Analisis Univariat Analisis Bivariat

3.10.4. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mendiskripsikan variabel dan mengetahui hubungan komparasi antar variabel. Analisis data dibagi menjadi 2 yaitu :

3.10.4.1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan variabel pengetahuan, pendidikan, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan, sosial ekonomi, keterpaparan informasi media massa terhadap pemeriksaan kanker serviks disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.

3.10.4.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan atau korelasi setiap variabel independen dan dependen. Analisis ini dapat dilakukan dengan pengujian statistik Chi Square. Uji hipotesis Chi Square ini dilakukan untuk menguji hipotesis asosiasikomparasi kelompok sampel tidak berpasangan pada 2 kelompok sampel atau lebih dari 2 kelompok sampel dengan skala pengukuran variabel kategorik. Dalam melakukan uji Chi Square ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Aturan yang berlaku untuk interpretasi uji Chi-Square pada analisis menggunakan SPSS adalah sebagai berikut Sopiyudin Dahlan, 2011:130: 1. Jika pada tabel silang 2x2 dijumpai Expected Count kurang dari 5 lebih dari 20 jumlah sel, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji alternatif Chi Square, yaitu uji Fisher. Hasil yang dibaca pada bagian Fisher’s Exact Test. Namun jika terjadi pada tabel selain 2x2 atau 2xK maka dilakukan penggabungan sel, kemudian kembali ulangi analisis dengan uji Chi-Square. 2. Jika pada tabel silang 2x2 tidak dijumpai Expected Count kurang dari 5 atau dijumpai tetapi tidak lebih dari 20 jumlah sel, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil yang dibaca pada bagian Continuity Correction. 3. Jika tabel silang selain 2x2 tidak dijumpai Expected Count kurang dari 5 atau dijumpai tetapi tidak lebih dari 20 jumlah sel, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil yang dibaca pada bagian Pearson Chi-Square. 4. Dasar pengambilan keputusan yang dipakai adalah berdasarkan probabilitas. Jika ρ value 0,05 maka Ho ditolak. Ini berarti kedua variabel “ada hubungan”. Akan tetapi jika Ho diterima, yaitu jika ρ value 0,05 ini berarti kedua variabel “tidak ada hubungan”. Sedangkan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel bebas dengan terikat, maka dipakai koefisien korelasi yang dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Sugiyono, 2009:184 Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 54

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bangetayu adalah bagian wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang. Puskesmas Bangetayu merupakan salah satu puskesmas induk yang berada di Kota Semarang tepatnya di kecamatan Genuk 10 km dari pusat Kota Semarang. Secara Geografis Puskesmas Bangetayu berada pada ketinggian tanah dari permukaan laut 1,5-2 meter yang semakin kearah utara semakin rendah, sehingga jika hujan lebat maka beberapa daerah akan tergenang. Wilayah Kerja Puskesmas Bangetayu memiliki luas 11,67 Km 2 , dengan jumlah penduduk 58.015 Jiwa. Batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Bangetayu: Bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Banjardowo, bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Pedurungan, bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Muktiharjo Lor dan bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Demak. Wilayah kerja Puskesmas Bangetayu meliputi 6 kelurahan, yaitu Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan, Sembungharjo, Penggaron Lor, Kudu, dan Karangroto. Wilayah Kerja Puskesmas Bangetayu memiliki jumlah KK sebanyak 16.794,dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 63.916.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Wanita Usia Subur Terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2013

9 159 129

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Wanita Usia Subur Terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2013

0 41 129

Studi Fenomenologi : Kesadaran Diri ( Self Awareness) Wanita Usia Subur ( Pasangan Nelayan) Dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

0 4 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN WUS DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesediaan Wus Dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Di Puskesmas Manahan Surakarta.

1 6 19

63 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS (WANITA USIA SUBUR) TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM METODE IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DI PUSKESMAS SINGGANI

0 0 13

GAMBARAN KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI PUSKESMAS KARANGANYAR

0 0 14

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUAYAN KEBUMEN

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR

0 0 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN SKRINING INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DALAM DETEKSI KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA SUBUR DI PURWOKERTO TIMUR

0 0 19