Penurunan Kesejahteraan Peternak Mendorong Penyelundupan Sapi Praktek Jual Beli Kuota

Makalah disampaikan pada acara Focus Gr oup Discussion Penyelamat an sapi bet i na pr odukt if, BPTP, Denpasar 1 Okt ober 2015 8 ternak yang terbatas, dengan alasan kuota sudah habis, padahal sapi yang memenuhi ketentuan untuk dikirim keluar masih banyak di peternak. Oleh karena pasar lokal tidak mampu menyerap kelebihan stok sapi yang seharusnya dapat dikirim ke luar bali akibat terhentinyaberkurangnya pengiriman ke luar bali, maka permintaan sapi potong oleh pedagang antar pulau menurun, sehingga harga sapi di peternak menurun padahal harga sapi di sentra konsumen seperti di Jakarta sangat tinggi. Harga yang tinggi tersebut selanjutnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan impor seperti pengalaman pada saat bulan ramadan. Hal ini menjadi satu kondisi yang sangat ironis dimana peternak di Bali kelebihan produksi namun tidak bisa memasarkan ke luar bali sehingga harga di Bali anjlok sementara di daerah konsumen seperti di jakarta kekurangan sapi dan harganya sangat tinggi. Oleh karena itu, kebijakan ini justru seringkali menjadi bumerang bagi peternak, sehingga menurunkan gairah mereka beternak dan dapat berpengaruh negatif terhadap populasi.

2. Penurunan Populasi Sapi

Turunnya harga sapi karena keterbatasan kuota jelas akan menurunkan pendapatankeuntungan peternak, sehingga surplus peternak kesejahteraan peternak dalam pengertian ekonomi akan menurun. Turunnya keuntungan peternak dalam jangka panjang akan menurunkan motivasi atau gairah peternak untuk memelihara sapi. Selanjutnya akan berpengaruh terhadap penurunan populasi sapi di bali. Dengan demikian maka kesalahan dalam penentuan kuota underestimate justru akan berdampak negatif terhadap populasi sapi, yang sangat bertolak belakang dengan tujuan meningkatkan populasi.

3. Penurunan Kesejahteraan Peternak

Dampak penerapan kebijakan kuota terhadap kesejahteraan peternak ditunjukkan oleh hasil penelitian Sukanata et al 2010, Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa kebijakan penurunan kuota perdagangan sapi antar pulau yang dilakukan oleh pemerintah kuota tahun 2009 sebesar 55.000 ekor sedangkan tahun sebelumnya 75.000 ekor telah menurunkan harga sapi di Bali, sehingga kesejahteraan peternak sapi menurun sekitar Rp 1.54 Milyar. Penurunan kesejahteraan peternak akibat penurunan harga tersebut tentu akan menurunkan gairah mereka untuk memelihara sapi. Sebagai akibatnya, maka dalam jangka panjang penurunan kuota yang sebetulnya ditujukan untuk meningkatkan populasi tersebut justru akan berdampak negatif terhadap populasi. Makalah disampaikan pada acara Focus Gr oup Discussion Penyelamat an sapi bet i na pr odukt if, BPTP, Denpasar 1 Okt ober 2015 9

4. Mendorong Penyelundupan Sapi

Rendahnya kuota yang diperoleh pedagang antar pulau, sementara sapi yang siap dikirim masih banyak dan permintaan sapi di luar tinggi, ini akan merangsang para pedagang untuk mengirim sapi ke luar secara ilegal atau melakukan penyelundupan. Penyelundupan sapi jantan dan betina terus berlangsung ditengah berlakunya Kuota. Menurut penuturan pedagang dalam acara focus group discussion FGD yang diselenggarakan oleh PKSB Unud tanggal 5 Januari 2011, penyelundupan terpaksa dilakukan walaupun memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan secara legal demi untuk memenuhi permintaan sapi di luar Bali. Peningkatan biaya yang diakibatkan oleh cara penyelundupan tersebut pada akhirnya akan dibebankan kepada peternak, dengan jalan menekan harga di tingkat peternak. Akibat dari kebijakan yang tidak tepat tersebut, maka peternak yang sebagian besar merupakan peternak rakyat akan semakin menderita secara ekonomi.

5. Praktek Jual Beli Kuota

Kelemahan lain dari sistem kuota adalah maraknya praktek jual beli kuota. Saat ini ada sekitar 80 nama perusahaan yang mempunyai hak kuota. Namun tidak semua perusahaan aktif mengirim sapi ke luar, melainkan sebagian besar perusahaan tersebut didirikan untuk memperoleh kuota yang selanjutnya dijual kepada perusahaan yang aktif. Praktek ini sesungguhnya sangat merugikan peternak, karena biaya ini akan dibebankan kembali kepada peternak dengan menekan harga sapi yang diterima peternak.

6. Memberi Peluang Masuknya Daging Sapi Impor