Tanggung Jawab Moral Guru Tanggung Jawab dalam Pendidikan di Sekolah

diperlukan oleh para murid di rungan- rungan kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat linkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun, dan di belakang memberi dorongan dan motivasi. “ Ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayan i”. b Peran Guru Peran guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya berhenti sebagai pemegang tonggak peradaban saja, melainkan juga sebagai rahim peradaban bagi kemajuan zaman. Karena dialah sosok yang berperan aktif dalam pentransferan ilmu dan pengetahuan bagi anak didiknya untuk dijadikan bekal yang sangat vital bagi dirinya kelak. Bahkan yang lebih penting di samping itu mereka mampu mengembangkan dan memberdayakan manusia, untuk dicetak menjadi seorang yang berkarakter dan bermental baja, agar mereka tidak minder dalam meghadapi masalah dan dapat bersikap layaknya seorang kesatria. Maka bagaimanapun juga peran seorang guru tidak dapat diremehkan di dalam bidang apapun, baik yang bersifat pendidikan maupun yang lainnya. Tetapi untuk mencari dan menjadi guru yang seperti itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, melainkan membutuhkan etos dan spirit perjuangan yang luar biasa. Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa seorang guru yang benar-benar patut dijadikan tauladan adalah mereka yang terfokus pada anak didiknya, demi tercapainya pencerahan. Karena bagaimanapun juga anak didik adalah cikal bakal maju mundurnya sebuah bangsa. Kemana bangsa ini akan diarahkan itu tergantung pada mereka. 27

3. Tanggung Jawab Moral Guru

27 Ibid., h. 9. Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa setiap guru profesional berkewajiban menghayati dan mengamalkan bertanggung jawab mewariskan moral Pancasila itu serta nilai-nilai Undang-Undang Dasar 1945 kepada generasi muda. Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab moral bagi setiap guru di Indonesia. Dalam hubungan ini, setiap guru harus memiliki kompetensi dalam bentuk kemampuan menghayati dan mengamalkan Pancasila. Kemampuan menghayati berarti kemampuan menerima, mengingat, memahami, dan meresapkan ke dalam pribadinya sehingga moral Pancasila mendasari semua aspek kepribadiannya. Dengan demikian, moral Pancasila bukan saja sekedar menjadi pengetahuan, pemahaman, dan kesadarannya, akan tetapi menjadi sikap dan nilai serta menjadi keterampilan psikomotoriknya.

4. Tanggung Jawab dalam Pendidikan di Sekolah

Oemar Hamalik berpendapat bahwa guru sebenarnya harus bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada para siswa. Tanggung jawab ini pada hakikatnya direalisasikan dalam bentuk untuk melaksanakan pembinaan kurikulum, menuntun para siswa belajar, membina pribadi, watak, dan jasmaniah siswa, menganalisis kesulitan belajar, serta menilai kemajuan belajar para siswa. Agar guru mampu mengemban dan melaksanakan tanggung jawab ini, maka setiap guru harus memiliki berbagai kompetensi yang relevan dengan tugas dan tanggung jawab tersebut. Dia harus menguasai cara belajar yang efektif, harus mampu membuat model satuan pelajaran, mampu memahami kurikulum secara baik, mampu mengajar di kelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu memberikan nasehat dan petunjuk yang berguna, menguasai teknik- teknik memberikan bimbingan dan penyuluhan, mampu menyusun dan melaksanakan prosedur penilaian kemajuan belajar, dan sebagainya.

5. Tanggung Jawab Guru dalam Bidang Kemasyarakatan