ANALISIS HUBUNGAN ANTARMAKNA SINONIMI PADA WACANA SEHARI-HARI MASYARAKAT DI DESA UNDISAN, KECAMATAN TEMBUKU, KABUPATEN BANGLI.

(1)

LAPORAN AKHIR

HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

ANALISIS HUBUNGAN ANTARMAKNA SINONIMI PADA WACANA

SEHARI-HARI MASYARAKAT DI DESA UNDISAN, KECAMATAN

TEMBUKU, KABUPATEN BANGLI

Oleh:

I Gusti Agung Istri Aryani, SS., M.Hum 197412062005012002

I Nyoman Tri Ediwan, SS., M.Hum. 197506202005011001

Ni Ketut Sri Rahayuni, SS., M.Hum 198402042008012005

Putu Evi Wahyu Citrawati, S.S., M.Hum 197811102008122002

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

JURUSAN SASTRA INGGRIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DANA PNBP TAHUN ANGGARAN 2015

SURAT PENUGASAN NOMOR: 019/UN14.1.1/PNL.01.03.00/2015


(2)

(3)

ANALYSIS OF SYNONYM MEANING RELATIONSHIP IN

THE SOCIETY’S DAILY CONVERSATION AT UNDISAN

VILLAGE, TEMBUKU DISTRICT, BANGLI REGENCY

ABSTRACT

This research aims to analyze the relationship of synonym meaning found in Bali language at Undisan, Tembuku district, Bangli Regency. Generally, language variation of synonym developed because of the contact between languages (Bali, Indonesia and English) in the society and their occupation. The words, phrases or sentences synonymy found in Bali language were compared with the other Bali language for their similarity of meaning or differences depend on their use by referring to the dictionary of Bali-Indonesia-English. The purpose is to identify the similarities or differences of meaning found in the daily conversation synonymy of intra-lexical items, formal or informal languages used by adults or children. The study was descriptively analyzed by using qualitative approach based on datas finding in the location using observation method from the respondents to search detail information required.

Key words: lexical, meaning relationship, and synonym

ANALISIS HUBUNGAN ANTARMAKNA SINONIMI PADA

WACANA SEHARI-HARI MASYARAKAT DI DESA

UNDISAN, KECAMATAN TEMBUKU, KABUPATEN

BANGLI

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antar makna sinonimi yang ditemukan pada bahasa Bali Desa Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli. Perkembangan variasi sinonimi bahasa yang ada pada bahasa Bali di daerah itu dengan bahasa Bali pada umumnya dimana setelah ada kontak bahasa antar bahasa, baik dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris maupun bahasa bali lainnya pekerjaan penduduknya. Kata-kata, frase ataupun kalimat yang bersinonim ataupun perbedaan yang dapat ditemukan dari bahasa bali tersebut dibandingkan dengan bahasa bali pada umumnya, bahasa Indonesia serta bahasa Inggris bilamana ditemukan kata serapan yang digunakan dengan acuan Kamus Bahasa Bali-Indonesia-Inggris untuk mengetahui kemiripan atau kesamaan makna yang ada ataupun perbedaan tergantung pada pemakaiannya dalam wacana masyarakat setempat yang


(4)

disebabkan oleh kontak antar bahasa serumpun atau tidak serumpun, serapan intrabahasa yang dapat terjadi antara dialek dan bahasa umum, kata umum dan istilah pada kata ilmiah, bahasa anak-anak dan bahasa orang dewasa, yang muncul. Hubungan antarmakna sinonimi dalam bahasa daerah ini ditinjau berdasarkan pemakaiannya sehari-hari dengan pendekatan kualitatif yaitu deskriptif analisis dimana data yang diperoleh dijelaskan berdasarkan pada temuan di lapangan melalui pengamatan dan keterlibatan peneliti dengan informan berdasarkan penggunaan metode simak dan cakap untuk rincian informasi yang diperlukan. Kata kunci: hubungan antarmakna, leksikal, dan sinonimi


(5)

DAFTAR

ISI

RINGKASAN i-ii

DAFTAR ISI iii

PRAKATA iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan masalah 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 3

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 5

IV. METODE PENELITIAN 6

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kompleksitas Pemaknaan Sinonim 7

5.2. Hubungan dua bentuk bahasa 7

5.3. Nuansa Hubungan Sinonimi dengan Realita Bahasa 9

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan 11

6.2. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 1. Dokumentasi 13


(6)

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkatNya maka kegiatan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Antarmakna Sinonimi Pada Wacana Sehari-Hari Masyarakat Di Desa Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli” dapat terlaksana dengan baik sesuai rencana.

Tim Pelaksana kegiatan penelitian ini mengucapkan terimakasih kepada Yth:

1. Rektor Universitas Udayana yang telah menyetujui dan memberikan dukungan penuh demi terlaksananya kegiatan ini

2. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana yang telah menyetujui dan memberikan dukungan baik berupa dana maupun dukungannya sehingga kegiatan ini terlaksana sesuai rencana.

3. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk kelancaran dana penelitian maupun administrasi untuk kegiatan ini.

4. Kepala Desa Undisan yang telah memberikan fasilitas tempat sehingga pengabdian ini dapat terlaksana.

5. Sekretaris Desa dan masyarakat Desa Undisan yang telah meluangkan waktunya serta informasi yang diperlukan untuk kegiatan ini.

6. Pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, bagian keuangan dan pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu atas segala bantuannya untuk kelancaran administrasi penelitian.

7. Rekan-rekan anggota peneliti yang terlibat dalam kegiatan ini sehingga kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga saran dan kritik yang membangun tentunya sangat kami harapkan.

Denpasar, 30 Oktober 2015 Penulis


(7)

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Bahasa memegang peranan penting dalam proses interaksi berkomunikasi yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Fungsi bahasa itu adalah menyampaikan pesan yang ada dalam pikirannya kepada sesama manusia. Pemakaian bahasa juga mempengaruhi perkembangan dan kedudukan manusia itu sendiri dalam status sosialnya di masyarakat dimana opini atau pendapat terbentuk setelah ia menggunakannya saat berkomunikasi dengan sesamanya. Disamping itu, pemahaman makna dari bahasa yang disampaikan oleh penuturnya kepada pendengar tergantung pada sejauhmana ia bisa membandingkan dengan bahasa umum yang telah diketahui sebelumnya.

Adnyana (2014) dalam penelitiannya juga menegaskan bahwa bahasa Bali adalah bahasa ibu mayoritas masyarakat Bali yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang dalam perkembangannya muncul tingkatan-tingkatan bahasa yang disebut sor singgih bahasa Bali. Keterangan dalam penelitian ini juga bisa muncul dari hasil penelitian untuk sinonimi bahasa yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa Bahasa Bali merupakan bahasa ibu yang dipertuturkan oleh masyarakat di pulau Bali dan merupakan salah satu bahasa daerah dari sekian banyak bahasa yang ada di Indonesia. Variasi sinonimi kosakata bahasa Bali ada di setiap daerah atau kabupaten di Bali sebagai bentuk dari identitas diri dan kebanggaan masyarakat penuturnya. Pada umumnya, setiap orang yang berasal dari Bali belum tentu menyadari keberagaman kata yang ada dan baru tahu bilamana mereka telah beradaptasi serta tinggal di suatu daerah yang berbeda dari daerah asalnya dalam waktu tertentu. Salah satu daerah yang diteliti adalah Desa Undisan di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli karena desa ini merupakan salah satu desa yang memiliki kosa kata beragam yang bersinonimi dengan bahasa Bali di daerah lainnya dari segi makna atau arti katanya. Penduduk di kawasan tersebut sebagian besar mata pencahariannya adalah di bidang pariwisata yang bekerja di hotel dan ada pula yang bekerja sebagai petani, pegawai negeri dan maupun instansi lainnya dapat menyebabkan terjadinya kontak antarbahasa dan membentuk relasi atau hubungan antarmakna sinonimi pada bahasa daerah yang ada di tempat itu. Suwandi (2008) menyampaikan bahwa kehadiran sinonimi dalam analisis semantik bisa merujuk pada dua kata yang maknanya memang


(8)

merujuk pada ide atau referen yang tidak sama persis. Namun, dalam pemakaian bahasa sering dijumpai keinginan pemakai bahasa untuk mengganti satu kata dengan kata lain yang memiliki kemiripan sebagai variasi atau ciri kebebasan berbahasa, baik itu bahasa asli daerah tersebut dengan bahasa Indonesia maupun bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Pembicara tersebut akan memilih kata yang menurut pendapat dan perasaannya memiliki kemiripan makna.

Dengan demikian kekayaan sinonimi bahasa serta kompleksitas makna yang ditemukan di Desa Undisan ini menjadi khasanah pengetahuan yang bermanfaat bagi kaum linguistik khususnya maupun masyarakat umum lainnya.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian anatara lain:

a. Apakah ada tingkat perbedaan makna bahasa pada kata-kata yang bersinonimi dalam proses berinteraksi antar sesama?

b.Bagaimana variasi sinonimi bahasa mempengaruhi interaksi atau komunikasi?

c. Sejauhmana adaptasi sinonimi bahasa berkembang dalam pemahaman makna bagi masyarakat asal luar daerah di Desa Undisan?

Hal ini lebih lanjut dikaji dalam penelitian yang dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari informan di desa itu tentang variasi sinonimi bahasa. Perkembangan bahasa yang terjadi di daerah tersebut dapat dipengaruhi dari pekerjaan mereka sehari-hari maupun kebiasaan, khususnya dari pemaknaan kata yang nantinya ditemukan dalam wacana masyarakat.


(9)

II.TINJAUAN PUSTAKA

Djajasudarma, T. F. (2012:55) mengungkapkan bahwa: “sinonimi digunakan untuk menyatakan the sameness of meaning (kesamaan arti). Hal tersebut dilihat dari kenyataan bahwa para penyusun kamus menunjukkan sejumlah perangkat kata yang memiliki makna sama; semua bersifat sinonim, atau satu sama lain sama makna, atau hubungan di antara kata-kata yang mirip (dianggap mirip) maknanya”. Pernyataannya tersebut dapat dijadikan acuan untuk mencari makna sinonimi bahasa dalam hubungan antarmakna dikaji dalam penelitian ini melalui kamus disamping informasi yang diperoleh dari informan yang berguna sebagai pembanding kata-kata yang ditemukan.

Febiyanto (2009) menemukan pada wacana “Tajuk Rencana” surat kabar Kompas bahwa sinonimi dapat terbentuk dari morfem bebas ataupun terikat, kata, kata dengan frase atau sebaliknya dan frasa dengan frasa pada wacana yang diteliti. Penelitian ini memberikan inspirasi untuk meneliti wacana lisan yang terjadi di Desa Undisan untuk memperkaya wawasan kami akan kekayaan sinonimi bahasa yang dimiliki.

Frances dalam Liliweri, et.al. (2014) menguraikan bahwa bahasa dapat mempengaruhi kosa kata baru maupun konstruksi gramatikal dimana kata-kata baru lebih dominan mempengaruhi bahasa setempat yang berkaitan dengan perilaku masyarakat modern ataupun perubahan struktur yang terjadi pada komunitas tertentu. Dalam hubungannya dengan analisis antarmakna sinonimi maka akan dikaji lebih lanjut sejauhmana bahasa Indonesia dan bahasa Inggris bisa mempengaruhi bahasa daerah setempat yaitu bahasa Bali itu sendiri.

Isda, P. (2015) menyampaikan bahwa kata atau pembentukan kata pada Bahasa Aceh mendekati persamaan dengan di Clampa dimana bahasa itu tergolong rumpun Austronesia dan kemungkinan berasal dari Hindia Belakang. Dalam hal ini kita bisa mengkaji lebih jauh dengan bahasa yang ada di Desa Undisan tentang sinonimi bahasa yang diteliti.

Menurut Nida, E. (1975) tingkat kesamaan atau sinonimi antar istilah atau frasa bisa diuraikan dari seberapa dekat kemiripannya dan bisa dianalisis dengan membuat kombinasi- kombinasi dari kata tersebut. Hal ini dapat pula dilakukan kombinasi dengan sinonimi leksikal yang ditemukan pada objek penelitian wacana masyarakat di Undisan


(10)

Parera (2004) menyatakan bahwa dua-ujaran dalam bentuk morfem terikat, kata, frase, atau kalimat yang menunjukkan kesamaan makna disebut sinonim atau bersinonim. Untuk menunjukkan kesamaan makna diacu kembali pada teori makna dan analisis makna dengan melihat relasi makna dan perkembangan yang terjadi pada bahasa tersebut.

Suwandi (2008) mengatakan hubungan atau relasi kemaknaan antara satuan bahasa yang satu dengan yang lain bisa ditemukan dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Relasi dapat terjadi dalam dua bentuk bahasa (kata, frase, kalimat) yang bersinonim atau dua buah kata yang memiliki makna yang sama.

Verhaar dalam Djajasudarma, T. F. (2012) membagi sinonim menurut taraf terdapatnya gajala itu yaitu antarkalimat, antarfrase, antarkata, dan antarfonem. Ia juga menunjukkan bahwa kesinoniman ditentukan menurut taraf sistem (tataran bahasa) adalah: morfem, kata, frase, dan kalimat.

Hasil penelitian maupun pendapat dari beberapa ahli linguistik di atas menjadi acuan untuk analisis bahasa lebih lanjut mengenai wacana sehari-hari masyarakat Desa Undisan dan munculnya sinonimi yang bisa berkembang akibat dari kontak bahasa yang terjadi antar masyarakat.


(11)

III.TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan bahasa, khususnya sinonimi kata yang ada di desa Tembuku, Kabupaten Bangli dibandingkan dengan kesinonimannya di daerah lain. Pemahaman yang sama dan perbedaannya disesuaikan dengan yang pernah dialami oleh masyarakat setempat setelah beradaptasi di daerah lain. Disamping itu pula, melihat mata pencaharian penduduk setempat sebagian besar bekerja di sektor pariwisata maka unsur serapan bahasa asing seperti bahasa Inggris juga menjadi hal yang diteliti untuk melihat sejauhmana pengaruhnya dan sinoniminya dengan bahasa Bali dan bahasa Indonesia.

3.2. Manfaat Penelitian

Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi peneliti sendiri maupun para peneliti lainnya terutama untuk mengembangkan wawasan keilmuan linguistik terkait dengan kesinoniman bahasa dan perkembangannya. Disamping itu pula, pemerintah mendapatkan sisi positif dari pengembangan penelitian yang telah dilaksanakan dengan mengetahui hal-hal yang dapat dijadikan pendalaman materi untuk pengembangan ilmu bahasa yang diperlukan bagi masyarakat di bidang pendidikan.


(12)

IV.METODE PENELITIAN

Metode Simak dan Cakap dalam Mahsun (2005) digunakan dengan mencari informan dari masyarakat setempat. Pada metode simak dilakukan dengan teknik sadap yaitu menyadap penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis, kemudian dilanjutkan dengan teknik simak libat cakap dimana peneliti berpartisipasi sambil menyimak, berpartisipasi dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan. Disamping itu, pada metode cakap pengumpulan data berupa percakapan antara peneliti dengan informan.

Pengamatan dan pencatatan wacana dilaksanakan untuk memudahkan pengolahan data dalam memperoleh informasi yang diperlukan terkait dengan sinonimi bahasa. Pada tahap ini dipersiapkan pula garis besar hal-hal yang bisa ditanyakan kepada informan sebagai sumber data penelitian dan bagian-bagian yang menjadi pengamatan untuk dicatat.

Data diolah setelah semua data yang diperlukan terkumpul untuk dianalisis dan dituangkan dalam laporan penelitian oleh tim peneliti. Laporan kemajuan dibuat untuk melaporkan perkembangan penelitian yang telah terlaksana. Revisi juga dilakukan untuk laporan kemajuan dan selanjutnya sebagai laporan akhir untuk dikumpulkan.

Disamping itu kamus bahasa Bali-Inggris-Indonesia Sutjaja (2006) juga dijadikan acuan untuk analisis data makna kata sinonimi yang ditemukan di lapangan. Kamus ini bermanfaat untuk mengetahui makna kata-kata umum bahasa Bali maupun kata serapan yang nantinya ditemukan dalam penelitian.


(13)

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada kegiatan penelitian di Desa Tembuku telah dilaksanakan dengan pencarian data ke lapangan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dari masyarakat setempat terkait dengan kata-kata dalam bahasa Bali yang bersinonimi dan unsur serapan yang dapat muncul akibat dari kontak bahasa. Kesulitan awal memang sempat terjadi karena tipe masyarakat setempat adalah ingin dihargai, tidak ingin digurui sehingga perlu cara membahasakan secara halus untuk mendapatkan informasi. Hal ini diatasi dengan mengatakan bahwa peneliti ingin belajar bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para informan, selanjutnya bertanya tentang sinonimi yang ada dan membandingkannya dengan bahasa bali, Indonesia maupun bahasa serapan asing yang ada di daerah lain.

Dari pengamatan dan pencatatan yang dilakukan di lapangan kami, sebagian besar yang diperoleh pada analisis adalah kata yang bersinonimi dengan bahasa daerah lain di Bali dari segi makna yang memiliki persamaan makna, tetapi ditemukan pula bahwa ada beberapa kata yang memiliki kesamaan dalam penulisan maupun ucapan namun berbeda dalam pemaknaannya. Disamping itu pula kata-kata yang ditemukan ada yang ditemukan berupa kalimat. Walaupun demikian relasi antar makna dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini.

5.1. Kompleksitas Pemaknaan Sinonim

Sinonim mencakup hal yang bersifat kompleks, tidak saja mencakup arti atau makna tapi juga penggunaannya. Dua bentuk bahasa yang bersinonim tidak selalu bisa saling menggantikan, seperti: selaan bersinonim dengan bale, sirepan di daerah lain atau tempat tidur dalam bahasa Indonesia. Kata ini digunakan di desa Undisan dan dipahami oleh masyarakat yang memang berasal dari daerah itu. Bilamana ada orang lain atau pendatang yang mendengarnya tidak memiliki pemahaman karena hanya tahu kata bale yang dianggap sebagi tempat pelaksanaan upacara manusa yadnya bukan kata selaan.

5.2. Hubungan dua bentuk bahasa

Hubungan yang terjadi pada dua bentuk bahasa berupa kata, frase ataupun kalimat yang bersinonim bersifat mutlak dua arah dengan makna yang serupa tetapi belum tentu sama persis.


(14)

Sebagaimana bahasa Bali yang ditemukan di desa Undisan, dimana kontak bahasa dalam wacana sehari-hari baik antar penduduk setempat, pendatang maupun tamu-tamu asing yaitu ada yang masih dipertahankan dan ada pula menggunakan bahasa campuran. Hal ini disebabkan karena sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya di bidang pariwisata, terutama perhotelan.

Sinonim yang ditemukan antara lain:

1. Sinonim antara kata yang satu dengan yang lainnya, seperti:

kata payuk dalam bahasa Bali bersinonim dengan panci dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Bali di daerah lainnya; ongkeb bersinonim dengan panas dalam bahasa Indonesia sedangkan dengan bahasa bali lainnya adalah panes, kebus. Kata adi bersinonim dengan ari yang termasuk dalam bahasa sor singgih tingkatan alus, bersinonim adik dalam bahasa Indonesia; oteng bersinonim dengan weteng, waduk dalam bahasa Indonesia adalah perut . Kata iwak yang atinya paman atau bibi di desa Undisan memiliki kesamaan pemahaman dengan bahasa bali di daerah lainnya di Bali terutama di desa-desa di Badung (Taman, Punggul dan Bongkasa).

Perbedaan yang signifikan ditemukan kata gesit yang tidak dipahami di daerah lainnya memiliki makna atau bersinonim dengan dingin dalam bahasa Indonesia dan bahasa Bali pada umumnya; jung di desa undisan dikhususkan penggunaannya di kalangan puri dan termasuk bahasa alus yang bersinonim dengan bli dan mbok dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan

kakak (baik kakak laki-laki maupun perempuan) dimana berbeda pada sebagian daerah di

Badung digunakan untuk sebutan pengganti aji atau ayah.

2. Sinonim kata dengan frase

Colok pada bahasa bali di desa undisan memiliki kesamaan penggunaan dan pemahamannya dengan di daerah lain dan bersinonim dengan korek api dalam bahasa Indonesia. Perbedaan makna dengan bahasa bali di daerah lain ditemukan seperti: kata kempu di desa tembuku bersinonim dengan tempat air, tempat minyak dalam bahasa Indonesia tapi di daerah lainnya di bali disebut dengan jerigen sebagai benda yang memiliki fungsi yang sama dan bentuk yang sama; kubu bersinonim tongos sampi di Undisan namun di daerah lain dan bahasa Indonesia bersinonim dengan pondok atau rumah kecil bukan tempat sapi. Sementara itu,


(15)

pondokan bersinonim dengan jalan setapak tetapi di daerah lain adalah jalan cenik misi umah-umah atau dalam bahasa Indonesia jalan kecil dengan rumah-rumah.

3. Sinonim antara frase dengan frase

Baju wek bersinonim dengan baju ane wek sama halnya dengan daerah lain atau baju robek

dalam bahasa Indonesia.

Baju kedas bersinonim dengan baju ane kedas sama pemaknaannya dengan di daerah lain

atau baju bersih dalam bahasa Indonesia.

4. Sinonim antara satu kalimat dengan kalimat lainnya

A: Ning Agus ring dija mangkin masekolah? Dijawab B: Di bagian Informatika. Dalam

bahasa bali bersinonim juga dengan kalimat Ring dija sekolahne ning Agus mangkin? Sedangkan dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan A: Dimana sekolahnya adik Agus

sekarang? B: Di bagian Informatika.

Kalimat tersebut diatas menunjukkan bahwa terjadi pembentukan morfem awalan ma- pada kata dasar sekolah kalimat pertama, dan akhiran –ne pada kalimat kedua dengan kata dasar yang sama yaitu sekolah dalam bahasa Bali, akhiran –nya pada bahasa Indonesia memiliki kesamaan makna sebagai kepemilikan tempat beraktivitas. Disini terjadi percampuran bahasa

antara bahasa Bali dengan serapan pada kata informatika.

A: Beliang alat-alate soroh kayu ajak genteng. B: Nyanan kal beliang soroh genteng ajak

kayu. Pada kalimat dalam bahasa bali tersebut bersinonim antar kalimat yang diujarkan oleh A maupun B serta memiliki pemaknaan yang sama yaitu membelikan alat-alat seperti kayu dan genteng dalam bahasa Indonesia.

5.3. Nuansa Hubungan Sinonimi dengan Realita Bahasa

Kesamaan maupun kemiripin makna bentuk kebahasaan yang ada dapat terkait dengan kenyataan ditemukan di desa Undisan seperti:

1. Kata yang memiliki pemaknaan lebih umum dibandingkan dengan kata lainnya yang memiliki pemaknaan seperti itu yaitu

2. Pengertian yang lebih mendalam ditemukan dalam kata tersebut dibandingkan dengan kata yang lainnya sehingga nilai intensionalnya lebih tinggi seperti: pondal bersinonim dengan mokoh yang bermakna orang yang bertubuh gemuk dan kuat tapi tidak berlemak


(16)

dibandingkan dengan menggunakan kata mokoh; sumit bersinonim dengan buka khusus untuk dunia pertukangan walaupun memiliki makna serupa dalam bahasa Indonesia.

3. Daya emotif yang lebih tinggi dimiliki leksikon seperti: gebug dan enjel dalam kalimat Di sirepanne saling gebug saling enjel bermakna emosionalitas dari suatu kegiatan negatif atau bertengkar dengan pukulan tangan untuk gebug dan dengan tendangan kaki untuk enjel.

4. Kata yang lebih banyak dipengaruhi dialek daripada kata yang lainnya: jerotine yang bersinonim dengan juwuk atau jeruk dalam bahasa Indonesia. Kata ini pemakaiannya tergantung pada daerah lainnya tetapi saat ini hanya di desa Undisan yang lumrah menggunakan kata tersebut.


(17)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kata yang bersinonimi dengan bahasa daerah lain di Bali ditemukan adanya beberapa kata yang memiliki persamaan makna namun ada pula yang memiliki kesamaan dalam penulisan maupun ucapan tapi berbeda dalam pemaknaannya. Variasi bahasa dalam sinonimi dan pemaknaannya (kompleksitas) adalah sangat lumrah terjadi dan memiliki keunikan tersendiri bagi masyarakat setempat dan masyarakat di daerah lain. Disamping itu, hubungan bentuk bahasa serta perkembangannya dalam unsur serapan yang ditemukan merupakan kekayaan dan pemahaman dari individu sebagai cermin keilmuan yang mereka miliki seperti halnya di desa Undisan yang masyarakatnya sebagian besar bekerja di sektor pariwisata.

6.2.Saran

Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan kita sebagai peneliti akan variasi sinonimi yang ada di desa Undisan dan Bali pada umumnya. Hal ini bisa dikaji lebih lanjut untuk dijadikan sebagai pengembangan penelitian bidang linguistik di masa-masa mendatang oleh peneliti-peneliti lain maupun referensi bagi pemerintah yang ingin menggerakkan keinginannya meningkatkan sumber daya manusia di perguruan tinggi dari bidang keilmuannya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, Pande Putu P. 2014. Thesis: Penguasaan Sor Singgih Bahasa Bali dalam Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

Djajasudarma, T. F. 2012, hal.55. Semantik 1 Makna Leksikal dan Gramatikal.

Febiyanto, I. 2009. Skripsi: Aspek Gramatikal dan Leksikal pada Wacana “Tajuk Rencana” Surat Kabar Kompas. Universitas Sebelas Maret

Isda, P. Semantik Leksikal, Semantik Kalimat, Makna dan Konteks Bahasa Aceh Besar. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. diakses pada tanggal 2/2/2015 di web digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Article-23599-Isda%20Pramuniati.pdf


(18)

Liliweri, A. et. al. 2014. Pengantar Studi Kebudayaan. Penerbit: Nusa Media. Bandung.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Rajawali Pers. Jakarta

Nida, E. 1975. Exploring Semantic Structures. Wilhem Fink Verlag Munchen. Parera, J.D. 2004. Teori Semantik Edisi Kedua. Penerbit: Erlangga. Jakarta.

Parera. J.D. 2004. Hal: 61. Teori Semantik Edisi Kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Partana, P. 2003. Semantik (terjemahan dari Semantics karangan: Leech, G., 1974). Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.

Sutjaja, I G. M. 2006. Kamus Bali-Indonesia-Inggris. Lotus Widya Suari bekerja sama dengan Penerbit Universitas Udayana

Suwandi, S. 2008. Semantik Pengantar Kajian Makna.Penerbit: Media Perkasa.


(19)

LAMPIRAN 1. DOKUMENTASI


(20)

LAMPIRAN 2. JUSTIFIKASI PENGGUNAAN ANGGARAN RINCIAN PENGGUNAAN DANA Rp.10.000.000

Rincian Biaya vol Satuan Harga

satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1. Bahan habis pakai

ATK

Tinta Printer (Catridge):

1 Unit 189.000 189.000

Pixma Canon 810 (black)

Pixma Canon 811 (color) 1 Unit 230.000 230.000

PPN 10% untuk pembelian tinta printer 41.900 41.900

(catridge)

Kertas HVS 80 gram A4 2 Rim 50.000 100.000

Ballpoint faster 1 Kotak 36.000 36.000

Flash disc 8 GB 1 Unit 90.000 90.000

Pulsa Modem Smart 3 Paket 54.000 162.000

Baterai Energizer Max E 91 AA Isi 2 gratis 1 1 Paket 14.000 14.000

Baterai Energizer Max E 91 AA Isi 2 1 Paket 14.000 14.000

Isi MAX NO 10 2 Kotak 2.400 4.800

Stop map Bufalo Nobel/Biola 5002 15 Buah 1.500 22.500

Ballpoin Airline EK 8210 Blue 2 Buah 1.100 2.200

Sub Total 906.400

Pulsa smart 1 Buah 52.000 52.000

Pulsa smart 1 Buah 52.000 52.000

Pulsa Smart, Kartu perdana smart dan data 1 Paket 117.000 117.000

Catridge Canon 810 Black 1 Buah 195.000 195.000

Catridge Canon 810 Black 1 Buah 195.000 195.000

Catridge Original Canon CL- 811 color 1 Buah 230.000 230.000

Catridge Original Canon CL- 811 color 1 Buah 230.000 230.000

Sub Total 1.071.000

2. Perjalanan local

Transport lokal Dps-Bangli/PP 4 org x 7 kali perjalanan

28 100.000 2.800.000

Sub Total 2.800.000

3. Konsumsi:

3.1. Konsumsi di lapangan:

a. Snack 6 orang x 7 kali 42 Kotak 10.000 420.000

b. Makan Siang 6 orang x 6 kali 36 bungkus 25.000 1.050.000

Sub Total 1.470.000

3.2. Konsumsi rapat:

a. Snack 4 orang x 10 kali 40 Kotak 10.000 400.000

b. Makan Siang 4 orang x 10 kali 40 bungkus 20.000 800.000


(21)

3.3. Konsumsi rapat:

a. Snack 4 orang x 5 kali 20 Kotak 10.000 200.000

b. Makan Siang 4 orang x 5 kali 20 Bungkus 20.000 400.000

Sub Total 600.000

3. Pengeluaran lainnya:

3.1. Pembuatan Poster untuk seminar Senastek 500.000

Sub Total 500.000

3.2. Photocopy dan penjilidan

Photo Copy 528 lembar 200 105.600

Penjilidan 6 Eks 3000 18.000

Sub Total 123.600

Photocopy 279 lembar 200 55.800

Photocopy 200 lembar 200 44.200

Photocopy 437 lembar 200 87.400

Bayar pendaftaran SENASTEK 1 Buah 900.000 900.000

Photocopy 350 lembar dan 1 map lembar 71.600

Photocopy, print warna dan kop cetak lembar 170.000

Sub Total 1.329.000


(22)

LAMPIRAN 2. JUSTIFIKASI PENGGUNAAN ANGGARAN RINCIAN PENGGUNAAN DANA Rp. 3.000.000

Rincian Biaya vol Satuan Harga

satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1. Bahan habis pakai

ATK

Pulsa smart 1 Buah 52.000 52.000

Pulsa smart 1 Buah 52.000 52.000

Pulsa Smart, Kartu perdana smart dan data 1 Paket 117.000 117.000

Catridge Canon 810 Black 1 Buah 195.000 195.000

Catridge Canon 810 Black 1 Buah 195.000 195.000

Catridge Original Canon CL- 811 color 1 Buah 230.000 230.000

Catridge Original Canon CL- 811 color 1 Buah 230.000 230.000

Sub Total 1.071.000

2. Konsumsi:

Konsumsi rapat:

a. Snack 4 orang x 5 kali 20 Kotak 10.000 200.000

b. Makan Siang 4 orang x 5 kali 20 Bungkus 20.000 400.000

Sub Total 600.000

3. Pengeluaran lainnya:

Photocopy 279 lembar 200 55.800

Photocopy 200 lembar 200 44.200

Photocopy 437 lembar 200 87.400

Bayar pendaftaran SENASTEK 1 Buah 900.000 900.000

Photocopy 350 lembar dan 1 map lembar 71.600

Photocopy, print warna dan kop cetak lembar 170.000

Sub Total 1.329.000


(1)

11 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kata yang bersinonimi dengan bahasa daerah lain di Bali ditemukan adanya beberapa kata yang memiliki persamaan makna namun ada pula yang memiliki kesamaan dalam penulisan maupun ucapan tapi berbeda dalam pemaknaannya. Variasi bahasa dalam sinonimi dan pemaknaannya (kompleksitas) adalah sangat lumrah terjadi dan memiliki keunikan tersendiri bagi masyarakat setempat dan masyarakat di daerah lain. Disamping itu, hubungan bentuk bahasa serta perkembangannya dalam unsur serapan yang ditemukan merupakan kekayaan dan pemahaman dari individu sebagai cermin keilmuan yang mereka miliki seperti halnya di desa Undisan yang masyarakatnya sebagian besar bekerja di sektor pariwisata.

6.2.Saran

Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan kita sebagai peneliti akan variasi sinonimi yang ada di desa Undisan dan Bali pada umumnya. Hal ini bisa dikaji lebih lanjut untuk dijadikan sebagai pengembangan penelitian bidang linguistik di masa-masa mendatang oleh peneliti-peneliti lain maupun referensi bagi pemerintah yang ingin menggerakkan keinginannya meningkatkan sumber daya manusia di perguruan tinggi dari bidang keilmuannya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, Pande Putu P. 2014. Thesis: Penguasaan Sor Singgih Bahasa Bali dalam Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

Djajasudarma, T. F. 2012, hal.55. Semantik 1 Makna Leksikal dan Gramatikal.

Febiyanto, I. 2009. Skripsi: Aspek Gramatikal dan Leksikal pada Wacana “Tajuk Rencana” Surat Kabar Kompas. Universitas Sebelas Maret

Isda, P. Semantik Leksikal, Semantik Kalimat, Makna dan Konteks Bahasa Aceh Besar. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. diakses pada tanggal 2/2/2015 di web digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Article-23599-Isda%20Pramuniati.pdf


(2)

12 Liliweri, A. et. al. 2014. Pengantar Studi Kebudayaan. Penerbit: Nusa Media. Bandung.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Rajawali Pers. Jakarta

Nida, E. 1975. Exploring Semantic Structures. Wilhem Fink Verlag Munchen. Parera, J.D. 2004. Teori Semantik Edisi Kedua. Penerbit: Erlangga. Jakarta.

Parera. J.D. 2004. Hal: 61. Teori Semantik Edisi Kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Partana, P. 2003. Semantik (terjemahan dari Semantics karangan: Leech, G., 1974). Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.

Sutjaja, I G. M. 2006. Kamus Bali-Indonesia-Inggris. Lotus Widya Suari bekerja sama dengan Penerbit Universitas Udayana

Suwandi, S. 2008. Semantik Pengantar Kajian Makna.Penerbit: Media Perkasa.


(3)

13 LAMPIRAN 1. DOKUMENTASI


(4)

14 LAMPIRAN 2. JUSTIFIKASI PENGGUNAAN ANGGARAN

RINCIAN PENGGUNAAN DANA Rp.10.000.000

Rincian Biaya vol Satuan Harga

satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1. Bahan habis pakai

ATK

Tinta Printer (Catridge):

1 Unit 189.000 189.000

Pixma Canon 810 (black)

Pixma Canon 811 (color) 1 Unit 230.000 230.000

PPN 10% untuk pembelian tinta printer 41.900 41.900

(catridge)

Kertas HVS 80 gram A4 2 Rim 50.000 100.000

Ballpoint faster 1 Kotak 36.000 36.000

Flash disc 8 GB 1 Unit 90.000 90.000

Pulsa Modem Smart 3 Paket 54.000 162.000

Baterai Energizer Max E 91 AA Isi 2 gratis 1 1 Paket 14.000 14.000 Baterai Energizer Max E 91 AA Isi 2 1 Paket 14.000 14.000

Isi MAX NO 10 2 Kotak 2.400 4.800

Stop map Bufalo Nobel/Biola 5002 15 Buah 1.500 22.500

Ballpoin Airline EK 8210 Blue 2 Buah 1.100 2.200

Sub Total 906.400

Pulsa smart 1 Buah 52.000 52.000

Pulsa smart 1 Buah 52.000 52.000

Pulsa Smart, Kartu perdana smart dan data 1 Paket 117.000 117.000

Catridge Canon 810 Black 1 Buah 195.000 195.000

Catridge Canon 810 Black 1 Buah 195.000 195.000

Catridge Original Canon CL- 811 color 1 Buah 230.000 230.000 Catridge Original Canon CL- 811 color 1 Buah 230.000 230.000

Sub Total 1.071.000

2. Perjalanan local

Transport lokal Dps-Bangli/PP 4 org x 7 kali perjalanan

28 100.000 2.800.000

Sub Total 2.800.000

3. Konsumsi:

3.1. Konsumsi di lapangan:

a. Snack 6 orang x 7 kali 42 Kotak 10.000 420.000

b. Makan Siang 6 orang x 6 kali 36 bungkus 25.000 1.050.000

Sub Total 1.470.000

3.2. Konsumsi rapat:

a. Snack 4 orang x 10 kali 40 Kotak 10.000 400.000

b. Makan Siang 4 orang x 10 kali 40 bungkus 20.000 800.000


(5)

15 3.3. Konsumsi rapat:

a. Snack 4 orang x 5 kali 20 Kotak 10.000 200.000

b. Makan Siang 4 orang x 5 kali 20 Bungkus 20.000 400.000

Sub Total 600.000

3. Pengeluaran lainnya:

3.1. Pembuatan Poster untuk seminar Senastek 500.000

Sub Total 500.000

3.2. Photocopy dan penjilidan

Photo Copy 528 lembar 200 105.600

Penjilidan 6 Eks 3000 18.000

Sub Total 123.600

Photocopy 279 lembar 200 55.800

Photocopy 200 lembar 200 44.200

Photocopy 437 lembar 200 87.400

Bayar pendaftaran SENASTEK 1 Buah 900.000 900.000

Photocopy 350 lembar dan 1 map lembar 71.600

Photocopy, print warna dan kop cetak lembar 170.000

Sub Total 1.329.000


(6)

LAMPIRAN 2. JUSTIFIKASI PENGGUNAAN ANGGARAN RINCIAN PENGGUNAAN DANA Rp. 3.000.000

Rincian Biaya vol Satuan Harga

satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1. Bahan habis pakai

ATK

Pulsa smart 1 Buah 52.000 52.000

Pulsa smart 1 Buah 52.000 52.000

Pulsa Smart, Kartu perdana smart dan data 1 Paket 117.000 117.000

Catridge Canon 810 Black 1 Buah 195.000 195.000

Catridge Canon 810 Black 1 Buah 195.000 195.000

Catridge Original Canon CL- 811 color 1 Buah 230.000 230.000 Catridge Original Canon CL- 811 color 1 Buah 230.000 230.000

Sub Total 1.071.000

2. Konsumsi: Konsumsi rapat:

a. Snack 4 orang x 5 kali 20 Kotak 10.000 200.000

b. Makan Siang 4 orang x 5 kali 20 Bungkus 20.000 400.000

Sub Total 600.000

3. Pengeluaran lainnya:

Photocopy 279 lembar 200 55.800

Photocopy 200 lembar 200 44.200

Photocopy 437 lembar 200 87.400

Bayar pendaftaran SENASTEK 1 Buah 900.000 900.000

Photocopy 350 lembar dan 1 map lembar 71.600

Photocopy, print warna dan kop cetak lembar 170.000

Sub Total 1.329.000