Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

(1)

SKRIPSI

Oleh Fischa Agustina

101101118

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan” untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar kesarjanaan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda tercinta (Razali Silalahi) dan ibunda tercinta (Karseh) atas perjuangan dan pengorbanan selama ini, yang selalu memberikan doa, cinta, kasih sayang, semangat dan segala yang terbaik untuk penulis. Tak banyak yang bisa penulis berikan, semoga dengan gelar kesarjanaan ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan kebanggaan buat Ayah dan Ibu.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga kepada Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan, masukan atau saran, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini dan sekaligus sebagai pembantu dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis juga banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik materil maupun moril. Oleh karena itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :


(4)

2. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku dosen penguji I dan Bapak Ikram S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji II yang telah memberikan arahan dan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku dosen pembimbing akademik, seluruh dosen pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan juga kepada seluruh staf pengajar beserta staf administrasi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. 4. drg. Hj. Yumna Sari Siregar, M.Kes kepala puskesmas Helvetia Medan yang

telah memberikan izin penelitian dan juga seluruh pegawai di Puskesmas Helvetia Medan terkhusus ibu Siti dan ibu Lina yang telah membantu dalam proses pengumpulan data.

5. Seluruh responden yang telah bersedia berpartispasi dalam proses penelitian ini.

6. Adikku tersayang (Rizky Fadillah Silalahi) dan seluruh keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan moril maupun materil, dan juga selalu memberikan perhatian, semangat dan segala yang terbaik untuk penulis.

7. Pemerintah yang telah memberikan beasiswa BIDIKMISI.

8. Sahabat-sahabatku yang menjadi tempat untuk berbagi suka dan duka (Elisabeth Sibarani, S.Si, Lyilyi Alfianti, Tri Putri Rizki, Mekar Hasianna Panggabean, Tari Listiorini, Mutiara Kristine Hutahean, Anindiyah


(5)

Keperawatan Universitas Sumatera Utara stambuk 2010 khususnya teman-teman satu dosen pembimbing, Dewi Yuliana, Winda Silaban, dan Abdur Rasyid.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu per satu yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan nikmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya pada profesi keperawatan.

Medan, Juli 2014 Penulis,


(6)

Prakata ... iii

Daftar isi ... vi

Daftar skema ... vii

Daftar tabel ... ix

Abstrak ... x

Abstract ... xi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ... 6

2.2 Sikap ... 11

2.3 Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) ... 13

2.3.1. Pengertian ... 13

2.3.2. Tujuan ... 14

2.3.3. Keunggulan ... 15

2.3.4. Sasaran dan Interval ... 16

2.3.5. Interpretasi Hasil Pemeriksaan ... 17

2.3.6. Pemberi Pelayanan ... 18

2.3.7. Tempat Pelayanan ... 18

2.4 Wanita Usia Subur ... 18

2.5 Penelitian-penelitian sebelumnya ... 19

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangkap Konsep ... 21

3.2 Definisi Operasional ... 22

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi dan Sampel ... 23

4.2.1 Populasi ... 23

4.2.2 Sampel ... 23

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ... 24

4.5 Instrumen Penelitian ... 25

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

4.6.1 Uji validitas ... 27


(7)

5.1 Hasil Penelitian ... 32 5.1.1 Karakteristik responden ... 32 5.1.2 Pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan

IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan ... 33 5.1.3 Sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan IVA di

wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan ... 33 5.2. Pembahasan ... 33 5.2.1 Pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA . 33 5.2.2 Sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan IVA ... 36 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 38 6.2 Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian

2. Lembar Persetujuan menjadi Responden 3. Instrumen Penelitian

4. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen 5. Hasil Analisa Data

6. Realisasi Anggaran 7. Riwayat Hidup 8. Surat-surat


(8)

(9)

Tabel 2 : Karakteristik wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas

Helvetia Medan ... 32 Tabel 3 : Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan wanita usia subur

tentang pemeriksaan IVA ... 33 Tabel 4 : Distibusi frekuensi dan persentase sikap wanita usia subur tentang


(10)

NIM : 101101118

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Pengetahuan dan sikap terhadap pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) merupakan hal penting dalam terbentuknya suatu tindakan pemeriksaan IVA yang dapat menurunkan angka kejadian dan angka kematian akibat kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan. Pengumpulan data berlangsung mulai tanggal 11 Maret 2014 – 19 April 2014. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling, yang menjadi responden adalah wanita usia subur yang berkunjung ke puskesmas Helvetia pada saat pengumpulan data, usia 18-49 tahun, dan bersedia menjadi responden. Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif dengan menggunakan sistem komputerisasi. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup tentang pemeriksaan IVA (46%) dan mayoritas responden memiliki sikap positif terhadap pemeriksaan IVA (79%) dengan karakteristik responden berumur ≥ 30 tahun (58%), pendidikan menengah (70%), tidak bekerja (80%) dan menikah (86%). Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan penelitian selanjutnya meneliti hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap tindakan pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.

 

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Wanita Usia Subur, dan Pemeriksaan IVA  

   


(11)

Student Number : 101101118 

Program : Bachelor of Nursing 

Year : 2014 

Abstract

Knowledge and attitude towards visual inspection with acetic acid (VIA) test is important in the formation of an act VIA test that can lower the incidence rate and mortality of cervical cancer. This research aims to know the description of the knowledge and attitude of women of fertile age about VIA test in the working area of heath centre of Helvetia Medan. Data were collected from March 11 until 19 April 2014. This research used is descriptive, sample design using 100 respondents. Samples were taken using for technique of convenience sampling. The respondents are fertile-age women of 18-49 years who visited heath centre of Helvetia when data collection conducted and are willing to be respondent. Data analysis was descriptive, using a computerized system. The research results are presented in the form of frequency distribution and a percentage of the table. Results of this study indicate that the majority of respondents are knowledgeable enough about the VIA test (46%) and the majority of the respondents have a positive attitude towards the VIA test (79%) with the characteristics of the respondents were > 30 years (58%) secondary education (70%), unemployment (80%). Based on the results of this research, it is expected to further examine the relationship of knowledge and attitude of women of fertile age against the act of VIA test in working area of health center Helvetia Medan.

 


(12)

NIM : 101101118

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Pengetahuan dan sikap terhadap pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) merupakan hal penting dalam terbentuknya suatu tindakan pemeriksaan IVA yang dapat menurunkan angka kejadian dan angka kematian akibat kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan. Pengumpulan data berlangsung mulai tanggal 11 Maret 2014 – 19 April 2014. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling, yang menjadi responden adalah wanita usia subur yang berkunjung ke puskesmas Helvetia pada saat pengumpulan data, usia 18-49 tahun, dan bersedia menjadi responden. Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif dengan menggunakan sistem komputerisasi. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup tentang pemeriksaan IVA (46%) dan mayoritas responden memiliki sikap positif terhadap pemeriksaan IVA (79%) dengan karakteristik responden berumur ≥ 30 tahun (58%), pendidikan menengah (70%), tidak bekerja (80%) dan menikah (86%). Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan penelitian selanjutnya meneliti hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap tindakan pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.

 

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Wanita Usia Subur, dan Pemeriksaan IVA  

   


(13)

Student Number : 101101118 

Program : Bachelor of Nursing 

Year : 2014 

Abstract

Knowledge and attitude towards visual inspection with acetic acid (VIA) test is important in the formation of an act VIA test that can lower the incidence rate and mortality of cervical cancer. This research aims to know the description of the knowledge and attitude of women of fertile age about VIA test in the working area of heath centre of Helvetia Medan. Data were collected from March 11 until 19 April 2014. This research used is descriptive, sample design using 100 respondents. Samples were taken using for technique of convenience sampling. The respondents are fertile-age women of 18-49 years who visited heath centre of Helvetia when data collection conducted and are willing to be respondent. Data analysis was descriptive, using a computerized system. The research results are presented in the form of frequency distribution and a percentage of the table. Results of this study indicate that the majority of respondents are knowledgeable enough about the VIA test (46%) and the majority of the respondents have a positive attitude towards the VIA test (79%) with the characteristics of the respondents were > 30 years (58%) secondary education (70%), unemployment (80%). Based on the results of this research, it is expected to further examine the relationship of knowledge and attitude of women of fertile age against the act of VIA test in working area of health center Helvetia Medan.

 


(14)

1.1 Latar Belakang

Penyakit kanker serviks merupakan masalah kesehatan penting bagi wanita. Menurut International Agency for Research on Cancer, kanker serviks menempati urutan kedua penyakit kanker yang diderita wanita dengan insiden kejadian 8,8% dan jumlah kematian 8,2% dari seluruh jumlah kanker pada seluruh wanita di dunia. Sekitar 500.000 kasus baru terjadi dengan 250.000 kematian setiap tahun di dunia dan hampir 80% kasus terjadi di negara-negara berkembang. Di Indonesia, kanker serviks menduduki urutan ketiga penyakit kanker yang diderita oleh wanita dengan insiden kejadian mencapai 8,8% dengan angka kematian 7,2% (globocan, 2008). Kanker serviks disebabkan oleh inveksi Human Papiloma Virus

(HPV). Virus merubah sel-sel serviks normal menjadi dysplasia dan bila tidak diobati maka akan tumbuh menjadi kanker (Depkes, 2008).

Data dari RSU Haji Adam Malik Medan, penderita kanker serviks tahun 2001 sebanyak 55 kasus, tahun 2002 sebanyak 53 kasus, tahun 2003 sebanyak 53 kasus, tahun 2004 sebanyak 62 kasus, tahun 2005 sebanyak 111 kasus, tahun 2006 sebanyak140 kasus, tahun 2007 sebanyak 2015, tahun 2008 sebanyak 220 kasus, tahun 2009 sebanyak 231 kasus, dan dari 492 kasus rawat inap pada tahun 2003-2007, 49 kasus (11,4%) di antaranya berakhir dengan kematian. Hal tersebut menunjukkan bahwa kejadian kanker serviks di Sumatera Utara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (RSU HAM, dalam Eltrikawaty, 2008).


(15)

Tingginya angka kematian pada penderita kanker serviks disebabkan karena sebagian besar penderita kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut (stadium IIB sampai IVA), hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran wanita Indonesia untuk mencegah dan mendeteksi secara dini kanker serviks (Ramli, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Prandana (2013) pada pasien kanker serviks di RSUP H. Adam Malik Medan 2011, menemukan mayoritas penderita kanker serviks pada telah berada dalam stadium lanjut IIIb yaitu sebanyak 145 pasien (39,4%) dari total pasien 367 orang. Penderita kanker serviks terbanyak pada golongan umur 40-55 tahun sebanyak 214 pasien (58,3%). Wanita yang paling rentan beresiko tinggi terkena kanker serviks adalah wanita usia produktif 30-50 tahun dan pada umumnya usia tersebut rentan menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan dan kesehatan seksual (Smart, 2010).

Deteksi dini kanker serviks merupakan terobosan inovatif dalam teknologi kesehatan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat kanker serviks (Depkes, 2008). Salah satu metode alternatif skirining kanker serviks adalah inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). IVA merupakan test visual dengan menggunakan larutan asam asetat/asam cuka untuk melihat perubahan warna pada serviks yang terjadi setelah dilakukan olesan (Rasjidi, 2009). Pemeriksaan skrining kanker serviks yang lazim digunakan untuk lesi prakanker serviks adalah Pap smear. Dibandingkan dengan Pap smear, pemeriksaan IVA memiliki beberapa keuntungan yaitu lebih efektif, lebih mudah dan murah, peralatan yang digunakan lebih sederhana, hasilnya segera diperoleh sehingga tidak memerlukan kunjungan ulang (Aziz, 2006).


(16)

Ghaemmoghami et al (2004) dalam Depkes (2008) melaporkan angka sensitivitas pemeriksaan IVA dibanding Pap smear berturut-turut 74,3% & 72%, sementara angka spesifisitas adalah 94% & 90,2%. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Arbyn et all (2008) menunjukkan nilai sensitivitas pemeriksaan IVA 79,2% dan spesifitas 84,7%. Hal ini menunjukkan pemeriksaan IVA memiliki sensitivitas yang tinggi sehinnga bisa menjadi pilihan pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks.

Penelitian yang dilakukan oleh Ompusunggu (2012) tentang karakteristik dan faktor-faktor hambatan wanita usia subur melakukan pemeriksaan Pap smear di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor menunjukkan bahwa faktor ekonomi menjadi salah satu penghambat melakukan pemeriksaan pap smear karena biaya pemeriksaan yang relatif mahal (54%) dan mayoritas responden yang belum pernah melakukan pemeriksaan Pap smear di wilayah kerja puskesmas Kedai Durian berada pada usia > 30 tahun (61%). Melihat keadaan itu, pemeriksaan IVA menjadi pilihan untuk mendeteksi dini kanker serviks karena biaya yang relatif murah. Namun, perlu kita ketahui apakah wanita usia subur mengetahui ada pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks yang lebih efektif, murah dan sederhana yaitu pemeriksaan IVA dan bagaimana sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan IVA ?

Survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Helvetia Medan ditemukan 222 kasus IVA positif dari bulan Januari 2013 sampai Oktober 2013. Dengan tingginya angka kejadian IVA positif, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang


(17)

pemeriksaan inspeksi visual asam asetat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan sebagai upaya mendeteksi dini kanker serviks.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap wanita usia subur dalam pemeriksaan inspeksi visual asam asetat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap wanita usia subur dalam pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asan asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.

b. Mengetahui gambaran sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan inspeksi visual asam asetat ( IVA) di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan motivasi agar wanita usia subur dapat melakukan pemeriksaan IVA untuk mendeteksi kanker serviks sehingga angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker serviks dapat menurun.

1.4.2 Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA, sehingga pelayan kesehatan dapat merencanakan suatu strategi pelayanan kesehatan untuk menindaklanjutinya baik berupa advokasi, sosialisasi maupun edukasi tentang pemeriksaan IVA pada masyarakat khususnya wanita usia subur sebagai pendeteksi dini terjadinya kanker serviks.

1.4.3 Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA sehingga dapat diterapkan sebagai bahan pengajaran dalam pendidikan

1.4.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar dan wawasan dalam mengembangkan kemampuan peneliti di bidang penelitian serta melatih kemampuan analisis peneliti, terutama dalam pemahaman tentang pameriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks.


(19)

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Suatu penelitian mengatakan bahwa tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan mampu bertahan lebih lama dibanding tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian yang dilakukan Dewi (2012), hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan IVA di Puskesmas Buleleng I menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan pemeriksaan IVA. Semakin tinggi tingkat pengetahuan semakin tinggi perilaku pemeriksaan IVA.

Menurut Mubarak (2011), ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

(1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah pula mereka menerima informasi maka akan semakin


(20)

luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang perpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

(2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Individu yang bekerja dalam bidang kesehatan akan cenderung memiliki pengetahuan lebih tentang bagaimana menjaga kesehatan.

(3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis. Pada aspek psikologis dan mental, taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Namun bukan berarti umur yang lebih muda tidak dapat berfikir secara dewasa.

(4) Minat

Minat adalah kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang berkeinginan lebih mencari tahu tentang pemeriksaan IVA dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

(5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.


(21)

(6) Kebudayaan

Kebudayaan akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat secara langsung. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai kegiatan untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Begitu pula apabila dalam suatu wilayah terdapat pemeriksaan IVA maka besar kemungkinan masyarakat sekitar mempunyai sikap yang positif terhadap pemeriksaan IVA.

(7) Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan. Terdapat berbagai media yang dapat dijadikan sarana dalam mendapatkan informasi mengenai pemeriksaan IVA, akan tetapi ada juga individu yang belum mendapatkan informai mengenai pemeriksaan IVA atau metode untuk mendeteksi dini kanker serviks. Kemudahan informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif dibagi menjadi enam tingkatan, yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syintetis) dan evaluasi (evaluation). Namun tingkat pengetahuan wanita usia subur mengenai pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) yang diharapkan adalah tahu (know) dan memahami (comprehention).

1. Tahu (Know)


(22)

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan. Wanita usia subur dapat menyebutkan pengertian, tujuan, keunggulan, sasaran dan interval, interpretasi hasil pemeriksaan, pemberi pelayanan, tempat pelayanan pemeriksaan IVA.

2. Memahami (Comprehension)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Kata kerja yang dipakai menyebutkan contoh, menyimpulkan atau meramalkan terhadap suatu objek. Wanita usia subur dapat menjelaskan mengapa harus melakukan pemeriksaan IVA.

3. Aplikasi (Aplication)

Yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Setelah wanita usia subur memahami pentingnya melakukan pemeriksaan IVA diharapkan mau melakukan pemeriksaan IVA.

4. Analisis (Analysis)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.


(23)

5. Sintesis (Syntetis)

Sintesis menunjukkan kepada sustu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian informasi sebagai suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan criteria yang ada.

Indikator-indikator tingkat pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokan menjadi:

1. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit

2. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, indikator inilah yang digunakan untuk mengukur pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA misalnya apa itu pemeriksaan IVA, tujuannya dalam pemeliharaan kesehatan serviks.

3. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

Pengukuran pengetahuan kesehatan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau pertanyaan-pertanyaan tertulis berupa angket. Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan responden tentang kesehatan, atau besarnya persentase kelompok


(24)

responden atau masyarakat tentang variabel-variabel kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

2.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, melainkan merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2010). Penelitian yang dilakukan Ningsih (2010) mengenai pengetahuan dan sikap wanita yang telah menikah tentang pemeriksaan IVA untuk mendeteksi dini kanker leher rahim di Puskesmas Medan Area Selatan melaporkan sikap responden yang tidak periksa IVA paling banyak dalam kategori baik 54,5% . Hal ini menunjukkan sikap yang baik belum tentu menunjukkan tindakan suatu perilaku yang baik pula.

Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010), sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep, terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen diatas bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh tersebut, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Menurut Notoatmodjo (2010), Sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible). Namun tingkat sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan


(25)

inspeksi visual asam asetat (IVA) yang diharapkan ialah menerima (receiving)

danmerespon (responding). 1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan IVA pada tahap ini dapat dilihat dari adanya penerimaan atau perhatian wanita usia terhadap pemeriksaan IVA sebagai salah satu deteksi dini kanker serviks.

2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikator dari sikap. Usaha wanita usia subur untuk menjawab pertanyaan mengenai pemeriksaan IVA, baik salah ataupun benar berarti wanita usia subur telah menerima dan merespon adanya pemeriksaan IVA.

3. Menghargai (Valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikator sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab ( Responsible)

Bertanggung jawab atas segala segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap paling tinggi.

Indikator sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan, yaitu :


(26)

2. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat, Indikator inilah yang digunakan untuk mengukur sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan IVA, misalnya wanita usia subur dapat menilai bahwa pemeriksaan IVA penting dilakukan unruk mendeteksi kanker serviks.

3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Pertanyaan secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap pernyataan-pernyataan terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2010).

2.3 Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) 2.3.1 Pengertian

Pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan yang pemeriksaannya (dokter/bidan/paramedis) mengamati serviks yang telah diberi asan asetat/asam cuka 3-5% secara inspekulo dan dilihat dengan pengelihatan mata langsung (mata telanjang). Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih (acetowhite) yang mengindikasikan adanya lesi pra kanker pada serviks (Aziz, 2006).

Pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) pertama kali diperkenalkan oleh Hinselman pada tahun 1925 dengan cara memulas serviks dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam asam asetat 3-5%. Pemberian asam asetat itu akan


(27)

mempengaruhi epitel abnormal, bahkan juga akan meningkatkan osmolaritas cairan ekstraseluler sehingga membran akan kolaps dan jarak antarsel semakin dekat. Sebagai akibatnya, jika epitel mendapat sinar, sinar tersebut tidak akan diteruskan ke stroma, tetapi dipantulkan keluar sehingga permukaan epitel abnormal akan berwarna putih (acetowhite). Jika makin putih makin tinggi derajat kelainan histologiknya.

Penelitian yang dilakukan Ghaemmoghami et al (2004) di Iran dengan 1.200 responden melaporkan angka sensitivitas pemeriksaan IVA dibanding Pap smear berturut-turut 74,3% & 72%, sementara angka spesifisitas adalah 94% & 90,2%. Begitu juga penelitian yang dilakukan Doh et al (2005) melaporkan hasil penelitian di Kamerun terhadap 4813 perempuan yang menjalani skrining dengan metode IVA dan Tes Pap. Hasil penelitian melaporkan sensitivitas IVA dibanding Tes Pap 70,4% dan 47,7%, sedangkan spesifitas IVA dan Tes Pap berturut-turut 77,6% dan 94,2% dan penelitian Arbyn et al (2008) di india dan Afrika dengan 58.000 responden melaporkan angka sensitivitas pemeriksaan IVA 79,2% dan spesifitas 84,7%. Hal ini menunjukkan pemeriksaan IVA memilki sensitivitas yang tinggi untuk deteksi dini kanker serviks (Depkes, 2008).

2.3.2 Tujuan

Tujuan dari pemeriksaan IVA adalah untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker serviks (Rasjidi, 2009). Pemeriksaan IVA yang sederhana ini diharapkan cakupan pemeriksaannya bisa lebih luas, penemuan dini lesi prakanker serviks lebih banyak sehinnga angka kejadian dan kematian dapat berkurang.


(28)

Menurut winkjosastro (2005) dalam Artiningsih (2011), tujuan dari pemeriksaan IVA adalah :

a. Mendapatkan kanker serviks pada stadium lebih awal.

b. Untuk mendeteksi secara dini adanya perubahan sel serviks yang mengarah ke kanker serviks beberapa tahun kemudian.

c. Penanganan secara dini dapat dilakukan sehingga terhindar dari kanker serviks.

d. Pengobatan diharapkan berhasil lebih baik. 2.3.3 Keunggulan

Pemeriksaan IVA adalah praktek yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya sederhana dibanding dengan metode skrining kanker serviks lainnya karena :

a. Aman, tidak mahal dan mudah di lakukan.

b. Akurasi tes tersebut sama dengan tes-tes lainnya yang digunakan untuk penapisan kanker leher rahim.

c. Dapat dipelajaridan di lakukan oleh hampir semua tenaga kesehatan di semua jenjang sistem kesehatan.

d. Memberikan hasil segera sehingga dapat segera diambil keputusan mengenai penalaksanaannya.

e. Suplai sebagian besar peralatan dan bahan untuk pelayanan ini mudah di dapat dan tersedia.


(29)

g. Tidak bersifat infasif dan dengan efektif dapat mengidentifikasi lesi pra kanker (Kepmenkes, 2010).

Menurut Tilong (2012), beberapa keunggulan metode IVA dibandingkan pap smear adalah sebagai berikut :

a. Tidak memerlukan alat tes laboratorium yang canggih (alat pengambilan sampel jaringan, preparat, mikroskop dan lain sebagainya).

b. Tidak memerlukan teknisi laboratorium khusus untuk pembacaan hasil tes. c. Hasilnya langsung diketahui, tidak memakan waktu berminggu-minggu. d. Sensitivitas IVA dalam mendeteksi kelainan leher rahim lebih tinngi

daripada Pap smear test (sekitar 75%), meskipun dari segi kepastian lebih rendah (85%).

e. Biaya sangat murah (bahkan gratis bila di puskesmas). 2.3.4 Sasaran dan Interval

Semua perempuan yang telah melakukan hubungan seksual secara aktif, terutama yang telah berusia 30-50 tahun dianjurkan untuk melakukan skrining kanker serviks minimal 5 tahun sekali dan bila memungkinkan 3 tahun sekali (Depkes, 2009).

WHO mengindikasikan skirining kanker serviks pada kelompok berikut ini : a. Setiap wanita yang berusia antara 25-35 tahun yang belum pernah

melakukan tes sebelumnya atau pernah melakukan tes 3 tahun sebelumnya atau lebih.


(30)

c. Perempuan yang mengalami perdarahan abnormal pervaginam, perdarahan pasca senggama, perdarahan pasca menopause atau mengalami tanda dan gejala lainnya.

d. Perempuan yang ditemukan ketidaknormalan pada serviksnya.

Menurut Sukaca (2009), orang yang harus dirujuk untuk melakukan pemeriksaan IVA adalah :

a. Setiap wanita yang sudah atau pernah menikah.

b. Wanita yang berisiko tinggi terkena kanker serviks, seperti perokok, menikah muda, sering berganti pasangan.

c. Memiliki banyak anak.

d. Mengidap penyakit infeksi menular seksual

IVA tidak di rekomendasikan pada wanita pasca-menopause, karena daerah transisional sering terletak di kanalis servikalis dan tidak tampak dengan inspekulo (Rasjidi, 2009).

Seorang wanita yang mendapat tes IVA negatif harus menjalani skirining kembali minimal 5 tahun sekali dan wanita yang mempunyai hasil tes IVA positif dan mendapat pengobatan harus menjalani tes IVA berikutnya 6 bulan kemudian (Kepmenkes, 2010).

2.3.5 Interpretasi Hasil Pemeriksaan

Adapun hasil temuan pemeriksaan IVA dapat diklasifikasikan sesuai dengan temuan klinis yang diperoleh, sebagai berikut :


(31)

Tabel 1 : Klasifikasi IVA sesuai temuan klinis Klasifikasi IVA Temuan Klinis

Hasil Tes Negatif Permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu, ektropion polip, servisitis, inflamasi, Nabothian cysts Hasil Tes Positif Plak putih yang tebal atau epitel acetowhite, biasanya

dekat squamo-columnar junction (SCJ)

Kanker Pertumbuhan seperti bunga kol dan mudah berdarah (Aziz, 2006)

2.3.6 Pemberi Pelayanan

petugas kesehatan yang terdiri dari : a. Bidan terlatih pemeriksaan IVA

b. Dokter umum terlatih pemeriksaan IVA c. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi 2.3.7 Tempat Pelayanan

a. Rumah sakit b. Puskesmas

c. Puskesmas pembantu d. Polindes

e. Klinik dokter spesialis/dokter umum/bidan (Kepmenkes, 2010). 2.4 Wanita Usia Subur

Menurut BKKBN (2001), wanita usia subur (wanita usia produktif) adalah wanita yang berumur 18-49 tahunyang berstatus belum kawin, kawin ataupun janda.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker leher rahim (serviks) pada wanita usia subur diantaranya adalah umur, usia pertama kawin


(32)

atau melakukan hubungan seksual, merokok, kontrasepsi yang digunakan, jumlah paritas, sering berganti pasangan, dan deteksi dini yang tidak dilakukan (Azis, 2000).

Penelitian yang dilakukan Prandana (2013) di RSUP H. Adam Malik Medan menemukan penderita kanker serviks paling banyak pada golongan umur 40-50 tahun (58,9%), seluruh penderita kanker serviks berstatus kawin (100%), kebanyakan penderita penderita kanker serviks dengan status pendidikan SMP-SMA (57,2%) dan menurut paritas yang paling sering menderita kanker serviks memiliki 3-5 anak (56,1%).

2.5 Penelitian-penelitian sebelumnya

a. Rodiyah Ningsih 2010, pengetahuan dan sikap wanita yang telah menikah tentang pemeriksaan IVA untuk mendeteksi kanker leher rahim di Puskesmas Medan Area Selatan tahun 2009. Penelitian dilakukan pada wanita yang telah menikah dan mendapat penyuluhan tentang pemeriksaan IVA dengan metode penelitian survey yang bersifat deskriptif dan jumlah sampel 140 responden. hasil penelitian melaporkan tingkat pengetahuan responden yang periksa IVA terbanyak dalam kategori sedang sebanyak 76,7% sedangkan Pengetahuan responden yang tidak periksa IVA hampir sama, yaitu dalam kategori baik 49,1% dengan kategori sedang 50,0%. Sikap responden yang periksa IVA 70,0% pada kategori sikap baik sedangkan sikap responden yang tidak periksa IVA, kategori sikap baik sebanyak 54,5%.


(33)

b. Nova Ari Pangesti, Cokroaminoto, Nurlaila 2012, gambaran karakteristik wanita usia subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di Puskesmas Karanganyar, Jawa Tengah dengan menggunakan jenis penelitian deskriprif dengan pendekatan observasional dan jumlah responden 76, melaporkan karakteristik WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Karanganyar berdasakan tingkat pengetahuan terbanyak adalah 40,8% dalam kategori cukup.

c. Fransiska Ompusunggu (2012), karakteristik dan faktor-faktor hambatan wanita usia subur melakukan pemeriksaan Pap smear di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor dengan desain penelitian deskriptif eksploratif, jumlah sampel 101 responden, teknik pengambilan sampel convinience sampling melaporkan faktor pengetahuan responden menyatakan Pap smear tidak penting dilakukan pada setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seksual (63%) sedangkan faktor ekonomi menyatakan tidak mampu melakukan Pap smear karena biayanya mahal (54%) dan mayoritas responden yang belum pernah melakukan pemeriksaan Pap smear di wilayah kerja puskesmas Kedai Durian berada pada usia > 30 tahun (61%).


(34)

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain dari suatu masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007).

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA. Kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asam Asetat di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan.

Sikap Pengetahuan

Pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA)


(35)

3.2 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur

Hasil

Ukur Skala 1.

Pengetahuan Pemahaman WUS di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan terhadap pertanyaan tentang pemeriksaan IVA yang meliputi pengertian, tujuan, keunggulan, sasaran dan interval, interpretasi hasil pemeriksaan, pemberi pelayanan, tempat pelayanan pemeriksaan IVA Kuesioner 12 pertanyaan dengan pilihan jawaban multiple choise,

benar skor = 1, Salah skor = 0

Baik (8-12) Sedang (4-7) Buruk (0-3) Ordinal

2. Sikap Respon WUS di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan terhadap pemeriksaan IVA Kuesioner 12 pernyataan. Pernyataan positif, sangat setuju =4, setuju=3, tidak setuju=2, sangat tidak setuju=1 Pernyataan negatif, sangat setuju=1, setuju=2, tidak setuju=3, sangat tidak setuju=4 Positif (30-48) Negatif (12-29) Ordinal


(36)

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini terjadinya kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Helvetia Medan jumlah wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas Helvetia adalah 97.310 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling. Kriteria sampel penelitian ini adalah wanita usia subur yang berkunjung ke Puskesmas Helvetia Medan pada saat pengumpulan data dilakukan, usia 18-49 tahun, dan bersedia menjadi responden.

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane:

n = N N (d)2 + 1


(37)

n = sampel N = populasi

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan, dalam penelitian ini digunakan 90%

Berdasarkan rumus di atas, jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 100 responden

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan dengan alasan pemilihan lokasi karena mudah dijangkau peneliti, Puskesmas Helvetia Medan melakukan pelayanan kesehatan pemeriksaan IVA kepada masyarakat, dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan IVA. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 11 Maret 2014 sampai 19 April 2014.

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian disetujui. Pertimbangan etik dalam penelitian ini, penelitian ini telah mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Keperawatan, izin dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari Kepala Puskesmas Helvetia Medan untuk dapat melakukan penelitian. Peneliti mencari responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri, memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan

n = 97310 = 97310 = 99,89


(38)

prosedur pelaksanaan penelitian. Calon responden yang bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed concent). Calon responden yang tidak bersedia, berhak untuk menolak karena dalam penelitian ini responden bersifat suka rela dan tidak dipaksa. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi responden baik secara fisik maupun psikologis. Privasi kerahasiaan (confidentiality) responden merupakan masalah etika penting dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kerahasiaan informasi mengenai data calon responden dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen (anonymity), nama responden akan diganti dengan inisial nama. Data-data yang diperoleh dari calon responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya. Instrumen ini dibuat sendiri oleh peneliti. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan pernyataan tertutup (closed ended). Kuesioner tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu bagian pertama identitas responden, bagian kedua pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA dan bagian ketiga sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan IVA.

1) Karakteristik responden

Bagian pertama kuesioner yang terdiri dari umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan status pernikahan.


(39)

2) Pengetahuan tentang pemeriksaan IVA

Bagian kedua kuesioner yang berisikan pertanyaan pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan meliputi 12 pertanyaan pilihan berganda (multiple choise) tentang pengertian, tujuan pemeriksaan, keunggulan, sasaran dan interval, interpretasi hasil pemeriksaan, pemberi pelayanan dan tempat pelayanan pemeriksaan IVA. Jawaban benar skornya 1 sedangkan jawaban salah skornya 0. Pertanyaan 1,2 mengenai pengertian IVA, pertanyaan 3 mengenai tujuan pemeriksaan IVA, pertanyaan 4 mengenai keunggulan pemeriksaan IVA, pertanyaan 5,6,7,8 mengenai sasaran dan interval IVA, pertanyaan 9,10 mengenai interpretasi pemeriksaan IVA, pertanyaan 11 mengenai pemberi pelayanan IVA, dan pertanyaan 12 mengenai tempat pelayanan pemeriksaan IVA.

3) Sikap terhadap pemeriksaan IVA

Bagian ketiga kuesioner berisikan sikap wanita usia subur terhadap pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan meliputi 12 pernyataan dengan pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Penilaian menggunakan skala likert yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan 3,4,5,7,8,10 merupakan pernyataan positif sedangkan pernyataan 1,2,6,9,11,12 merupakan pernyataan negatif. Bila pernyataan positif, SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi skor 2 dan STS diberi skor 1. Sebaliknya jika pernyataan negatif, SS diberi skor 1, S diberi skor


(40)

2, TS diberi skor 3 dan STS diberi skori 4. 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan kehandalan instrumen dalam mengumpulkan data dan menggambarkan sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas isi (content validity) untuk mengukur sejauh mana unsur-unsur instrumen itu relevan dan representatif. Uji validitas ini dilakukan oleh 3 dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setiap item pertanyaan pengetahuan dan pernyataan sikap diberi nilai oleh setiap dosen dengan rentang nilai 1-4. Hasil uji validitas dihitung secara manual, dan didapatkan hasil uji validitas pengetahuan sebesar 0,972 dan hasil uji validitas sikap sebesar 0,965. Instrumen penelitian ini dikatakan valid karena suatu instrumen dikatakan valid jika koefisien validitasnya lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1999).

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga dapat di handalkan (Arikunto, 2010). Untuk variabel pengetahuan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus KR-21 karena menggunakan penilaian jika benar bernilai 1 dan jika salah bernilai 0, jumlah pertanyaannya genap dan hasilnya dihitung secara manual, sedangkan untuk variabel sikap uji reliabilitas


(41)

dilakukan dengan menggunakan rumus cronbach alfa karena menggunakan skala likert dan hasilnya dihitung menggunakan program komputer. Uji reliabilitas ini diujikan pada 30 orang wanita usia subur di Kecamatan Medan Sunggal sebelum pengumpulkan data, dimana responden tersebut memiliki kriteria yang sama dengan responden penelitian (Sugiyono, 2013). Dari uji reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk uji reliabilitas pengetahuan sebesar 0,826 sedangkan hasil uji reliabilitas sikap sebesar 0,71. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kuesioner tersebut dinyatakan reliabel karena suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien reliabilitas lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1999).

4.7 Proses Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian disetujui. Penelitian ini telah mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Keperawatan, izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan izin penelitian dari Puskesmas Helvetia Medan. Peneliti mencari responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya dengan mendatangi Puskesmas Helvetia Medan kemudian berkeliling ke berbagai pelayanan yang ada di puskesmas. Setelah bertemu dengan calon responden, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu kemudian memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian serta menanyakan kesediaan calon responden untuk dijadikan sebagai responden. Calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani surat persetujuan (inform consent), dan responden dipersilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan


(42)

peneliti. Ada 3 responden yang mengundurkan diri menjadi subjek penelitan maka peneliti menghargai haknya dan tidak melakukan pemaksaan. Dalam mengisi kuesioner responden diberikan kesempatan untuk mengisi kuesioner tersebut lebih kurang 15 menit dan hal-hal yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner responden diberikan kesempatan untuk bertanya dan setelah semua data terkumpul peneliti melakukan analisa data dengan menggunakan sistem komputerisasi.

Adapun kendala dalam penelitian ini adalah banyak responden yang tidak bersedia memberikan waktunya untuk membantu peneliti dalam mengisi lembar kuesinoer dan waktu peneliti yang terbatas karena proses pengumpulan data dilakukan dalam masa perkuliahan.

4.8 Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul. Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

Adapun tahap analisa data penelitian ini adalah : a. Editing

Merupakan tahap awal dimana dilakukannya pemeriksaan kelengkapan identitas responden serta memastikan semua jawaban dari kuesioner telah diisi. Editing dilakukan di tempat penelitian agar jika terjadi kesalahan atau kekurangan dapat langsung diperbaiki.


(43)

b. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer.

Coding memudahkan peneliti melakukan pengolahan data dengan mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka dari setiap jawaban. Coding dilakukan setelah pengumpulan data selesai.

c. Entry

Semua data yang telah terkumpul oleh peneliti dimasukkan ke dalam program komputer sesuai dengan variabel masing-masing.

d. cleaning

Pemeriksaan data kembali yang telah di entry ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukkan data.

e. Prosessing

Data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer dan telah diperiksa kembali kelengkapannya diproses untuk dianalisa menggunakan sistem komputer. Analisa data yang digunakan adalah analisa data deskriptif.

Pengetahuan yang dimiliki responden dinilai dengan menjumlahkan seluruh skor jawaban. Skor terendah yang didapat 0 dan skor tertinggi 12. Tingkatan pengetahuan dikategorikan menjadi 3 kelas. Untuk menentukan panjang kelas (interval) menggunakan rumus Sudjana (2002) sebagai berikut :


(44)

P = panjang kelas

Rentang = skor tertinggi – skor terendah Banyak kelas = jumlah kategori

Rentang skor pengetahuan 0 - 12 dan banyak kelas 3, maka di dapat panjang kelas 4 sehingga didapat penilaian pengetahuan dimasing-masing kategori :

0 - 3 = pengetahuan buruk 4 - 7 = pengetahuan cukup 8 - 12 = pengetahuan baik

Sama seperti pengetahuan, sikap yang dimiliki responden dinilai dengan menjumlahkan skor pernyataan yang dipilih responden. Skor terendah yang di dapat 12 dan skor tertinggi 48. Sikap dikategorikan menjadi 2 kelas. Untuk menentukan panjang kelas (interval) menggunakan rumus statistik yang sama seperti pengetahuan di atas. Rentang skor sikap 12 - 48 dan banyak kelas 2 maka di dapat panjang kelas 18 sehingga didapat penilaian sikap dimasing-masing kategori :

12 - 29 : sikap negatif 30 - 48 : sikap positif f. Tampilan

Data yang telah dianalisis kemudian akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

P = rentang banyak kelas


(45)

5.1 Hasil Penelitian

Penyajian analisa data dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik responden, pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.

5.1.1

Karakteristik responden

Deskripsi karakteristik responden terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang responden, mayoritas wanita usia subur yang ada di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan adalah berumur ≥ 30 tahun (58%), pendidikan menengah (70%), tidak bekerja (80%), dan status pernikahan menikah (86%).

Tabel 2 : Karakteristik wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan (N=100)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Umur

< 30 tahun 42 42

≥ 30 tahun 58 58

Pendidikan

Dasar 12 12

Menengah 70 70

Tinggi 8 8

Pekerjaan

Tidak bekerja 80 80

Bekerja 20 20

Status Pernikahan

Menikah 86 86


(46)

5.1.2 Pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 100 responden, mayoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 46 responden (46%).

Tabel 3 : Distribusi frekuensi dan persentasi pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA

Pengetahuan WUS Frekuensi Persentase (%)

Baik 43 43

Cukup 46 46

Buruk 11 11

Total 100 100

5.1.3 Sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap positif hampir empat kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan reponden yang memiliki sikap negatif yaitu terdapat 79 responden (79%).

Tabel 4 : Distribusi frekuensi dan persentasi sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA

Sikap WUS Frekuensi Persentase (%)

Positif 79 79

Negatif 21 21

Total 100 100

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemeriksaan IVA

Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA mayoritas berada pada tingkat kedua yaitu pengetahuan cukup sedangkan yang memiliki pengetahuan baik tidak jauh berbeda hanya memiliki selisih tiga responden. Hal ini berarti responden sudah memahami dengan cukup baik tentang pemeriksaan IVA yang meliputi pengertian, tujuan,


(47)

keunggulan, sasaran dan interval, interpretasi hasil pemeriksaan, pemberi pelayanan dan tempat pelayanan pemeriksaan IVA. Pengetahuan yang cukup tentang pemeriksaan IVA ini diharapkan akan membentuk tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA, menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden berumur ≥ 30 tahun, hal ini menunjukkan responden memiliki pemahaman yang cukup mengenai skrining kanker serviks untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Menurut Mubarak (2010), dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis. Pada aspek psikologis dan mental, taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Pengetahuan cukup pada responden yang berumur ≥30 tahun ini menandakan hal yang baik karena Depkes menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan skrining kanker serviks kepada wanita yang telah menikah dan berusia 30-50 tahun sehingga diharapkan dengan pemahaman ini nantinya dapat membentuk suatu tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA mengingat wanita yang paling beresiko tinggi adalah wanita usia produktif 30-50 tahun (Smart, 2010).

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden berada pada tingkat pendidikan menengah (SMA/sederajat), hal ini menunjukkan responden cukup mampu menyerap pengetahuan baik secara formal maupun informal tentang pemeriksaan IVA, sebagaimana menurut


(48)

Notoatmodjo (2010) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah baginya untuk menyerap pengetahuan baik yang diperoleh secara formal maupun informal. Hasil penelitian Nisa (2013) melaporkan pendidikan memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden tidak bekerja, hal ini menunjukkan walaupun responden hanya sebagai ibu rumah tangga yang bekerja di rumah bukan berarti memiliki pengetahuan yang buruk tentang pemeriksaan IVA, responden pun sudah mulai cukup bijak terhadap informasi kesehatan yang diperlukannya walau hanya sebagai ibu rumah tangga karena tingkat pengetahuan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pekerjaan karena dapat juga dipengaruhi oeh tingginya arus informasi yang diterima (Martini, 2013).

Hasil penelitian yang sama juga ditemukan oleh Ningsih (2010) dengan jumlah responden 140 orang yang telah mendapat penyuluhan sebelumnya dan mengkategorikan pengetahuan menjadi tiga tingkatan yaitu baik, sedang dan kurang, melaporkan mayoritas responden baik yang melakukan pemeriksaan IVA atau tidak memiliki pengetahuan pada tingkat kedua juga yaitu pengetahuan sedang. Begitu juga pada penelitian Pangesti, Cokroaminoto dan Nurlaila (2012) dengan menggunakan jenis penelitian deskriprif dengan pendekatan observasional dan jumlah responden 76, melaporkan karakteristik WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Karanganyar berdasarkan tingkat pengetahuan terbanyak dalam kategori cukup. Berbeda dengan Ningsih dan Pangesti,


(49)

Artiningsih (2011) dengan jenis penelitian cluster random sampling dan jumlah responden 100, membagi kategori pengetahuan menjadi tiga yaitu kurang, cukup, baik, melaporkan tingkat pengetahuan terbanyak dikategori paling rendah yaitu kurang. Pengetahuan yang berbeda ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi responden itu sendiri karena menurut Mubarak (2011) ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan sumber informasi.

5.2.2 Sikap Wanita Usia Subur Terhadap Pemeriksaan IVA

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden yang memiliki sikap positif, hampir empat kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap negatif terhadap pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA). Hal ini menunjukkan sikap responden dalam penelitian ini berada pada tingkat responding, memberikan respon yang positif dalam menjawab setiap pernyataan yang diberikan terhadap pemeriksaan IVA (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, melainkan merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap responden terhadap pemeriksaan IVA yang positif ini diharapkan akan menghasilkan tindakan positif pula, sehingga responden dapat melakukan pemeriksaan IVA untuk mendeteksi dini kanker serviks, seperti hasil penelitian yang ditemukan Dewi (2012), semakin baik/positif sikap wanita usia subur, maka semakin baik pula perilakunya dalam melakukan pemeriksaan IVA. Upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk sikap yang positif tadi menjadi tindakan yang


(50)

positif juga dapat diwujudkan melalui pemberdayaan tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan IVA secara berkala.

Hasil penelitian yang sama juga ditemukan oleh Ningsih (2010), yang melaporkan mayoritas sikap responden yang melakukan pemeriksaan IVA maupun tidak melakukan dalam kategori baik. Berbeda dengan Artiningsih (2011), yang melaporkan mayoritas sikap responden terhadap pemeriksaan IVA berada pada kategori cukup, dimana mayoritas responden memiliki pendidikan dasar yaitu SD dan SMP. Menurut Wawan dan Dewi (2010), pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk membentuk pola hidup, terutama dalam memotivasi sikap untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan, semakin tinngi pendidikan semakin baik pula sikapnya. Dimana dalam penelitian ini mayoritas responden memilki pendidikan tingkat menengah sehingga sikapnya cenderung lebih baik/positif.


(51)

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan. 6.1 Kesimpulan

Adapun hasil penelitian yang dilakukan pada 100 wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan menunjukkan mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup (46%) tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dan memiliki sikap positif (79%) terhadap pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dengan karakteristik responden berumur ≥ 30 tahun sebanyak 58%, pendidikan menengah (SMA/sederajat) sebanyak 70%, tidak bekerja sebanyak 80% dan menikah sebanyak 86%.

6.2 Saran

6.2.1 Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran bagi petugas kesehatan mengenai pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA). Puskesmas sebagai lini depan pelayanan kesehatan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif seperti penyuluhan tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dan kanker serviks agar wanita usia subur yang beresiko terkena kanker serviks mau dan mampu melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) untuk deteksi dini kanker serviks.


(52)

6.2.2 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker serviks sehingga dapat bekerja sama dengan tim pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

6.2.3 Penelitian Selanjutnya

Peneliti hanya meneliti pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA), diharapkan penelitian selanjutnya dapat meneliti hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap tindakan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas Helvetia.

6.2.4 Kelemahan Penelitian

Kelemahan penelitian ini terletak pada kuesioner yang dibuat oleh peneliti karena pada bagian kedua kuesioner yang berisikan pertanyaan tentang pengetahuan peneliti menggunakan pertanyaan dengan jawaban pilihan berganda, sehingga responden merasa sulit untuk menjawab namun ada beberapa pertanyaaan yang sangat mudah untuk dijawab dan menimbulkan kerancuan dalam pengisian data sehingga hasilnya kurang dapat dipercaya, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat membuat kuesioner lebih lengkap dan lebih baik lagi tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) agar hasilnya lebih representatif.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. edisi revisi 2010. Jakarta : Rineke Cipta

Artiningsih, N. (2011). Tesis hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat dalam rangka deteksi dini kanker cerviks. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Azis, F. (2000). Skrining dan deteksi dini kanker serviks. Jakarta : Bina Pustaka Azis, F. (2006). Buku acuan nasional onkologi ginekologi. Jakarta : Bina Pustaka Depkes RI. (2008). Skrining kanker leher rahim dengan asam asetat (IVA).

Jakarta

Depkes RI. (2009). Buku saku pencegahan kanker leher rahim & kanker payudara. Jakarta

Dewi, N.M. (2012). Hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan IVA di Puskesmas Buleleng I. Diambil 3 November 2013 dari : http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Eltrikanawaty. (2008). Faktor-faktor yang menghambat ibu melakukan pemeriksaan serviks. Medan : Pustaka USU

GLOBOCAN. (2008). International agency for research on cancer. Diambil tanggal 20 September 2013 dari http://globocan.iarc.fr

Kepmenkes RI (2010). Pedoman teknis pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim. Diambil tanggal 3 November 2013 dari http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/file/2011/kep menkes/KMK%20No.%20796%20ttg%20KankerRahim.pdf

Martini, N.K. (2013). Hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap wanita usia subur dengan tindakan pemerksaan pap smear di Puskesmas Sukawati II. Diambil tanggal 12 Mei 2014 dari www.pps.unud.ac.id/pdf_thesis/unud-778-265413185-tesis

Mubarak, W.I. (2011). Promosi kesehatan untuk kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Nisa, W.A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Diambil tanggal 21 Juni 2014 dari http://perpusnwu.web.id


(54)

Ningsih, R. (2010). Pengetahuan dan sikap wanita yang telah menikah tentang pemeriksaan IVA untuk mendeteksi kanker leher rahim di Puskesmas Medan Area Selatan tahun 2009. Medan :USU

Notoadmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta

Ompusunggu, F. (2012). Karakteristik dan faktor-faktor hambatan wanita usia subur melakukan pemeriksaan pap smear di wilayah kerja Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor. Medan : USU

Pangesti, N.A, Cokroaminoto & Nurlaila. (2012). Gambaran karakteristik wanita usia subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di Puskesmas Karanganyar. Jurnal ilmiah Kesehatan Keperawatan, volume 8(2), 81-94

Polit, D.F dan Hungler, P.B. (1999). Nursing research: principle and methods. (6th edition). Philadelphia : Lappincot

Prandana, D.A & Rusda, M. (2013). Pasien kanker seviks di RSHUP H. Adam Malik Medan tahun 2011. E-jurnal FK USU, 1(2)

Ramli. (2002). Deteksi dini kanker. Jakarta : FK UI

Rasjidi, I. (2009). Epidemiologi kanker serviks. Indonesian Journal of Cancer, III(3), 103-108

Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Smart, A. (2010). Kanker organ reproduksi. Yogyakarta : A+ Plus Books Sudjana.(2002). Metode statistik, edisi 6. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sukaca, B.E. (2009). Cara cerdas menghadapi kanker serviks. Yogyakarta : Genius

Tilong, A.D. (2012). Bebas dari ancaman kanker serviks. Yogyakarta : Flashbooks

Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika


(55)

No Kegiatan September 2013 Oktober 2013 November 2013 Desember 2013 Januari 2014 Februari 2014 Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengajukan judul

2 Menetapkan judul penelitian 3 Menyiapkan proposal penelitian 4 Mengajukan Sidang proposal

5 Sidang proposal

penelitian

6 Revisi proposal

penelitian

7 Uji validitas dan

Reabilitas

8 Pengumpulan data

9 Analisa data

10 Penyusunan laporan/skripsi 11 Pengajuan

sidang skripsi

12 Ujian sidang

13 Revisi

14 Mengumpulkan skripsi


(56)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya bernama Fischa Agustina adalah mahasiswa jurusan S1 keperawatan Universitas Sumatera Utara dan saat ini sedang melakukan penelitian tentang “Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan”.

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat sebagai salah satu cara untuk mendeteksi kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan. Saya mengharapkan kesediaan ibu/saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner yang saya berikan dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Semua informasi yang ibu/saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini.

Partisipasi ibu/saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga ibu/saudari bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Apabila ibu/saudari bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini dengan sukarela. Atas partisipasi yang telah ibu/saudari berikan dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2014

Peneliti, Responden,


(57)

Instrumen penelitian

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan secara seksama sehingga benar-benar dimengerti 2. Jika ingin memperbaiki jawaban, silahkan membuat tanda silang (X) pada

jawaban yang salah, selanjutnya isi kembali jawaban yang menurut anda benar.

3. Jika ada pertanyaan yang diragukan atau tidak dimengerti silahkan tanya kepada peneliti.Kuesioner yang telah diisi dengan lengkap harap

dikembalikan kepada peneliti.

No. Responden (diisi oleh peneliti)

I. Identitas Responden

1. Nama (inisial) :... 2. Umur :... 3. Pendidikan terakhir :... 4. Pekerjaan :... 5. Status pernikahan :...

II. Pengetahuan

Lingkarilah setiap jawaban yang menurut anda benar.

1. Selain dengan pap smear, deteksi kanker leher rahim (serviks) dapat dilakukan dengan pemeriksaan...

a. Rontgen b. USG c. IVA

2. Pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah... a. Pemeriksaan vagina dengan menggunakan asam cuka


(58)

menggunakan asam cuka untuk melihat keadan leher rahim c. Pemeriksaan rahim dengan menggunakan asam asetat

3. Tujuan dari pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah... a. Mengobati kanker leher rahim

b. Mencegah kanker leher leher rahim c. Mengetahui perubahan rahim

4. Keuntungan yang diperoleh dari pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah...

a. Dapat mengetahui penyakit

b. Meningkatkan kesehatan organ reproduksi

c. Efektif, aman dan murah dibanding test deteksi kanker leher rahim lainnya 5. Pada usia berapa sebaiknya seorang wanita melakukan pemeriksan untuk

mendeteksi kanker serviks ? a. 18-30 tahun

b. 30-50 tahun

c. Lebih dari 50 tahun

6. Kepada siapa pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) ditujukan ? a. Wanita yang sudah menopause

b. Wanitayang sudah menikah/aktif melakukan hubungan seksual c. Wanita yang masih perawan

7. Jika hasil pemeriksaan IVA negatif, maka dilakukan pemeriksaan kembali setiap....

a. Setahun sekali b. 5 tahun sekali c. 10 tahun sekali


(59)

a. 6 bulan kemudian b. Setahun kemudian c. 5 tahun kemudian

9. Jika dalam pemeriksaan inspeksi visual asam asetat(IVA) ditemukan plak putih, maka hasil pemeriksaannya adalah...

a. Negatif b. Positif c. Tidak tahu

10. Jika dalam pemeriksan inspeksi visual asam asetat (IVA) terlihat permukaan yang halus dan berwana pink maka hasil pemeriksaannya adalah...

a. Negatif b. Positif c. Tidak tahu

11. Siapakah yangdapat melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) ?

a. Petugas kesehatan terlatih IVA b. Petugas kesehatan

c. Bukan petugas kesehatan

12. Dimanakah anda bisa melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) ?

a. Puskesmas, rumah sakit, klinik bersalin b. Rumah sakit saja


(60)

Bacalah secara seksama setiap pernyataan berikut dan berilah checklist (√) pada setiap pernyataan sesuai pendapat anda.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1 Deteksi kanker serviks atau leher rahim hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan IVA

2 Saya merasa malu jika harus melakukan pemeriksaan IVA

3 Saya merasa pemerikaan IVA penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks

4 Menurut saya pemeriksaan IVA dapat membuktikan ada/tidaknya sel-sel kanker pada leher rahim

5 Menurut saya pemeriksaan IVA lebih efektif, aman dan murah jika dibandingkan dengan pap smear untuk mendeteksi kanker serviks

6 Menurut saya wanita usia subur (18-49 tahun ) wajib melakukan pemeriksaan IVA 7 Wanita yang sudah pernah melakukan

hubungan suami istri sebaiknya melakukan pemeriksaan IVA

8 Wanita yang mengalami keputihan sebaiknya melakukan pemeriksaan IVA 9 Sebaiknya pemeriksaan IVA dilakukan

secara berkala/setahun sekali

10 Apabila hasil pemeriksaan IVA negatif, saya perlu melakukan pemeriksaan ulang 11 Menurut saya dokter lebih dapat dipercaya

dalam melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan perawat terlatih

12 Saya tidak ingin melakukan pemeriksaan IVA di puskesmas


(61)

HASIL UJI VALIDITAS 1. Pengetahuan

No. Pertanyaan Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3

1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 6 4 4 4 7 4 4 4 8 4 4 4 9 4 4 2 10 4 4 2 11 4 4 4 12 4 4 4

Total 48 48 44

Nilai validitas = rata-rata skor = (48+48+44)/3 = 0,972 maksimal skor 48

2. Sikap

No. Pernyataan Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3

1 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 6 4 4 4 7 4 4 4 8 4 4 4 9 4 4 4 10 4 4 4 11 4 4 3 12 4 4 3

Total 48 48 43

Nilai validitas = rata-rata skor = (48+48+41)/3 = 0,965 maksimal skor 48


(62)

1. Reliabilitas Pengetahuan

No  Nama  P1  P2  P3  P4  P5 P6  P7  P8  P9  P10  P11  P12  ∑x  x² 

1  1  0  1  1  0  0  1  0  1  1  1  0  1  7  49 

2  2  1  0  1  1  1  1  1  1  0  0  1  1  9  81 

3  3  0  1  1  1  1  1  1  1  0  1  1  0  9  81 

4  4  1  0  0  0  0  1  0  1  1  1  0  1  6  36 

5  5  1  0  1  1  0  1  0  1  0  0  1  1  7  49 

6  6  1  1  1  0  1  1  0  0  1  1  1  1  9  81 

7  7  1  1  1  1  1  1  1  0  1  1  1  1  11  121 

8  8  1  0  1  1  0  1  0  1  0  0  1  0  6  36 

9  9  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  1  2  4 

10  10  1  1  1  1  1  1  1  0  0  0  1  1  9  81 

11  11  1  0  1  1  0  1  1  1  1  1  1  1  10  100 

12  12  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  1  3  9 

13  13  1  1  0  1  1  0  1  0  1  1  1  1  9  81 

14  14  1  1  1  0  0  1  1  1  1  0  1  1  9  81 

15  15  0  0  0  0  0  1  0  0  0  0  1  0  2  4 

16  16  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  1  1  11  121 

17  17  1  0  1  1  1  1  1  0  0  1  1  1  9  81 

18  18  1  0  1  1  0  1  1  0  1  0  1  0  7  49 

19  19  0  0  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  9  81 

20  20  0  0  0  1  0  1  0  0  0  0  0  1  3  9 

21  21  1  1  0  1  1  0  1  1  1  1  1  1  10  100 

22  22  1  0  1  0  1  1  0  1  1  1  1  1  9  81 

23  23  1  1  1  1  0  1  1  1  0  0  1  1  9  81 

24  24  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  1  2  4 

25  25  0  1  0  1  0  1  0  1  0  0  1  1  6  36 

26  26  1  0  0  0  1  0  0  0  0  0  1  0  3  9 

27  27  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  11  121 

28  28  1  0  1  1  0  1  1  1  1  1  1  1  10  100 

29  29  1  1  1  1  1  1  0  1  0  0  1  1  9  81 

30  30  1  1  0  1  1  1  1  1  0  0  1  1  9  81 

Jumlah  225 1929

Vt =

  =


(63)

M =  = = 7,5

r 11 =  1- .  keterangan : r11 = relibel instrumen

=  1- , ,

. ,  k = banyak soal

= 1,091- ,

,  M = skor rata-rata

= 1,091-0,349 Vt = varians total

= 0,70959 N = jumlah responden

= 0,71


(64)

 

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha ReN of Items

.826 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

S1 2.63 .928 30

S2 2.47 .819 30

S3 3.27 .740 30

S4 3.00 .830 30

S5 2.43 .679 30

S6 1.93 1.015 30

S7 2.83 1.020 30

S8 2.53 1.074 30

S9 1.60 .621 30

S10 3.00 1.017 30

S11 2.07 .944 30


(65)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

S1 27.73 33.857 .358 .824

S2 27.90 34.507 .354 .823

S3 27.10 32.093 .709 .798

S4 27.37 31.275 .713 .795

S5 27.93 35.444 .332 .824

S6 28.43 32.668 .421 .820

S7 27.53 30.257 .649 .798

S8 27.83 30.351 .598 .803

S9 28.77 35.909 .307 .825

S10 27.37 30.723 .606 .802

S11 28.30 33.734 .361 .824

S12 27.77 34.392 .399 .820


(66)

HASIL ANALISA DATA DATA DEMOGRAFI

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 18-29 42 42.0 42.0 42.0

30-49

58 58.0 58.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Atas 12 12.0 12.0 12.0

Menengah 70 70.0 70.0 82.0

Tinggi 18 18.0 18.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Bekerja 20 20.0 20.0 20.0

tidak bekerja 80 80.0 80.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Statuspernikahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid belum menikah 14 14.0 14.0 14.0

Menikah 86 86.0 86.0 100.0


(67)

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid BURUK 11 11.0 11.0 11.0

CUKUP 46 46.0 46.0 57.0

BAIK 43 43.0 43.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid NEGATIF 21 21.0 21.0 21.0

POSITIF 79 79.0 79.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN PENGETAHUAN

p1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 48 48.0 48.0 48.0

benar 52 52.0 52.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 53 53.0 53.0 53.0

benar 47 47.0 47.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 42 42.0 42.0 42.0

benar 58 58.0 58.0 100.0


(68)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 44 44.0 44.0 44.0

benar 56 56.0 56.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 63 63.0 63.0 63.0

benar 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 12 12.0 12.0 12.0

benar 88 88.0 88.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 71 71.0 71.0 71.0

benar 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 23 23.0 23.0 23.0

benar 77 77.0 77.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 67 67.0 67.0 67.0

benar 33 33.0 33.0 100.0


(69)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 67 67.0 67.0 67.0

benar 33 33.0 33.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 10 10.0 10.0 10.0

benar 90 90.0 90.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 10 10.0 10.0 10.0

benar 90 90.0 90.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

SIKAP

s1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 29 29.0 29.0 29.0

S 46 46.0 46.0 75.0

TS 19 19.0 19.0 94.0

STS 6 6.0 6.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

s2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 9 9.0 9.0 9.0

S 17 17.0 17.0 26.0

TS 57 57.0 57.0 83.0

STS 17 17.0 17.0 100.0


(70)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 4 4.0 4.0 4.0

TS 4 4.0 4.0 8.0

S 44 44.0 44.0 52.0

SS 48 48.0 48.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

s4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 3 3.0 3.0 3.0

TS 17 17.0 17.0 20.0

S 53 53.0 53.0 73.0

SS 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

s5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 3 3.0 3.0 3.0

TS 21 21.0 21.0 24.0

S 54 54.0 54.0 78.0

SS 22 22.0 22.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

s6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 27 27.0 27.0 27.0

S 55 55.0 55.0 82.0

TS 13 13.0 13.0 95.0

STS 5 5.0 5.0 100.0


(71)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 9 9.0 9.0 9.0

TS 10 10.0 10.0 19.0

S 57 57.0 57.0 76.0

SS 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

s8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 4 4.0 4.0 4.0

TS 12 12.0 12.0 16.0

S 61 61.0 61.0 77.0

SS 23 23.0 23.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

s9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 13 13.0 13.0 13.0

S 58 58.0 58.0 71.0

TS 22 22.0 22.0 93.0

STS 7 7.0 7.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

s10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 9 9.0 9.0 9.0

TS 21 21.0 21.0 30.0

S 55 55.0 55.0 85.0

SS 15 15.0 15.0 100.0


(72)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 37 37.0 37.0 37.0

S 37 37.0 37.0 74.0

TS 20 20.0 20.0 94.0

STS 6 6.0 6.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

s12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 9 9.0 9.0 9.0

TS 33 33.0 33.0 42.0

S 50 50.0 50.0 92.0

SS 8 8.0 8.0 100.0


(73)

REALISASI ANGGARAN

Proposal

1. Biaya rental dan print Rp. 200.000,00

2. Biaya internet Rp. 100.000,00

3. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000,00

4. Pengandaan proposal Rp. 50.000,00

Pengumulan Data

1. Izin peneitian Rp. 300.000,00

2. Transportasi Rp. 100.000,00

3. Fotocopy kuesioner dan inform consent Rp. 50.000,00

Analisa Data dan Penyusunan Laporan

1. Biaya rental dan print Rp. 100.000,00 2. Penggandaan laporan penelitian Rp. 50.000,00

3. Penjilidan Rp. 100.000,00

Biaya tak terduga Rp. 110.000,00

+ Total : Rp. 1.210.000,00


(74)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fischa Agustina

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 26 Agustus 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Sei Batang Hari No. 89 Medan Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 060831 Medan (1997-2003) 2. SMP Negeri 1 Medan (2003-2006) 3. SMA Panca Budi Medan (2006-2009) 4. S1 Ilmu Keperawatan USU ( 2010-sekarang)


(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja UPT Kesmas Payangan.

0 0 27

Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja UPT Kesmas Payangan.

0 0 27

JUDUL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR (WUS) DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI PUSKESMAS BULELENG I.

0 4 10

View of HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS TALISE

0 1 15

GAMBARAN KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI PUSKESMAS KARANGANYAR

0 0 14

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

0 2 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan - Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

0 1 15

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN

0 0 11

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOREJO

0 1 16

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) TEST DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU MAKASSAR TAHUN 2016

0 0 127