Kekohesifan Tahap-tahap Dalam Terapi Kelompok Idikasi dan Kontra Indikasi

Maintenance roles, yaitu peran serta aktif dalam proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles, yaitu fokus pada penyelesaian tugas. Individual roles adalah selft – centered dan distraksi pada kelompok.

g. Kekuatan Kelompok

Kekuatan power adalah kemampuan anggota kelompok dalam memengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk menetapkan kekuatan anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapa yang paling banyak mendengar, dan siapa yang membuat keputusan dalam kelompok.

h. Norma kelompok

Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok. Pengharapan terhadap prilaku kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini. Kesesuaian perilaku anggota kelompok dengan norma kelompok, penting dalam menerima anggota kelompok Anggota kelompok yang tidak mengikuti norma dianggap pemberontakan dan ditolak anggota kelompok lain.

i. Kekohesifan

Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap betah dalam kelompok. Apa yang membuat anggota kelompok tertarik dan puas terhadap kelompok, perlu diidentifikasi agar kehidupan kelompok dapat dipertahankan.

j. Tahap-tahap Dalam Terapi Kelompok

Menurut Yosep, 2007 ada tiga tahap yaitu: Tahap 1 : Tahap ini dimana therapist membentuk hubungan kerja dengan para anggota kelompok. Tujuannya ialah agar para anggota saling mengenal, mengetahui tujuan serta membiasakan diri untuk melakukan diskusi kelompok. Tahap 2 : Terutama tercapainya tranference dan perkembangan identitas kelompok. Tranferece ialah suatu perilaku atau keinginan seorang pasien misalnya si A yang seharusnya ditujukan kepada seseorang lain misalnya si B tetapi dialihkan kepada orang lain lagi si C, misalnya therapist contoh: perilaku seorang lansia seharusnya ditujukan kepada orang tuanya tetapi didalam kenyataanya dialihkan kepada therapist. Perkembangan identitas kelompok ialah tercapa inya suatu “sense of belonging” atau rasa menyatu dan berdasarkan kesatuan itu mereka merasa mempunyai kesamaan dalam problem atau kesamaan dalam konflik ini makin memberikan ikatan di antara kelompok. Tahap 3 : Disebut tahap mutualisis saling menganalisa, yaitu setiap orang akan mendapatkan informasi atau reaksi atas apa yang sudah dikemukakan. Dengan mendapat reaksi yang macam-macam, maka kelompok juga dapat mengambil kesimpulan reaksi mana yang benar. Dengan demikian setiap orang akan mendapat koreksi atau kesan kelompok secara umum atau tingkah lakunya.

k. Idikasi dan Kontra Indikasi

Menurut Yosep, 2007 semua lansia rehabilitasi perlu mendapatkan terapi kelompok kecuali mereka yang mengalami : 1 Psikopat dan sosiopat. 2 Selalu diam dan atau austitik. 3 Delusi yang tidak terkontrol. 4 Lansia yang mudah bosan. 5 Lansia rehabilitasi ambulatory yang tidak termasuk psikosis, tidak menunjukkan gejala regresi dan halusinasi dan ilusi yang berat dan orang-orang dengan kepribadian sciozoid serta neurotik. 6 Pasien dengan ego psiko patologi berat yang menyebabkan psikotik kronik sehingga menyebabkan toleransi terhadap kecemasan rendah dan adaptasi yang kurang.

l. Jenis Terapi Kelompok