yang dapat dinyatakan dalam bentuk iteratif sehingga menjadi x
i+1
= rx
i
1− x
i
. 3.2
Chaos dipakai sebagai CSPNRG karena memiliki efek kupu- kupu butterfly effect karena perubahan kecil pada nilai inputan
berakibat terjadi perubahan yang sangat signifikan pada nilai output [12].
3.2.2 S-Box
Proses substitusi yang memetakan inputan berdasarkan look- up table. Biasanya inputan dari operasi S-Box dijadikan indeks untuk
memperoleh luaran yang berdasarkan perpotongan entri baris dan kolom. Terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan untuk
perancangan S-Box [12]. Dipilih secara acak, dipilih secara acak dan diuji kembali, teknik man-made, dan cara math-made. Penelitian ini
merancang S-Box dengan fungsi linier. gx = ax + b
3.3 Untuk perancagan dari invers S-Box digunakan invers dari
fungsi linier yang secara umum diberikan pada Persamaan 3.4. g
−1
x = x − ba 3.4
3.2.3 Block Cipher
Block cipher merupakan rangkaian bit yang dibagi menjadi blok-blok bit dengan panjang yang sama. Proses Enkripsi dilakukan
30
terhadap blok bit plainteks yang ukurannya sama dengan ukuran blok kunci [12]. Skema untuk proses enkripsi dan dekripsi ditunjukkan
pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Skema Enkripsi dan Dekripsi Blok cipher [25]
Misalkan blok plainteks dan cipherteks berukuran n-bit dinyatakan sebagai P = p
1
, p
2
, ..., p
n
dimana p
i
untuk i = 1, 2, ..., n, dan C = c
1
, c
2
, ..., c
n
dimana c
i
untuk i = 1, 2, ..., n. Proses enkripsi dan dekripsi dengan kunci K dinyatakan berturut-turut dengan
Persamaan 3.5. E
K
P = C ; D
K
C = P 3.5
3.2.4 Rubik
Kubus Rubik 4×4×4 Master Cube diciptakan oleh Péter Sebestény. Sebuah Master Cube terdiri dari 64 cubies kubus kecil,
dimana terdapat 8 corners yang masing-masing mempunyai 3 warna, 24 edges dengan 2 warna, dan 24 centres dengan 1 warna. Secara
k-bit kunci
n-bit plainteks
ENKRIPSI
n-bit cipherteks
n-bit cipherteks
DEKRIPSI
n-bit plainteks
31
probabilitas berdasarkan 6 warna berbeda, Master Cube memiliki 7.4×10
45
7.4 quattuordecillion konfigurasi berbeda saat diacak [26].
Gambar 3.2 Kubus Rubik 4×4×4 [27]
3.2.5 Sistem Kriptografi
Stinson [21], menjelaskan sebuah sistem kriptografi harus
memenuhi lima-tuple five-tuple yang terdiri dari P, C, K, E, D dimana: P adalah himpunan berhingga dari plainteks, C adalah
himpunan berhingga dari cipherteks, K ruang kunci keyspace adalah himpunan berhingga. Untuk setiap k ∈ K, terdapat aturan enkripsi e
k
∈
E dan berkorespodensi dengan aturan dekripsi d
k
∈ D. Setiap e
k
: P → C dan d
k
: C→ P adalah fungsi sedemikian hingga d
k
e
k
x = x
untuk setiap plainteks x ∈ P.
3.2.6 Korelasi