Litium klorida LiCl Baterai ion litium

10 pemisah selektif antara dua fasa karena bersifat semipermiabel. Berdasarkan asalnya, membran dapat diklasifikasikan menjadi membran polimer, membran anorganik, dan membran biologi Widayanti, 2013. Membran polimer merupakan jenis membran yang dapat diaplikasikan sebagai membran elektrolit. Meyer, Aurora dan Zhang dalam Marfuatun, 2011, menyatakan suatu membran dapat diaplikasikan menjadi membran elektrolit jika memenuhi syarat antara lain mempunyai kekuatan mekanik yang cukup tinggi untuk menahan tekanan antara katoda dan anoda, bersifat inert dan mempunyai konduktivitas yang tinggi.

4. Litium klorida LiCl

Litium merupakan logam pertama dari golongan alkali. Litium tidak dapat ditemukan di alam dalam keadaan bebas, namun dalam bentuk senyawa. Litium yang bersenyawa hanya ditemukan 0,0007 dalam kerak bumi, biasanya ditemukan dalam batuan api dan dalam air mineral. Sumber utama litium diperoleh dari mineral spedumen, LiAlSi 2 O 6 . Litium terdapat dalam air laut hingga kira-kira 0,1 ppm massa. Litium memiliki densitas setengah dari air, litium merupakan unsur yang paling kecil rapat massanya dibandingkan dengan semua unsur padatan pada temperatur dan tekanan kamar. Kristian H. Sugiyarto, 2003: 86-89. Litium mempunyai standar potensial reduksi paling negatif daripada unsur-unsur lain yaitu: Li + aq + e  Li s E o = -3,05 V Densitas muatan litium sangat besar dibandingkan logam alkali lainnya yaitu 98 mm -3 . Litium sangat banyak ditemui dalam senyawa organometalik, 11 bahkan LiCl banyak larut dalam pelarut dengan polaritas rendah seperti etanol dan akuades sehingga ikatan senyawa litium mempunyai tingkat kovalensi yang cukup tinggi. Kristian H. Sugiyarto, 2003: 86-89. LiCl merupakan garam kristalin yang sering digunakan sebagai bahan elekrolit cair dalam baterai ion litium Bambang Prihandoko, 2010. Bentuk dari LiCl berupa kristal putih yang terdapat dalam bentuk hidrat. LiCl memiliki titik lebur yang sangat tinggi yaitu lebih dari 600 o C dan kelarutannya yang sangat baik dalam akuades Nourma Sari, 2012. LiCl dapat diperoleh dari reaksi litium karbonat dengan asam klorida. Adapun reaksinya sebagai berikut: Li 2 CO 3 s+ HClaq  2 LiCls + CO 2 g + H 2 Ol Selain itu litium dapat diperoleh dari larutan litium klorida melelui reaksi elektrolisis. Berikut merupakan reaksi elektrolisis dari larutan LiCl: Katoda: Li + aq + 2 e - → 2Lis Anoda: 2Cl‾aq → Cl 2 g+ 2e - 2Li + aq + 2Cl - aq →2Lis+ Cl 2 g

5. Baterai ion litium

Baterai ion litium termasuk dalam kategori baterai sekunder atau rechargeable battery. Baterai ion litium memiliki 3 lapisan yang terdiri dari elektrode positif, elektrode negatif, dan lapisan pemisah. Baterai ion litium dibuat menggunakan litium kobalt oksida LiCoO 2 atau litium mangan oksida LiMn 2 O 4 sebagai elektrode positif, karbon khusus sebagai elektrode negatif dan 12 larutan organik yang dioptimasi untuk karbon khusus sebagai larutan elektrolit Prayogo dan Wibowo, 2010. Adapun struktur dari baterai ion litium disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Struktur Baterai Ion Litium Proses penghasilan listrik pada baterai ion litium sebagai berikut: Jika anoda dan katoda dihubungkan, maka elektron mengalir dari anoda menuju katoda, bersamaan dengan itu listrik pun mengalir. Pada bagian dalam baterai, terjadi proses pelepasan ion litium pada anoda, kemudian ion tersebut berpindah menuju katoda melalui elektrolit. Pada katoda bilangan oksidasi kobalt berubah dari 4 menjadi 3 karena masuknya elektron dan ion litium dari anoda Dyah P. dan Hari S., 2012 Reaksi yang terjadi pada saat penggunaan baterai Marfuatun, 2011 ialah sebagai berikut: Kutub positif : Li 1-x CoO 2 +xLi + + xe LiCoO 2 Pemisah : Li + Polimer Kutub negatif : C 6 Lix 6C +xLi + +xe - Lithium Cobalt Oxide Co IV O 2 +Li + + e LiCoO 2 Material Karbon Li C 6 6C +xLi + +xe - Collector Current Al Collector Current Cu 13

6. Dimetil Ftalat