TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS HUBUNGAN ANTARMAKNA SINONIMI PADA WACANA SEHARI-HARI MASYARAKAT DI DESA UNDISAN, KECAMATAN TEMBUKU, KABUPATEN BANGLI.

4 Parera 2004 menyatakan bahwa dua-ujaran dalam bentuk morfem terikat, kata, frase, atau kalimat yang menunjukkan kesamaan makna disebut sinonim atau bersinonim. Untuk menunjukkan kesamaan makna diacu kembali pada teori makna dan analisis makna dengan melihat relasi makna dan perkembangan yang terjadi pada bahasa tersebut. Suwandi 2008 mengatakan hubungan atau relasi kemaknaan antara satuan bahasa yang satu dengan yang lain bisa ditemukan dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Relasi dapat terjadi dalam dua bentuk bahasa kata, frase, kalimat yang bersinonim atau dua buah kata yang memiliki makna yang sama. Verhaar dalam Djajasudarma, T. F. 2012 membagi sinonim menurut taraf terdapatnya gajala itu yaitu antarkalimat, antarfrase, antarkata, dan antarfonem. Ia juga menunjukkan bahwa kesinoniman ditentukan menurut taraf sistem tataran bahasa adalah: morfem, kata, frase, dan kalimat. Hasil penelitian maupun pendapat dari beberapa ahli linguistik di atas menjadi acuan untuk analisis bahasa lebih lanjut mengenai wacana sehari-hari masyarakat Desa Undisan dan munculnya sinonimi yang bisa berkembang akibat dari kontak bahasa yang terjadi antar masyarakat. 5

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan bahasa, khususnya sinonimi kata yang ada di desa Tembuku, Kabupaten Bangli dibandingkan dengan kesinonimannya di daerah lain. Pemahaman yang sama dan perbedaannya disesuaikan dengan yang pernah dialami oleh masyarakat setempat setelah beradaptasi di daerah lain. Disamping itu pula, melihat mata pencaharian penduduk setempat sebagian besar bekerja di sektor pariwisata maka unsur serapan bahasa asing seperti bahasa Inggris juga menjadi hal yang diteliti untuk melihat sejauhmana pengaruhnya dan sinoniminya dengan bahasa Bali dan bahasa Indonesia. 3.2. Manfaat Penelitian Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi peneliti sendiri maupun para peneliti lainnya terutama untuk mengembangkan wawasan keilmuan linguistik terkait dengan kesinoniman bahasa dan perkembangannya. Disamping itu pula, pemerintah mendapatkan sisi positif dari pengembangan penelitian yang telah dilaksanakan dengan mengetahui hal-hal yang dapat dijadikan pendalaman materi untuk pengembangan ilmu bahasa yang diperlukan bagi masyarakat di bidang pendidikan. 6

IV. METODE PENELITIAN

Metode Simak dan Cakap dalam Mahsun 2005 digunakan dengan mencari informan dari masyarakat setempat. Pada metode simak dilakukan dengan teknik sadap yaitu menyadap penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis, kemudian dilanjutkan dengan teknik simak libat cakap dimana peneliti berpartisipasi sambil menyimak, berpartisipasi dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan. Disamping itu, pada metode cakap pengumpulan data berupa percakapan antara peneliti dengan informan. Pengamatan dan pencatatan wacana dilaksanakan untuk memudahkan pengolahan data dalam memperoleh informasi yang diperlukan terkait dengan sinonimi bahasa. Pada tahap ini dipersiapkan pula garis besar hal-hal yang bisa ditanyakan kepada informan sebagai sumber data penelitian dan bagian-bagian yang menjadi pengamatan untuk dicatat. Data diolah setelah semua data yang diperlukan terkumpul untuk dianalisis dan dituangkan dalam laporan penelitian oleh tim peneliti. Laporan kemajuan dibuat untuk melaporkan perkembangan penelitian yang telah terlaksana. Revisi juga dilakukan untuk laporan kemajuan dan selanjutnya sebagai laporan akhir untuk dikumpulkan. Disamping itu kamus bahasa Bali-Inggris-Indonesia Sutjaja 2006 juga dijadikan acuan untuk analisis data makna kata sinonimi yang ditemukan di lapangan. Kamus ini bermanfaat untuk mengetahui makna kata-kata umum bahasa Bali maupun kata serapan yang nantinya ditemukan dalam penelitian.