xxx
bangkai menggunakan daun kertau daun jati, kulit buah delima maupun benda lain yang bisa membersihkan lendir.
46
Hasbi menjelaskan, kulit bangkai itu najis, karena teks hadis berbunyi: Bahwasannya kulit bangkai yang telah disamak adalah suci. Kalimat ini memberi
pemahaman bahwa kulit bangkai najis. Sedangkan tulang dan tanduknya boleh dipakai tapi tidak boleh dimakan.
47
f - , sekalian kulit bangkai suci dengan disamak
sekalipun itu kulit dari anjing dan babi. Sebab tidak ada hadis tentang urusan kulit bangkai, yang mengecualikan kulit anjing dan babi. Hadis tentang menyamak
kulit bangkai tersebut sahih, tak ada hadis lain yang dapat menyanggahnya. Kedua
Bahwa kulit bangkai tidak halal dimakan, tapi bisa digunakan sebagai wadah sesuatu benda padat dan cair setelah disamak terlebih dahulu. Penulis melihat,
bahwa Hasbi mempertimbangkan teks hadis, dalam masalah menajiskan kulit bangkai dan menyamaknya.
5. Analisis Hadis tentang Hukum-hukum Buang Air
Hadis mengenai berbicara dan membuka aurat ketika buang air, tercantum pada buku Koleksi Hadits-Hadits Hukum halaman 71 yang berbunyi:
ra. berkata:
هلا ُلْوُسَر َلاَق
َ ي َََو هههبهحاَص ْنَع اَمُهْ هم ٍدهحاَو لُك َزاَوَ تَيْلَ ف هن ََُجَرلا َطَوَغَ ت اَذها اَثَدَحَت
َكهلَذ ىَلَع
ُتُقَُْ َلا
َنهإَف .
46
Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadits, h. 62.
47
Ibid., h. 63-64. Hasbi mengutip dalil yang menunjukkan tulang, gading, kuku, gigi, cula dan tanduk, suci dipakai untuk keperluan selain dimakan. Dalil itu adalah hadis riwayat Abu
Dawud, tanpa ada celaan pada hadisnya. Arti teks hadis: :
Bahwasannya Rasulullah saw. menyuruh supaya dibelikan untuk Fatimah, sebuah kalung dari gigi binatang dan dua gelang dari gading. HR. Abu Dawud; Al-Mugni I: 60. Pendapat yang setuju
tulang bangkai suci adalah Abu Hanifa - , Ibnu Hazm, Muhammad ibn Sirin, Ibnu Juraij
j - f
xxxi
- - j
- - ; Bulug al-Maram - .
Makna hadisnya ialah, memperlihatkan aurat kepada orang ketika buang air, dan berbicara dalam keadaan demikian haram hukumnya. Sebagian ulama
memakruhkan hal demikian seperti ulama Asy- f j menghukum
makruh segala pembicaraan ketika buang air, kecuali perkataan yang tak boleh ditangguhkan menyampaikannya. Misal, mengingatkan orang buta yang hampir
terjerembab dalam sumur, bahkan hukumnya menjadi wajib. Separoh ulama lainnya membolehkan menunjukkan aurat dan berbicara saat buang air.
48
Hasbi sendiri menyatakan haram menampakkan aurat, dan berbicara dalam kondisi buang air. Beliau melihat pada zahir teks hadis, dan adanya illat larangan
yaitu kebencian Allah swt. Kalimat yang menunjukkan kemarahan Allah seperti ini, bagi Hasbi adalah sebagai tanda beratnya suatu hukum.
Hadis mengenai kencing sambil berdiri, tercantum pada buku Koleksi Hadits-Hadits Hukum halaman 79 yang berbunyi:
ra. berkata:
هلا َلْوُسَر َنَا ْمُكَثَدَح ْنَم
ا سهلاَج ََها ُلْوُ بَ ي َناَكاَم ُْوُ قِدَصُت َََف ا مهئاَق َلاَب .
Artinya: Barangsiapa mengatakan bahwa Rasulullah saw. kencing sambil berdiri, janganlah kamu benarkan. Tidak pernah Nabi kencing sambil berdiri. Beliau
selalu kencing sambil jongkok. HR. Ahmad, An-Nasa -
Majah; Al-Muntaqa I: 55.
49
Hadis ini diriwayatkan juga oleh Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. An-Nawawi mengatakan hadis di atas sanadnya baik.
Penjelasan maknanya ialah, larangan terhadap orang yang buang air kecil berdiri.
48
Ibid., h. 71.
49
Hadis riwayat Ibnu Majah, makna hadisnya sama seperti hadis di atas. Lihat: A -
, Sunan, jilid I, h. 112.
xxxii
f ra. menerangkan:
َهبَلا َنها
َلاَقَ ف ُتْيَحََ تَ ف ا مهئاَق َلاَبَ ف ٍمْوَ ق هةَطاَبُس َلها ىٰهَ تْ نا :
ُتْمُق َََح ُتْوَ نَدَف ْهُنْدُا هقَع َدْهع
ههْيَفُخ ىَلَع َحَسَمَو َأَضَوَ تَ ف ههْيَ ب .
Artinya: Bahwasannya Nabi saw. pergi ke suatu tempat, yaitu tempat orang mengumpulkan kotoran binatang. Maka Rasul kencing di tempat itu sambil
berdiri; aku me j
- ; Al-Muntaqa I: 55.
50
Para ulama berselisih paham mengenai kebolehan kencing berdiri. An- Nawawi mengatakan kencing berdiri makruh jika tidak ada uzur kesulitan. Asy-
f air kecil berdiri diantaranya, Ibnu Sirin dan Urwah ibn Zubair. Dari kalangan
j U
Hasbi sendiri menegaskan kencing berdiri tidak makruh. Sebab larangan yang tegas tidak ada.
51
Menurut penulis, Hasbi membolehkan buang air kecil berdiri, juga karena adanya beberapa orang sahabat Nabi yang pernah mempraktekkan
perbuatan tersebut.
6. Analisis Hadis tentang Hukum Mandi dan Sebab-sebabnya