PELAKSANAAN PENGELOLAAN PARKIR DI CHANDRA SUPERMARKET DAN DEPARTEMENT STORE

(1)

ABSTRAK

PELAKSANAAN PENGELOLAAN PARKIR DI CHANDRA SUPERMARKET DAN DEPARTEMENT STORE

Oleh

ANDRIAN TASLIM WIJAYA

Jasa parkir dalam kegiatannya memiliki ketentuan umum yang dibuat secara sepihak oleh pelaku usaha dengan tujuan untuk mengikat konsumen di dalam perjanjian tersebut. Pada jasa parkir yang ditentukan dalam KUH Perdata dan UUPK disebutkan bahwa rupa dari jasa parkir merupakan suatu penitipan barang yang seharusnya dikembalikan dalam keadaan semula jika dititipkan. Jasa parkir harus memberikan hak dan kewajiban yang setara antara pelaku usaha dengan konsumen. Dimana nantinya pelimpahan tanggung jawab tidak hanya ditujukan kepada konsumen akan tetapi dapat ditanggung oleh kedua belah pihak yang saling berkaitan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah normatif-terapan dengan tipe penelitian deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah non judicial case yaitu studi kasus hukum tanpa konflik yang tidak melibatkan pengadilan. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer, dan pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi dokumen serta wawancara kepada pihak yang terkait. Data yang terkumpul kemudian diolah melalui tahapan pemeriksaan data, rekonstruksi data dan sistematisasi data. Setelah diolah kemudian dianalisis secara kualitatif dan kemudian dilakukan pembahasan.

Hasil penelitian menunjukkan jasa parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store yang dikelola oleh PT Securindo Packatama merupakan suatu jasa yang diberikan kepada konsumen berupa sewa lahan parkir bukan jasa penitipan. Pihak-pihak yang terkait antara pemberi jasa parkir dengan konsumen memiliki hubungan hukum hanya sebatas pemberi sewa lahan parkir dan konsumen sebagai pengguna sewa lahan parkir yang tidak memiliki hak untuk meminta pertanggungjaawaban. Pemberi jasa parkir tidak bertanggung jawab apabila terjadinya kehilangan maupun kerusakan pada kendaraan konsumen. Jasa parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store yang dikelola oleh PT Securindo Packatama hanya sebatas membantu proses pembuatan surat keterangan kehilangan di kantor kepolisian. Bagi konsumen yang tidak memiliki


(2)

(3)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Jasa Parkir antara Konsumen pada Chandra Supermarket dan Departement Store

Chandra Supermarket dan Departement Store merupakan salah satu pasar swalayan besar yang ada di wilayah Bandar Lampung dan memiliki cabang lainnya seperti di Teluk Betung, Metro dan Bandar Jaya serta beberapa anak cabang lainnya seperti Chamart. Penelitian yang dilakukan akan ditujukan pada mall Chandra yang ada di Bandar Lampung yang di khususkan pada sistem perparkirannya. Tepatnya pada tanggal 1 juli 2010 sistem perparkiran yang ada di Chandra Supermarket dan Departement Store berubah menjadi secure parking dari yang sebelumnya hanya dikelola secara pribadi.

Bentuk kerjasama tersebut terjalin antara Chandra Supermarket dan Departement Store dengan PT Securindo Packatama yang memiliki tujuan agar sistem perparkiran yang ada dapat berjalan lebih efisien dari pada sebelumnya. Kerjasama tersebut berupa penyewaan lahan parkir yang dimiliki Chandra Supermarket dan Departement Store dengan sistem bagi hasil yang dilakukan dengan PT Securindo Packatama. Selain memiliki harapan berusaha menjadi lebih baik sistem perparkirannya, Chandra Supermarket dan Departement Store memilki tujuan untuk mengoptimalkan kinerja staff ahlinya kepada hal yang lebih penting dan tidah hanya tertuju pada jasa parkir.


(4)

Hasil diskusi dengan Bapak Didik menjelaskan bahwa sistem pelayanan dari PT Securindo Packatama bertujuan untuk membuat konsumen merasa puas dengan pelayanan sewa lahan parkirnya, berupa beberapa greeting yang diberikan ketika masuk dan keluar dari area perparkiran. Konsumen pun dimanja dengan layanan penitipan helm dan kamera otomatis yang mengabadikan gambar kendaraan konsumen demi meningkatkan sistem keamanan dari pada kendaraan konsumen. Kemudahan-kemudahan yang dipaparkan tidak semata-mata hanya sebagai pelengkap ataupun hiburan, akan tetapi benar-benar dimanfaatkan sebagai alat bukti yang kuat agar kendaraan konsumen aman dan terhindar dari pelaku yang beritikad buruk.

Mekanisme perparkiran yang terjadi di Chandra Supermarket dan Departement Store ialah sebagai berikut :

1. Konsumen masuk ke area perparkiran.

2. Mengambil karcis parkir di counter pelayanan parkir yang nantinya akan memberikan greeting kepada konsumen.

3. Kemudian kondisi kendaraan akan di foto oleh kamera otomatis di counter pelayan parkir tersebut.

4. Ketika berada di dalam area parkir maka konsumen akan di arahkan ke lokasi kendaraan akan di parkirkan.


(5)

5. Setelah memarkirkan kendaraan konsumen dapat memasang alat keamanan dan menitipkan helm bagi pengendara motor agar dapat lebih terjamin keamanannya.

6. Ketika mengeluarkan kendaraan konsumen harus membayar sejumlah uang Rp 1.000 untuk motor dan Rp 2.000 untuk mobil dengan memberikan kembali karcis parkir yang diberikan.

Hal-hal diatas merupakan mekanisme atau tata cara ketika konsumen akan memarkirkan kendaraan bermotor di Chandra Supermarket dan Departement Store.

Proses pelaksanaan jasa parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store yang dikelola oleh PT Securindo Packatama memilki hak dan kewajiban di dalamnya antara konsumen dengan pelaku usaha. Dalam kajian tersebut akan dijelaskan apa saja hak dan kewajiban dari pada konsumen dan pelaku usaha di area perparkiran Chandra Supermarket dan Departement Store yang dikelola oleh PT Securindo Packatama :

1. Hak Konsumen

a. Mendapatkan pelayanan ketika memarkirkan kendaraan dengan sambutan yang diberikan walaupun hanya berupa greeting.

b. Mendapatkan lahan parkir ketika memarkirkan kendaraan dengan cara diberikan karcis parkir sebagai alat bukti satu-satunya konsumen tersebut sebagai pemilik kendaraan.


(6)

c. Memilki hak untuk komplain jika terjadi pelayanan yang tidak memuaskan ataupun suatu kerusakan maupun kehilangan.

2. Hak Pelaku Usaha

a. Mendapatkan pembayaran atas jasa parkir yang telah diberikan kepada konsumen sejumlah Rp 1.000 untuk motor dan Rp 2.000 untuk mobil.

b. Memilki keputusan penuh apabila terjadi kehilangan ataupun kerusakan yang didasari oleh ketentuan umum yang tertera pada karcis parkir.

3. Kewajiban Konsumen

a. Konsumen wajib membayar sejumlah uang karena telah menikmati jasa parkir.

b. Wajib menjaga dan menyimpan karcis parkir dan apabila hilang maka akan dikenakan sanksi ganti rugi sejumlah Rp 10.000 (untuk motor) dan Rp 20.000 (untuk mobil).

c. Konsumen wajib mengikuti ketentuan umum yang sudah dibuat oleh PT Securindo Packatama.

4. Kewajiban Pelaku Usaha

a. Pelaku usaha wajib melayani konsumen dengan baik dan memberikan keamanan.

b. Wajib menerima komplain yang dilakukan oleh konsumen dan menyelesaikannya dengan cara komunikasi demi tercapainya kata sepakat.


(7)

c. Tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan dan kehilangan yang terjadi pada kendaraan yang diparkirkan.

Penjelasan mengenai hak dan kewajiban dari masing-masing pihak di atas berusaha mengungkap apa saja tanggung jawab yang diberikan dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh konsumen ketika memarkirkan kendaraannya di area perparkiran Chandra Supermarket dan Departement Store.

Banyaknya permasalahan muncul karena ketentuan umum suatu usaha yang tidak sesuai dengan aturan hukum yang sudah berlaku, baik bersifat umum maupun khusus. Maka dari itu penelitian ini ingin melihat unsur-unsur ketentuan umum dari usaha jasa parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store yang kini dikelola oleh PT Securindo Packatama sudah dapat berdampingan dengan aturan-aturan hukum yang sudah berlaku atau belum. Dapat dijelaskan bahwa subyek hukum dari perjanjian ketentuan umum pada karcis parkir ini, yaitu :

1. Konsumen

2. Chandra Supermarket dan Departement Store

3. PT Securindo Packatama

Subyek hukum tersebut seharusnya memiliki peran penting yang sama dengan bentuk hak dan kewajiban antara konsumen dengan Chandra Supermarket dan Departement Store.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Didik selaku penanggung jawab area parkir Chandra Supermarket dan Departement Store menyatakan


(8)

bahwa usaha jasa parkir yang dikelola oleh PT Securindo Packatama telah memiliki kepastian hukum dengan adanya ketentuan umum. Dimana ketentuan umum atau klausul baku dalam karcis parkir, dianggap oleh pihak pengelola jasa parkir telah memilki sifat klausul eksonerasi pada dasar hukum di karcis parkir tersebut, yang menjelaskan kewajiban dan hak masing-masing pihak yang membutuhkan.

Berdasarkan aturan hukum Pasal 18 UUPK yang membahas mengenai syarat-syarat pembuatan klausul baku dan Pasal 1320 KUH Perdata yang membahas mengenai syarat sah suatu perjanjian. Maka yang menyangkut mengenai penitipan atau perjanjian sepihak, pada ketentuan umum usaha jasa parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store yang dikelola oleh PT Securindo Packatama belum sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dari isi aturan hukum Pasal 18 UUPK dan Pasal 1320 KUH Perdata. Karena isi dari ketentuan umum pada karcis parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store memberatkan posisi konsumen dengan tidak adanya pertanggung jawaban apabila terjadi kehilangan maupun kerusakan pada kendaraan bermotor yang diparkirkan. Pernyataan ini tertera pada ketentuan umum yang berisi sebagai berikut :

1. Tarif parkir yang berlaku saat tercantum pada rambu tarif.

2. Karcis tanda parkir ini merupakan bukti pemilik kendaraan menyewa lahan parkir di area parkir yang disediakan. Jika karcis tanda parkir hilang, maka pemilik kendaraan wajib memperlikhatkan STNK dan/atau surat keterangan resmi lainnya sebagai bukti pemilik kendaraan telah menyewa lahan parkir,


(9)

dan pemilik kendaraan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 10.000 (untuk motor) dan Rp 20.000 (untuk mobil).

3. Tidak meninggalkan barang-barang berharga dan karcis tanda parkir dalam kendaraan anda.

4. Asuransi kendaraan dan barang-barang didalamnya serta semua resiko atas segala kerusakan dan kehilangan atas kendaraan yang diparkirkan dan barang-barang yang didalamnya merupakan kewajiban pemilik kendaraan itu sendiri.

Dapat dilihat isi dari ketentuan umum tersebut sangat memberatkan hak dari konsumen namun mengunggulkan hak dari pada pelaku usaha. Pada ketentuan umum huruf (d) dapat dilihat bahwa terjadinya pelemparan tanggung jawab kepada konsumen. Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) huruf (a) menjelaskan bahwa pelaku usaha dilarang melakukan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha, hal ini menjelaskan bahwa ketentuan umum pada karcis parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store belum dapat digunakan karena belum sesuai dengan standarisasi pembuatan klausul baku.

Jika ditinjau dari isi aturan hukum Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat sah suatu perjanjian maka dapat dikatakan ketentuan umum pada karcis parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store belum memenuhi syarat-syarat suatu perjanjian yang sah pada Pasal 1320 KUH Perdata. Karena di dalam suatu perjanjian harus adanya kata sepakat dari kedua belah pihak, sedangkan pada perjanjian ketentuan umum tersebut dibuat berdasarkan keputusan sepihak yang memberatkan tanggung jawab konsumen.


(10)

Dengan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007 yang menyatakan bahwa Keputusan yang bersifat final dan mengikat ini memerintahkan pengelola parkir untuk mengganti semua bentuk kehilangan di lahan parkir, termasuk di dalamnya kendaraan, helm, isi dalam mobil dan segala sesuatu yang hilang karena lemahnya keamanan di lahan parkir. Penggantian kerugian pun bukan sebatas maksimal satu kali, sepuluh kali atau sekian kali dari tarif parkir, namun sesuai dengan nilai barang yang hilang atau rusak. Terlebih lagi Putusan ini makin menegaskan larangan bagi pelaku usaha untuk mencantumkan klausul baku pada karcis parkir, jika mencantumkan klausul baku pelaku usaha tetap tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa Chandra Supermarket dan Departement Store wajib untuk mengganti kerugian jika terjadi kerusakan maupun kehilangan pada kendaraan yang diparkirkan. Keputusan tersebut telah ditetapkan dengan Putusan PK MA 124/PK/PDT/2007 yang membuat secure parking selaku penanggung jawab harus merubah bentuk isi dari ketentuan umum yang tertera pada karcis parkir.

B. Hubungan Hukum di dalam Jasa Parkir

Konsumen dengan pelaku usaha memiliki suatu hubungan yang saling terkait dimana dari setiap hubungan tersebut selalu membicarakan mengenai hak dan kewajiban dari pada masing-masing pihak yang pada akhirnya akan muncul sebuah tanggung jawab. Hubungan hukum yang terjadi karena kesepakatan tersebut ada yang muncul karena perjanjian yang diperjanjikan secara


(11)

bersama-sama dan ada juga yang diperjanjikan oleh salah satu pihak. Pada umumnya di dalam hubungan hukum antara pelaku usaha dengan konsumen haruslah memiliki check and balance antara hak dan kewajiban dari pada masing-masing pihak.

Gambar Hubungan Hukum yang terjadi :

Gambar di atas menjelaskan bahwa konsumen berhubungan dengan Chandra Supermarket dan Departement Store, kemudian Chandra Supermarket dan Departement Store berhubungan dengan PT Securindo Packatama yang baru kemudian dilanjutkan hubungannya ke konsumen. Dimana hubungan tersebut menyatakan bahwa tanggung jawab atas jasa parkir sudah berada pada PT securindo Packatama.

Pada Chandra Supermarket dan Departement Store yang kini perparkirannya dikelola oleh PT Securindo Packatama dan Bapak didik selaku pihak yang diwawancarai menjelaskan bahwa mereka hanya melayani kepentingan publik dengan cara menyediakan sewa lahan parkir bukan penitipan barang. Dalam arti kata PT Securindo Packatama hanya memberikan sewa lahan parkir tetapi bukan jasa penitipan, dengan cara melayani konsumen yang memarkirkan kendaraan dengan membayar sejumlah uang sebagai tanda telah memanfaatkan jasa sewa lahan parkir. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa hubungan hukum yang

Konsumen Chandra Supermarket dan Departement Store


(12)

terjadi hanyalah sebatas pelaku usaha yang memiliki wewenang atas lahan parkir dan tidak bertanggung jawab, serta konsumen hanya pengguna lahan parkir dan memiliki resiko atas kendaraanya masing-masing.

Maka muncullah prinsip tanggung jawab yang sangat menguntungkan pelaku usaha, karena pelaku usaha dapat mencantumkan klausul eksonerasi yang tentunya sangat merugikan pihak konsumen yaitu Pembatasan tanggung jawab (limitation of liability). Dalam Pasal 18 UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan :

1. Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau setiap perjanjian, apabila.

a. Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha.

b. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen.

c. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen.

d. Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.


(13)

e. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen.

f. Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa.

g. Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya.

h. Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.

2. Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.

3. Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi hukum.

4. Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan undang-undang ini.

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa seharusnya Perparkiran di Chandra Supermarket dan Departement Store tidak boleh secara sepihak menentukan


(14)

ketentuan umum pada karcis parkir yang merugikan konsumen, termasuk membatasi maksimal tanggung jawabnya. Karena hal tersebut sangat membatasi ruang gerak konsumen untuk menuntut hak nya apabila terjadi kehilangan ataupun kerusakan.

Dengan munculnya Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007 sangat membantu hak konsumen yang lemah. Dimana putusan tersebut mewajibkan pelaku usaha untuk membuat ketentuan umum dengan memperhatikan hubungan hak dan kewajiban masing-masing pihak secara seimbang. Apabila pelaku usaha tidak mengindahkan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007, dinyatakan dalam putusan tersebut sebaiknya pelaku usaha menghapus isi dari ketentuan umum yang tertera pada karcis parkir.

Penjelasan Bapak Didik terhadap asumsi yang negatif dari masyarakat terhadap ketentuan umum yang tertera pada karcis parkir, tidak sesuai dengan syarat pembuatan ketentuan umum yang di atur dalam aturan hukum Pasal 1320 KUH Perdata, Pasal 18 UUPK, dan Putusan PK Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007. Menjelaskan bahwa sesungguhnya adanya ketentuan umum yang terdapat pada karcis parkir memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Membuat konsumen tidak berlaku ceroboh dan menyepelekan fungsi dari karcis parkir.

2. Membuat perikatan yang dilakukan secara sepihak demi mengindari para pelaku pelanggar hukum di area perparkiran.


(15)

3. Sebagai tanda bukti pemilik kendaraan yang memarkirkan dan berhak complain jika terjadinya kelalaian yang dilakukan oleh penyedia jasa layanan parkir.

Tujuan diatas merupakan suatu bentuk kepedulian dari pelaku usaha kepada pengguna lahan parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store, yang sesungguhnya agar tercapainya suatu hubungan hukum yang harmonis antara pelaku usaha dengan konsumen, menurut Bapak Didik.

Secara sepihak dapat dikatakan bahwa tujuan dari PT Securindo Packatama sangat harmonis dan memiliki kepedulian. Akan tetapi di dalam pelaksanaannya ketentuan umum tersebut sangat tidak sesuai dari isi Pasal 1694 KUHPerdata mengenai perjanjian penitipan barang, Pasal 4, 5, 6, dan 7 UUPK mengenai hak dan kewajiban konsumen, serta Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007 yang memberatkan posisi pelaku usaha yang selalu memberatkan hak dari pada konsumen. Ketiga aturan tersebut kini menjadi acuan perlindungan hukum konsumen yang merasa diberatkan oleh pelaku usaha atas keputusan pelaku usaha yang besifat mutlak.

C. Tanggung Jawab Jasa Parkir yang Diberikan Oleh Chandra Supermarket dan Departement Store

Tanggung jawab merupakan bentuk dari suatu akibat hukum yang timbul akibat adanya kerugian yang muncul ataupun wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak. Sehingga nantinya dari bentuk tanggung jawab tersebut akan muncul yang namanya hak dan kewajiban. Pada Chandra Supermarket dan Departement Store yang perparkirannya dikelola oleh PT Securindo Packatama berdasarkan


(16)

wawancara dengan Bapak Didik bahwa sesungguhnya mereka hanya penyedia lahan parkir bukan penyedia jasa parkir. Secara aturan hukum yang berlaku pada Pasal 1694 KUH Perdata menyatakan “apabila hak dan kewajiban penyimpanan ini tercapai maka segala macam bentuk dari penitipan barang yang terjadi akan terlaksana dengan memperhatikan masing-masing pihak yang berkepentingan”. Jadi Pada Pasal 1694 KUH Perdata memberikan suatu penjelasan bahwa penitipan harus memperhatikan masing-masing pihak, karena penitipan memiliki sifat tanggung jawab segala resiko kepada pelaku usaha.

Namun pada istilah jasa parkir pelaku usaha menyatakan bahwa hanya menyediakan lahan parkir (sewa parkir) agar dapat digunakan oleh konsumen untuk memarkirkan kendaraan dengan segala resiko ditangan pemilik kendaraan. Karena menurut Chandra Supermarket dan Departement Store bentuk tanggung jawab telah diwujudkan dengan adanya :

1. Petugas penjaga di setiap area parkir

2. Kamera otomatis ketika memarkirkan kendaraan

3. Memperketat keamanan dengan mengarahkan parkir kendaraan di wilayah yang telah ditentukan

Jadi pada sewa lahan parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store yang dikelola oleh PT Securindo Packatama mereka tidak bertanggung jawab jika terjadi kehilangan dan kerusakan. Akan tetapi, pelaku usaha bertanggung jawab untuk membantu konsumen yang ingin melakukan pemanfaatan asuransi


(17)

kendaraannya dengan cara membuat surat keterangan kehilangan di kantor kepolisian.

Pernyataan mengenai pelemparan tanggung jawab atau pengalihan resiko tersebut tidak sesuai dengan Pasal 1694 KUH Perdata, dimana pelaku usaha harus mengembalikan bentuk barang yang ditipkan dalam keadaan semula. Pada Pasal 1365 KUH Perdata menyatakan bahwa setiap orang yang membawa kerugian harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Dilengkapi Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007 menyatakan bahwa segala macam bentuk resiko kehilangan di area perparkiran merupakan tanggung jawab pelaku usaha. Dari pernyataan tersebut membuktikan bahwa segala tanggung jawab ada ditangan pelaku usaha bukan pada konsumen.

Bagi konsumen yang merasa dirugikan akan selalu berdatangan untuk meminta tanggung jawab kepada pelaku usaha dengan mengungkapkan berbagai macam alasan. Tidak sedikit keluhan yang terjadi pada Chandra Supermarket dan Departement Store yang perparkirannya dikelola oleh PT Securindo Packatama, kita ambil contoh nyata dengan versi penyelesaian tanpa jalur hukum dan melalui jalur hukum sebagai berikut :

Contoh tanpa melalui jalur hukum :

Konsumen yang memarkirkan kendaraannya kehilangan kaca sepion ketika memarkirkan kendaraannya di Chandra Supermarket dan Departement Store yang dikelola oleh PT Securindo Packatama.


(18)

1. Pihak management yang bertanggung jawab atas area parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store dalam hal ini PT Securindo Packatama meminta penjelasan dari konsumen mengenai kondisi kendaraan.

2. Kemudian PT Securindo Packatama menjelaskan dengan baik-baik adanya klausul baku yang tertera di karcis parkir bahwa resiko ada pada konsumen.

3. Jika benar dicuri maka PT Securindo Packatama akan membantu proses pembuktian dan penyidikan di kepolisian agar dimunculkan berita acara yang nantinya dapat digunakan untuk membuat klaim asuransi kendaraan konsumen.

4. Jadi hasil dari prosesnya pelaku usaha tidak bertanggung jawab atas kehilangan ataupun kerusakan yang terjadi pada kendaraan konsumen.

Contoh melalui jalur hukum :

Kasus Anny R. Gultom dan Hontas Tambunan, dimana keduanya kehilangan mobilnya di Plaza Cempaka Mas, Jakarta, pada tahun 2000. Putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap (inkracht) memutus bahwa PT Securindo Packatama selaku pengelola parkir terbukti melakukan perbuatan melawan hukum dan harus membayar biaya atas hilangnya kendaraan milik penggugat sebesar Rp. 60 juta dan biaya perkara Rp. 500 ribu. Keputusan itu diperkuat dengan munculnya Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007.

Penyelesaian dan contoh kasus yang sering dialami oleh PT Securindo Packatama jika konsumen tidak berani mengajukan gugatan dan hanya melalui proses


(19)

sosialisasi maka tidak akan memperoleh pertanggung jawaban. Apabila konsumen berani menyelesaikan secara jalur hukum maka akan ada jalan keluar berupa tanggung jawab dari pengelola parkir. Diperkuat dalam KUH Perdata, UUPK, dan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007 sendiri mengatur berbagai macam bentuk hak dan kewajiban dan tanggung jawab pelaku usaha yang mewajibkan mengganti kerugian apabila terjadi kehilangan bukan hanya membantu proses pengaduan saja.


(20)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Jika diteliti dari berbagai macam Pasal yang ada pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, KUH Perdata, dan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007 yang membahas mengenai tanggung jawab, hak dan kewajiban serta syarat-syarat pembuatan klausul baku. Maka pelaksanaan pengelolaan jasa parkir masih mengutamakan keuntungan pelaku usaha dan mengenyampingkan tanggung jawabnya. Terlebih lagi ketentuan umum pada jasa parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store ternyata telah memberatkan posisi konsumen dengan tidak adanya pertanggung jawaban apabila terjadi kehilangan maupun kerusakan pada kendaraan bermotor yang diparkirkan. Sedangkan pada Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007 yang menyatakan bahwa larangan bagi pelaku usaha untuk mencantumkan klausula baku, kalaupun mencantumkan pelaku usaha tetap tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya.

Pihak-pihak yang terkait antara pemberi jasa parkir dengan konsumen memiliki hubungan hukum hanya sebatas memberikan sewa lahan parkir yang memiliki keputusan mutlak dan konsumen sebagai pengguna sewa lahan parkir yang tidak memiliki hak untuk meminta pertanggungjaawaban. Namun ketentuan umum tersebut sangat tidak sesuai dari isi Pasal 1694 KUH Perdata mengenai perjanjian penitipan barang, Pasal 4, 5, 6, 7 dan 18 UUPK mengenai hak dan kewajiban


(21)

Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007 yang memberatkan posisi pelaku usaha.

Pada Chandra Supermarket dan Departement Store yang parkirnya dikelola oleh PT Securindo Packatama menjelaskan bahwa, parkir merupakan suatu jasa yang diberikan kepada konsumen berupa sewa lahan parkir bukan jasa penitipan. Sehingga tanggung jawab merupakan milik konsumen sepenuhnya apabila terjadi kerusakan maupun kehilangan. Hal tersebut merupakan sebuah pemenuhan atas prestasi yang dibuat oleh pelaku usaha secara sepihak berupa ketentuan umum yang telah tertera pada karcis parkir. Ketentuan umum tersebut dianggap dasar aturan yang paling benar di area perparkiran Chandra Supermarket dan Departement Store dan apabila terjadi kerusakan maupun kehilangan ditanggung oleh konsumen. Isi dari ketentuan umum dan hasil wawancara dengan pengelola sewa lahan parkir bukan suatu doktrin yang menjadi acuan utama, karena kita masih memiliki aturan-aturan hukum yang membela hak dari pada konsumen seperti KUH Perdata, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Putusan Peninjauan Kembali Nomor 124/PK/PDT/2007.

B. Saran

Dalam ketentuan umum yang tertera pada karcis parkir seharusnya lebih menjelaskan secara jelas isi ketentuan umumnya agar konsumen mudah mencerna maksud dan tujuan yang diharapkan dari ketentuan tersebut. Karena ketentuan umum tersebut sesungguhnya merupakan ujung tombak bagi pelaku usaha jika


(22)

baik apabila pelaku usaha membenahi ketentuan umum yang sebelumnya bersifat mengunggulkan kepentingan dari pihak pelaku usaha dan memberatkan kepentingan konsumen menjadi aturan yang lebih sesuai dengan aturan hukum lainnya.

Berdasarkan Putusan peninjauan kembali Mahkamah Agung Nomor 124/PK/PDT/2007 di sinilah muncul kendala yang lain, karena putusan tersebut tidak memberi batas maksimal. Sehingga sebaiknya pihak pengelola parkir bekerja sama dengan pihak asuransi. Maka dari itu nantinya tarif parkir sudah meliputi premi asuransi dan ganti rugi terhadap kerusakan kendaraan bermotor dilakukan oleh pihak asuransi. Walupun hal tersebut nantinya akan menaikkan tarif parkir di area perparkiran, namun hal tersebut akan membuat pelaku usaha tidak terlalu berat beban tanggung jawabnya.


(23)

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Ruang Lingkup Penelitian... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……… 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Parkir...……….… 8

B. Pengertian dan Konsep Konsumen... 9

C. Prinsip-Prinsip Tanggung Jawab... 12

D. Hak dan Kewajiban... 15

E. Perjanjian Penitipan Barang... 17

F. Klausul Baku yang Dilarang... 21

G. Penyelesaian Sengketa Konsumen... 23

H. Kerangka Pikir... 28

III. METODE PENELITIAN A. Jenis... 30

B. Tipe Penelitian... 31

C. Pendekatan Masalah………... 31

D. Data dan Sumber Data……….... 32

E. Pengumpulan dan Pengolahan Data……….... 33

F. Analisis Data………... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Jasa Parkir antara Konsumen Pada Chandra Supermarket dan Departement Store...…... 35


(24)

B. Saran... 53 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(25)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ali, H. Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Hukum. Sinar Grafika, Jakarta.

Kansil, C. S. T & Kansil Christine S. T. 2000. Modul Hukum Perdata. PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Kristianti, Celina. S. T. 2008. Hukum Perlindungan Konsumen. Sinar Grafika, Jakarta.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.

---. 2005. Sosial Budaya Dasar. PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

---. 2006. Hukum Perusahaan Indonesia. PT Citra Aditya Bakti, Bandung

Sasongko, Wahyu. 2007. Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Subekti, R. 1995. Aneka Perjanjian. PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

B. Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Subekti & Tjitrosudibio, 2004, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pradnya Paramita, Jakarta.


(26)

MA Tetap “Larang” Pengelola Parkir Terapkan Klausula Baku. http://hukumonline.com, diakses tanggal 2 Agustus 2010 pukul 10.57 WIB.


(27)

(28)

Judul Skripsi : PELAKSANAAN PENGELOLAAN PARKIR DI CHANDRA SUPERMARKET DAN DEPARTEMENT STORE

Nama Mahasiswa : ANDRIAN TASLIM WIJAYA

NPM : 0642011057

Bagian : Hukum Keperdataan

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Amnawaty, S.H.,M.H. Ahmad Zazili, S.H.,M.H. NIP 19572404 199010 2 001 NIP 19740413 200501 1 001

2. Ketua Bagian Hukum Keperdataan

Prof. Dr. I Gede AB Wiranata, S.H.,M.H. NIP 19621109 198811 1 001


(29)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Amnawaty, S.H.,M.H. ...

Sekretaris/Anggota : Ahmad Zazili, S.H.,M.H. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Rilda Muniati, S.H.,M.Hum. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Hi. Adius Semenguk, S.H.,M.S. NIP 19560901 198103 1 003


(30)

Oleh

ANDRIAN TASLIM WIJAYA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(31)

RIWAYAT HIDUP

Andrian Taslim Wijaya dilahirkan di Teluk Betung pada tanggal 30 Oktober 1988. Anak kelima dari enam bersaudara, buah hati pasangan Bapak Taslim Wibowo dan Ibu Lena Indrawati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Kristen 1 Metro diselesaikan tahun 1994, Sekolah Dasar di SD Kristen 1 Metro pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Xaverius pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Kristen 1 Metro pada tahun 2006.

Tahun 2006 terdaftar sebagai Mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui jalur Non Reguler. Pada tahun 2009 penulis mengikuti Praktik Kerja Lapangan Hukum (PKLH) program Studi Banding ke Jakarta-Bandung.


(32)

MOTTO

Jika kamu mampu melakukan pekerjaan yang berat di dalam hidupmu,

Hal itu belum mampu dikatakan kekuatan yang sesungguhnya.

Tetapi jika kamu mampu menyelesaikan masalah besar dalam hidupmu,

Saya yakin itulah kekuatan sesungguhnya dalam dirimu.


(33)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan cintah kasih dan ajaranNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selesainya skripsi ini tak terlepas dari peran, bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak dalam kehidupanku :

Kedua Orang Tuaku tercinta yang atas segala doa, bimbingan, perhatian dan kasih sayangnya yang selalu mereka berikan di setiap saat untuk mendukung dan menyemangatiku sehingga hari keberhasilanku pun tiba.

Kakak dan adikku yang mendukung dan memotivasi jati diriku hingga berhasil sampai dengan hari ini, serta teman-temanku atas segala dukungannya dan semangat yang selalu diberikan kepadaku.


(34)

Namo Sanghyang Adi Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan cintah kasih dan ajaranNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan Pengelolaan Parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Hi. Adius Semenguk, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung sekaligus Pembimbing Akademik yang membantu penulis selama masa perkuliahan;

2. Bapak Prof. Dr. I Gede AB Wiranata, S.H.,M.H., selaku Ketua bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu Amnawaty, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan banyak pengarahan, nasihat, motivasi serta saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini;


(35)

5. Ibu Rilda Muniati, S.H.,M.Hum., selaku Dosen Pembahas I yang telah memberikan masukan, kritikan, dan saran yang membangun kepada penulis untuk dapat menyempurnakan skripsi ini;

6. Ibu Aprilianti, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembahas II yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun, demi kesempurnaan skripsi ini;

7. Seluruh Dosen dan Karyawan di Fakultas Hukum Universitas Lampung;

8. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa sabar untuk kasih sayang, perhatian, kesabaran dan doa yang tiada henti untukku;

9. UKM-U BUDDHA Universitas Lampung yang selalu menjadi tempat saya berkeluh kesah dan mendapatkan ide-ide dalam pembuatan skripsi serta tempat pendewasaan organisasi saya;

10.Teman-teman seperjuangan Fakultas Hukum Universitas Lampung angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan dan kekompakkan yang telah kalian berikan;

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam penulisan skripsi ini.


(36)

Bandar Lampung, 28 Oktober 2010 Penulis


(1)

RIWAYAT HIDUP

Andrian Taslim Wijaya dilahirkan di Teluk Betung pada tanggal 30 Oktober 1988. Anak kelima dari enam bersaudara, buah hati pasangan Bapak Taslim Wibowo dan Ibu Lena Indrawati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Kristen 1 Metro diselesaikan tahun 1994, Sekolah Dasar di SD Kristen 1 Metro pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Xaverius pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Kristen 1 Metro pada tahun 2006.

Tahun 2006 terdaftar sebagai Mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui jalur Non Reguler. Pada tahun 2009 penulis mengikuti Praktik Kerja Lapangan Hukum (PKLH) program Studi Banding ke Jakarta-Bandung.


(2)

MOTTO

Jika kamu mampu melakukan pekerjaan yang berat di dalam hidupmu,

Hal itu belum mampu dikatakan kekuatan yang sesungguhnya.

Tetapi jika kamu mampu menyelesaikan masalah besar dalam hidupmu,

Saya yakin itulah kekuatan sesungguhnya dalam dirimu.


(3)

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan cintah kasih dan ajaranNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selesainya skripsi ini tak terlepas dari peran, bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak dalam kehidupanku :

Kedua Orang Tuaku tercinta yang atas segala doa, bimbingan, perhatian dan kasih sayangnya yang selalu mereka berikan di setiap saat untuk mendukung dan menyemangatiku sehingga hari keberhasilanku pun tiba.

Kakak dan adikku yang mendukung dan memotivasi jati diriku hingga berhasil sampai dengan hari ini, serta teman-temanku atas segala dukungannya dan semangat yang selalu diberikan kepadaku.


(4)

SANWACANA

Namo Sanghyang Adi Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan cintah kasih dan ajaranNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan Pengelolaan Parkir di Chandra Supermarket dan Departement Store”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Hi. Adius Semenguk, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung sekaligus Pembimbing Akademik yang membantu penulis selama masa perkuliahan;

2. Bapak Prof. Dr. I Gede AB Wiranata, S.H.,M.H., selaku Ketua bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu Amnawaty, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan banyak pengarahan, nasihat, motivasi serta saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini;


(5)

4. Bapak Ahmad Zazili, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan masukan-masukan yang membangun, memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini;

5. Ibu Rilda Muniati, S.H.,M.Hum., selaku Dosen Pembahas I yang telah memberikan masukan, kritikan, dan saran yang membangun kepada penulis untuk dapat menyempurnakan skripsi ini;

6. Ibu Aprilianti, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembahas II yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun, demi kesempurnaan skripsi ini;

7. Seluruh Dosen dan Karyawan di Fakultas Hukum Universitas Lampung;

8. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa sabar untuk kasih sayang, perhatian, kesabaran dan doa yang tiada henti untukku;

9. UKM-U BUDDHA Universitas Lampung yang selalu menjadi tempat saya berkeluh kesah dan mendapatkan ide-ide dalam pembuatan skripsi serta tempat pendewasaan organisasi saya;

10.Teman-teman seperjuangan Fakultas Hukum Universitas Lampung angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan dan kekompakkan yang telah kalian berikan;

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam penulisan skripsi ini.


(6)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 28 Oktober 2010 Penulis