Sistematika Skripsi Tinjauan Belajar dan Pembelajaran

6

1.6 Sistematika Skripsi

1 Bagian Pendahuluan Bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. 2 Bagian Isi skripsi, terdiri dari: a. Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi. b. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi landasan teori yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan sehingga dapat dijadikan teori dan hipotesis dari penelitian ini. c. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang subyek penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data dan jenis instrumen yang digunakan, rencana tindakan penelitian, uji coba instrumen, analisis uji coba instrumen, metode analisis data, dan indikator keberhasilan penelitian. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah diperoleh dan pembahasan yang dilengkapi dengan kelemahan-kelemahan penelitian yang ada. 7 e. Bab V Penutup Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan, saran diajukan dengan melihat kelemahan- kelamahan penelitian yang ada. 3 Bagian Akhir Skripsi Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia Anni, 2004:1. Hakekat yang penting dalam proses belajar menurut Thomas F. Staton yang diterjemahkan Tahalele, 1978: 12, adalah: 1 Pengetahuan, Pengetahuan atau pengertian, semata-mata mengetahui apa yang dilakukan dan bagaimana melakukannya. 2 Sikap, Sikap atau respon emosi seseorang terhadap tugas tertentu sesuatu tugas yang dihadapinya. 3 Keterampilan, Keterampilan atau abilitas untuk mengkoordinir mata, jiwa dan jasmaniah ke dalam suatu perbuatan yang kompleks, sehingga seorang pekerja dapat melakukan tugasnya dengan mudah dan tangkas. Menurut Bruner dalam Utomo, 2007, belajar meliputi 3 proses kognitif, yaitu: memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan, dan menguji 9 relevansi dan ketepatan pengetahuan. Penjelasan konsep belajar Bruner yang dikenal sebagai belajar penemuan discovery learning, adalah sebagai berikut: 1 Siswa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. 2 Siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep- konsep dan prinsip-prinsip agar memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang memungkinkan mereka memperoleh konsep baru. Belajar bukan hanya sekedar mengingat, melainkan lebih luas dari itu, yakni mengalami, dan hasil belajar bukan hanya penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Sementara itu, mengajar merupakan penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan yang dimaksud terdiri dari beberapa komponen yang saling mempengaruhi, seperti tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa sebagai obyek yang akan berperan serta dalam jalinan hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, dan sarana prasarana belajar yang tersedia. Komponen-komponen itulah yang saling berinteraksi sebagai suatu sistem, dan saling mempengaruhi. Karenanya, setiap peristiwa mengajar memiliki profil yang unik. Setiap profil sistem lingkungan pun mencapai volume hasil yang berbeda atau untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar tertentu pula Prayekti, 2006. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah melakukan aktivitas belajar. Benyamin S. Bloom dalam Anni, 2004: 6 10 mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik. 1 Ranah Kognitif cognitive domain, Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. 2 Ranah Afektif affective domain, Taksonomi tujuan pembelajaran afektif dikembangkan oleh Krathwohl. Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif adalah: penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. 3 Ranah Psikomotorik phsycomotoric domain, Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi obyek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson adalah: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan kondisi eksternal pembelajar Anni, 2004: 11. Kondisi internal dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar, dan perkembangan, yang mencakup: 1 kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; 2 kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan 3 kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Beberapa 11 faktor eksternal, mencakup: 1 derajat kesulitan materi yang dipelajari, 2 tempat belajar, 3 suasana lingkungan, dan 4 budaya belajar masyarakat. Transfer belajar merupakan proses penerapan hasil belajar ke dalam situasi baru Anni, 2004:105. Guru pada umumnya mengharapkan bahwa seseorang mampu melakukan transfer belajar agar mampu menggunakan hasil belajar pada mata pelajaran tertentu ke mata pelajaran lain atau dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, transfer belajar pada seseorang tergantung oleh berbagai faktor, antara lain: 1 Proses belajar. Keterlibatan seseorang dalam proses belajar akan berpengaruh pada kemampuan melakukan transfer belajar. 2 Hasil belajar. Tingkat keluasan dan kedalaman hasil belajar kognitif, psikomotorik, dan afektif yang diperoleh seseorang pada mata pelajaran tertentu akan berpengaruh pada keluasan dan kedalaman transfer belajar pada mata pelajaran lain atau pada kehidupan sehari-hari. 3 Bahan dan metode belajar. Bahan belajar yang sangat abstrak dan rumit, dan metode belajar yang tidak memungkinkan seseorang mampu memahami realita, akan menghambat transfer belajar. 4 Kondisi internal seseorang. Tingkat kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif, motivasi, minat dan harapan seseorang terhadap bahan belajar yang dipelajari akan berpengaruh terhadap proses, hasil dan transfer belajar. 5 Guru. Proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas merupakan perwujudan dari interaksi antara guru dengan seseorang. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam mengaitkan bahan belajar yang sedang diajarkan 12 dengan bahan belajar lain atau dengan kehidupan sehari-hari akan mempermudah seseorang melakukan transfer belajar. Menurut Nasution dalam Irawati, 2008, menyebutkan bahwa setiap guru mempunyai peranan sebagai berikut: a sebagai komunikator, yang berfungsi mengajarkan ilmu dan keterampilan kepada murid; b sebagai fasilitator bagi para muridnya dalam proses belajar; c sebagai motivator, yang berperan dalam menimbulkan minat dan semangat belajar siswa secara kontinu; d sebagai administrator, yang berfungsi melaksanakan tugas-tugas yang bersifat administratif; e sebagai konselor, yang berfungsi membimbing siswanya yang mengalami kesulitan belajar. Menurut Baker dan Stipek yang dikutip oleh Santrock dalam Irawati, 2008, siswa di sekolah dengan bawaan dan dukungan hubungan interpersonal yang positif memiliki sikap akademik dan nilai lebih baik serta lebih banyak kepuasan terhadap sekolah. Faktor penting yang dapat meningkatkan motivasi siswa adalah apakah siswa mempunyai hubungan yang positif dengan guru mereka. Guru merupakan figur bagi siswa dalam berbagi hal termasuk dalam memotivasi diri, berprestasi, dan bergaul dengan lingkungannya.

2.2 Tinjauan Pengembangan Kurikulum

Dokumen yang terkait

Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Pada Materi Kimia Polimer

20 263 130

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran SETS (Science, Environment, Technology And Society) Pada Siswa Kelas V SDN 01 Mala

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SETS (SCIENCE ENVIRONMENT Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan pembelajaran SETS (science environment technology and society) pada siswa kelas IV SDN Pulokulon 05 tahun ajaran 2011

0 0 17

PENINGKATAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS).

0 0 11

Pengembangan Model Pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS) Dilengkapi Collaborative Mind Mapping untuk Memberdayakan Literasi Lingkungan pada Materi Pencemaran.

0 0 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS).

0 0 5

PENELITIAN PEMBELAJARAN BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PENDIDIKAN SAINS

0 0 7

EFEKTIVITAS PEMBELAJRAN SETS (Science, Environment, Technology, Society) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI - Raden Intan Repository

0 2 115

Peningkatan Internalisasi Karakter Melalui Penerapan Model SETS ( Science Environment Technology and Society ) di Kelas XI IPA 2 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar

0 0 19

PENINGKATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) PADA PEMBELAJARAN IPA

0 1 22