Rangkaian Ekivalen Lengkap MOTOR INDUKSI TIGA FASA

memberikan reaksi medan magnet. Biasanya medan magnet pada rotor akan menghasilkan medan magnet yang berputar yang besarnya bergantung atau relatif terhadap putaran rotor sebesar s sn . Pada keadaan tertentu, arus rotor dan arus stator menghasilkan distribusi medan magnet yang sinusoidal dimana medan magnet ini memiliki magnetudo yang konstan dan kecepatan medan putar s n yang konstan. Kedua Hal ini merupakan medan magnetik yang berputar secara sinkron. kenyataannya tidak seperti ini karena pada stator akan ada arus magnetisasi pada kumparannya

2.6 Rangkaian Ekivalen Lengkap

Pada prinsipnya induksi yang terjadi pada motor induksi hampir sama dengan transformator yang berbeban resisitif sehingga penggambaran rangkaian ekivalen motor induksi berdasarkan rangkaian ekivalen transformator diman stator identik dengan sisi primer trasformator dan rotor identik dengan sisi sekunder transformator.perbedaannya yang mendasr antara keduanya adalah transformator merupakan mesin listrik statis sedangkan motor listik merupkan mesin dinamis 1 V 1 E c R 1 I m I + - c I 2 E 2 jX 2 I 2 I 1 R 1 jX m jX I a = N 1 N 2 s R 2 Gambar 2.2. Rangkaian Ekivalen Per-Fasa Motor Induksi Model Transformator Universitas Sumatera Utara Untuk menghasilkan rangkaian ekivalen per-fasa akhir dari motor induksi, penting untuk menyatakan bagian rotor dari model rangkaian ekivalen gambar 2.2 di atas terhadap sisi stator. Pada transformator yang umum, tegangan, arus, dan impedansi pada sisi sekunder dapat dinyatakan terhadap sisi stator dengan menggunakan rasio perbandingan belitan dari transformator tersebut. Dengan mengasumsikan jenis rotor yang digunakan adalah jenis rotor belitan dan terhubung bintang Y , yang mana motor dengan rotor jenis ini sangat mirip dengan transformator, maka kita dapat melakukan hal tersebut pada motor induksi tiga fasa juga. Jika rasio perbandingan efektif dari sebuah motor induksi adalah a = N 1 N 2 , maka pentransformasian tegangan rotor terhadap sisi stator menjadi: ………………………………………………………. 2.6 untuk arus rotor : ………………………………………………………………. 2.7 dan untuk impedansi rotor : = = = …………………………………………….. 2.8 =       + 2 2 jX s R dengan penguraian lebih lanjut : = a 2 R 2 …………………………………………………………... 2.9 = a 2 X 2 …………………………………………………………... 2.10 Universitas Sumatera Utara Dari persamaan di atas maka dapat kita gambarkan rangkaian ekivalen per-fasa motor induksi sebagai kelanjutan dari gambar 2.2, dimana disini bagian rangkaian rotor telah dinyatakan terhadap bagian stator. Rangkaian ekivalen tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3a, sedangkan pada gambar 2.3b merupakan modifikasi dari gambar 2.3a dimana adanya R 2       −1 1 s menyatakan resistansi variabel sebagai analog listrik dari beban mekanik variabel. c R m I c I I 1 I 1 V 1 E s R 2 1 R 1 jX 2 jX m jX 2 I + - a c R m I c I I 1 I 1 1 2 − s R 2 R 1 V 1 E 1 R 2 I 2 jX 1 jX m jX + - b Gambar 2.3. Rangkaian Ekivalen per-Fasa Motor Induksi dengan Bagian Rangkaian Rotor Dinyatakan Terhadap Sisi Stator a dengan tahanan variabel s R 2 b dengan tahanan variabel 1 1 2 − s R sebagai bentuk analog listrik dari beban mekanik Universitas Sumatera Utara Pada transformator, analisis rangkaian ekivalen dilakukan dengan mengabaikan cabang pararel yang terdiri dari R c dan X m , atau dengan memindahkan cabang pararel ke terminal primer. Bagaimanapun, penyederhanaan ini tidak diperbolehkan pada rangkaian ekivalen motor induksi. Ini disebabkan kenyataan bahwa arus penguatan pada transformator bervariasi dari 2 sampai 6 dari arus beban penuh dan per unit reaktansi bocor primer kecil. Tetapi pada masalah motor induksi, arus penguatan bervariasi dari 30 sampai 50 dari arus beban penuh dan per unit reaktansi bocor stator adalah lebih tinggi. Dengan demikian kesalahan yang besar akan terjadi dalam penentuan daya dan torsi, dalam hal cabang pararel diabaikan, atau dihubungkan pada terminal stator. Dibawah kondisi kerja normal pada tegangan dan frekuensi konstan, rugi inti pada motor induksi biasanya juga konstan. Dalam pandangan pada kenyataan ini, tahanan rugi inti R c yang mewakili rugi inti motor, dapat dihilangkan dari rangkaian ekivalen motor induksi pada gambar 2.3b. Akan tetapi, untuk menentukan daya poros atau torsi poros, rugi inti yang konstan harus diikut- sertakan dalam pertimbangan, bersama dengan gesekan, rugi-rugi beban buta stray-load losses dan angin. Dengan penyederhanaan ini, maka dapat digambar rangkaian ekivalen baru gambar 2.16. dengan akurasi rugi yang dapat diabaikan. I 1 I 1 1 2 − s R 2 R 1 V 1 E 1 R 2 jX 1 jX m jX 2 I + - Gambar 2.4. Rangkaian Ekivalen per-Fasa Motor Induksi dengan Mengabaikan Rugi Inti Universitas Sumatera Utara

BAB III KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA YANG DISUPLAI SUMBER

Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Satu Fasa Stator Terbuka Terhadap Torsi Dan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

5 87 84

Analisis Karakteristik Berbeban Motor Induksi Satu Phasa Kapasitor Start ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU )

7 80 72

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan Dengan Injeksi Tegangan Pada Rotor(Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 61 81

Analisis Perbandingan Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Delta Dan Hubungan Open-Delta (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

6 70 64

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 103 83

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 25 69

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 14 83

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 10

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 1

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 4