitif di
RSUD Arifin Achmad.JOM PSIK 1(2).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2013. Hasil Riskesdas 2013. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Rohkamm, R., 2004.Color Atlas of Neurology. New York: Thieme, 126-137.
Ropper, A.H., Brown,R.H., 2005. Adams and Victor’s Principles of Neurology.
Edisi 8. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc., 367-384, 660-746.
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2013.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Sagung Seto.
Shimoji,M., Dawson,V.L., Dawson,T.M., The role of nitric oxide and PARP in
neuronal
cell
death.
Neurodegenerative
Dalam:
Diseases:
Beal,M.F.
Neurobiology,
et
al.,
eds.
Pathogenesis,
2005.
and
Therapheutics. UK: Cambridge University Press, 146-156.
Smith, S., English, J.D., Johnston, S.C., Cerebrovascular disease. Dalam: Hauser,
S.L. et al., eds. 2013. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. Edisi
3. USA: McGraw-Hill Education, 256-293.
Smith, T., Gildeh, N., Holmes, C., 2007.The Montreal Cognitive Assessment:
validity and utility in a memory clinic setting. Can J Psychiatry,
52(5):329-32.
Trinita, C., Mahama, CN., Tumewah, R., Penurunan Fungsi Kognitif Pada Pasien
Stroke di Poliklinik Neurologi BLU RSUP PROF.DR.R.D.Kandou
Manado Periode Oktober-Desember 2013. Jurnal e-Clinic 2(2).
37
Vaughan,C.J., Delanty,N.,1999. Neuroprotective Properties of Statins in Cerebral
Ischemia and Stroke.Stroke, 30: 1969-1973.
12
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah:
Pasca
Stroke
Gangguan Fungsi
Kognitif:
- Visuospatial
- Penamaan
- Memori
- Atensi
- Bahasa
- Abstraksi
- Orientasi
Tipe Stroke
Jenis Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Defenisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gangguan fuungsi
kognitif, post-stroke, tipe stroke, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
13
a. Gangguan fungsi kognitif
-
Defenisi
: keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan
mengingat, belajar hal-hal baru, berkonsentrasi, atau membuat
keputusan, dan dapat mempengaruhi aktivitas sehari-harinya (CDC,
2009).
-
Alat ukur :MoCA dan MMSE
-
Cara ukur : analisis data
-
Hasil ukur :
o Pasien dengan gangguan visuospasial/fungsi eksekutif
o Pasien dengan gangguan penamaan
o Pasien dengan gangguan atensi
o Pasien dengan gangguan bahasa
o Pasien dengan gangguan memori
o Pasien dengan ketidakmampuan abstrak
o Pasien dengan gangguan orientasi
-
Skala ukur : nominal
b. Pasca stroke
-
Defenisi
: pasca stroke adalah periode setelah menderita stroke
(Merriam-Webster,2015).
c. Tipe Stroke
-
Defenisi
: tipe stroke adalah jenis-jenis stroke (KBBI,2015).
-
Alat ukur :kuesioner
-
Cara ukur : analisis data
-
Hasil ukur :
o Pasien dengan stroke iskemik
o Pasien dengan stroke hemoragik
-
Skala ukur : nominal
14
d. Jenis Kelamin
-
Defenisi
: jenis kelamin adalah perbedaan fisiologis dan biologis
antara pria dengan wanita
-
Alat ukur :kuesioner
-
Cara ukur : analisis data
-
Hasil ukur :
o Pasien berjenis kelamin laki-laki
o Pasien berjenis kelamin perempuan
-
Skala ukur : nominal
e. Tingkat Pendidikan
-
Defenisi
: tingkat pendidikan adalah status pendidikan terakhir yang
dijalani
-
Alat ukur :kuesioner
-
Cara ukur : analisis data
-
Hasil ukur :
o Pasien tamat SD
o Pasien tamat SMP
o Pasien tamat SMA
o Pasien tingkat sarjana atau lebih
-
Skala ukur : ordinal
f. MoCA
- Defenisi :skor untuk fungsi kognitif
-
Hasil ukur :
o Skor < 26: pasien dengan gangguan kognitif
o Skor ≥ 26: pasien tidak mengalami gangguan
g. MMSE
-
Defenisi : skor untuk fungsi kognitif dan demensia
-
Hasil ukur :
o 0-9 : pasien dengan gangguan kognitif berat
15
o 10-19 :pasien dengan gangguan kognitif sedang
o 20-25 :pasien dengan gangguan kognitif ringan
o Skor ≥ 26: pasien tidak mengalami gangguan
16
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif karena penelitian
ini bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
lainnya. Selain itu, penelitian ini juga merupakan bentuk penelitian cross
sectional yang artinya peneliti melakukan observasi terhadap subjek hanya 1 kali
dan pengukuran variabel dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro
dan Ismael, 2013).
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
4.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dirancang selama lebih kurang 10 bulan yang berlangsung
sejak bulan Maret 2015 sampai Desember 2015. Sedangkan untuk pengambilan
data direncanakan akan dilakukan pada bulan November 2015.
4.2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Lokasi ini dipilih
berdasarkan pertimbangan bahwa RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit
tipe A, dimana rumah sakit tipe ini merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah
pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat,
dan Riau. Selain itu, RSUP H. Adam Malik juga merupakan Rumah Sakit
Pendidikan sehingga memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita stroke di
RSUP H. Adam Malik Medan yang ada pada tahun 2015.
17
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
yang menderita stroke di RSUP H. Adam Malik Medan yang ada pada tahun
2015. Sampel pada penelitian ini diambil dengan dengan menggunakan teknik
total sampling, dimanaseluruh populasi penelitian diambil menjadi sampel
penelitian.Selain itu sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi serta
tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam pemilihan sampel penelitian ini
adalah :
1. Kriteria Inklusi
Seluruh pasien stroke yang datang ke RSUP H. Adam Malik Medan pada
tahun 2015.
2. Kriteria Eksklusi
Pasien dengan gangguan kognitif tanpa riwayat stroke dan pasien dengan
disabilitas.
Besar sampel:
n =
Z21-�/2 . p . (1-p)
d2
n
= besar sampel
Z21-�/2 = nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95%= 1,96)
P
= proporsi di populasi, bila tidak diketahui, ditetapkan 50% (0,5)
d
= derajat penyimpangan terhadap populasi
n =
(1.96)2. 0,5 . (1-0,5)
(0,1)2
=
3,8416 . 0,25
0,01
=
0,9604
0,01
= 96,04
18
Dengan demikian besar sampel yang diperlukan dibulatkan menjadi 97 orang.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari seluruh pasien pasca stroke
diRSUP H. Adam Malik Medan RSUP H. Adam Malik Medan yang ada pada
tahun 2015. Data tersebut kemudian dicatat dan dikelompokkan sesuai variable
yang digunakan.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
4.5.1. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai betikut: (1) editing, dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan dari datadata yang dikumpulkan, (2) coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan, (3) dataentry, yakni memasukkan datadata ke dalam program atau software computer, dan (4) cleaning, pengecekan
kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi (Notoatmodjo, 2012).
4.5.2. Analisa Data
Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dan dikelompokkan diolah
dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)
sesuai dengan tujuan penelitian.
19
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
yang beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani,
Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes
No. 335/Menkes/SK/VII/1990.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991
tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai
rumah sakit pendidikan, RSUP H.Adam Malik juga ditetapkan sebagai rumah
sakit pendidikan dan pusat rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi
Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Penelitian ini
dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik dan Instalasi Rawat Jalan Departemen
Neurologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.
5.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer, yaitu
data yang berasal dari wawancara langsung pada pasien pascastroke rawat jalan
yang berada di Instalasi Rehabilitasi Medik dan Instalasi Rawat Jalan Departemen
Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan November 2015.
Jumlah seluruh data yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 20
data dan sebanyak 5 data pasien dieksklusi karena disabilitas pasien atau karena
afasia berat.
5.1.2.1. Distribusi Pasien Pascastroke Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi data pasien pascastroke berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel berikut.
20
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase(%)
Laki-laki
13
65
Perempuan
7
35
Total
20
100%
Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki
dengan jumlah sebanyak 13 pasien (65%) sedangkan yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 7 pasien (35%).
5.1.2.2. Distribusi Pasien Pascastroke Berdasarkan Tipe Stroke
Distribusi data pasien berdasarkan tipe stroke dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tipe Stroke
Tipe Stroke
Frekuensi Persentase(%)
Stroke Iskemik
18
90
Stroke Hemoragik
2
10
Total
20
100%
Dari tabel 5.2., didapatkan bahwa dari 20 pasien yang diteliti, lebih banyak
pasien menderita stroke tipe iskemik yaitu sebanyak 18 pasien (90%) sedangkan
jenis stroke hemoragik sebanyak 2 pasien (10%).
5.1.2.3. Distribusi Pasien Pascastroke Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Distribusi data pasien pascastroke berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Persentase(%)
SMP
1
5
SMA
7
35
Sarjana
12
60
Total
20
100%
21
Dari tabel 5.3., diketahui bahwa pasien pascastroke dengan tingkat
pendidikan sarjana lebih banyak yaitu 12 pasien (60%) dibandingkan dengan
tingkat pendidikan SMP dan SMA yaitu sebanyak 1 pasien (5%) dan 7 pasien
(35%) secara berturut-turut.
5.1.2.4. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin
Data tabulasi silang antara gangguan kognitif dengan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.4. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin
(MoCA)
MoCA
Gangguan Kognitif
Total
Jenis
Kelamin
Laki-laki
13
13
65%
65%
Perempuan
7
7
35%
35%
Total
20
20
Berdasarkan tabel 5.4., dengan skor MoCA didapatkan bahwa pasien
berjenis kelamin laki-laki lenih banyak menderita gangguan kognitif sebanyak 13
pasien (65%) daripada perempuan yaitu sebanyak 7 pasien (35%).
Tabel 5.5. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin
(MMSE)
MMSE
Moderate
Mild
Normal
Total
Jenis
Kelamin
Laki-laki
4
4
5
13
20%
20%
25%
65%
Perempuan
4
2
1
7
20%
10%
5%
35%
Total
8
6
6
20
Berdasarkan tabel 5.5., dengan skor MMSE didapatkan dari 13 pasien
berjenis kelamin laki-laki terdapat 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif
sedang, 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 5 pasien (25%)
tanpa gangguan kognitif. Pada 7 pasien berjenis kelamin perempuan didapatkan 4
22
pasien (10%) mengalami gangguan kognitif sedang, 2 pasien (10%) mengalami
gangguan kognitif ringan, dan 1 pasien (5%) tanpa gangguan kognitif.
5.1.2.5. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan
Data tabulasi silang antara gangguan kognitif dengan jenis tingkat
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.6. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan
(MoCA)
MoCA
Gangguan Kognitif
Total
Tingkat
Pendidikan
SMP
1
1
5%
5%
SMA
7
7
35%
35%
Sarjana
12
12
60%
60%
Total
20
20
Berdasarkan tabel 5.6., dengan skor MoCA didapatkan gangguan kognitif
lebih banyak didapatkan pada pasien dengan tingkat pendidikan tamatan sarjana
yaitu sebanyak 12 pasien (60%), tamatan SMA sebanyak 7 pasien (35%), dan
tamatan SMP hanya 1 pasien (5%).
Tabel 5.7.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan
(MMSE)
MMSE
Moderate
Mild
Normal
Total
Tingkat
Pendidikan
SMP
1
0
0
1
SMA
Sarjana
Total
5%
4
20%
3
15%
8
0%
2
10%
4
20%
6
0%
1
5%
5
25%
6
5%
7
35%
12
60%
20
23
Berdasarkan tabel 5.7., dengan skor MMSE didapatkan pada 12 pasien
tamatan sarjana didapatkan 3 pasien (15%) mengalami gangguan kognitif sedang, 4
pasien (20%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 5 pasien (25%) tanpa
gangguan kognitif. Pada tamatan SMA didapatkan 4 pasien (20%) mengalami
gangguan kognitif sedang, 2 pasien (10%) mengalami gangguan kognitif ringan,
dan 1 pasien (5%) tanpa gangguan kognitif. Pada tamatan SMP didapatkan 1 pasien
(5%) mengalami gangguan kognitif sedang.
5.1.2.6.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tipe Stroke
Data tabulasi silang antara gangguan kognitif dengan tipe stroke dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.8.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif Dengan Tipe Stroke (MoCA)
MoCA
Gangguan Kognitif
Total
Tipe Stroke Stroke Iskemik
18
18
90%
90%
Stroke
Hemoragik
2
2
10%
10%
Total
20
20
Berdasarkan tabel 5.8., dengan skor MoCA didapatkan gangguan kognitif
lebih banyak didapatkan pada pasien dengan stroke iskemik yaitu sebanyak 18
pasien (90%) dan stroke hemoragik sebanyak 2 pasien (10%).
Tabel 5.9.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif Dengan Tipe Stroke (MMSE)
MMSE
Moderate
Mild
Normal
Total
Tipe Stroke Stroke Iskemik
7
5
6
18
35%
25%
30%
90%
Stroke
Hemoragik
1
1
0
2
5%
5%
0%
10%
Total
8
6
6
20
Berdasarkan tabel 5.9., dengan skor MMSE didapatkan gangguan kognitif
pada pasien dengan stroke iskemik sebanyak 7 pasien (35%) mengalami gangguan
24
kognitif sedang, 5 pasien (25%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 6
pasien (30%) tanpa gangguan kognitif. Pada stroke hemoragik didapatkan
sebanyak 1 pasien (5%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 1 pasien (5%)
mengalami gangguan kognitif ringan.
5.1.2.7. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Tipe Stroke
Data tabulasi silang antara gambaran fungsi kognitif dengan tipe stroke
dapat dilihat pada tabel berikut.
25
Tabel 5.10. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif (versi MoCA)
Dengan Tipe Stroke
Tipe Stroke
Total
Stroke Iskemik
Stroke Hemoragik
Visuospatial Gangguan
12
2
14
60%
10%
70%
Normal
6
0
6
30%
0%
30%
Total
18
2
20
Penamaan
Gangguan
Normal
Total
Memori
Gangguan
Normal
Total
Atensi
Gangguan
Normal
Total
Bahasa
Gangguan
Normal
Total
Abstraksi
Gangguan
Normal
Total
Orientasi
Gangguan
Normal
Total
7
35%
11
55%
18
1
5%
1
5%
2
8
40%
12
60%
20
18
90%
0
0%
18
2
10%
0
0%
2
20
100%
0
0%
20
17
85%
1
5%
18
2
10%
0
0%
2
19
95%
1
5%
20
16
80%
2
10%
18
1
5%
1
5%
2
17
85%
3
15%
20
14
70%
4
20%
18
2
10%
0
0%
2
16
80%
4
20%
20
9
45%
9
45%
18
1
5%
1
5%
2
10
50%
10
50%
20
Berdasarkan tabel 5.10., diketahui dari 18 pasien dengan tipe
stroke iskemik yang mengalami gangguan visuospatial sebanyak 12 pasien (60%)
26
dan 6 pasien (30%) tidak dijumpai adanya gangguan. gangguan penamaan
sebanyak 7 pasien (35%) dan 11 pasien (55%) tidak dijumpai adanya gangguan,
gangguan memori sebanyak 18 pasien (90%), gangguan atensi sebanyak 17 pasien
(85%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan. gangguan bahasa sebanyak
16 pasien (80%) dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, gangguan atensi
sebanyak 14 pasien (70%) dan
4 pasien (20%) tidak mengalami gangguan,
gangguan orientasi sebanyak 9 pasien (45%) dan 9 pasien (45%) tidak mengalami
gangguan.
Pada 2 pasien dengan tipe stroke hemoragik yang mengalami gangguan
visuospatial sebanyak 2 pasien (10%), gangguan penamaan sebanyak 1 pasien
(5%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, gangguan memori sebanyak 2
pasien (10%), gangguan atensi
sebanyak 2 pasien (10%), gangguan bahasa
sebanyak 1 pasien (5%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, gangguan
abstraksi sebanyak 2 pasien (10%), gangguan orientasi sebanyak 1 pasien (5%)
dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan.
5.1.2.8. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Jenis Kelamin
Data tabulasi silang antara gambaran fungsi kognitif dengan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut.
27
Tabel 5.11. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif (versi MoCA)
Dengan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Total
Laki-laki
Perempuan
Visuospatial Gangguan
9
5
14
45%
25%
70%
Normal
4
2
6
20%
10%
30%
Total
13
7
20
Penamaan
Gangguan
Normal
Total
Memori
Gangguan
Normal
Total
Atensi
Gangguan
Normal
Total
Bahasa
Gangguan
Normal
Total
Abstraksi
Gangguan
Normal
Total
Orientasi
Gangguan
Normal
Total
4
20%
9
45%
13
4
20%
3
15%
7
8
70%
12
30%
20
13
65%
0
0%
13
7
35%
0
0%
7
20
100%
0
0%
20
12
60%
1
5%
13
7
35%
0
0%
7
19
95%
12
1%
20
12
60%
1
5%
13
5
25%
2
10%
7
17
85%
3
15%
20
10
50%
3
15%
13
6
30%
1
5%
7
16
80%
4
20%
20
6
30%
7
35%
13
4
20%
3
15%
7
10
50%
10
50%
20
28
Berdasarkan tabel 5.11., diketahui dari 13 pasien berjenis kelamin laki-laki
yang mengalami gangguan visuospatial sebanyak 9 pasien (45%) dan 4 pasien
(20%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan penamaan sebanyak 4 pasien
(20%) dan 9 pasien (45%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan memori
sebanyak 13 pasien (65%), gangguan atensi sebanyak 12 pasien (60%) dan 1
pasien (4%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan bahasa sebanyak 12
pasien (60%) dan 1 pasien (5%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan
orientasi sebanyak 6 pasien (30%) dan 7 pasien (35%) tidak dijumpai adanya
gangguan.
Pada 7 pasien perempuan didapatkan 5 pasien (25%) mengalami gangguan
visuospatial dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 4 pasien (20%)
mengalami gangguan penamaan dan 3 pasien (15%) tidak mengalami gangguan, 7
pasien (35%) mengalami gangguan memori, 7 pasien (35%) mengalami gangguan
atensi, 5 pasien (25%) mengalami gangguan bahasa dan 2 pasien (10%) tidak
mengalami gangguan, 6 pasien (30%) mengalami gangguan abstraksi dan 1 pasien
(5%) tidak mengalami gangguan, 4 pasien (20%) mengalami gangguan orientasi
dan 3 pasien (15%) tidak mengalami gangguan.
5.1.2.9. Tabulasi Silang Gambaran Kognitif Dengan Tingkat Pendidikan
Data tabulasi silang antara gambaran kognitif dengan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel berikut.
29
Tabel 5.12. Tabulasi Silang Gambaran Kognitif (versi MoCA) Dengan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Total
SMP
SMA
Sarjana
Visuospatial Gangguan
1
5
8
14
5%
25%
40%
70%
Normal
0
2
4
6
0%
10%
20%
30%
Total
1
7
12
20
Penamaan
Gangguan
Normal
Total
Memori
12
60%
20
100%
Normal
0
0%
1
0
0%
7
0
0%
12
0
0%
20
Gangguan
1
5%
0
0%
1
7
35%
0
0%
7
11
55%
1
5%
12
19
95%
1
5%
20
1
5%
0
0%
1
5
25%
2
10%
7
11
55%
1
5%
12
17
85%
3
15%
20
1
5%
0
0%
1
1
5%
0
0%
1
6
30%
1
5%
7
4
20%
3
15%
7
9
45%
3
15%
12
5
25%
7
35%
12
16
80%
4
20%
20
10
50%
10
50%
20
Gangguan
Normal
Total
Gangguan
Normal
Total
Orientasi
Gangguan
Normal
Total
8
40%
12
60%
20
7
35%
Total
Abstraksi
4
20%
8
40%
12
1
5%
Normal
Bahasa
3
15%
4
20%
7
Gangguan
Total
Atensi
1
5%
0
0%
1
30
Berdasarkan tabel 5.12., diketahui dari 12 pasien tamatan sarjana terdapat
sebanyak 8 pasien (40%) mengalami gangguan visuospatial dan 4 pasien (20%)
tidak dijumpai adanya gangguan, 4 pasien (20%) mengalami gangguan penamaan
dan 8 pasien (40%) tidak dijumpai adanya gangguan, 12 pasien (60%) mengalami
gangguan memori, 11 pasien (55%) mengalami gangguan atensi dan 1 pasien
(5%) tidak dijumpai adanya gangguan, 11 pasien (55%) mengalami gangguan
bahasa dan 1 pasien (5%) tidak dijumpai adanya gangguan, 9 pasien (45%)
mengalami gangguan abstraksi dan 3 pasien (15%) tidak dijumpai adanya
gangguan, 5 pasien (25%) mengalami gangguan orientasi dan 7 pasien (35%)
tidak dijumpai adanya gangguan.
Pada 7 pasien tamatan SMA didapatkan 5 pasien (25%) mengalami
gangguan visuospatial dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 3 pasien
(15%) mengalami gangguan penamaan dan 4 pasien (20%) tidak mengalami
gangguan, 7 pasien (35%) mengalami gangguan memori, 7 pasien (35%)
mengalami gangguan atensi, 5 pasien (25%) mengalami gangguan bahasa dan 2
pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 6 pasien (30%) mengalami gangguan
abstraksi dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, 4 pasien (20%)
mengalami gangguan orientasi dan 3 pasien (15%) tidak mengalami gangguan.
Pada 1 pasien (5%) tamatan SMP mengalami gangguan visuospatial, 1
pasien (5%) gangguan penamaan, 1 pasien (5%) mengalami gangguan memori, 1
pasien (5%) mengalami gangguan atensi, 1 pasien (5%) mengalami gangguan
bahasa, 1 pasien (5%) tamatan SMP mengalami gangguan abstraksi, 1 pasien
(5%) mengalami gangguan orientasi.
5.2.
Pembahasan
Pada penelitian ini didapatkan total sampel sebanyak 20 pasien sedangkan
pada perhitungan sampel didapatkan 97 pasien sehingga pasien tidak mencukupi.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu penelitian dan juga keterbatasan
pasien pascastroke yang didapat.
31
5.2.1. Jenis Kelamin
Pada penelitian ini terlihat bahwa penderita stroke lebih banyak berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 13 orang (65%). Hal ini sesuai dengan penelitian
Handayani (2013) yang menunjukkan bahwa kejadian stroke pada laki-laki lebih
banyak yaitu sebanyak 62 orang (68,9%) dan perempuan 28 orang (31,1%).
Penilaian fungsi kognitif dengan menggunakan skor MoCA didapatkan
lebih banyak terjadi gangguan kognitif pada pasien laki-laki yaitu sebanyak 13
pasien. Dengan skor MMSE didapatkan dari 13 pasien berjenis kelamin laki-laki
terdapat 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 5 pasien (25%)
tidak mengalami gangguan kognitif.
Menurut penelitian Prasetyo, (2012) didapatkan adanya pengaruh jenis
kelamin dengan gangguan fungsi kognitif pascastroke iskemik pada laki-laki yaitu
sebesar 46,7%, sedangkan pada perempuan sebesar 30%.
5.2.2. Tipe Stroke
Berdasarkan hasil penelitian diatas, didapatkan tipe stroke yang terbanyak
adalah stroke iskemik yang berjumlah 18 orang (90%). Hal ini sesuai dengan
penelitian Rahayu et al. (2014) dimana didapatkan kejadian stroke iskemik lebih
banyak dibandingkan dengan stroke hemoragik.
Penilaian fungsi kognitif dengan skor MoCA didapatkan gangguan
kognitif lebih banyak didapatkan pada pasien dengan stroke iskemik yaitu
sebanyak 18 orang (90%). Pada skor MMSE didapatkan gangguan kognitif pada
pasien dengan stroke iskemik sebanyak 7 pasien (35%) mengalami gangguan
kognitif sedang dan 6 pasien (30%) tanpa gangguan kognitif.
5.2.3. Tingkat Pendidikan
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan responden
yang terbanyak adalah tingkat Sarjana yang berjumlah 12 orang (60%).Rahayu et
al. (2014) juga mendapatkan kesimpulan yang menyatakan bahwa kejadian stroke
lebih sering pada orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.Namun di
penelitiannya tingkat pendidikan tertinggi adalah tingkat SMA yaitu sebesar
32
63,6%. Oleh karena kemampuan berpikir dan kompleksnya masalah yang
dihadapi oleh orang yang berpendidikan lebih tinggi, sehingga mereka lebih
mempunyai resiko menderita stroke lebih tinggi dan kesadaran akan
kesehatannya.
Penilaian fungsi kognitif dengan skor MoCA didapatkan gangguan
kognitif lebih banyak didapatkan pada pasien tamatan sarjana sebanyak 12 pasien
(60%) dan tamatan SMP 1 pasien (5%). Dengan skor MMSE pada pasien tamatan
sarjana didapatkan 3 pasien (15%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 5
pasien (25%) tidak mengalami gangguan kognitif, sedangkan pada pasien tamatan
SMA didapatkan 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 1
pasien (5%) tidak mengalami gangguan kognitif.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Trinita et al. (2014) dimana
didapatkan pasien dengan lama pendidikan kurang dari 12 tahun mengalami
gangguan kognitif.
5.2.4. Fungsi Kognitif
Pasien dengan tipe stroke iskemik lebih banyak mengalami gangguan
fungsi kognitif yaitu sebanyak 18 orang (90%). Hasil ini didapatkan karena pasien
yang diteliti lebih banyak pasien dengan tipe stroke iskemik. Dari 18 pasien
dengan tipe stroke iskemik didapatkan yang mengalami gangguan visuospatial
sebanyak 12 orang (60%), gangguan penamaan 7 orang (35%), gangguan memori
18 orang (90%), gangguan atensi 17 orang (85%), gangguan abstraksi 14 orang
(70%), gangguan bahasa 16 orang (80%), dan gangguan orientasi 9 orang (45%).
Penelitian di Canada didapatkan pada fase akut : 15,8% gangguan
berbahasa, 22,8% gangguan mengenali dan mengidentifikasi objek, 13,2%
gangguan ingatan, 57,9% gangguan psikomotorik, 15,8% gangguan atensi, dan
39,5% gangguan fungsi eksekutif, sedangkan pada fase kronik : 12,9% gangguan
berbahasa, 17,8% gangguan mengenali dan mengidentifikasi objek, 10,9%
gangguan ingatan, 45,5% gangguan psikomotorik, 10,9% gangguan atensi, dan
30,7% gangguan fungsi eksekutif (Middleton et al., 2014).
33
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang
dapat diambil pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan jenis kelamin, angka kejadian gangguan kognitif pada pasien
pascastroke tertinggi pada laki-laki sebanyak 13 pasien (65%), sedangkan
pada perempuan sebanyak 7 pasien (35%).
2. Berdasarkan tipe stroke, angka kejadian gangguan kognitif pada pasien
pascastroke tertinggi adalah stroke iskemik sebanyak 18 pasien (90%),
sedangkan pada stroke hemoragik sebanyak 2 pasien (10%).
3. Berdasarkan tingkat pendidikan, angka kejadian gangguan kognitif pada
pasien pascastroke lebih banyak terjadi pada tamatan sarjana yaitu
sebanyak 12 pasien (60%), sedangkan pada tamatan SMA sebanyak 7
pasien (35%).
4. Pada 18 pasien stroke iskemik didapatkan gangguan visuospatial sebanyak
12 pasien (60%), gangguan penamaan 7 pasien (35%), gangguan memori
18 pasien (90%), gangguan atensi 17 pasien (85%), gangguan abstraksi 14
pasien (70%), gangguan bahasa 16 pasien (80%), dan gangguan orientasi 9
pasien (45%).
5. Pada 2 pasien stroke hemoragik didapatkan gangguan visuospatial
sebanyak 2 pasien (10%), gangguan penamaan 1 pasien (5%), gangguan
memori 2 pasien (10%), gangguan atensi 2 pasien (10%), gangguan
abstraksi 2 pasien (10%), gangguan bahasa 1 pasien (5%), dan gangguan
orientasi 1 pasien (5%).
6. Pada 13 pasien berjenis kelamin laki-laki didapatkan gangguan
visuospatial sebanyak 9 pasien (45%), gangguan penamaan 4 pasien
(20%), gangguan memori 13 pasien (65%), gangguan atensi 12 pasien
(60%), gangguan abstraksi 10 pasien (50%), gangguan bahasa 12 pasien
(60%), dan gangguan orientasi 6 pasien (30%).
34
7. Pada 7 pasien berjenis kelamin perempuan didapatkan gangguan
visuospatial sebanyak 5 pasien (25%), gangguan penamaan 4 pasien
(20%), gangguan memori 7 pasien (35%), gangguan atensi 7 pasien
(35%), gangguan abstraksi 6 pasien (30%), gangguan bahasa 5 pasien
(25%), dan gangguan orientasi 4 pasien (20%).
8. Pada 12 pasien tamatan sarjana didapatkan gangguan visuospatial
sebanyak 8 pasien (40%), gangguan penamaan 4 pasien (20%), gangguan
memori 12 pasien (60%), gangguan atensi 11 pasien (55%), gangguan
abstraksi 9 pasien (45%), gangguan bahasa 11 pasien (55%), dan
gangguan orientasi 5 pasien (25%).
9. Pada7 pasien tamatan SMA didapatkan gangguan visuospatial sebanyak 5
pasien (25%), gangguan penamaan 3 pasien (15%), gangguan memori 7
pasien (35%), gangguan atensi 7 pasien (35%), gangguan abstraksi 6
pasien (30%), gangguan bahasa 5 pasien (25%), dan gangguan orientasi 4
pasien (20%).
6.2.
Saran
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perlunya dilakukan tes fungsi kognitif pada pasien pascastroke agar tenaga
kesehatan dapat memberikan informasi kepada pasien
2. Bagi rumah sakit agar dapat memberikan edukasi dan dapat dicari solusi
untuk menanggulangi kecacatan pascastroke
3. Bagi masyarakat agar meminimalkan faktor resiko stroke dengan pola
hidup yang sehat
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stroke
2.1.1. Defenisi Stroke
Defenisi menurut WHO, stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan
fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung
dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian,
tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskular.
2.1.2. Klasifikasi Stroke
Stroke sebagai diagnosis klinis untuk gambaran manifestasi lesi vascular
serebral, dapat dibagi dalam (Mardjono, M., Sidharta, P., 2013) :
1. Transient ischemic attack (T.I.A)
2. Stroke-in-evolution
3. Completed stroke yang bias dibagi dalam:
a. Completed stroke yang hemoragik
b. Completed stroke yang non-hemoragik
Pembagian klinis lain sebagain variasi klasifikasi di atas (Mardjono, M.,
Sidharta, P., 2013) :
1. Stroke non-hemoragik, yang mencakup
a. T.I.A
b. Stroke-in-evolution
c. Thrombotic stroke
d. Embolic stroke
e. Stroke akibat kompresi terhadap arteri oleh proses di luar arteri,
seperti tumor, abses, granuloma
2. Stroke hemoragik
Stroke non-hemoragik pada dasarnya disebabkan oleh oklusi pembuluh
darah otak yang kemudian menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan
5
glukosa ke otak. Stroke ini sering diakibatkan oleh trombosis akibat plak
aterosklerosis dari arteri otak atau arteri yang memberi vaskularisasi pada otak
atau suatu emboli dari pembuluh darah di luar otak (Martono,H., 2014).
Stroke hemoragik diakibatkan oleh pecahnya suatu mikro-aneurisma dari
Charcot atau etat crible di otak. Dibedakan antara : perdarahan intraserebral,
subdural, dan subaraknoid (Martono,H., 2014).
2.1.3. Faktor Risiko
Menurut CDC (2014), faktor risiko terbagi atas:
1. Kondisi
a. Riwayat stroke atau T.I.A
b. Tekanan darah tinggi
c. Kadar kolesterol tinggi
d. Penyakit jantung
e. Diabetes
f. Sickle cell disease
2. Kebiasaan
a. Diet
b. Aktivitas fisik
c. Obesitas
d. Konsumsi alcohol
e. Penggunaan tobacco
3. Riwayat keluarga
a. Genetic
b. Riwayat penyakit
4. Lainnya
a. Umur
b. Jenis kelamin
6
2.1.4. Patofisiologi
Gambar 2.1. Patofisiologi stroke iskemik.
Sumber: Harrison’s Neurology in Clinical Medicine 3rd edition, 2013.
Oklusi akut pembuluh intrakranial menyebabkan penurunan aliran darah
ke otak.Jika aliran darah kembali normal sebelum sejumlah besar kematian sel,
pasien mungkin hanya mengalami gejala sementara, yang disebut TIA. Infark
serebral terjadi melalui dua jalur, yaitu: jalur nekrotik dan apoptosis (Smith, S. et
al., 2013).
iNOS (inducible Nitric Oxide Synthase) merupakan mediator penting dari
respon inflamasi sewaktu iskemik dan reperfusi (Vaughan,C., Delanty,N., 1999).
Poly(ADP-Ribose)Polymerase atau PARP merupakan enzim yang memfasilitasi
perbaikan DNA (Deoxyribonucleic acid) diaktivasi oleh DNA yang rusak
(Shimoji,M. et al., 2005).
7
Stroke hemoragik :
Lesi vaskular hipertensi
Lipohyalinosis
segmental
Ruptur spontan
arteri
Mikro aneurisme
Gambar 2.2. Patofisiologi stroke hemoragik.
Sumber: Adams and Victor’s Principles of Neurology 8th edition, 2005.
2.1.5. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari stroke (CDC, 2014):
-
Kelemahan otot secara tiba-tiba terutama pada salah satu sisi tubuh
-
Kebingungan, kesulitan berbicara dan memahami pidato
-
Masalah penglihatan pada satu atau kedua mata
-
Kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan, atau kurangya
koordinasi
-
Sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya
2.1.6. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksasan fisis, dan
pemeriksaan penunjang (Arifputra et al., 2014).
-
Anamnesis
o Gejala yang mendadak pada saat awal, lamanya awitan, dan aktivitas
saat serangan
8
o Deskripsi gejala yang muncul beserta kelanjutannya: progresif
memberat, perbaikan, atau menetap
o Gejala penyerta: penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah,
rasa berputar, kejang, gangguan penglihatan, atau gangguan fungsi
kognitif
o Ada tidaknya faktor risiko stroke
-
Pemeriksaan fisik
o Tanda vital
o Pemeriksaan kepala dan leher (mencari cedera kepala akibat jatuh,
peningkatan tekanan vena jugularis, dan lain-lain)
o Pemeriksaan neurologis, meliputi:
Pemeriksaan kesadaran
Pemeriksaan nervus kranialis
Pemeriksaan kaku kuduk (biasanya positif pada pendarahan
subarachnoid)
-
Pemeriksaan motorik, refleks, dan sensorik
Pemeriksaan fungsi kognitif sederhana
Pemeriksaan penunjang
o Elektrokardiografi
o Laboratorium (darah, fungsi ginjal, hematologi, gula darah, urinalisis,
analisis gas darah, dan elektrolit)
o Foto toraks: gambaran kardiomegali sebagai tanda hipertensi
o CT scan/MRI
o Transcranial dropler dan doppler karotis: untuk melihat adanya
penyumbatan dinding pembuluh darah
o Analisis cairan serebrospinal jika diperlukan
9
2.1.7. Prognosis
Stroke berulang sering terjadi, sekitar 25% orang yang sembuh dari stroke
akan mengalami stroke dalam lima tahun (NINDS, 2015).
2.2. Gangguan Fungsi Kognitif
2.2.1. Defenisi
Ganguan fungsi kognitif atau disebut juga gangguan fungsi luhur adalah
keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan mengingat, belajar hal-hal baru,
berkonsentrasi, atau membuat keputusan, dan dapat mempengaruhi aktivitas
sehari-harinya (CDC, 2009).
2.2.2. Jenis-jenis Gangguan Fungsi Kognitif
Afasia adalah gangguan berbahasa. Afasia terbagi atas (Rohkamm, 2004):
a. Afasia Broca
Lesi di area Broca (area 44, 45).
b. Afasia Wernicke’s
Lesi di area Wernicke (area 22).
c. Afasia Konduksi
Lesi di fasikulus arkuata.
d. Afasia Global
Lesi di arteri cerebral media.
e. Afasia Anomic
Lesi di korteks temporo-parietal atau white-matter subkortikal.
f. Afasia Transkortikal
g. Afasia Subkortikal
Aleksia
adalah
ketidakmampuan
membaca.Agrafia
ketidakmampuan menulis (Rohkamm, 2004).
a. Aleksia dengan agrafia
Adanya gangguan membaca dan menulis, lesi di girus angularis.
adalah
10
b. Aleksia tanpa agrafia
Pasien tidak dapat membaca namun dapat menulis.
Apraksia adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas motorik.
a. Apraksia ideomotor
Ketidakmampuan melakukan respon motoric setelah perintah verbal.
b. Apraksia ideasional
Kesulitan dalam mengurutkan aktivitas atau komponen secara logis.
Agnosia adalah ketidakmampuan atau kesulitan mengenali objek.
(Rohkamm,2004)
a. Astereognosis
Astereognosis adalah ketidakmampuan menyebutkan bentuk dan ukuran
benda yang dirabanya.Lesi pada lobus parietal.
b. Agnosia visual
Agnosia visual berarti tidak dapat mengenali objek yang dilihat.Kerusakan
pada korteks oksipital dan mungkin pula pada splenium korpus kalosum
yang menghubungkan korteks visual hemisfer kiri dan kanan.
c. Prosopagnosia
Prosopagnosia adalah ketidakmampuan mengenali wajah.
d. Unilateral neglect
Unilateral neglect adalah ketidakmampuan berespon terhadap stimulus
pada salah satu sisi tubuhnya.
e. Anosognosia
Anosognosia adalah ketidaksadaran atau penyangkalan adanya penyakit.
Demensia adalah penurunan gangguan fungsi
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Tammy Clarissa
Tempat/ Tanggal Lahir
: Binjai/ 19 Oktober 1994
Agama
: Buddha
Alamat
: Jl. Jend. Ahmad Yani No.25 I
Binjai 20713
Riwayat Pendidikan
: 1. TK Methodist Binjai
1998
2. SD Methodist Binjai
2000
3. SMP Sutomo 1 Medan
2006
4. SMA Sutomo 1 Medan
2009
5. Fakultas Kedokteran USU 2012
Riwayat Pelatihan
:-
Riwayat Organisasi
:-
39
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN
Dengan hormat,
Saya, Tammy Clarissa, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara stambuk 2012, saat ini sedang mengadakan penelitian dengan
judul “Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien Pascastroke di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2015”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community
Research Programme.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gangguan fungsi
kognitif pada pasien pascastroke. Manfaat yang diharapkan adalah dapat
memberikan informasi mengenai gangguan fungsi kognitif bagi pasien dan yang
memberikan perawatan pada pasien. Untuk mendapatkan data penelitian ini, saya
akan melakukan wawancara terstruktur kepada Bapak/Ibu dengan menanyakan
beberapa pertanyaan mengenai fungsi eksekutif, penamaan pada objek, memori
(ingatan), atensi, bahasa, dan abstraksi. Wawancara akan berlangsung sekitar 20
menit.
Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan dan dapat
mengundurkan diri sewaktu-waktu. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan
dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini,
Bapak/Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila terdapat hal yang kurang
dimengerti, Bapak/Ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu menjadi partisipan dalam
penelitian ini, saya mengucapakan terima kasih.
Medan,
2015
Peneliti,
(Tammy Clarissa)
40
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Jenis Kelamin : L / P
telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai
penelitian ini yang berjudul “Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien
Pascastroke di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015”. Oleh karena itu saya
menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Demikianlah, persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
Medan,
2015
Hormat Saya,
( _________________________)
41
Lampiran 4
42
Lampiran 5
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nama Responden :
Umur Responden :
Pendidikan
:
Item
1.
2.
3.
4.
Nama pewawancara :
Tanggal wawancara :
Jam mulai
:
Tes
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan
musim apa?
Sekarang kita berada dimana? (Nama rumah sakit,
jalan, nomor rumah, kota, kabupaten, propinsi)
REGISTRASI
Pewanwancara menyebutkan nama 3 buah benda,
misalnya:
Satu detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah
responden mengulang ke tiga nama benda
tersebut.
Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila
masih salah, ulangi penyebutan ke tiga nama
tersebut sampai responden dapat mengatakannya
dengan benar:
(bola, kursi, sepatu)
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah: ….kali
ATENSI DAN KALKULASI
Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai dari
100 ke bawah. Berhenti setelah 5 kali hitungan (93
-86 -79 -72 -65). Kemungkinan lain, ejalah kata
dengan 5 huruf, misalnya ‘DUNIA’ dari akhir ke
awal/ kanan ke kiri: ‘AINUD’.
Satu (1) nilai untuk setiap jawaban yang benar.
Nilai
maks.
5
5
3
5
Nilai
43
5.
6.
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
Tanyakan kembali nama ke tiga benda yang telah
disebut diatas. Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban
yang benar
BAHASA
Apakah nama benda ini? Perlihatkan pinsil dan
arloji.
3
2
7.
Ulangi kalimat berikut: “ JIKA TIDAK, DAN
ATAU TAPI”.
1
8.
Laksanakan 3 buah perintah ini: “Penganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakkan di
lantai.”
3
9.
Bacalah dan laksanakan perintah berikut :
“PEJAMKAN MATA ANDA”
1
10.
Tulislah sebuah kalimat!
1
11.
Tirulah gambar ini!
1
TOTAL
30
44
Lampiran 6
DATA INDUK
No
1
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Tingkat
Pendidikan
Sarjana
2
Laki-laki
Sarjana
3
Laki-laki
Sarjana
4
Laki-laki
Sarjana
5
Laki-laki
Sarjana
6
Laki-laki
Sarjana
7
Perempuan
SMA
8
Perempuan
SMA
9
Perempuan
SMP
10
Perempuan
SMA
11
Laki-laki
Sarjana
12
Perempuan
SMA
Tipe
Stroke
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Hemoragik
Stroke
Hemoragik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Visuospatial
Penamaan
Memori
Atensi
Bahasa
Abstraksi
Orientasi
MoCA
MMSE
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Normal
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Normal
Mild
Moderate
Normal
Moderate
Moderate
Mild
Moderate
Mild
Mild
Moderate
45
13
Laki-laki
SMA
14
Laki-laki
Sarjana
15
Perempuan
SMA
16
Laki-laki
Sarjana
17
Perempuan
SMA
18
Laki-laki
Sarjana
19
Laki-laki
Sarjana
20
Laki-laki
Sarjana
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Stroke
Iskemik
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Normal
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Normal
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Gangguan
Kognitif
Moderate
Mild
Normal
Normal
Moderate
Moderate
Normal
Mild
46
Lampiran 7
HASIL OUTPUT SPSS
A. Distibusi Frekuensi
Statistics
N
Valid
Missing
Tingkat
Pendidikan
Tipe Stroke
20
20
0
0
Jenis Kelamin
20
0
Jenis Kelamin
Valid
Cumulative
Percent
65.0
100.0
Frequency Percent Valid Percent
13
65.0
65.0
7
35.0
35.0
20
100.0
100.0
Laki-laki
Perempuan
Total
Tingkat Pendidikan
Frequency
Valid
SMP
SMA
Sarjana
Total
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
1
5.0
5.0
5.0
7
12
20
35.0
60.0
100.0
35.0
60.0
100.0
40.0
100.0
Tipe Stroke
Valid Stroke Iskemik
Stroke
Hemoragik
Total
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Frequency
Percent
18
90.0
90.0
90.0
2
10.0
10.0
100.0
20
100.0
100.0
47
B. Tabulasi Silang Gambaran Gangguan Kognitif dengan Tipe Stroke
Visuospatial
Total
Visuospatial * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Gangguan Count
12
2
% of Total
60.0%
10.0%
Normal
Count
6
0
% of Total
30.0%
0.0%
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Penamaan * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Penamaan Gangguan Count
7
1
% of Total
35.0%
5.0%
Normal
Count
11
1
% of Total
55.0%
5.0%
Total
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Memori * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Memori Gangguan Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Total
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Total
14
70.0%
6
30.0%
20
100.0%
Total
8
40.0%
12
60.0%
20
100.0%
Total
20
100.0%
20
100.0%
48
Atensi * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Atensi Gangguan
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Normal
Total
Total
17
2
19
85.0%
1
5.0%
18
90.0%
10.0%
0
0.0%
2
10.0%
95.0%
1
5.0%
20
100.0%
Bahasa * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Bahasa Gangguan
Normal
Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Total
16
1
17
80.0%
2
10.0%
18
90.0%
5.0%
1
5.0%
2
10.0%
85.0%
3
15.0%
20
100.0%
Abstraksi * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Abstraksi Gangguan Count
14
2
% of Total
70.0%
10.0%
Normal
Count
4
0
% of Total
20.0%
0.0%
Total
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Total
16
80.0%
4
20.0%
20
100.0%
49
Orientasi * Tipe Stroke Crosstabulation
Tipe Stroke
Stroke
Stroke
Iskemik
Hemoragik
Orientasi Gangguan Count
9
1
% of Total
45.0%
5.0%
Normal
Count
9
1
% of Total
45.0%
5.0%
Total
Count
18
2
% of Total
90.0%
10.0%
Total
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
C. Tabulasi Silang Gambaran Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin
Visuospatial * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Visuospatial Gangguan Count
9
5
% of Total
45.0%
25.0%
Normal
Count
4
2
% of Total
20.0%
10.0%
Total
Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Penamaan * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Penamaan Gangguan Count
4
4
% of Total
20.0%
20.0%
Normal
Count
9
3
% of Total
45.0%
15.0%
Total
Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Total
14
70.0%
6
30.0%
20
100.0%
Total
8
40.0%
12
60.0%
20
100.0%
50
Memori
Memori * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Gangguan Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Total
Count
% of Total
13
65.0%
7
35.0%
Total
20
100.0%
20
100.0%
Atensi * Jenis Kelamin Crosstabulation
Atensi
Gangguan
Normal
Total
Bahasa
Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
12
7
60.0%
35.0%
1
0
5.0%
0.0%
13
7
65.0%
35.0%
Bahasa * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Gangguan Count
12
5
% of Total
60.0%
25.0%
Normal
Count
1
2
% of Total
5.0%
10.0%
Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Total
19
95.0%
1
5.0%
20
100.0%
Total
17
85.0%
3
15.0%
20
100.0%
51
Abstraksi * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Abstraksi Gangguan Count
10
6
% of Total
50.0%
30.0%
Normal
1
5.0%
7
35.0%
4
20.0%
20
100.0%
Orientasi * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Orientasi Gangguan Count
6
4
% of Total
30.0%
20.0%
Normal
Count
7
3
% of Total
35.0%
15.0%
Total
Count
13
7
% of Total
65.0%
35.0%
Total
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
Total
Count
% of Total
Count
% of Total
3
15.0%
13
65.0%
Total
16
80.0%
52
B. Tabulasi Silang Gambaran Gangguan Kognitif dengan Tingkat
Pendidikan
Visuospatial * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Visuospatial Gangguan Count
1
5
8
% of Total
5.0%
25.0%
40.0%
Normal
Count
0
2
4
% of Total
0.0%
10.0%
20.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Penamaan * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Penamaan Gangguan Count
1
3
4
% of Total
5.0%
15.0%
20.0%
Normal
Count
0
4
8
% of Total
0.0%
20.0%
40.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Memori * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Memori Gangguan Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Total
14
70.0%
6
30.0%
20
100.0%
Total
8
40.0%
12
60.0%
20
100.0%
Total
20
100.0%
20
100.0%
53
Atensi * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Atensi Gangguan Count
1
7
11
% of Total
5.0%
35.0%
55.0%
Normal
Count
0
0
1
% of Total
0.0%
0.0%
5.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Bahasa * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Bahasa Gangguan Count
1
5
11
% of Total
5.0%
25.0%
55.0%
Normal
Count
0
2
1
% of Total
0.0%
10.0%
5.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Abstraksi * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Abstraksi Gangguan Count
1
6
9
% of Total
5.0%
30.0%
45.0%
Normal
Count
0
1
3
% of Total
0.0%
5.0%
15.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Total
19
95.0%
1
5.0%
20
100.0%
Total
17
85.0%
3
15.0%
20
100.0%
Total
16
80.0%
4
20.0%
20
100.0%
54
Orientasi * Tingkat Pendidikan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Orientasi Gangguan Count
1
4
5
% of Total
5.0%
20.0%
25.0%
Normal
Count
0
3
7
% of Total
0.0%
15.0%
35.0%
Total
Count
1
7
12
% of Total
5.0%
35.0%
60.0%
Total
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
55
Lampiran 8
56
Lampiran 9
57
Lampiran 10
58
Lampiran 11
35
DAFTAR PUSTAKA
Anindhita, A., Arifputra, A., Tanto, C., Stroke. Dalam: Liwang, F. et al., eds.
2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4 Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius, 975-981.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2014.Stroke. Atlanta:
Division for Heart Disease and Stroke Prevention.
Delgado, C. et al., 2010.Frequency and determinants of poststroke cognitive
impairment at three and twelve months in Chile.Dementia & Geriatric
Cognitive Disorders, 29 (5): 397-405.
Douri, A., Rudd, A.G., Wolfe, C.D.A., 2012.Prevalence of Poststroke Cognitive
Impairment.Stroke, 44: 138-145.
Handayani, F. 2013.Angka kejadian serangan stroke pada wanita lebih rendah
daripada laki-laki.Jurnal Keperawatan Medika Bedah 1(1);75-79.
KBBI, 2015. Available from: http://kbbi.web.id/tipe. [Accessed 17 May 2015].
Kauhanen, M.L. et al., 2000. Aphasia, depression, and non-verbal cognitive
impairment in ischaemic stroke.Cerebrovascular Diseases, 10(6):455461.
Mardjono, M., Sidharta, P., 2013.Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat,
269-273.
Martono, H.H., Penatalaksanaan stroke oleh internis berdasarkan bukti medis
(EBM). Dalam: Setiati, S. et al., eds. 2014. Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Indonesia. Edisi 6 Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 3847-3854.
Merriam-Webster,
from:
2015.Medical
Dictionary.
Available
http://www.merriam-webster.com/medical/post%20stroke.
[Accessed 17 May 2015].
Middleton, L.E. et al., 2014. Frequency of domain specific cognitive impairment
in sub-acute and chronic stroke. NeuroRehabilitation, 34(2):305-12.
36
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), 2015. Stroke.
Available from: http://www.ninds.nih.gov/disorders/stroke/stroke.htm.
[Accessed 16 May 2015].
Notoatmodjo, 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 171187.
Prasetyo, B.D., 2012. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gangguan Kognitif
Pascastroke Iskemik Serangan Pertama Lesi Hemisfer Kiri. Surakarta:
Fakultas Kedokteran UNS.
Rahayu, S. et al.,2014. Hubungan Frekuensi Stroke dengan Fungsi Kognitif di
RSUD Arifin Achmad.JOM PSIK 1(2).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2013. Hasil Riskesdas 2013. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Rohkamm, R., 2004.Color Atlas of Neurology. New York: Thieme, 126-137.
Ropper, A.H., Brown,R.H., 2005. Adams and Victor’s Principles of Neurology.
Edisi 8. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc., 367-384, 660-746.
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2013.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Sagung Seto.
Shimoji,M., Dawson,V.L., Dawson,T.M., The role of nitric oxide and PARP in
neuronal
cell
death.
Neurodegenerative
Dalam:
Diseases:
Beal,M.F.
Neurobiology,
et
al.,
eds.
Pathogenesis,
2005.
and
Therapheutics. UK: Cambridge University Press, 146-156.
Smith, S., English, J.D., Johnston, S.C., Cerebrovascular disease. Dalam: Hauser,
S.L. et al., eds. 2013. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. Edisi
3. USA: McGraw-Hill Education, 256-293.
Smith, T., Gildeh, N., Holmes, C., 2007.The Montreal Cognitive Assessment:
validity and utility in a memory clinic setting. Can J Psychiatry,
52(5):329-32.
Trinita, C., Mahama, CN., Tumewah, R., Penurunan Fungsi Kognitif Pada Pasien
Stroke di Poliklinik Neurologi BLU RSUP PROF.DR.R.D.Kandou
Manado Periode Oktober-Desember 2013. Jurnal e-Clinic 2(2).
37
Vaughan,C.J., Delanty,N.,1999. Neuroprotective Properties of Statins in Cerebral
Ischemia and Stroke.Stroke, 30: 1969-1973.
12
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah:
Pasca
Stroke
Gangguan Fungsi
Kognitif:
- Visuospatial
- Penamaan
- Memori
- Atensi
- Bahasa
- Abstraksi
- Orientasi
Tipe Stroke
Jenis Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Defenisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gangguan fuungsi
kognitif, post-stroke, tipe stroke, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
13
a. Gangguan fungsi kognitif
-
Defenisi
: keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan
mengingat, belajar hal-hal baru, berkonsentrasi, atau membuat
keputusan, dan dapat mempengaruhi aktivitas sehari-harinya (CDC,
2009).
-
Alat ukur :MoCA dan MMSE
-
Cara ukur : analisis data
-
Hasil ukur :
o Pasien dengan gangguan visuospasial/fungsi eksekutif
o Pasien dengan gangguan penamaan
o Pasien dengan gangguan atensi
o Pasien dengan gangguan bahasa
o Pasien dengan gangguan memori
o Pasien dengan ketidakmampuan abstrak
o Pasien dengan gangguan orientasi
-
Skala ukur : nominal
b. Pasca stroke
-
Defenisi
: pasca stroke adalah periode setelah menderita stroke
(Merriam-Webster,2015).
c. Tipe Stroke
-
Defenisi
: tipe stroke adalah jenis-jenis stroke (KBBI,2015).
-
Alat ukur :kuesioner
-
Cara ukur : analisis data
-
Hasil ukur :
o Pasien dengan stroke iskemik
o Pasien dengan stroke hemoragik
-
Skala ukur : nominal
14
d. Jenis Kelamin
-
Defenisi
: jenis kelamin adalah perbedaan fisiologis dan biologis
antara pria dengan wanita
-
Alat ukur :kuesioner
-
Cara ukur : analisis data
-
Hasil ukur :
o Pasien berjenis kelamin laki-laki
o Pasien berjenis kelamin perempuan
-
Skala ukur : nominal
e. Tingkat Pendidikan
-
Defenisi
: tingkat pendidikan adalah status pendidikan terakhir yang
dijalani
-
Alat ukur :kuesioner
-
Cara ukur : analisis data
-
Hasil ukur :
o Pasien tamat SD
o Pasien tamat SMP
o Pasien tamat SMA
o Pasien tingkat sarjana atau lebih
-
Skala ukur : ordinal
f. MoCA
- Defenisi :skor untuk fungsi kognitif
-
Hasil ukur :
o Skor < 26: pasien dengan gangguan kognitif
o Skor ≥ 26: pasien tidak mengalami gangguan
g. MMSE
-
Defenisi : skor untuk fungsi kognitif dan demensia
-
Hasil ukur :
o 0-9 : pasien dengan gangguan kognitif berat
15
o 10-19 :pasien dengan gangguan kognitif sedang
o 20-25 :pasien dengan gangguan kognitif ringan
o Skor ≥ 26: pasien tidak mengalami gangguan
16
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif karena penelitian
ini bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
lainnya. Selain itu, penelitian ini juga merupakan bentuk penelitian cross
sectional yang artinya peneliti melakukan observasi terhadap subjek hanya 1 kali
dan pengukuran variabel dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro
dan Ismael, 2013).
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
4.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dirancang selama lebih kurang 10 bulan yang berlangsung
sejak bulan Maret 2015 sampai Desember 2015. Sedangkan untuk pengambilan
data direncanakan akan dilakukan pada bulan November 2015.
4.2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Lokasi ini dipilih
berdasarkan pertimbangan bahwa RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit
tipe A, dimana rumah sakit tipe ini merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah
pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat,
dan Riau. Selain itu, RSUP H. Adam Malik juga merupakan Rumah Sakit
Pendidikan sehingga memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita stroke di
RSUP H. Adam Malik Medan yang ada pada tahun 2015.
17
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
yang menderita stroke di RSUP H. Adam Malik Medan yang ada pada tahun
2015. Sampel pada penelitian ini diambil dengan dengan menggunakan teknik
total sampling, dimanaseluruh populasi penelitian diambil menjadi sampel
penelitian.Selain itu sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi serta
tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam pemilihan sampel penelitian ini
adalah :
1. Kriteria Inklusi
Seluruh pasien stroke yang datang ke RSUP H. Adam Malik Medan pada
tahun 2015.
2. Kriteria Eksklusi
Pasien dengan gangguan kognitif tanpa riwayat stroke dan pasien dengan
disabilitas.
Besar sampel:
n =
Z21-�/2 . p . (1-p)
d2
n
= besar sampel
Z21-�/2 = nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95%= 1,96)
P
= proporsi di populasi, bila tidak diketahui, ditetapkan 50% (0,5)
d
= derajat penyimpangan terhadap populasi
n =
(1.96)2. 0,5 . (1-0,5)
(0,1)2
=
3,8416 . 0,25
0,01
=
0,9604
0,01
= 96,04
18
Dengan demikian besar sampel yang diperlukan dibulatkan menjadi 97 orang.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari seluruh pasien pasca stroke
diRSUP H. Adam Malik Medan RSUP H. Adam Malik Medan yang ada pada
tahun 2015. Data tersebut kemudian dicatat dan dikelompokkan sesuai variable
yang digunakan.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
4.5.1. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai betikut: (1) editing, dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan dari datadata yang dikumpulkan, (2) coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan, (3) dataentry, yakni memasukkan datadata ke dalam program atau software computer, dan (4) cleaning, pengecekan
kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi (Notoatmodjo, 2012).
4.5.2. Analisa Data
Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dan dikelompokkan diolah
dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)
sesuai dengan tujuan penelitian.
19
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
yang beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani,
Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes
No. 335/Menkes/SK/VII/1990.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991
tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai
rumah sakit pendidikan, RSUP H.Adam Malik juga ditetapkan sebagai rumah
sakit pendidikan dan pusat rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi
Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Penelitian ini
dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik dan Instalasi Rawat Jalan Departemen
Neurologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.
5.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer, yaitu
data yang berasal dari wawancara langsung pada pasien pascastroke rawat jalan
yang berada di Instalasi Rehabilitasi Medik dan Instalasi Rawat Jalan Departemen
Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan November 2015.
Jumlah seluruh data yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 20
data dan sebanyak 5 data pasien dieksklusi karena disabilitas pasien atau karena
afasia berat.
5.1.2.1. Distribusi Pasien Pascastroke Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi data pasien pascastroke berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel berikut.
20
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase(%)
Laki-laki
13
65
Perempuan
7
35
Total
20
100%
Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki
dengan jumlah sebanyak 13 pasien (65%) sedangkan yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 7 pasien (35%).
5.1.2.2. Distribusi Pasien Pascastroke Berdasarkan Tipe Stroke
Distribusi data pasien berdasarkan tipe stroke dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tipe Stroke
Tipe Stroke
Frekuensi Persentase(%)
Stroke Iskemik
18
90
Stroke Hemoragik
2
10
Total
20
100%
Dari tabel 5.2., didapatkan bahwa dari 20 pasien yang diteliti, lebih banyak
pasien menderita stroke tipe iskemik yaitu sebanyak 18 pasien (90%) sedangkan
jenis stroke hemoragik sebanyak 2 pasien (10%).
5.1.2.3. Distribusi Pasien Pascastroke Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Distribusi data pasien pascastroke berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Persentase(%)
SMP
1
5
SMA
7
35
Sarjana
12
60
Total
20
100%
21
Dari tabel 5.3., diketahui bahwa pasien pascastroke dengan tingkat
pendidikan sarjana lebih banyak yaitu 12 pasien (60%) dibandingkan dengan
tingkat pendidikan SMP dan SMA yaitu sebanyak 1 pasien (5%) dan 7 pasien
(35%) secara berturut-turut.
5.1.2.4. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin
Data tabulasi silang antara gangguan kognitif dengan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.4. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin
(MoCA)
MoCA
Gangguan Kognitif
Total
Jenis
Kelamin
Laki-laki
13
13
65%
65%
Perempuan
7
7
35%
35%
Total
20
20
Berdasarkan tabel 5.4., dengan skor MoCA didapatkan bahwa pasien
berjenis kelamin laki-laki lenih banyak menderita gangguan kognitif sebanyak 13
pasien (65%) daripada perempuan yaitu sebanyak 7 pasien (35%).
Tabel 5.5. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin
(MMSE)
MMSE
Moderate
Mild
Normal
Total
Jenis
Kelamin
Laki-laki
4
4
5
13
20%
20%
25%
65%
Perempuan
4
2
1
7
20%
10%
5%
35%
Total
8
6
6
20
Berdasarkan tabel 5.5., dengan skor MMSE didapatkan dari 13 pasien
berjenis kelamin laki-laki terdapat 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif
sedang, 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 5 pasien (25%)
tanpa gangguan kognitif. Pada 7 pasien berjenis kelamin perempuan didapatkan 4
22
pasien (10%) mengalami gangguan kognitif sedang, 2 pasien (10%) mengalami
gangguan kognitif ringan, dan 1 pasien (5%) tanpa gangguan kognitif.
5.1.2.5. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan
Data tabulasi silang antara gangguan kognitif dengan jenis tingkat
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.6. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan
(MoCA)
MoCA
Gangguan Kognitif
Total
Tingkat
Pendidikan
SMP
1
1
5%
5%
SMA
7
7
35%
35%
Sarjana
12
12
60%
60%
Total
20
20
Berdasarkan tabel 5.6., dengan skor MoCA didapatkan gangguan kognitif
lebih banyak didapatkan pada pasien dengan tingkat pendidikan tamatan sarjana
yaitu sebanyak 12 pasien (60%), tamatan SMA sebanyak 7 pasien (35%), dan
tamatan SMP hanya 1 pasien (5%).
Tabel 5.7.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan
(MMSE)
MMSE
Moderate
Mild
Normal
Total
Tingkat
Pendidikan
SMP
1
0
0
1
SMA
Sarjana
Total
5%
4
20%
3
15%
8
0%
2
10%
4
20%
6
0%
1
5%
5
25%
6
5%
7
35%
12
60%
20
23
Berdasarkan tabel 5.7., dengan skor MMSE didapatkan pada 12 pasien
tamatan sarjana didapatkan 3 pasien (15%) mengalami gangguan kognitif sedang, 4
pasien (20%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 5 pasien (25%) tanpa
gangguan kognitif. Pada tamatan SMA didapatkan 4 pasien (20%) mengalami
gangguan kognitif sedang, 2 pasien (10%) mengalami gangguan kognitif ringan,
dan 1 pasien (5%) tanpa gangguan kognitif. Pada tamatan SMP didapatkan 1 pasien
(5%) mengalami gangguan kognitif sedang.
5.1.2.6.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tipe Stroke
Data tabulasi silang antara gangguan kognitif dengan tipe stroke dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.8.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif Dengan Tipe Stroke (MoCA)
MoCA
Gangguan Kognitif
Total
Tipe Stroke Stroke Iskemik
18
18
90%
90%
Stroke
Hemoragik
2
2
10%
10%
Total
20
20
Berdasarkan tabel 5.8., dengan skor MoCA didapatkan gangguan kognitif
lebih banyak didapatkan pada pasien dengan stroke iskemik yaitu sebanyak 18
pasien (90%) dan stroke hemoragik sebanyak 2 pasien (10%).
Tabel 5.9.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif Dengan Tipe Stroke (MMSE)
MMSE
Moderate
Mild
Normal
Total
Tipe Stroke Stroke Iskemik
7
5
6
18
35%
25%
30%
90%
Stroke
Hemoragik
1
1
0
2
5%
5%
0%
10%
Total
8
6
6
20
Berdasarkan tabel 5.9., dengan skor MMSE didapatkan gangguan kognitif
pada pasien dengan stroke iskemik sebanyak 7 pasien (35%) mengalami gangguan
24
kognitif sedang, 5 pasien (25%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 6
pasien (30%) tanpa gangguan kognitif. Pada stroke hemoragik didapatkan
sebanyak 1 pasien (5%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 1 pasien (5%)
mengalami gangguan kognitif ringan.
5.1.2.7. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Tipe Stroke
Data tabulasi silang antara gambaran fungsi kognitif dengan tipe stroke
dapat dilihat pada tabel berikut.
25
Tabel 5.10. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif (versi MoCA)
Dengan Tipe Stroke
Tipe Stroke
Total
Stroke Iskemik
Stroke Hemoragik
Visuospatial Gangguan
12
2
14
60%
10%
70%
Normal
6
0
6
30%
0%
30%
Total
18
2
20
Penamaan
Gangguan
Normal
Total
Memori
Gangguan
Normal
Total
Atensi
Gangguan
Normal
Total
Bahasa
Gangguan
Normal
Total
Abstraksi
Gangguan
Normal
Total
Orientasi
Gangguan
Normal
Total
7
35%
11
55%
18
1
5%
1
5%
2
8
40%
12
60%
20
18
90%
0
0%
18
2
10%
0
0%
2
20
100%
0
0%
20
17
85%
1
5%
18
2
10%
0
0%
2
19
95%
1
5%
20
16
80%
2
10%
18
1
5%
1
5%
2
17
85%
3
15%
20
14
70%
4
20%
18
2
10%
0
0%
2
16
80%
4
20%
20
9
45%
9
45%
18
1
5%
1
5%
2
10
50%
10
50%
20
Berdasarkan tabel 5.10., diketahui dari 18 pasien dengan tipe
stroke iskemik yang mengalami gangguan visuospatial sebanyak 12 pasien (60%)
26
dan 6 pasien (30%) tidak dijumpai adanya gangguan. gangguan penamaan
sebanyak 7 pasien (35%) dan 11 pasien (55%) tidak dijumpai adanya gangguan,
gangguan memori sebanyak 18 pasien (90%), gangguan atensi sebanyak 17 pasien
(85%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan. gangguan bahasa sebanyak
16 pasien (80%) dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, gangguan atensi
sebanyak 14 pasien (70%) dan
4 pasien (20%) tidak mengalami gangguan,
gangguan orientasi sebanyak 9 pasien (45%) dan 9 pasien (45%) tidak mengalami
gangguan.
Pada 2 pasien dengan tipe stroke hemoragik yang mengalami gangguan
visuospatial sebanyak 2 pasien (10%), gangguan penamaan sebanyak 1 pasien
(5%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, gangguan memori sebanyak 2
pasien (10%), gangguan atensi
sebanyak 2 pasien (10%), gangguan bahasa
sebanyak 1 pasien (5%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, gangguan
abstraksi sebanyak 2 pasien (10%), gangguan orientasi sebanyak 1 pasien (5%)
dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan.
5.1.2.8. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif Dengan Jenis Kelamin
Data tabulasi silang antara gambaran fungsi kognitif dengan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut.
27
Tabel 5.11. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif (versi MoCA)
Dengan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Total
Laki-laki
Perempuan
Visuospatial Gangguan
9
5
14
45%
25%
70%
Normal
4
2
6
20%
10%
30%
Total
13
7
20
Penamaan
Gangguan
Normal
Total
Memori
Gangguan
Normal
Total
Atensi
Gangguan
Normal
Total
Bahasa
Gangguan
Normal
Total
Abstraksi
Gangguan
Normal
Total
Orientasi
Gangguan
Normal
Total
4
20%
9
45%
13
4
20%
3
15%
7
8
70%
12
30%
20
13
65%
0
0%
13
7
35%
0
0%
7
20
100%
0
0%
20
12
60%
1
5%
13
7
35%
0
0%
7
19
95%
12
1%
20
12
60%
1
5%
13
5
25%
2
10%
7
17
85%
3
15%
20
10
50%
3
15%
13
6
30%
1
5%
7
16
80%
4
20%
20
6
30%
7
35%
13
4
20%
3
15%
7
10
50%
10
50%
20
28
Berdasarkan tabel 5.11., diketahui dari 13 pasien berjenis kelamin laki-laki
yang mengalami gangguan visuospatial sebanyak 9 pasien (45%) dan 4 pasien
(20%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan penamaan sebanyak 4 pasien
(20%) dan 9 pasien (45%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan memori
sebanyak 13 pasien (65%), gangguan atensi sebanyak 12 pasien (60%) dan 1
pasien (4%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan bahasa sebanyak 12
pasien (60%) dan 1 pasien (5%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan
orientasi sebanyak 6 pasien (30%) dan 7 pasien (35%) tidak dijumpai adanya
gangguan.
Pada 7 pasien perempuan didapatkan 5 pasien (25%) mengalami gangguan
visuospatial dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 4 pasien (20%)
mengalami gangguan penamaan dan 3 pasien (15%) tidak mengalami gangguan, 7
pasien (35%) mengalami gangguan memori, 7 pasien (35%) mengalami gangguan
atensi, 5 pasien (25%) mengalami gangguan bahasa dan 2 pasien (10%) tidak
mengalami gangguan, 6 pasien (30%) mengalami gangguan abstraksi dan 1 pasien
(5%) tidak mengalami gangguan, 4 pasien (20%) mengalami gangguan orientasi
dan 3 pasien (15%) tidak mengalami gangguan.
5.1.2.9. Tabulasi Silang Gambaran Kognitif Dengan Tingkat Pendidikan
Data tabulasi silang antara gambaran kognitif dengan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel berikut.
29
Tabel 5.12. Tabulasi Silang Gambaran Kognitif (versi MoCA) Dengan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Total
SMP
SMA
Sarjana
Visuospatial Gangguan
1
5
8
14
5%
25%
40%
70%
Normal
0
2
4
6
0%
10%
20%
30%
Total
1
7
12
20
Penamaan
Gangguan
Normal
Total
Memori
12
60%
20
100%
Normal
0
0%
1
0
0%
7
0
0%
12
0
0%
20
Gangguan
1
5%
0
0%
1
7
35%
0
0%
7
11
55%
1
5%
12
19
95%
1
5%
20
1
5%
0
0%
1
5
25%
2
10%
7
11
55%
1
5%
12
17
85%
3
15%
20
1
5%
0
0%
1
1
5%
0
0%
1
6
30%
1
5%
7
4
20%
3
15%
7
9
45%
3
15%
12
5
25%
7
35%
12
16
80%
4
20%
20
10
50%
10
50%
20
Gangguan
Normal
Total
Gangguan
Normal
Total
Orientasi
Gangguan
Normal
Total
8
40%
12
60%
20
7
35%
Total
Abstraksi
4
20%
8
40%
12
1
5%
Normal
Bahasa
3
15%
4
20%
7
Gangguan
Total
Atensi
1
5%
0
0%
1
30
Berdasarkan tabel 5.12., diketahui dari 12 pasien tamatan sarjana terdapat
sebanyak 8 pasien (40%) mengalami gangguan visuospatial dan 4 pasien (20%)
tidak dijumpai adanya gangguan, 4 pasien (20%) mengalami gangguan penamaan
dan 8 pasien (40%) tidak dijumpai adanya gangguan, 12 pasien (60%) mengalami
gangguan memori, 11 pasien (55%) mengalami gangguan atensi dan 1 pasien
(5%) tidak dijumpai adanya gangguan, 11 pasien (55%) mengalami gangguan
bahasa dan 1 pasien (5%) tidak dijumpai adanya gangguan, 9 pasien (45%)
mengalami gangguan abstraksi dan 3 pasien (15%) tidak dijumpai adanya
gangguan, 5 pasien (25%) mengalami gangguan orientasi dan 7 pasien (35%)
tidak dijumpai adanya gangguan.
Pada 7 pasien tamatan SMA didapatkan 5 pasien (25%) mengalami
gangguan visuospatial dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 3 pasien
(15%) mengalami gangguan penamaan dan 4 pasien (20%) tidak mengalami
gangguan, 7 pasien (35%) mengalami gangguan memori, 7 pasien (35%)
mengalami gangguan atensi, 5 pasien (25%) mengalami gangguan bahasa dan 2
pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 6 pasien (30%) mengalami gangguan
abstraksi dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, 4 pasien (20%)
mengalami gangguan orientasi dan 3 pasien (15%) tidak mengalami gangguan.
Pada 1 pasien (5%) tamatan SMP mengalami gangguan visuospatial, 1
pasien (5%) gangguan penamaan, 1 pasien (5%) mengalami gangguan memori, 1
pasien (5%) mengalami gangguan atensi, 1 pasien (5%) mengalami gangguan
bahasa, 1 pasien (5%) tamatan SMP mengalami gangguan abstraksi, 1 pasien
(5%) mengalami gangguan orientasi.
5.2.
Pembahasan
Pada penelitian ini didapatkan total sampel sebanyak 20 pasien sedangkan
pada perhitungan sampel didapatkan 97 pasien sehingga pasien tidak mencukupi.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu penelitian dan juga keterbatasan
pasien pascastroke yang didapat.
31
5.2.1. Jenis Kelamin
Pada penelitian ini terlihat bahwa penderita stroke lebih banyak berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 13 orang (65%). Hal ini sesuai dengan penelitian
Handayani (2013) yang menunjukkan bahwa kejadian stroke pada laki-laki lebih
banyak yaitu sebanyak 62 orang (68,9%) dan perempuan 28 orang (31,1%).
Penilaian fungsi kognitif dengan menggunakan skor MoCA didapatkan
lebih banyak terjadi gangguan kognitif pada pasien laki-laki yaitu sebanyak 13
pasien. Dengan skor MMSE didapatkan dari 13 pasien berjenis kelamin laki-laki
terdapat 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 5 pasien (25%)
tidak mengalami gangguan kognitif.
Menurut penelitian Prasetyo, (2012) didapatkan adanya pengaruh jenis
kelamin dengan gangguan fungsi kognitif pascastroke iskemik pada laki-laki yaitu
sebesar 46,7%, sedangkan pada perempuan sebesar 30%.
5.2.2. Tipe Stroke
Berdasarkan hasil penelitian diatas, didapatkan tipe stroke yang terbanyak
adalah stroke iskemik yang berjumlah 18 orang (90%). Hal ini sesuai dengan
penelitian Rahayu et al. (2014) dimana didapatkan kejadian stroke iskemik lebih
banyak dibandingkan dengan stroke hemoragik.
Penilaian fungsi kognitif dengan skor MoCA didapatkan gangguan
kognitif lebih banyak didapatkan pada pasien dengan stroke iskemik yaitu
sebanyak 18 orang (90%). Pada skor MMSE didapatkan gangguan kognitif pada
pasien dengan stroke iskemik sebanyak 7 pasien (35%) mengalami gangguan
kognitif sedang dan 6 pasien (30%) tanpa gangguan kognitif.
5.2.3. Tingkat Pendidikan
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan responden
yang terbanyak adalah tingkat Sarjana yang berjumlah 12 orang (60%).Rahayu et
al. (2014) juga mendapatkan kesimpulan yang menyatakan bahwa kejadian stroke
lebih sering pada orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.Namun di
penelitiannya tingkat pendidikan tertinggi adalah tingkat SMA yaitu sebesar
32
63,6%. Oleh karena kemampuan berpikir dan kompleksnya masalah yang
dihadapi oleh orang yang berpendidikan lebih tinggi, sehingga mereka lebih
mempunyai resiko menderita stroke lebih tinggi dan kesadaran akan
kesehatannya.
Penilaian fungsi kognitif dengan skor MoCA didapatkan gangguan
kognitif lebih banyak didapatkan pada pasien tamatan sarjana sebanyak 12 pasien
(60%) dan tamatan SMP 1 pasien (5%). Dengan skor MMSE pada pasien tamatan
sarjana didapatkan 3 pasien (15%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 5
pasien (25%) tidak mengalami gangguan kognitif, sedangkan pada pasien tamatan
SMA didapatkan 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 1
pasien (5%) tidak mengalami gangguan kognitif.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Trinita et al. (2014) dimana
didapatkan pasien dengan lama pendidikan kurang dari 12 tahun mengalami
gangguan kognitif.
5.2.4. Fungsi Kognitif
Pasien dengan tipe stroke iskemik lebih banyak mengalami gangguan
fungsi kognitif yaitu sebanyak 18 orang (90%). Hasil ini didapatkan karena pasien
yang diteliti lebih banyak pasien dengan tipe stroke iskemik. Dari 18 pasien
dengan tipe stroke iskemik didapatkan yang mengalami gangguan visuospatial
sebanyak 12 orang (60%), gangguan penamaan 7 orang (35%), gangguan memori
18 orang (90%), gangguan atensi 17 orang (85%), gangguan abstraksi 14 orang
(70%), gangguan bahasa 16 orang (80%), dan gangguan orientasi 9 orang (45%).
Penelitian di Canada didapatkan pada fase akut : 15,8% gangguan
berbahasa, 22,8% gangguan mengenali dan mengidentifikasi objek, 13,2%
gangguan ingatan, 57,9% gangguan psikomotorik, 15,8% gangguan atensi, dan
39,5% gangguan fungsi eksekutif, sedangkan pada fase kronik : 12,9% gangguan
berbahasa, 17,8% gangguan mengenali dan mengidentifikasi objek, 10,9%
gangguan ingatan, 45,5% gangguan psikomotorik, 10,9% gangguan atensi, dan
30,7% gangguan fungsi eksekutif (Middleton et al., 2014).
33
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang
dapat diambil pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan jenis kelamin, angka kejadian gangguan kognitif pada pasien
pascastroke tertinggi pada laki-laki sebanyak 13 pasien (65%), sedangkan
pada perempuan sebanyak 7 pasien (35%).
2. Berdasarkan tipe stroke, angka kejadian gangguan kognitif pada pasien
pascastroke tertinggi adalah stroke iskemik sebanyak 18 pasien (90%),
sedangkan pada stroke hemoragik sebanyak 2 pasien (10%).
3. Berdasarkan tingkat pendidikan, angka kejadian gangguan kognitif pada
pasien pascastroke lebih banyak terjadi pada tamatan sarjana yaitu
sebanyak 12 pasien (60%), sedangkan pada tamatan SMA sebanyak 7
pasien (35%).
4. Pada 18 pasien stroke iskemik didapatkan gangguan visuospatial sebanyak
12 pasien (60%), gangguan penamaan 7 pasien (35%), gangguan memori
18 pasien (90%), gangguan atensi 17 pasien (85%), gangguan abstraksi 14
pasien (70%), gangguan bahasa 16 pasien (80%), dan gangguan orientasi 9
pasien (45%).
5. Pada 2 pasien stroke hemoragik didapatkan gangguan visuospatial
sebanyak 2 pasien (10%), gangguan penamaan 1 pasien (5%), gangguan
memori 2 pasien (10%), gangguan atensi 2 pasien (10%), gangguan
abstraksi 2 pasien (10%), gangguan bahasa 1 pasien (5%), dan gangguan
orientasi 1 pasien (5%).
6. Pada 13 pasien berjenis kelamin laki-laki didapatkan gangguan
visuospatial sebanyak 9 pasien (45%), gangguan penamaan 4 pasien
(20%), gangguan memori 13 pasien (65%), gangguan atensi 12 pasien
(60%), gangguan abstraksi 10 pasien (50%), gangguan bahasa 12 pasien
(60%), dan gangguan orientasi 6 pasien (30%).
34
7. Pada 7 pasien berjenis kelamin perempuan didapatkan gangguan
visuospatial sebanyak 5 pasien (25%), gangguan penamaan 4 pasien
(20%), gangguan memori 7 pasien (35%), gangguan atensi 7 pasien
(35%), gangguan abstraksi 6 pasien (30%), gangguan bahasa 5 pasien
(25%), dan gangguan orientasi 4 pasien (20%).
8. Pada 12 pasien tamatan sarjana didapatkan gangguan visuospatial
sebanyak 8 pasien (40%), gangguan penamaan 4 pasien (20%), gangguan
memori 12 pasien (60%), gangguan atensi 11 pasien (55%), gangguan
abstraksi 9 pasien (45%), gangguan bahasa 11 pasien (55%), dan
gangguan orientasi 5 pasien (25%).
9. Pada7 pasien tamatan SMA didapatkan gangguan visuospatial sebanyak 5
pasien (25%), gangguan penamaan 3 pasien (15%), gangguan memori 7
pasien (35%), gangguan atensi 7 pasien (35%), gangguan abstraksi 6
pasien (30%), gangguan bahasa 5 pasien (25%), dan gangguan orientasi 4
pasien (20%).
6.2.
Saran
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perlunya dilakukan tes fungsi kognitif pada pasien pascastroke agar tenaga
kesehatan dapat memberikan informasi kepada pasien
2. Bagi rumah sakit agar dapat memberikan edukasi dan dapat dicari solusi
untuk menanggulangi kecacatan pascastroke
3. Bagi masyarakat agar meminimalkan faktor resiko stroke dengan pola
hidup yang sehat
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stroke
2.1.1. Defenisi Stroke
Defenisi menurut WHO, stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan
fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung
dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian,
tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskular.
2.1.2. Klasifikasi Stroke
Stroke sebagai diagnosis klinis untuk gambaran manifestasi lesi vascular
serebral, dapat dibagi dalam (Mardjono, M., Sidharta, P., 2013) :
1. Transient ischemic attack (T.I.A)
2. Stroke-in-evolution
3. Completed stroke yang bias dibagi dalam:
a. Completed stroke yang hemoragik
b. Completed stroke yang non-hemoragik
Pembagian klinis lain sebagain variasi klasifikasi di atas (Mardjono, M.,
Sidharta, P., 2013) :
1. Stroke non-hemoragik, yang mencakup
a. T.I.A
b. Stroke-in-evolution
c. Thrombotic stroke
d. Embolic stroke
e. Stroke akibat kompresi terhadap arteri oleh proses di luar arteri,
seperti tumor, abses, granuloma
2. Stroke hemoragik
Stroke non-hemoragik pada dasarnya disebabkan oleh oklusi pembuluh
darah otak yang kemudian menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan
5
glukosa ke otak. Stroke ini sering diakibatkan oleh trombosis akibat plak
aterosklerosis dari arteri otak atau arteri yang memberi vaskularisasi pada otak
atau suatu emboli dari pembuluh darah di luar otak (Martono,H., 2014).
Stroke hemoragik diakibatkan oleh pecahnya suatu mikro-aneurisma dari
Charcot atau etat crible di otak. Dibedakan antara : perdarahan intraserebral,
subdural, dan subaraknoid (Martono,H., 2014).
2.1.3. Faktor Risiko
Menurut CDC (2014), faktor risiko terbagi atas:
1. Kondisi
a. Riwayat stroke atau T.I.A
b. Tekanan darah tinggi
c. Kadar kolesterol tinggi
d. Penyakit jantung
e. Diabetes
f. Sickle cell disease
2. Kebiasaan
a. Diet
b. Aktivitas fisik
c. Obesitas
d. Konsumsi alcohol
e. Penggunaan tobacco
3. Riwayat keluarga
a. Genetic
b. Riwayat penyakit
4. Lainnya
a. Umur
b. Jenis kelamin
6
2.1.4. Patofisiologi
Gambar 2.1. Patofisiologi stroke iskemik.
Sumber: Harrison’s Neurology in Clinical Medicine 3rd edition, 2013.
Oklusi akut pembuluh intrakranial menyebabkan penurunan aliran darah
ke otak.Jika aliran darah kembali normal sebelum sejumlah besar kematian sel,
pasien mungkin hanya mengalami gejala sementara, yang disebut TIA. Infark
serebral terjadi melalui dua jalur, yaitu: jalur nekrotik dan apoptosis (Smith, S. et
al., 2013).
iNOS (inducible Nitric Oxide Synthase) merupakan mediator penting dari
respon inflamasi sewaktu iskemik dan reperfusi (Vaughan,C., Delanty,N., 1999).
Poly(ADP-Ribose)Polymerase atau PARP merupakan enzim yang memfasilitasi
perbaikan DNA (Deoxyribonucleic acid) diaktivasi oleh DNA yang rusak
(Shimoji,M. et al., 2005).
7
Stroke hemoragik :
Lesi vaskular hipertensi
Lipohyalinosis
segmental
Ruptur spontan
arteri
Mikro aneurisme
Gambar 2.2. Patofisiologi stroke hemoragik.
Sumber: Adams and Victor’s Principles of Neurology 8th edition, 2005.
2.1.5. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari stroke (CDC, 2014):
-
Kelemahan otot secara tiba-tiba terutama pada salah satu sisi tubuh
-
Kebingungan, kesulitan berbicara dan memahami pidato
-
Masalah penglihatan pada satu atau kedua mata
-
Kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan, atau kurangya
koordinasi
-
Sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya
2.1.6. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksasan fisis, dan
pemeriksaan penunjang (Arifputra et al., 2014).
-
Anamnesis
o Gejala yang mendadak pada saat awal, lamanya awitan, dan aktivitas
saat serangan
8
o Deskripsi gejala yang muncul beserta kelanjutannya: progresif
memberat, perbaikan, atau menetap
o Gejala penyerta: penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah,
rasa berputar, kejang, gangguan penglihatan, atau gangguan fungsi
kognitif
o Ada tidaknya faktor risiko stroke
-
Pemeriksaan fisik
o Tanda vital
o Pemeriksaan kepala dan leher (mencari cedera kepala akibat jatuh,
peningkatan tekanan vena jugularis, dan lain-lain)
o Pemeriksaan neurologis, meliputi:
Pemeriksaan kesadaran
Pemeriksaan nervus kranialis
Pemeriksaan kaku kuduk (biasanya positif pada pendarahan
subarachnoid)
-
Pemeriksaan motorik, refleks, dan sensorik
Pemeriksaan fungsi kognitif sederhana
Pemeriksaan penunjang
o Elektrokardiografi
o Laboratorium (darah, fungsi ginjal, hematologi, gula darah, urinalisis,
analisis gas darah, dan elektrolit)
o Foto toraks: gambaran kardiomegali sebagai tanda hipertensi
o CT scan/MRI
o Transcranial dropler dan doppler karotis: untuk melihat adanya
penyumbatan dinding pembuluh darah
o Analisis cairan serebrospinal jika diperlukan
9
2.1.7. Prognosis
Stroke berulang sering terjadi, sekitar 25% orang yang sembuh dari stroke
akan mengalami stroke dalam lima tahun (NINDS, 2015).
2.2. Gangguan Fungsi Kognitif
2.2.1. Defenisi
Ganguan fungsi kognitif atau disebut juga gangguan fungsi luhur adalah
keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan mengingat, belajar hal-hal baru,
berkonsentrasi, atau membuat keputusan, dan dapat mempengaruhi aktivitas
sehari-harinya (CDC, 2009).
2.2.2. Jenis-jenis Gangguan Fungsi Kognitif
Afasia adalah gangguan berbahasa. Afasia terbagi atas (Rohkamm, 2004):
a. Afasia Broca
Lesi di area Broca (area 44, 45).
b. Afasia Wernicke’s
Lesi di area Wernicke (area 22).
c. Afasia Konduksi
Lesi di fasikulus arkuata.
d. Afasia Global
Lesi di arteri cerebral media.
e. Afasia Anomic
Lesi di korteks temporo-parietal atau white-matter subkortikal.
f. Afasia Transkortikal
g. Afasia Subkortikal
Aleksia
adalah
ketidakmampuan
membaca.Agrafia
ketidakmampuan menulis (Rohkamm, 2004).
a. Aleksia dengan agrafia
Adanya gangguan membaca dan menulis, lesi di girus angularis.
adalah
10
b. Aleksia tanpa agrafia
Pasien tidak dapat membaca namun dapat menulis.
Apraksia adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas motorik.
a. Apraksia ideomotor
Ketidakmampuan melakukan respon motoric setelah perintah verbal.
b. Apraksia ideasional
Kesulitan dalam mengurutkan aktivitas atau komponen secara logis.
Agnosia adalah ketidakmampuan atau kesulitan mengenali objek.
(Rohkamm,2004)
a. Astereognosis
Astereognosis adalah ketidakmampuan menyebutkan bentuk dan ukuran
benda yang dirabanya.Lesi pada lobus parietal.
b. Agnosia visual
Agnosia visual berarti tidak dapat mengenali objek yang dilihat.Kerusakan
pada korteks oksipital dan mungkin pula pada splenium korpus kalosum
yang menghubungkan korteks visual hemisfer kiri dan kanan.
c. Prosopagnosia
Prosopagnosia adalah ketidakmampuan mengenali wajah.
d. Unilateral neglect
Unilateral neglect adalah ketidakmampuan berespon terhadap stimulus
pada salah satu sisi tubuhnya.
e. Anosognosia
Anosognosia adalah ketidaksadaran atau penyangkalan adanya penyakit.
Demensia adalah penurunan gangguan fungsi