F. Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan untuk mendapatkan informasi yang lengkap sesuai dengan kondisi di
lapangan dari pimpinan kelompok, penari dan pengrawit kelompok tersebut. Observasi menurut Sanahfiah Faisal yang ditulis oleh
Sugiyono tahun 2015 menyebutkan bahwa, observasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu observasi partisipatif, observasi secara terang-teragan
dan tersamar, yang terakhir adalah observasi tak berstruktur
Sugiyono, 2015: 64. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
observasi terang-terangan, karena peneliti mengatakan langsung kepada narasumber bahawa observasi ini masuk dalam proses
penelitian. Menurut Spardley dalam buku Sugiyono tahun 2015, tahap
observasi di bagi menjadi tiga bagian yaitu observasi diskriptif, observasi terfokus dan observasi terseleksi. Observasi diskriptif adalah
sebuah observasi dimana peneliti turut serta menjadi sebuah objek tersebut. Observasi terfokus adalah observasi yang yang sudah di
persepit sudut penelitian dari objek tersebut. Sedangkan observasi terseleksi adalah sebuah observasi yang sudah lebih rinci dari bagian
objek yang diteliti misalnya karakteristik atau kontras perbedaan yang terdapat dalam penelitian Sugiyono, 2015: 69-71. Tahap observasi
yang digunakan peneliti untuk meneliti objek tersebut menggunakan
observasi terseleksi, dimana peneliti hanya membahas tetang pengaruh
perkembangan Keseain Srandhul Purba Budaya yang ada di kotagede. 2.
Wawancara Mendalam
Wawancara merupakan percakapan mendalam yang di lakukan dua pihak yaitu pelaku wawancara sebagai pengaju pertanyaan atau
interviewer dan terwawancara sebagai pemberi jawaban atas semua pertanyaan yang di ajukan atau interviwee Moleong, 2007:186.
Pengertian wawancara menurut Esterberg 2002 melalui Sugiyono 2015, wawancara di bagi menjadi 3 macam yaitu wawancara
terstruktur, wawancara semistruktur dan wawancara tak berstruktur. 1 Wawancara berstruktur adalah adalah sebuah wawancara
yang sudah di siapkan oleh peneliti mulai dari pertanyaan-pertanyaan yang akan dibahas, perbekalan seperti perekam suara, catatan kecil
ataupun kamera agar sebuah wawancara dapat berjalan dengan lancar. 2 Wawancara semistruktur, yaitu sebuah wawancara yang lebih bebas
karena narasumber diminta untuk mengutarakan ide ataupun pendapatnya. Sama seperti perbekalan untuk wawancara terstruktur,
wawancara semistruktur juga harus dilengkapi dengan cacatan kecil agar informasi yang di berikan informan dapat langsung di catat oleh
peneliti. 3 Wawancara tak berstruktur, dalam wawancara tidak berstruktur ini peneliti tidak berpegang pada peoman wawancara atau
pertanyaan yang sudah dibuat melainkan hanya mengupas garis besar perasalahan yang diangkat Sugiyono, 2015: 73-74.