Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien Pasca Stroke di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu masalah besar di bidang kesehatan masyarakat,
baik di negara maju maupun di negara berkembang.Stroke dapat menyebabkan
kematian. Di Indonesia, prevalensi stroke meningkat dari 8,3 per mil tahun 2007
menjadi 12,1 per mil tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Dan stroke merupakan
penyebab utama kecacatan.Kecacatan pasca stroke yang paling sering terjadi
adalah gangguan fungsi kognitif atau disebut juga gangguan fungsi luhur.
Penelitian di Chille pada 122 pasien pasca stroke yang dievaluasi dalam 3
bulan didapatkan 81% yang mengalami gangguan fungsi kognitif, sedangkan pada
101 pasien yang dievaluasi dalam 12 bulan didapatkan 39% yang mengalami
gangguan fungsi kognitif (Delgado, C. et al.,2010). Pada penelitian Abdel Douri
et al., (2012) menunjukkan prevalensi gangguan fungsi kognitif pada pasien
stroke dengan tingkat prevalensi 22% pada 5 tahun pasca stroke dan 21% pada 14
tahun pasca stroke.
Fungsi kognitif merupakan salah satu komponen intelektual utama.Gangguan
fungsi kognitif dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup

dan aktivitas sehari-hari individu.Gangguan fungsi kognitif berupa gangguan
berbahasa dan berbicara, gangguan membaca, gangguan mengenali dan
mengidentifikasi objek, gangguan kemampuan spasial, dan gangguan ingatan.Bila
gangguan kognitif tidak dilakukan penanganan yang optimal maka dapat
menyebabkan demensia.
Pada penelitian Kauhanen, M.L. et al., (2000) didapatkan 34% yang
mengalami gangguan berbahasa dan berbicara pada fase akut. Penelitian di
Canada didapatkan pada fase akut : 15,8% gangguan berbahasa, 22,8% gangguan
mengenali dan mengidentifikasi objek, 13,2% gangguan ingatan, 57,9% gangguan
psikomotorik, 15,8% gangguan atensi, dan 39,5% gangguan fungsi eksekutif,
sedangkan pada fase kronik : 12,9% gangguan berbahasa, 17,8% gangguan

2

mengenali dan mengidentifikasi objek, 10,9% gangguan ingatan, 45,5% gangguan
psikomotorik, 10,9% gangguan atensi, dan 30,7% gangguan fungsi eksekutif
(Laura E. Middleton et al., 2014).
Berdasarkan data-data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
untuk melihat gambaran gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di
RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2015.


1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut : “Bagaimanakah gambaran gangguan fungsi kognitif yang
paling sering terjadi pada pasien pasca stroke di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2015?”

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca
stroke di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke
di RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan tipe stroke.
2. Untuk mengetahui gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke
di RSUP H. Adam Malik Medanberdasarkan jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke
di RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan tingkat pendidikan.


3

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran gangguan
fungsi kognitif yang paling sering terjadi pada pasien pasca stroke di
RSUP H. Adam Malik Medansehingga dapat dicari solusi untuk mencegah
atau menanggulangi kecacatan yang terjadi.

1.4.2. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang gambaran gangguan fungsi
kognitif yang paling sering pada pasien pasca stroke.

1.4.3. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber informasi tentang gangguan fungsi kognitif pada pasien
pasca stroke.