LAPORAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TAK ME

LAPORAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
MEMBUAT TASBIH DARI MANIK-MANIK
UNTUK PASIEN HARGA DIRI RENDAH

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Jiwa

Oleh:
DYAHAYUNING WARDANI
140070300011216

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
MEMBUAT TASBIH DARI MANIK-MANIK
UNTUK PASIEN HARGA DIRI RENDAH
DI DESA SUMBERBENING

KECAMATAN BANTUR

Diajukan Untuk Memenuhi Kompetensi Praktek Profesi Departemen CMHN

Oleh :
Dyahayuning Wardani
140070300011216
Telah diperiksa kelengkapannya pada :
Hari

:

Tanggal

:

Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Klinik


Perseptor Akademik

Ns. Soebagijono, S.Kep, M.M. Kes

Ns. Retno Lestari, S.Kp, MN

NIP. 19681009 1999003 1003

NIP. 19800914 200502 2001

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk holistic dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dan
lingkungan dari luar dirinya baik itu lingkungan keluarga, kelompok dan komunitas. Dalam
berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang
efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat

menghasilkan perubahan individu diantaranya perubahan nilai budaya, perubahan system
kemasyarakatan, pekerjaan, serta akibat ketegangan antar idealism dan realita yang dapat
menyebabkan terganggunya keseimbangan mental emosional. Tidak semua orang dapat
menyesuaikan diri dari perubahan tersebut, akibatnya akan menimbulkan ketegangan atau
stress yang berkepanjangan sehingga dapat menjadi factor pencetus dan penyebab serta
juga mengakibatkan suatu penyakit. Factor yang dapat mempengaruhi stress adalah
pengaruh genetic, pengalaman masa lalu dan kondisi saat ini (suliswati, 2005).
Penyebab gangguan jiwa salah satunya karena stressor psikologis. Yang merupakan
suatu keadaan atau suatu peristiwa yang menyebabkan adanya perubahan dalam kehidupan
seseorang hingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi dalam mengulangi stressor
tersebut. Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali hanya berdiam diri
dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun. Hal ini yang dapat menyebabkan pasien
dikucilkan dalam masyarakat, pikiran terbawa dalam baying-bayang dari dalam pikiran
sehingga menyebabkan halusinasi.
Salah satu terapi aktivitas yang dapat diberikan pada pasien gangguan jiwa dengan
harga diri rendah adalah terapi aktivitas kelompok dengan membuat tasbih dari manik-manik.

1.2

Tujuan

Tujuan umum TAK membuat tasbih dari manik-manik yaitu peserta dapat meningkatkan
kemauan dalam melakukan aktivitas dan merangsang kembali kemampuan motorik halus.
Tujuan khususnya adalah :
1. Peserta mampu memperkenalkan diri
2. Peserta mampu membuat tasbih dari manik-manik
3. Peserta mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK yang telah

1.3
1.3.1

1.3.2

1.3.3

dilakukan.
Manfaat
Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan agar mempunyai kemauan
dalam melakukan aktivitas dan merangsang kembali kemampuan klien.
Manfaat Bagi Terapis

 Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara holistic
 Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan strategi
pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan keperawatan klien
Manfaat Bagi Institusi Pendidkan

Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan kepustakaan,
khususnya bagi mahasiswa ilmu keperawatan sebagai aplikasi dari pelayanan Mental Health
1.3.4

Nurse yang optimal pada klien.
Manfaat Bagi Puskesmas Bantur
Sebagai masukan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistic pada pasien
sehingga diharapkan keberhasilan terapi yang optimal.

BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Harga Diri (Self Esteem)
Pendapat pribadi seseorang tentang nilai dan perilaku yang telah dicapai apakah
sesuai dengan ideal diri (ideal diri adalah persepsi individu tentang perilaku yang
harus dilakukan sesuai standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang telah ditetapkan)


Self
Concept

Self Ideal

Low Self-Esteem

Self
Concept

Self Ideal

High Self-Esteem

2. Definisi Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
3. Etiologi


Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak

realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal
dan eksternal seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika
kejadian yang megancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
a.

Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan normanorma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.

b.

Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.


c.

Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh
kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan
fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.

4.

Klasifikasi

Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang
kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan
alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan
perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak

menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

5. Continum of Self-Concept Responses

Adaptive Responses

Self
Actualization

Positive
SelfConcept

Maladaptive Responses

Low SelfEsteem

Identity
Diffusion


Depersonalization

6. Faktor Predisposisi
- Faktor Yang mempengaruhi penampilan peran: streotipe sex, peran kerja,
-

harapan peran dalam budaya
Faktor yang mempengaruhi identitas diri: ketidakpercayaan orang tua, tekanan
teman sebaya, perubahan struktur social

7. Faktor Presipitasi
- Trauma
- Ketegangan peran
- Transisi peran perkembangan
- Transisi peran situasional
- Transisi sehat-sakit
8. Sumber Koping
- Aktivitas luar rumah dan olahraga
- Hobi dan kerajinan tangan
- Aktivitas seni

- Kesehatan dan asuhan mandiri
- Pekerjaan dan pelatihan
- Bakat khusus
- Kepandaian
- Imajinasi dan kreativitas
- Hubungan interpersonal
9. Manifestasi Klinis

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas,
destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah
tersinggung dan menarik diri secara sosial. Kurang memperhatikan perawatan
diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan
bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.

I.

A. Pohon masalah

Resiko isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Berduka disfungsional

Core problem

BAB III
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

1.1

KARAKTERISTIK KLIEN DAN PROSES SELEKSI
Karakteristik Klien
a. Klien yang tidak memiliki gangguan fisik
b. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekkannya
c. Klien dengan harga diri rendah
d. Klien yang mudah diajak berinteraksi

Proses Seleksi
a.
b.

Mengobservasi klien dengan riwayat harga diri rendah
Mengumpulkan keluarga klien yang termasuk dari karakteristik masalah
harga diri rendah untuk mengikuti TAK

1.2

TUGAS DAN WEWENANG
1. Tugas Leader dan Co-leader
- Memimpin acara : menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan
- Menjelaskan peraturan dan membuat kontak dengan klien
- Memberikan motivasi kepada klien
- Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan
- Memberikan reinforcemen positif terhadap klien
2. Tugas fasilitator
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok

- Memastikan lingkungan dan situasi aman dan kondusif bagi klien
- Menghindarkan klien dari distraksi selama kegiatan berlangsung
- Memberikan stimulus/motivasi pada klien lain untuk berpartisipasi aktif
- Memberikan reinforcemen terhadap keberhasilan klien lainnya
- Membantu melakukan evaluasi hasil
3. Tugas Klien
- Mengikuti seluruh kegiatan
- Berperan aktif dalam kegiatan
- Mengikuti proses evaluasi
1.3

PERATURAN KEGIATAN
1. Klien diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hingga akhir
2. Klien dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai dilaksanakan
3. Klien yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi: peringatan lisan

1.4

TEKNIK PELAKSANAAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK GANGGUAN KONSEP DIRI
SESI 1: Membuat tasbih dari manik-manik

Tema
Sasaran
Hari/ tanggal
Waktu
Tempat
Terapis:

: Terapi Aktivitas Kelompok Gangguan Konsep Diri
: Pasien Harga Diri rendah
: Kamis/ 3 Maret 2016
: 45 menit
: Desa Sumberbening (Rumah Bu Karmisah)
1. Leader
2. Fasilitator 1
3. Observer

A.

: Dyahayuning Wardani
: Dewanti Erin Sasmi
: Astriana Gracecia Latunussa

Tujuan
Klien dapat membuat tasbih dari manik-manik
 Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain.
B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
C. Nama Klien
- Ny. Karmisah
- Tn. Udin
D. Setting
 Terapis dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang


E. MAP

K
L

F
O

K

F.

Keterangan :
L : Leader
O : Observer
F : Fasilitator
K : Klien
Alat



Manik-manik mutiara

 Senar nilon
 Gunting
G. Metode
 Dinamika kelompok
 Diskusi dan tanya jawab
H. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan masalah yang dirasakan.
3) Menanyakan penerapan TAK yang lalu.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membaca cerita dan menentukan isi
cerita.
2) Menjelaskan aturan main berikut:
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Siapkan senar dan manik-manik yang akan digunakan untuk membuat tasbih
b. Ambil senar dan masukkan kedalam lubang manik-manik hingga manik-manik
c.

berjumlah 33 butir
Ikat senar dengar rapi dan selipkan senar yang tersisa di sela-sela manik-manik agar

d.

ikatan semakin kuat
Tasbih dari manik-manik siap digunakan

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan membuat tasbih dari manikmanik serta mendiskusikannya pada orang lain.
2. Membuat jadwal membuat tasbih dari manik-manik.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

I. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
gangguan konsep diri sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah klien dapat
menghasilkan sebuah kreasi tasbih dari manik-manik, memberi tanggapan terhadap
pendapat klien lain dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagai
berikut:

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KLUB SENAM SASANA SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG

34 239 24

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

55 262 32

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

PENGARUH KOSENTRASI SARI KUNYIT PUTIH (Curcuma zediaria) TERHADAP KUALITAS TELUR ASIN DITINJAU DARI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOL, KADAR PROTEIN DAN KADAR GARAM The Addition of White Turmeric (Curcuma zedoaria) Concentrated Base on Quality Antioxidan

1 1 8