1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran sains adalah
memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung Puskur, 2003.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA - Fisika, Bapak Tonny Suminto H, A. Ht., proses pembelajaran sains fisika pokok bahasan cahaya
yang selama ini diterapkan di SMP Negeri 1 Semarang belum sepenuhnya melibatkan pengalaman keterampilan proses sains siswa secara langsung. Hal ini
mengakibatkan aspek literasi sains dan teknologi siswa yang meliputi aspek pengetahuan konsep, aplikasi konsep pada konteks tertentu, keterampilan proses
sains dan sikap ilmiah siswa belum tercapai dengan optimal. Dalam aspek
2
pengetahuan konsep yang terlihat pada hasil evaluasi belajar siswa bentuk Tes Ulangan Harian, persentase siswa yang tuntas belajar adalah 71.8 . Hal ini
berarti masih banyak siswa yang belum tuntas belajar untuk pokok bahasan Cahaya. Selanjutnya, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa ternyata
juga belum dapat terlihat karena kegiatan pembelajaran tidak melibatkan siswa aktif untuk melakukan kegiatan percobaan. Dalam hal aplikasi konsep pada
konteks tertentu, yakni kemampuan siswa mengaitkan konsep yang telah dipelajari dengan unsur-unsur lingkungan, teknologi dan masyarakat, didapatkan
kemampuan siswa dalam mengaitkan konsep dengan unsur-unsur tersebut belum terlihat.
Visi SETS merupakan cara pandang yang memungkinkan kita dapat melihat bahwa di dalam sesuatu yang kita kenal, di situ terdapat kesaling-terkaitan
antara konsep-konsep atau unsur-unsur sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu kesatuan terintegratif. Oleh karena itu, bila visi tadi kita
terapkan di dalam suatu kurikulum pendidikan, berarti kita secara sadar melakukan upaya untuk dapat membuat peserta didik mengetahui, memahami,
serta mengambil manfaat dari pengetahuan bahwa di dalam setiap entitas konsep yang dipelajari itu terkandung unsur-unsur SETS dengan segala kelebihan serta
kekurangannya sebagai akibat dari pengetahuan, pemahaman serta pengambilan manfaat dari konsep tersebut Binadja, 2006a, 2006b.
Berdasar pada aspek positif Visi SETS, maka penulis berpendapat bahwa permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 1 Semarang dapat diatasi dengan
menggunakan Model Pembelajaran Ber-visi SETS. Oleh karenanya penulis
3
mengambil judul ”Peningkatan Aspek Literasi Sains dan Teknologi melalui Penerapan Model Pembelajaran Sains ber-Visi SETS Science, Environment,
Technology, and Society di SMP”.
1.2 Permasalahan