16 perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya
kumpu lan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode ilmiah”
scientific methods yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah”
working scientifically , nilai dan “sikap ilmiah” scientific attitudes. Dari
beberapa pengertian ini maka perkembangan IPA tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap
ilmiah. Berdasarkan beberapa pengertian IPA oleh para ahli tersebut maka
IPA dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan the body of knowledge tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil
pemikiran the way of thinking dan penyelidikan ilmuwan the way of investigation yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan
menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah.
2. Pembelajaran IPA
Sitiatava Rizema
Putra 2013:
53 menyatakan
bahwa pembelajaran berbasis sains adalah proses transfer ilmu dua arah antara
guru sebagai pemberi informasi dan peserta didik sebagai penerima informasi dengan metode tertentu proses sains. Lingkungan ini
memberikan keterangan bahwa pembelajaran sainsIPA melibatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran. Pengertian sains secara sederhana
adalah cara ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan metode tertentu. Adapun metode tertentu yang dimaksud dalam definisi sains ini adalah
17 metode ilmiah, atau berbasis penelitian dan penemuan, serta berdasarkan
fakta-fakta. Pembelajaran
sains idealnya
berlangsung sesuai
dengan hakikatnya. Sherman Sherman 2004: 5 mengemukakan
“Science is a way of looking at the world and seeking explanations so that we can
understand how the world operates. It is also a way of solving problems and using the solutions to those problems to explain why things happen as
they do”. Sains merupakan cara untuk melihat dunia dan menemukan penjelasan-penjelasan sehingga kita dapat memahami bagaimana dunia
beroperasi. Dan juga merupakan cara untuk mengatasi masalah dan menggunakan solusi terhadap masalah tersebut untuk menjelaskan
bagaimana sesuatu hal terjadi seperti yang mereka lakukan. Dari pengertian tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa produk
sains dapat kita peroleh dari proses yang kita alami. Carin Sund 1970: 2 mengemukakan bahwa
“science, then, has three major elements: attitude, process methods and products”. Berdasarkan penjelasan-
penjelasan tersebut di atas, maka pembelajaran IPA merupakan kegiatan yang mengaktifkan peserta didik dalam berpikir dan menyelidiki objek
dan fenomena alam, dengan berorientasi pada sikap, proses dan produk ilmiah Asri Widowati, dkk, 2015: 9.
Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian bahwa Ilmu Pengetahuan Alam IPA berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
18 penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini berarti dengan mempelajari IPA diharapkan peserta didik dapat memahami dirinya
sendiri dan lingkungan sekitarnya, serta mampu memanfaatkan lingkungan untuk belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses belajar yang dibangun oleh guru ini diharapkan mampu membangun karakteristik
mental peserta didik dan juga keaktifan peserta didik dalam memperoleh pengetahuan yang mereka butuhkan. Sedangkan pembelajaran IPA di
lakukan sesuai dengan hakikatnya dan harus melibatkan peserta didik secara aktif untuk memperoleh pengetahuan yang utuh dan bermakna
sehingga potensi yang ada dalam diri peserta didik dapat berkembang dengan baik dan optimal.
19
3. Bahan Ajar