TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TAK MENDENGARK
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
MENDENGARKAN SOFT MUSIC DI PANTI SOSIAL
TRESNA WERDA MULIA DARMA WISMA 5 BOUGENVIL
Disusun Oleh:
AINUN NAJIB FEBRYA RAHMAN
ANDRE
AYU MALLYYA
FAISAL MAHLUFI
RAUP SUTRIANTO
REZA JULIANDI
SHELLA RAMADHANI
SYARIFAH ARSYTA
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
A.
TOPIK
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Stimulus Sensori : Mendengarkan Soft
Music
B.
TUJUAN
1.
Tujuan umum
Menurunkan tingkat depresi lansia di Wisma 5 Panti Sosial
2.
C.
Tresna Werda Mulia Dharma Kubu Raya
Tujuan Khusus
a.
Menurunkan tingkat depresi pada lansia
b.
Menurunkan tingkat kegelisahan
c.
Meningkatkan fungsi kognitif
LANDASAN TEORI
Tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan
kehidupan pribadi dari pada kehidupan orang lain. Secara umum kondisi
fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami
penurunan. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada
kemunduran kesehatan fisik maupun psikis dan seringkali merupakan
pemicu terjadinya depresi pada lansia. (Maryam dkk, 2008)
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari empat aspek
yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa
emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak
bahagia, perasaan kehilangan dan tidak berguna. Lansia dengan problem
tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi,
ansietas
(kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Dari
berbagai macam gangguan psikiatrik, depresi merupakan gangguan
kesehatan psikiatri yang paling sering didapatkan pada lansia (Maryam dkk,
2008).
Depresi merupakan suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang
secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian
yang mengganggu aktivitassosial dalam sehari-hari. Depresi biasanya terjadi
pada saat stress yang dialami seseorang tidak kunjung reda, sebagian besar
individu pernah merasa sedih atau jengkel, kehidupan yang penuh masalah,
kekecewaan, kehilangan dan frustasi yang dengan mudah menimbulkan
ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Namun secara umum perasaan
demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung
cukup singkat dan mudah dihalau.
Ada beberapa pengobatan yang mampu mengurangi depresi, salah
satunya adalah dengan musik. Musik dapat menghubungkan antara pikiran
dan hati para penderita depresi sehingga mereka dapat membuka diri.
Tujuan pemberian terapi musik memberi pengaruh positif terhadap kondisi
suasana hati dan emosi meningkatkan memori, serta menyediakan
kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan membangun kedekatan
emosional. Sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi stres,
mencegah penyakit dan meringankan rasa sakit (Djohan, 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Hill (2007) menyatakan bahwa musik
soft rock berkorelasi positif dengan rasa senang (happiness). Dalam
penelitian tersebut menunjukkan bahwa orangyang diperdengarkan soft rock
dalam kurun waktu tertentu memiliki presentase lebih besar untuk merasa
senang dibandingkan dengan orangyang diperdengarkan hard rock. Bila
seorang yang mengalami depresi diperdengarkan musik yang bisa membuat
perasaannya senang, bukan tidak mungkin terapi musik ini bisa mengurangi
tingkat depresinya. Musik dikatakan soft atau lebih ringan apabila musik
tersebut bisa dinikmati secara santai, irama tidak ada aksen atau
aksentuasinya lemah. Dikatakan soft music jika tidak ada hentakan. Namun
untuk terapi pada penderita depresi harus tetap diperhatikan syair lagunya.
Musik memiliki fungsi sebagai katalisator atau stimulus bagi timbulnya
sebuah pengalaman emosi (Djohan, 2005).
Campbell (2005) meyatakan bahwa musik yang didengar seseorang
akan disalurkan oleh syaraf auditory kemudian aktivitas suara yang
ditimbulkannya direkam pada EEG (Electri Ensepealo Gram) terutama pada
lapisan korteks serebri yang superficial, yang kemudian mengalir antara
fluktuating sipoles yang terbentuk dari dendrti-dendrit sel kortikal dan
badan sel. Dendrti-dendrit tersebut berorienstasi serupa dan merupakan unit-
unit yang bersatu dengan kompleks pada korteks serebri. Aktivitas banyak
unit dendrit tersebur berjalan sinkron untuk membentuk corak gelombang
alfa yang menandakan kondisi heightened awareness dan tenang.
Pemberian musik dapat mempengaruhi gelombang otak menuju
gelombang otak yang diinginkan. Prinsip pemberian terapi musik adalah
dengan memberikan suara yang berbeda tempo irama lagu, dan dapat
mempengaruhi telinga dan otak kemudian akan menangkap selisih dari
perbedaan frekuensi tersebut kemudian mengikutinya sebagai gelombang
otak. Mekanisme ini disebut dengan FFR (Frequency Following Response)
dan terjadi di dalam otak, tepatnya di dua superior olivary nuclei. FFR
didefinisikan sebagai penyesuaian frekuensi gelombang otak oleh karena
respon dari stimulus auditori dan mendorong perubahan gelombang otak
secara keseluruhan serta tingkat kesadaran (Atwater, 2009).
Penggunaan musik dengan suara yang lembut tidak mengganggu
kenyamanan responden. Sesuai mekanisme yang dijelaskan oleh Atwater
diatas, gelombang alfa tercipta pada korteks cerebri melalui hubungan
kortikal dengan thalamus. Gelombang ini merupakan hasil dari osilasi
umpan balik spontan dalam sistem talamokortikal (Guyton & Hall, 2006).
Perubahan gelombang otak menjadi gelombang otak alfa akan
menyebabkan
peningkatan
serotonin.
Serotonin
adalah
suatu
neurotransmitter yang bertanggung jawab terhadap peristiwa lapar dan
perubahan mood. Serotonin dalam tubuh kemudian diubah menjadi hormon
melatonin yang memiliki efek regulasi terhadap relaksasi tubuh yang pada
akhirnya depresi yang dirasakan oleh responden dapat menurun sebagai
akibat dari perubahan mood. (Guyton & Hall, 2006).
D.
KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK/ KLIEN
1.
Karakteristik/ kriteria
a.
Lansia dapat diajak bekerjasama/kooperatif
b.
Lansia yang tidak mengalami gangguan fungsi pendengaran
2.
Jumlah Klien
Jumlah klien dalam TAK ini adalah 4 Lansia yang terdiri dari 4 lansia
laki-laki yang semuanya mengalami depresi pada tingkat sedang.
Semua lansia yang ikut memiliki fungsi pendengaran yang masih baik
dan juga kooperatif.
E.
PROSES SELEKSI
1.
Lansia yang sudah dilakukan pengkajian oleh perawat
2.
Lansia sudah membina hubungan saling percaya dengan perawat
3.
Lansia yang mandiri atau partial care / tidak total care
4.
Sudah melakukan kontrak dengan lansia
5.
Memiliki keinginan untuk berpartisipasi mendengarkan soft music.
F.
PENGORGANISASIAN
1.
Tempat Kegiatan
Panti Sosial Tresna Werda Kuburaya Wisma 5 Bougenvil
2.
Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal
: Senin, 19 Juni 2017
Waktu
: 09.00 WIB s.d selesai
Lamanya
: 35 Menit
3.
Alokasi waktu :
a.
Perkenalan dan pengarahan
: 10 menit
b.
Pendengaran soft music
: 15 menit
c.
Penutup
: 10 menit
4.
Jumlah Peserta TAK : 4 orang
5.
Tim terapis
a.
Leader
: Ainun Najib Febrya Rahman
Tugas :
Menyiapkan proposal TAK, menyampaikan tujuan dan
peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai. Menjelaskan
kegiatan,mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam proses
kegiatan berkebun. Mampu memimpin TAK dengan baik dan
tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam
b.
kelompok.
Co leader : Reza Juliandi
Tugas :
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktivitas lansia dan mengingatkan leader jika kegiatan
menyimpang.
c.
Fasilitator : Andre, Faisal Mahlufi, Raup Sutrianto, Shella
Ramadhani, dan Syarifah Asyta
Tugas :
Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung,
memotivasi lansia yang kurang aktif, membantu leader
memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memfasilitasi
d.
anggota kelompok.
Observer : Ayu Mallyya
Tugas :
Mengobservasi jalannya
proses
kegiatan,
mencatat
perilaku verbal dan non verbal lansia selama kegiatan
berlangsung.
G.
METODE
1.
Mendengarkan musik
2.
Mengungkapkan perasaan setelah mendengarkan musik
H.
MEDIA
1.
Speaker
2.
Laptop
3.
File musik (soft music)
4.
Tempat duduk
I.
SETTING TEMPAT
Keterangan:
Leader
Co-Leader
Fasilitator
J.
Peserta TAK
Media TAK
2.
PROSES PELAKSANAAN
1.
Persiapan
b.
Memilih
lansia
c.
dengan indikasi
Membuat kontrak
sesuai
dengan
lansia
d.
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Orientasi
a.
Salam terapeutik
1)
Salam dari terapis kepada lansia
2)
Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan
3)
nama)
Menanyakan nama dan panggilan semua lansia
3.
4.
Evaluasi / validasi
a.
Menanyakan perasaan lansia saat ini
b.
Menanyakan kegiatan yang pernah di ikuti selama di panti
Kontrak
a.
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mendengarkan musik soft music.
b.
5.
Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
1)
Jika ada lansia yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
2)
Lama kegiatan 35 menit
3)
Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Tahap kerja
a. Terapis mengajak lansia untuk saling memperkenalkan diri
(nama, dan nama panggilan) dimulai secara berurutan searah
jarum jam.
b. Setiap lansia selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak
semua lansia untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, lansia boleh tepuk
tangan atau boleh menari sesuai dengan irama lagu.
d. Terapis memutar lagu, lansia mendengar, boleh berjoget atau
tepuk tangan (kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh
diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi respons lansia
terhadap musik
e. Secara bergiliran, lansia diminta mengungkapkan perasaannya
selama dirawat/pengalaman hidup.
f. Terapis memberikan pujian, setiap lansia selesai menceritakan
6.
perasaannya, dan mengajak lansia bertepuk tangan.
g. Terapis dan lansia bernyanyi bersama.
Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti TAK.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tidak lanjut
- Terapis menganjurkan lansia untuk mendengarkan musik
-
yang disukai dan bermakna dalam kehidupannya.
Terapis menganjurkan lansia untuk memasukkan kegiatan
mendengarkan musik dalam jadwal kegiatan harian.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia
untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di Sasana Tresna
Werdha.
K.
EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris mendengar musik,
kemampuan lansia yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons
terhadap musik, pendengaran, mengungkapkan perasaan saat mendengar
musik. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Terapi Musik dan Eksplorasi Perasaan
Nama Klien
No
Aspek yang dinilai
1.
Mengikuti
kegiatan
dari
2.
awal sampai akhir
Memberi
respons
(ikut
bernyanyi/menari/mengg
erakan tangan-kaki-dagu
3.
sesuai irama
Memberi pendapat tentang
4.
musik yang didengar
Menjelaskan
perasaan
setelah mendengar lagu
Petunjuk :
Untuk tiap lansia, semua aspek di nilai dengan memberi tanda √ (check list)
jika ditemukan pada lansia atau tanda “X” jika tidak ditemukan kemampuan
yang ditemukan. Jika mendapatkan nilai > 2 berarti lansia aktif, jika nilai ≤
2 berarti lansia tidak aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Atwater, H. 2009. Binaural Beats and the Regulation of Arousal Levels.
http//www.monroeinstitute.org/journal/binaural-beast-and-the-regulation-ofarousal-levels/
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj.
Dari: Biology. 5th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga
Djohan, 2006, Terapi Musik “ Teori dan Aplikasi, Galang Press: Yogyakarta.
Guyton & Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition.
Hill, J. 2007. Assessing the Influence of Rock Music on Emotion.
(online), (http://www.sordc.com/files/Hill.pdf)
Maryam, R.Siti.2008.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta : Salemba
Medika
Terapi Musik dan Eksplorasi Perasaan
Nama Klien
No
Aspek yang dinilai
1.
Mengikuti
kegiatan
dari
2.
awal sampai akhir
Memberi
respons
(ikut
bernyanyi/menari/mengg
erakan tangan-kaki-dagu
3.
sesuai irama
Memberi pendapat tentang
4.
musik yang didengar
Menjelaskan
perasaan
setelah mendengar lagu
MENDENGARKAN SOFT MUSIC DI PANTI SOSIAL
TRESNA WERDA MULIA DARMA WISMA 5 BOUGENVIL
Disusun Oleh:
AINUN NAJIB FEBRYA RAHMAN
ANDRE
AYU MALLYYA
FAISAL MAHLUFI
RAUP SUTRIANTO
REZA JULIANDI
SHELLA RAMADHANI
SYARIFAH ARSYTA
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
A.
TOPIK
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Stimulus Sensori : Mendengarkan Soft
Music
B.
TUJUAN
1.
Tujuan umum
Menurunkan tingkat depresi lansia di Wisma 5 Panti Sosial
2.
C.
Tresna Werda Mulia Dharma Kubu Raya
Tujuan Khusus
a.
Menurunkan tingkat depresi pada lansia
b.
Menurunkan tingkat kegelisahan
c.
Meningkatkan fungsi kognitif
LANDASAN TEORI
Tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan
kehidupan pribadi dari pada kehidupan orang lain. Secara umum kondisi
fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami
penurunan. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada
kemunduran kesehatan fisik maupun psikis dan seringkali merupakan
pemicu terjadinya depresi pada lansia. (Maryam dkk, 2008)
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari empat aspek
yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa
emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak
bahagia, perasaan kehilangan dan tidak berguna. Lansia dengan problem
tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi,
ansietas
(kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Dari
berbagai macam gangguan psikiatrik, depresi merupakan gangguan
kesehatan psikiatri yang paling sering didapatkan pada lansia (Maryam dkk,
2008).
Depresi merupakan suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang
secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian
yang mengganggu aktivitassosial dalam sehari-hari. Depresi biasanya terjadi
pada saat stress yang dialami seseorang tidak kunjung reda, sebagian besar
individu pernah merasa sedih atau jengkel, kehidupan yang penuh masalah,
kekecewaan, kehilangan dan frustasi yang dengan mudah menimbulkan
ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Namun secara umum perasaan
demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung
cukup singkat dan mudah dihalau.
Ada beberapa pengobatan yang mampu mengurangi depresi, salah
satunya adalah dengan musik. Musik dapat menghubungkan antara pikiran
dan hati para penderita depresi sehingga mereka dapat membuka diri.
Tujuan pemberian terapi musik memberi pengaruh positif terhadap kondisi
suasana hati dan emosi meningkatkan memori, serta menyediakan
kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan membangun kedekatan
emosional. Sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi stres,
mencegah penyakit dan meringankan rasa sakit (Djohan, 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Hill (2007) menyatakan bahwa musik
soft rock berkorelasi positif dengan rasa senang (happiness). Dalam
penelitian tersebut menunjukkan bahwa orangyang diperdengarkan soft rock
dalam kurun waktu tertentu memiliki presentase lebih besar untuk merasa
senang dibandingkan dengan orangyang diperdengarkan hard rock. Bila
seorang yang mengalami depresi diperdengarkan musik yang bisa membuat
perasaannya senang, bukan tidak mungkin terapi musik ini bisa mengurangi
tingkat depresinya. Musik dikatakan soft atau lebih ringan apabila musik
tersebut bisa dinikmati secara santai, irama tidak ada aksen atau
aksentuasinya lemah. Dikatakan soft music jika tidak ada hentakan. Namun
untuk terapi pada penderita depresi harus tetap diperhatikan syair lagunya.
Musik memiliki fungsi sebagai katalisator atau stimulus bagi timbulnya
sebuah pengalaman emosi (Djohan, 2005).
Campbell (2005) meyatakan bahwa musik yang didengar seseorang
akan disalurkan oleh syaraf auditory kemudian aktivitas suara yang
ditimbulkannya direkam pada EEG (Electri Ensepealo Gram) terutama pada
lapisan korteks serebri yang superficial, yang kemudian mengalir antara
fluktuating sipoles yang terbentuk dari dendrti-dendrit sel kortikal dan
badan sel. Dendrti-dendrit tersebut berorienstasi serupa dan merupakan unit-
unit yang bersatu dengan kompleks pada korteks serebri. Aktivitas banyak
unit dendrit tersebur berjalan sinkron untuk membentuk corak gelombang
alfa yang menandakan kondisi heightened awareness dan tenang.
Pemberian musik dapat mempengaruhi gelombang otak menuju
gelombang otak yang diinginkan. Prinsip pemberian terapi musik adalah
dengan memberikan suara yang berbeda tempo irama lagu, dan dapat
mempengaruhi telinga dan otak kemudian akan menangkap selisih dari
perbedaan frekuensi tersebut kemudian mengikutinya sebagai gelombang
otak. Mekanisme ini disebut dengan FFR (Frequency Following Response)
dan terjadi di dalam otak, tepatnya di dua superior olivary nuclei. FFR
didefinisikan sebagai penyesuaian frekuensi gelombang otak oleh karena
respon dari stimulus auditori dan mendorong perubahan gelombang otak
secara keseluruhan serta tingkat kesadaran (Atwater, 2009).
Penggunaan musik dengan suara yang lembut tidak mengganggu
kenyamanan responden. Sesuai mekanisme yang dijelaskan oleh Atwater
diatas, gelombang alfa tercipta pada korteks cerebri melalui hubungan
kortikal dengan thalamus. Gelombang ini merupakan hasil dari osilasi
umpan balik spontan dalam sistem talamokortikal (Guyton & Hall, 2006).
Perubahan gelombang otak menjadi gelombang otak alfa akan
menyebabkan
peningkatan
serotonin.
Serotonin
adalah
suatu
neurotransmitter yang bertanggung jawab terhadap peristiwa lapar dan
perubahan mood. Serotonin dalam tubuh kemudian diubah menjadi hormon
melatonin yang memiliki efek regulasi terhadap relaksasi tubuh yang pada
akhirnya depresi yang dirasakan oleh responden dapat menurun sebagai
akibat dari perubahan mood. (Guyton & Hall, 2006).
D.
KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK/ KLIEN
1.
Karakteristik/ kriteria
a.
Lansia dapat diajak bekerjasama/kooperatif
b.
Lansia yang tidak mengalami gangguan fungsi pendengaran
2.
Jumlah Klien
Jumlah klien dalam TAK ini adalah 4 Lansia yang terdiri dari 4 lansia
laki-laki yang semuanya mengalami depresi pada tingkat sedang.
Semua lansia yang ikut memiliki fungsi pendengaran yang masih baik
dan juga kooperatif.
E.
PROSES SELEKSI
1.
Lansia yang sudah dilakukan pengkajian oleh perawat
2.
Lansia sudah membina hubungan saling percaya dengan perawat
3.
Lansia yang mandiri atau partial care / tidak total care
4.
Sudah melakukan kontrak dengan lansia
5.
Memiliki keinginan untuk berpartisipasi mendengarkan soft music.
F.
PENGORGANISASIAN
1.
Tempat Kegiatan
Panti Sosial Tresna Werda Kuburaya Wisma 5 Bougenvil
2.
Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal
: Senin, 19 Juni 2017
Waktu
: 09.00 WIB s.d selesai
Lamanya
: 35 Menit
3.
Alokasi waktu :
a.
Perkenalan dan pengarahan
: 10 menit
b.
Pendengaran soft music
: 15 menit
c.
Penutup
: 10 menit
4.
Jumlah Peserta TAK : 4 orang
5.
Tim terapis
a.
Leader
: Ainun Najib Febrya Rahman
Tugas :
Menyiapkan proposal TAK, menyampaikan tujuan dan
peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai. Menjelaskan
kegiatan,mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam proses
kegiatan berkebun. Mampu memimpin TAK dengan baik dan
tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam
b.
kelompok.
Co leader : Reza Juliandi
Tugas :
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktivitas lansia dan mengingatkan leader jika kegiatan
menyimpang.
c.
Fasilitator : Andre, Faisal Mahlufi, Raup Sutrianto, Shella
Ramadhani, dan Syarifah Asyta
Tugas :
Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung,
memotivasi lansia yang kurang aktif, membantu leader
memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memfasilitasi
d.
anggota kelompok.
Observer : Ayu Mallyya
Tugas :
Mengobservasi jalannya
proses
kegiatan,
mencatat
perilaku verbal dan non verbal lansia selama kegiatan
berlangsung.
G.
METODE
1.
Mendengarkan musik
2.
Mengungkapkan perasaan setelah mendengarkan musik
H.
MEDIA
1.
Speaker
2.
Laptop
3.
File musik (soft music)
4.
Tempat duduk
I.
SETTING TEMPAT
Keterangan:
Leader
Co-Leader
Fasilitator
J.
Peserta TAK
Media TAK
2.
PROSES PELAKSANAAN
1.
Persiapan
b.
Memilih
lansia
c.
dengan indikasi
Membuat kontrak
sesuai
dengan
lansia
d.
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Orientasi
a.
Salam terapeutik
1)
Salam dari terapis kepada lansia
2)
Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan
3)
nama)
Menanyakan nama dan panggilan semua lansia
3.
4.
Evaluasi / validasi
a.
Menanyakan perasaan lansia saat ini
b.
Menanyakan kegiatan yang pernah di ikuti selama di panti
Kontrak
a.
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mendengarkan musik soft music.
b.
5.
Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
1)
Jika ada lansia yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
2)
Lama kegiatan 35 menit
3)
Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Tahap kerja
a. Terapis mengajak lansia untuk saling memperkenalkan diri
(nama, dan nama panggilan) dimulai secara berurutan searah
jarum jam.
b. Setiap lansia selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak
semua lansia untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, lansia boleh tepuk
tangan atau boleh menari sesuai dengan irama lagu.
d. Terapis memutar lagu, lansia mendengar, boleh berjoget atau
tepuk tangan (kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh
diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi respons lansia
terhadap musik
e. Secara bergiliran, lansia diminta mengungkapkan perasaannya
selama dirawat/pengalaman hidup.
f. Terapis memberikan pujian, setiap lansia selesai menceritakan
6.
perasaannya, dan mengajak lansia bertepuk tangan.
g. Terapis dan lansia bernyanyi bersama.
Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti TAK.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tidak lanjut
- Terapis menganjurkan lansia untuk mendengarkan musik
-
yang disukai dan bermakna dalam kehidupannya.
Terapis menganjurkan lansia untuk memasukkan kegiatan
mendengarkan musik dalam jadwal kegiatan harian.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia
untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di Sasana Tresna
Werdha.
K.
EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris mendengar musik,
kemampuan lansia yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons
terhadap musik, pendengaran, mengungkapkan perasaan saat mendengar
musik. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Terapi Musik dan Eksplorasi Perasaan
Nama Klien
No
Aspek yang dinilai
1.
Mengikuti
kegiatan
dari
2.
awal sampai akhir
Memberi
respons
(ikut
bernyanyi/menari/mengg
erakan tangan-kaki-dagu
3.
sesuai irama
Memberi pendapat tentang
4.
musik yang didengar
Menjelaskan
perasaan
setelah mendengar lagu
Petunjuk :
Untuk tiap lansia, semua aspek di nilai dengan memberi tanda √ (check list)
jika ditemukan pada lansia atau tanda “X” jika tidak ditemukan kemampuan
yang ditemukan. Jika mendapatkan nilai > 2 berarti lansia aktif, jika nilai ≤
2 berarti lansia tidak aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Atwater, H. 2009. Binaural Beats and the Regulation of Arousal Levels.
http//www.monroeinstitute.org/journal/binaural-beast-and-the-regulation-ofarousal-levels/
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj.
Dari: Biology. 5th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga
Djohan, 2006, Terapi Musik “ Teori dan Aplikasi, Galang Press: Yogyakarta.
Guyton & Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition.
Hill, J. 2007. Assessing the Influence of Rock Music on Emotion.
(online), (http://www.sordc.com/files/Hill.pdf)
Maryam, R.Siti.2008.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta : Salemba
Medika
Terapi Musik dan Eksplorasi Perasaan
Nama Klien
No
Aspek yang dinilai
1.
Mengikuti
kegiatan
dari
2.
awal sampai akhir
Memberi
respons
(ikut
bernyanyi/menari/mengg
erakan tangan-kaki-dagu
3.
sesuai irama
Memberi pendapat tentang
4.
musik yang didengar
Menjelaskan
perasaan
setelah mendengar lagu