1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Badung dengan luas wilayah 418,52 km
2
, memiliki penduduk sebanyak 327.206 jiwa, merupakan wilayah di Bali yang memiliki penduduk
terpadat kedua setelah Denpasar, dengan kepadatan penduduk 781,82 jiwakm
2
. Sebelum terjadi pemekaran, Kabupaten Badung terdiri dari 4 wilayah kecamatan,
dan kini setelah terjadi pengembangan maka secara administrative Wilayah Kabupaten Badung terdiri dari 6 kecamatan yaitu: Kecamatan Petang,
Abiansemal, Mengwi, Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan. Dari keenam kecamatan tersebut ternyata Kecamatan Kuta memiliki tingkat kepadatan
penduduk tertinggi yaitu 1846,86 jiwakm
2
dan kedua Kuta Utara yaitu 1273,12 jiwakm
2
Sudra, 2006. Dengan peningkatan jumlah penduduk serta kemajuan teknologi secara pesat
terutama dibidang industri dan pariwisata akan menuntut kebutuhan air yang semakin meningkat pula. Adapun sumber air yang dipergunakan oleh penduduk
untuk keperluan sehari-hari mandi, cuci, kakus dan keperluan industri bersumber dari air tanah, dengan rincian yaitu 38,0 berasal dari air tanah dalam
dari sumur bor dengan kedalaman 20 m dan 33,31 air tanah dangkal sumur gali, dengan kedalaman 5-20 m. Kebutuhan air untuk kawasan Nusa Dua dan
Kuta sebanyak 300 ldt untuk tahun 1995 dan untuk tahun 2000 diesti-masi meningkat menjadi 500 ldt. Sedangkan ketersediaan air dari PDAM hanya
mampu mensuplai 272 ldt Untuk Wilayah Kuta. Dengan demikia kekurangan
lagi 228 ldt akan dipenuhi dari air tanah dalam yang disedot melalui air tanah. Budiana dalam Sudra, 2006.
Air adalah zat yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain
berguna untuk manusia, air pun diperlukan oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain
dalam kondisi yang layak diminum tanpa mengganggu kesehatan Depkes RI, 2006.
Menurut Slamet 2004 dalam buku Kesehatan Lingkungan, air dalam tubuh manusia berkisar antara 50
– 70 dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, seperti 80 dari
darah terdiri atas air, 25 dari tulang, 75 dari urat syaraf, 80 dari ginjal, 70 dari hati, dan 75 dari otot adalah air. Kehilangan air untuk 15 dari berat badan
dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum minimal sebanyak 1,5
– 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme.
Kebutuhan air minum di banyak negara di dunia tidak sama satu sama lain. Warga di negara maju lebih banyak memerlukan air minum daripada di negara
berkembang. Di negara maju semua keperluan air dipenuhi dengan air minum, sedangkan di negara berkembang air minum khusus hanya dipergunakan untuk
makan dan minum saja, karena untuk keperluan mencuci dan keperluan lainnya cukup dipenuhi oleh air bersih biasa. Di negara maju, air yang dibutuhkan adalah
lebih kurang 500 liter seorang tiap hari ltorhr sedangkan di Indonesia kota besar sebanyak 200-400 ltorhr dan di daerah pedesaan hanya 60 ltorhr
Departeman Kesehatan, 2006.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain air
sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk
kepentingan rumah tangga domestik maupun untuk kepentingan industri. Air tanah di suatu daerah tidak semuanya mempunyai potensi air tanah yang
baik. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik daerah seperti curah hujan, jenis batuan, sifat fisik dan kimia batuan penyusunnya, Kemiringan lereng, dan panjang
lereng, dan perubahan penggunaan lahan oleh manusia di daerah tersebut. Pengambilan air tanah di pesisir pantai memicu adanya intrusi yang merupakan
masuknya air laut ke dalam air tawar. Ancaman kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh global warming dan juga pasang surut air laut yang berubah -
ubah, dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya perubahan sistem hidrogeologi akibat dari penggunaan air tanah yang berlebihan, hal itu akan mengakibatkan
berkurangnya sumber air bersih Vineastra, 2010. Fluorida adalah salah satu senyawa kimia yang terbukti dapat menyebabkan
efek terhadap kesehatan melalui air minum. Fluorida memiliki efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu,namun pada
keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang tidak diinginkan. Salah satu sumber asupan fluorida yaitu berasal dari air yang
dikonsumsi. Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup tinggi. Dengan demikian, kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan. Air minum dengan kadar fluorida +0,4 ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis, terkait dengan
konsumsi air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin Munadziroh dalam Yodifta, 2010.
Desa Adat Bualu merupakan desa yang terletak di pesisir pantai selatan Pulau Bali. Ketinggian daerah tersebut hampir 0 km dari permukaan air laut. Air yang
keluar dari mata air cukup jernih. Beberapa ada yang berasa asin, tetapi beberapa ada yang tidak asin. Air tanah di daerah Kuta Selatan diperoleh dengan cara
membuat sumur. Pada saat direbus, air akan menghasilkan kerak di sekitar panci. Hal tersebut ada kemungkinan disebabkan oleh kesadahan air cukup tinggi. Oleh
karena itu, air harus diendapkan dan disaring terlebih dahulu sebelum digunakan untuk air minum atau memasak. Gejala kesadahan air yang tinggi juga dapat
diamati dari sabun yang sulit berbusa. Akibatnya, masyarakat menambahkan detergent cukup banyak untuk keperluan mencuci Sulistyani, 2012.
Air Tanah di daerah dekat pantai seperti di Desa Adat Bualu, memiliki potensi tercemar, bila dilihat dari faktor-faktor seperti daerah yang dekat pantai, penduduk
yang mulai padat, memiliki tanah yang berkapur, dan tanah yang berbukit. Masyarakat di daerah tersebut menggunakan air sumur gali dan sumur bor untuk
memenuhi kebutuhan akan air bersih sehari – hari. Dimana air tersebut digunakan
untuk Kebutuhan domestik maupun industri. Untuk daerah tinggal penduduk, masyarakat menggunakan air sumur gali dan sumur bor untuk mandi, mencuci dan
kegiatan rumah tangga lainnya termasuk untuk dikonsumsi. Namun untuk keperluan konsumsi masyarakat, air tersebut dikonsumsi secara langsung tanpa
dilakukan proses seperti memasak air. Berdasarkan uraian diatas, maka sangat perlu diteliti tetang : “Kandungan
Fluorida dan Kualitas Bakteriologis pada air sumur yang dikonsumsi secara langsung di Desa Adat Bualu, Kecamatan Kuta Selatan Tahun 2016
”.
1.2 Rumusan Masalah