Latar Belakang Masalah PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DALAM PENINGKATAN AKIDAH AKHLAK REMAJA DI DESA BUMIRESO

A. Latar Belakang Masalah

Hubungan antara pendidikan dengan masyarakat erat sekali, maka dalam proses perkembangannya saling mempengaruhi. Mesin pendidikan yang kita namakan Sekolah dalam proses perkembangannya tidak terlepas dari gerakan mesin sosial. Mesin sosial menggerakkan segenap komponen kehidupan manusia, terdiri dari sektor-sektor sosial, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik dan agama. Masing-masing sektor ini bergerak saling pengaruh-mempengaruhi menuju ke arah tujuan sosial yang telah ditetapkan. Bilamana gerakan masing-masing sektor itu berada di dalam pola yang harmonis dan serasi, maka masyarakat pun bergerak dan berkembang secara harmonis. Akan tetapi jika salah satu atau beberapa sektornya mengalami ketidakharmonisan inequilibrum, maka sektor-sektor lainnya akan terpengaruh. Dari sinilah awal dari terjadinya krisis kehidupan masyarakat yang pada gilirannya melanda pada lembaga-lembaga pendidikan formal, nonformal, atau informal. 1 Krisis pendidikan khususnya pendidikan agama di mana pun selalu sepadan dengan krisis yang melanda di masyarakatnya. Krisis nilai berkaitan dengan masalah sikap menilai sesuatu perbuatan tentang baik buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah, dan hal-hal yang menyangkut perilaku etis individu dan sosial. Krisis konsep tentang kesepakatan arti hidup yang baik. Masyarakat mulai merubah pandangan 1 Salim, Agus, 2002, Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, hal 289 tentang cara hidup bermasyarakat yang baik dalam bidang ekonomi, politik, kemasyarakatan dan implikasinya terhadap kehidupan individual. Secara umum oleh William F.O’neil 1981, menampilkan tiga konsep paradikmatik dalam berfikir untuk membahas bidang pendidikan. Pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal memiliki peran penting dalam meligitimasi bahkan melanggengkan sistem dan struktur sosial yang ada. 2 Sudah merupakan keputusan sistemik bahwa Pendidikan Agama Islam PAI merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu dalam era reformasi yang membawa perubahan sosial secara fundamentalis mendorong perlunya reformasi sistem PAI yang selama ini diakui keberadaannya yang strategis agar tetap bertahan dan semakin dibutuhkan. Di antara peran stategis PAI dalam sistem pendidikan nasional terletak pada fungsi pentingnya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, utamanya dalam mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, sebagai bagian esensial dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. pasal 2, UUSPN 1989. Yang menjadi masalah ialah seberapa jauh peran strategis PAI itu telah diperankan secara efektif pada dataran operasional pendidikan agama baik di sekolah maupun di luar sekolah. 3 Kalau pada awal reformasi ini di perkotaan besar kita menyaksikan fenomena maraknya berbagai kerusuhan, kebringasan sosial, pelanggaran hukum dan moral, pelanggaran hak asasi manusia, dan benturan antara pemeluk agama bahkan perpecahan sesama agama. 4 Fenomena-fenomena ini juga sebagian kecil sudah merasuki ke pedesaan termasuk desa Bumireso. Salah satu tokoh agama di desa Bumireso, mengatakan bahwa, “Akidah akhlak remaja desa Bumireso sekarang ini dalam keadaan yang cukup mengkhawatirkan, mereka belum menemukan panutan kuat yang 2 Ibid 290 3 H. Ahmadi, 2000, Pendidikan Islam, Demokrasi Masyarakat Madani 4 Ibid hal 153 bisa membimbing dan melindungi dari ajaran-ajaran baru yang bisa merusak akidah remaja kita”. Charis Masajid: 2012 Naluri beragama, tanpa mempermasalahkan benar tidaknya suatu agama, jelas merupakan fenomena kehidupan manusia. Hal ini dilukiskan oleh Daniel Dhakidae secara menarik sebagai berikut: “......... Agama telah memasuki fenomena manusia. Agama malah mengatur kapan sesorang menangis, kapan tertawa. Agama campur tangan dalam nasib dan rasa putus asa. Bilamana mau dicari di mana nilainya, maka nilai agama bukanlah terletak dalam menghapus tragedi tetapi dalam menumbuhkan gairah menghadapi tragedi. Memberi arti kalau tidak punya arti, memberi tujuan kalau hidup tidak mempunyai tujuan”. Prisma: 1978, No.5, hal.3 Fenomena-fenomena yang telah terjadi maka akan timbul seakan- akan pendidikan agama yang kita laksanakan selama ini telah gagal mengemban fungsinya. Hal itu tidak adil karena membebankan pembinaan IMTAQ hanya pada pendidikan agama, hal itu berarti mengingkari keberadaan PAI sebagai sub sistem pendidikan nasional karena sebagai sebuah sistem tentu semua komponen sub sistemnya harus berjalan saling terkait, tidak bisa hanya didekati secara monolitik. 5 Masa sekarang banyak sekali ajaran-ajaran baru yang bisa mengikis akidah dan akhlak para Nahdhiyin. Mereka menyerang akidah kaum remaja karena kaum remaja masih dangkal dalam mendalami ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Remaja adalah masa di mana perkenalan aspek kehidupan, biasanya masa-masa remaja pergaulan semakin bebas dan luas. Apabila orang tua tidak bisa memantau anaknya, tidak menutup kemungkinan para remaja-remaja ini akan terjerumus ke dalam kesesatan. Tidak ada yang bisa membentengi para remaja selain dari dirinya sendiri. Pembentengan akidah dan akhlak yang kuat akan mengantarkan dan melindungi dari jurang kesesatan. Seiring dengan derasnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang, menuntut kita agar terus memacu diri mengkaji Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dari berbagai aspek. Mulai dari aspek teologi, 5 Ibid hal 153 sejarah, sosial, politik, ekonomi dan lain sebagainya. 6 Pendidikan Agama Islam yang berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sekarang juga banyak diterapkan baik di pendidikan formal seperti; sekolah, madrasah, universitas, pendidikan nonformal seperti; pesantren, madrasah diniyah, TPQ, dan informal seperti; senja keluarga, pengajian umum. Agar generasi remaja sebagai generasi bangsa memiliki akidah yang kuat sesuai dengan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan mampu mengamalkan ajaran- ajaran sesuai dengan tuntunan Nabi, serta bisa berdakwah untuk mengajak semua menjadi golongan yang selamat. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas penulis mengambil judul penelitian PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DALAM PENINGKATAN AKIDAH AKHLAK REMAJA DI DESA BUMIRESO.

B. Identifikasi Masalah