EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN Rhizophora mucronata DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Aeromonas salmonicida danVibrio harveyi

(1)

ABSTRACT

THE EFFECTIVITY OF LEAVE ESCENCE Rhizophora muncronataIN CONSTRAIN THE GROWTH OFBACTERIA Aeromonas salmonicida and

Vibrio harveyi By Anisa Suciati

The target of government in fishery sector is increase the production of fishery until 2015 is 300%. One of the activity that had done in increase the fishery product is cultivating process. In cultivating process, the one of common obstacle is disease. The disease that caused by bacteria causing a big loss. All this time the common avoidance toward bacteria attact is by giving antibiotic and chemical, the continuity of giving the chemical causing the patogen organism became resistant. The escence and direct material of mangrove was using by littoral society as natural medichine, the part of leave, fruit, and also bark of the steam. The research was conducted on November until December in 2011. Methodology of this research used maserasi, sensitivity testing, in vitro testing, TPC (Total Plate Count) and LC 50. The result of this research showed : (1) The tip of mangrove leave type of Rhizophora muncronata is the most effective part to apply as natural antibiotic, (2) Etil acetate solvent is more effective to use as finding liquid to extracting mongrove leave (Rhizophora muncronata), (3) Mangrove leave escence (Rhizophora muncronata) has a potential in constraining Vibrio harveyi, (4) The leave escence (Rhizophora muncronata) of mangrove in constraining Vibrio harveyibacteria result of MIC 300 ppm and LC-50 testing 200 ppm.

Keyword : Rhizophora muncronata escence, Antibiotic, Aeromonas salmonicida, Vibrio harveyi.


(2)

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN Rhizophora mucronata DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Aeromonas salmonicida dan Vibrio

harveyi

Oleh

ANISA SUCIATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

pada

Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(3)

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN Rhizophora mucronata

DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Aeromonas

salmonicida dan Vibrio harveyi

(Skripsi)

Oleh

ANISA SUCIATI

0714111026

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Daun Rhizophora mucronata ... 16

2. Aeromonas salmonicida ... 17

3. Vibrio harveyi... 21

4. Mekanisme Kerja Antibakteria Terhadap Sel Bakteri……… 26

5. Tahapan Penelitian. ... . 38

6. Hasil Ekstraksi Daun Mangrove (Rhizophora mucronata)………. 40


(5)

DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ... 1

B.Tujuan Penelitian ... 3

C.Kerangka Pemikiran ... 3

D.Hipotesis ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mangrove (Rhizophora mucronata) ... 6

A.1 Habitat ... 6

A.2 Penyebaran ... 7

A.3 Manfaat ... 8

A.4 Kandungan Senyawa….………. 13

A.4 Morfologi……….... 14

A.5 Klasifikasi……… 15

B. Bakteri Patogen ... 16

B.1. Aeromonas salmonicida ... 16

B.1.1 Klasifikasi dan Morfologi……… 17

B.1.2 Patogenitas……… 18


(6)

B.2.1 Klasifikasi dan Morfologi……… 20

B.2.2 Patogenitas………... 22

C. Antibakteri ... 23

C.1. Mekanisme Kerja Antibakteri ... 24

D.Ekstraksi ... 26

E. In Vitro………. 29

E.1 Metode paper Disk……… 29

E. 2 Metode MIC (Minimun inhibid concentration)……… 31

III. METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

B.Alat dan Bahan ... 32

C.Rancangan Penelitian ... 33

D.Prosedur Penelitian ... 34

D.1. Tahap Persiapan ... 34

D.2. Tahap Pelaksanaan Pengujian Antibakteri ... 35

D.3. Tahap Pengamatan ... 39

E. Analisis Data ... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi... . .. 40

B. Uji Sensitifitas... 43

C. Uji In Vitro... ... .. 44


(7)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan... 48

B. Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA……… 49


(8)

MOTTO

“SEMANGAT”

“Menjadi Berkat Bagi Sesama”


(9)

MENGESAHKAN

1. Tim penguji

Ketua : Wardiyanto, S.Pi., M.P. .………...

Sekretaris : Sumino, S.Si. .………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Mahrus ali, S. Pi.,M. P. ………....

2. Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 19610826 198702 1001


(10)

Kupersembahkan karya ini kepada

Tuhan Yesus Kristus sebagai ungkapan rasa syukur atas

penyertaanNya yang begitu sempurna

Bapak dan Mamak tercinta berserta kakak dan adikku tersayang

(Shinta, Betzy dan Ike) atas doa, kasih, perhatian yang tiada

hentinya dan tidak ternilai oleh apapun juga serta seseorang yang


(11)

Judul Skripsi : EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN Rhizophora mucronata DALAM

MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Aeromonas salmonicida dan Vibrio harveyi Nama Mahasiswa : Anisa suciati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0714111026

Jurusan : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Wardiyanto, S.Pi., M.P. Sumino, S.Si.

NIP 19690705 200112 1 001 NIP 19750312 200502 1 001

2. Ketua Jurusan Budidaya Perairan

Ir. Siti Hudaidah, M. Sc.


(12)

RIWAYAT HIDUP

Anisa suciati begitu penulis di sapa, lahir tanggal 12 mei 1989 di Kota Gajah, Penulis dilahirkan atas cinta kasih sayang dari pasangan ibunda (Herni supriati) dan ayahanda (Suwardi). Penulis merupakan putri ke dua dari empat bersaudara (shinta, betzy, ike). Kediaman penulis beralamatkan di Dusun IV, RT/RW 014/008, Desa Kota Raman, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur 34154.

Sejarah pendidikan penulis di mulai di TK Pertiwi Kota Raman dan lulus pada tahun 1996, pendidikan dasar di SD Negeri 1 Raman Utara dan lulus pada tahun 2002, pendidikan lanjutan pertama di SMP Negeri 1 Kota Raman dan lulus padatahun 2005, pendidikan menengah umum di SMA Kristen 1 Metro dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama (2007) penulis terdaftar di S1 Program studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Selama menempuh pendidikan tinggi, penulis pernah menjadi anggota dan pengurus Himpunan mahasiswa PerikananUnila (HIMAPRILA) yang sekarang menjadi HIDRILA (Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila) pada bidang kerohanian. Pada tahun 2007 Penulis aktif dalam organisasi POMPERTA (Persekutuan Oikumene Mahasiswa Kristen Pertanian) dan penjabat sebagai anggota Kelompok Kecil, pada tahun 2008 penulis kembali aktifdalam organisasi POMPERTA dan menjabat sebagai Bendahara Umum.


(13)

PenulispernahmengikutiPraktikUmum (PU) di BalaiBenihIkanCangkringan Yogyakarta, Jawa Tengah padatahun 2010 dengantema “Pembenihan Ikan Mas Majalaya (Cyprinus carpio L)di Balai Benih Ikan Cangkringan Yogyakarta,Jawa Tengah”. Penelitian penulis dilaksanakan di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Lampung dan Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Pada tahun 2012 untuk mencapai gelar Sarjana Perikanan (S.Pi.) menyelesaikan tugas akhirnya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Efektivitas Ekstrak Daun Rhizophora mucronata Dalam Menghambat Pertumbuhan Aeromonas salmonicida dan Vibrio harveyi”.


(14)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan kasih Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Ekstrak

Daun Rhizophora mucronata Dalam Menghambat Pertumbuhan Aeromonas

salmonicida dan Vibrio harveyi” yang dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2011 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung dan Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi, yaitu kepada :

1. Yesus Kristus karena kasih Nya yang begitu besar kepada umat manusia 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung

3. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan

4. Bapak Tarsim, S. Pi., M. Si selaku dosen Pembimbing Akademik

5. Bapak Wardiyanto, S.Pi., M.P. selaku dosen pembimbing Utama yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis selama penyelesaian skripsi

6. Bapak Sumino, S.Si. selaku dosen Pembimbing Kedua yang dengan penuh

kesabaran membimbing dan memberikan arahan serta nasihat kepada penulis selama penyelesaian skripsi


(15)

7. Bapak Mahrus ali, S. Pi., M. P. Selaku dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan bagi kesempurnaan skripsi

8. Seluruh dosen Jurusan Budidaya Perairan dan Karyawan (Mas Bambang) atas dukungan yang diberikan

9. Keluarga Besar Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama pelaksanaan penelitian

10. Bapak dan mamak tercinta serta kakak dan adikku (mba pipit, betzy dan ike) yang telah mendidik, memberi kasih sayang serta nasihat, dan selalu mendoakan dan memberikan dukungan yang terbaik untuk penulis

11. Teman-teman bermain okta, agnes, elis, rindy, k novita, mba ari, k dem, k cika, okta, vera, dora, leonard, hery, koko liem, trimakasi untuk kebersamaan dan sukacita yang diberikan pada penulis.

12. Teman-teman di Pondok Putri Biru : mba ana, mara, siska, ketut, mela, sulis, aan, mba eli, yuni, gesha, pipit, tia harki, fai, yunida, nisa, mutya, k mery, wayan dan made, terimakasih untuk kebersamaan dan dukungan yang diberikan kepada penulis

13. Teman-teman seperjuangan : Rama, heri, suny, dedew, evi, midjan, dewa, andika, noni, wayan, k aikal, k desi, mba metia, mba dijar, k leo bambang, bag frengklin, bang johanes, k likdiansah, serta seluruh teman-teman 2006 dan 2007 yang belum saya sebutkan seluruhnya terimakasih atas kebersamaan, dukungan, perhatian dan semangat yang diberikan

14. Adik-adik tingkat 2008 – 2011 teruskan perjuangan kalian dan terimakasih atas dukungan yang telah diberikan


(16)

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan dukungan kepada penulis.

Penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2012


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Target pemerintah dalam bidang perikanan adalah meningkatkan produksi perikanan sebesar 300% hingga tahun 2015. Hal ini terkait dengan visi pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu menjadikan sektor perikanan sebagai pemasok devisa terbesar dan menjadi juara dunia dalam produksi hasil perikanan yang saat ini masih berada pada posisi ke tiga dunia (KKP, 2010). Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah meningkatkan produksi perikanan melalui proses budidaya.

Dalam proses budidaya, salah satu hambatan yang sering dihadapi adalah timbulnya penyakit. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit pada suatu organisme, diantaranya adalah lingkungan yang buruk, virus, dan bakteri. Penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, bahkan kadang dapat menyebabkan proses budidaya terhenti (Feliatra, 1999).

Selama ini pencegahan terhadap serangan bakteri pada umumnya dilakukan dengan pemberian antibiotik dan bahan kimia. Akan tetapi, penggunaan antibiotik ternyata dapat menimbulkan efek samping bagi patogen itu sendiri maupun terhadap ikan yang dipelihara. Pemberian antibiotik secara terus menerus dapat menyebabkan organisme patogen menjadi resisten, sehingga penggunaan


(18)

antimikroba menjadi tidak efektif. Selain itu, residu dari antibiotik dapat mencemari lingkungan perairan yang mengakibatkan kualitas air menjadi turun (Nanin, 2011).

Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan cara mengganti penggunaan antibiotik tersebut dengan bahan alami yaitu tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai antibakteri, salah satu tumbuhan yang bisa digunakan adalah mangrove. Di satu sisi ekstrak dan bahan mentah dari mangrove telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk keperluan obat-obatan alamiah, baik bagian daun, buah, maupun kulit batangnya. Di samping itu beberapa spesies tumbuhan mangrove digunakan pula sebagai bahan tradisional insektisida dan pestisida alami (Hery, 2004).

Tumbuhan mangrove di Provinsi Lampung ditemukan di bagian timur mulai dari utara ke arah selatan. Di sebelah utara bagian depan umumnya mangrove didominasi oleh Rhizophora sp. di bagian selatan pantai Puri Gading didapatkan sumber air panas di kawasan hutan mangrove, mangrove yang terdapat di tempat tersebut adalah Sonneratia alba dan Rhizophora sp. Di tempat lain mangrove juga ditemukan di Pantai Ringgung yang berbatasan dengan daerah wisata yang didominasi jenis Rhizophora sp. dengan ketinggian 4-8 meter (Soeroya dan Suyarso, 2000).

Hasil penelitian Feliatra (2000) yang dilakukan terhadap beberapa spesies mangrove memiliki antimikrobial terhadap bakteri Vibrio sp. Sensitifitas bakteri terhadap beberapa mangrove yang dilakukan dengan menggunakan diagnosis melalui metode cakram (paper disk method) dengan mengamati zona bebas


(19)

bakteri (clear zone) di sekitar sampel. Selanjutnya Yasmon (2000) menyatakan bahwa daun mangrove lebih efektif dibandingkan buah dan kulit mangrove.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui jenis daun yang berpotensi sebagai bahan antibakteri alami. 2. Mengetahui bahan pelarut yang efektif digunakan sebagai pelarut mangrove

(Rhizophora mucronata.)

3. Mengetahui efektifitas ekstrak Rhizophora mucronata dalam menghambat bakteri Aeromonas salmonicida dan Vibrio harveyi.

C. Kerangka Pemikiran

Penyebaran bakteri patogen dalam proses budidaya dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan adanya antibakteri alamiah yang mampu menekan pertumbuhan bakteri. Selama ini pencegahan terhadap serangan bakteri pada umumnya dilakukan dengan pemberian antibiotik dan bahan kimia. Akan tetapi, penggunaan antibiotik ternyata dapat menimbulkan efek samping bagi patogen itu sendiri maupun terhadap ikan yang dipelihara. Pemberian antibiotik secara terus menerus dapat menyebabkan organisme patogen menjadi resisten, sehingga penggunaan antimikroba menjadi tidak efektif. Selain itu, residu dari antibiotik dapat mencemari lingkungan perairan yang mengakibatkan kualitas air menjadi turun. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi pemasalahan serangan penyakit adalah mengganti penggunaan antibiotik dengan bahan alami seperti tumbuhan obat yang dapat dijadikan sebagai antibakteri (Nanin, 2011).


(20)

Mangrove (Rhizophora mucronata) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan antibakteri alamiah. Dari sekian banyak jenis mangrove di Indonesia, jenis mangrove yang banyak ditemukan adalah jenis api-api (Avicennia sp.), bakau (Rhizophora sp.), tancang (Brugivera sp.), dan bogem atau pedada (Sonneratia sp.) (Irwanto, 2006).

Mangrove sangat berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan antibiotik alami. Telah banyak dilakukan penelitian mengenai manfaat mangrove sebagai obat, diantaranya adalah tumbuhan mangrove mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, fenol, terpenoid, steroid dan saponin. Golongan senyawa ini merupakan bahan obat-obatan modern (Eryanti, 1999). Sebagian besar bagian dari tumbuhan mangrove bermanfaat sebagai bahan obat. Ekstrak dan bahan mentah dari mangrove telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk keperluan obat-obatan alamiah, diantaranya adalah sebagai obat penurun demam, disengat ubur-ubur, rematik dan masih banyak lainnya, hal ini menunjukkan bahwa mangrove sangat berpotensi sebagai tanaman yang mengandung banyak khasiat.

D.Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Ho = 0 : Jenis sampel tidak berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri (A. salmonicida dan V. harveyi).

H1 ≠ 0:Setidaknya ada satu jenis sampel yang berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri (A. salmonicida dan V. harveyi).


(21)

Ho = 0:Jenis pelarut tidak berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri (A. salmonicida dan V. harveyi).

H1 ≠ 0: Setidaknya ada satu jenis pelarut yang berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri (A. salmonicida dan V. harveyi).

Ho = 0:interaksi antara jenis sampel dan jenis pelarut tidak berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri (A. salmonicida dan V. harveyi). H1 ≠ 0: Setidaknya ada satu interaksi antara jenis sampel dan jenis pelarut dalam


(22)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung dan Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: termometer, analytical balance, timbangan digital, mikro pipet, gelas ukur, autoklaf, oven, lemari es, neraca, jangka sorong, mikro pipet, lampu bunsen, inkubator, colony counter, cawan petri, tabung reaksi 5 ml, labu erlenmeyer 500 ml dan 250 ml, spreader, pipet tetes, jarum ose, lampu bunsen, hot plate, strirer magnetic, semproitan alkohol, aluminium foil, plastik wreaping, pisau, blender, saringan, laminary flow, botol semprot, corong, kamera digital, mikroskop digital, alat ekstraksi (mixer dan sentrifugate), karet gelang, masker, sarung tangan, pisau, korek api, alat tulis, karung.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah inokulum murni bakteri A. salmonicida dan V. harveyi, daun mangrove, PBS, media TSA 0% dan TSA 2,5%, Muller Hinton Agar (MHA), NaCl, Alkohol 70%, alumunium


(23)

foil, kertas saring, kapas, kertas cakram, kertas pembungkus, kertas label dan aquades steril.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu jenis sampel (S) dan perbedan pelarut (P).

Faktor 1 : Jenis Sampel S1 = pucuk daun/daun segar S2 = daun tua

S3 = daun rontok Faktor 2 : jenis pelarut

P1= metanol P2= etil aseta P3= hexana

Keterangan : Xijk = pengamatan pada taraf ke-i faktor A, taraf ke-j

faktor B, dan ulangan ke-k

 = nilai tengah populasi

i = pengaruh tertambah taraf ke-i faktor A yg diukur sbg simpangan dari , i = 0

j = pengaruh tertambah taraf ke-j faktor B yg diukur sbg simpangan dari , j = 0

()ij = pengaruh tertambah persitindakan Ai x Bj, ()ij = ()ij = 0

k = pengaruh klompok ke-k

ijk = pengaruh galat acak, ijk ~ N (0,2)

 

ij k ijk

j i ijk


(24)

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1) Tahap persiapan, meliputi: sterilisasi alat dan bahan, penyiapan sampel (ekstrak), penyiapan bakteri kultur .

2) Tahapan pelaksanaan, meliputi : uji in vitro dengan metode MIC

3) Tahap pengamatan: meliputi seberapa lebar daya hambat ekstrak daun mangrove (Rhizophora mucronata) terhadap bakteri A. salmonicida dan V. harveyi.

D.1. Tahap Persiapan

a. Sterilisasi alat dan bahan

Sterilisasi merupakan usaha yang dilakukan untuk membebaskan alat dan bahan dari mikroorganisme kontaminan, dapat dilakukan dengan cara mencuci alat dan bahan yang akan digunakan sampai bersih tunggu sampai kering dan bungkus menggunakan kertas kopi, hal ini bertujuan untuk mencegah alat-alat tersebut terkena air, selanjutnya masukan alat-alat tersebut ke dalam autoklaf dengan suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15-20 menit.

b. Penyiapan Sampel (Ekstrak)

Pembuatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode maserasi yaitu bagian daun yang akan digunakan adalah pucuk daun, daun tua dan daun kering. Daun dicuci sampai bersih kemudian dikeringkan pada suhu ruangan dengan bantuan cahaya matahari sampai kering, selanjutnya daun dihaluskan dengan menggunakan blender dan diayak dengan saringan sampai didapatkan bubuk

halus. Bubuk daun mangrove disimpan dalam tempat tertutup pada suhu kamar


(25)

Proses ekstraksi dilakukan dengan melarutkan 250 gram bubuk daun mangrove dan tiga macam larutan yaitu metanol, etil asetat, dan hexan. Campurkan dengan bubuk daun mangrove. Kemudian hasil seduhan disaring dengan menggunakan kertas saring supaya didapatkan ekstrak berupa cairan yang siap digunakan.

Pada proses maserasi pelarut akan menembus dinding sel dan akan masuk ke dalam rongga sehingga komponen bioaktif akan larut. Adanya perbedaan konsentrasi diantara larutan komponen bioaktif di dalam sel dengan di luar sel maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut terjadi berulangkali hingga terjadi keseimbangan antara larutan diluar dengan didalam sel (Nur dan Adijuana, 1989).

c. Penyiapan Bakteri Kultur

Bakteri A. salmonicida dan V. harveyi diambil dari kultur murni (24 jam) lalu diinokulasikan pada media agar yang berbeda dalam cawan petri yang telah diberi label. Isolat dengan kepadatan 107cfu/ml diambil sebanyak 0,1 ml menggunakan mikropipet dan disebar menggunakan batang kaca penyebar kemudian cawan petri diinkubasi selama 24 jam (Meylia, 2010).

D.2. Tahap Pelaksanaan Pengujian Antibakteri a. Uji in vitro

Uji in vitro dilakukan untuk melihat aktivitas antibakteri dari ekstrak daun mangrove terhadap bakteri A. salmonicida dan V. harveyi uji ini dilakukan dengan menggunakan uji MIC. MIC merupakan konsentrasi terendah bahan antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Metode pengujian MIC


(26)

merupakan salah satu metode yang biasa digunakan dalam pengujian aktivitas zat antimikroba secara in vitro.

Metode ini dilakukan dengan cara menentukan konsentrasi terendah dari zat tersebut yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme yang diuji. Uji MIC dilakukan dengan cara membuat larutan ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm. Metode yang digunakan adalah serial tube dillution, mula-mula sediakan tabung reaksi dan masukan media MHB (muller hilton broth) sebanyak 4,9 ml dan masukan ekstrak secara berseri dengan konsentrasi berturut-turut 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm dan 500 ppm pada masing – masing tabung dan inokulasikan bakteri masing – masing dengan kepadatan 107 cfu/ml. Juga digunakan kontrol positif (+) dan negatif (-) sebagai pembanding. Setelah waktu inkubasi selama kurang lebih 24 jam, Uji MIC dipengaruhi oleh jenis organisme, ukuran inokulum, komponen media kultur, waktu inkubasi, serta kondisi inkubasi berupa suhu, pH atau aerasi (Schegel and Schmidt, 1994).

Aktivitas antimikroba ditentukan dengan mengukur diameter hambatnya, yaitu daerah bening yang terbentuk di sekitar kertas cakram. Antimikroba dikatakan memiliki aktivitas yang tinggi terhadap mikroba apabila nilai konsentrasi penghambatan bakteri yang terendah (MIC) kecil, tetapi mempunyai diameter penghambatannya besar (Irianto, 2007). Suatu bahan dikatakan mempunyai aktivitas antibakteri apabila diameter hambatan yang terbentuk lebih besar atau sama dengan 6 mm (Bell, 1984). Uji antibakteri dilakukan dengan metode paper disc. Media TSA yang sudah steril diambil, kemudian biakan


(27)

A. salmonicida dan V. harveyi. Umur 24 jam ditanam pada TSA, kedua bakteri uji masing-masing diambil sebanyak 1 ml, kemudian suspense dan masukkan ke dalam cawan petri dan diratakan dengan grigalsky, selanjutnya potongan kertas yang telah dicelupkan pada ekstrak daun mangrove ditempatkan pada tiap-tiap media bakteri tersebut. Setelah itu semua biakan diinkubasikan selama 24 jam (Meylia, 2010). Setelah 24 jam biakan tersebut diamati ada tidaknya daerah hambatan (daerah jernih yang tidak ditumbuhi bakteri uji), kemudian daerah hambatan yang terbentuk diukur diameternya (diameter keseluruhan dikurangi diameter paper disc 6 mm (Ambarwati, 2007). Dari hasil inkubasi uji MIC selanjutnya ditanam pada media TCBS atau TSA 2,5% dengan cara spreader dan diamati pertumbuhannya selama kurang lebih 24 jam. Selanjutnya koloni bakteri yang tumbuh dilakukan perhitungan dengan bantuan alat bakteri colony counter.

b. Uji LC-50

Uji LC-50 dilakukan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak yang dapat menyebabkan kematian bakteri uji sebanyak 50% dari populasi awal, yaitu 107 CFU/ml. menggunakan 5 konsentrasi, yaitu 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm dan 500 ppm. Uji LC 50 dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

b =∑xy − (1n)∑x∑y ∑x − 1n(∑x) =15 (∑y − ∑x)

=5 − ab


(28)

Gambar 5. Tahapan penelitian

Daun mangrove

Evaporasi/kering angin Ekstraksi metode maserasi

(24 jam)

Perlakuan I (berdasarkan jenis daun)

(Pucuk, Tua, Kering)

Saring/filtrasi menggunakan kertas saring

Perlakuan II

(berdasarkan tingkat kepolaran) (Metanol, Etil asetat, Hexan)

Mendapatkan senyawa paling aktif

Crude ekstrak Pengamatan I Rendemen

Warna Crude ekstrak

Uji Antibakteri in vitro MIC

A. salmonicida, V. harveyi

Hasil penelitian (Antibakteri ekstrak daun Rhizophora mucronata)


(29)

D.3. Tahap Pengamatan

Tahap pengamatan dilakukan dengan mengamati lebar daya hambat atau zona bening yang terbentuk pada ekstrak daun mangrove terhadap bakteri

A. salmonocida dan V. harveyi dan mengamati tingkat kekeruhan pada tabung reaksi dan dilihat pada batas konsentrasi berapa bakteri masih dapat tumbuh pada tabung reaksi.

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian (Rendeman, Zona hambat, Uji TPC) dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam pada selang kepercayaan 95%. Apabila dalam analisis didapat hasil yang berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada selang kepercayaan 95%.


(30)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Daun bagian pucuk mangrove jenis Rhizophora mucronata merupakan bagian

daun yang paling efektif digunakan sebagai antibakteri alami.

2. Pelarut etil asetat efektif digunakan sebagai larutan penyari untuk mengekstrak daun mangrove (Rhizophora mucronata).

3. Ekstrak daun mangrove (Rhizophora mucronata) memiliki potensi dalam menghambat bakteri V. harveyi.

4. Ekstrak daun mangrove (Rhizophora mucronata) dapat menghambat bakteri V.

harveyi pada konsentrasi 300 ppm di uji MIC dan 200 ppm pada uji LC-50.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan yaitu pengaruh ekstrak daun mangrove (Rhizophora mucronata) terhadap pertumbuhan V. harveyi secara in vivo.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Adijuana , E. 1989. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius:

Yogyakarta.

Ahmad, D. Ari, S. Sutarno.2002. Biodiversitas Genetik, Spesies, Dan Ekosistem

Mangrove di Jawa. Universitas Sebelas maret. Surakarta.

Alam, S. 2000. Efektifitas Ekstrak Mangrove Nypa Fruticans Terhadap Bakteri

Vibrio Harveyi di Dalam Lumpur dan Air Laut. Skripsi Sarjana. Laboratorium Mikrobiologi Laut Universitas Riau. 45p.

Alam, Abdul Rahim dan Gemini. 2007. Penuntun Praktikum Fitokimia. UIN.

Ambarwati. 2007. Efektivitas Zat Antibakteri Biji Mimba (Azadirachta indica)

untuk Menghambat Pertumbuhan Salmonella thyposa dan

Staphylococcus aureus. Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta.

Amelia. 2002. Fitokimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM dan Kanker.

http://www.kompas.com. 15 Februari 2011. Staphylococcus aureus. Skripsi. Unila: Bandar Lampung.

Andoyo, E. 2003. Uji Daya Antibakteri Beberapa Konsentrasi Ekstrak Buah

Mengkudu Terhadap Staphylococcus aureus. Skripsi. Unila: Bandar Lampung. Hlm 25.

Austin B. dan D. A. Austin. 1987. Bacterial Fish Pathogens Disease in Farmed

and Wild Fish Second edition. Ellis Howard limited. Chichester, England. 383p.

Bandaranayake, W. M. 1998. Traditional and Medical Uses of Mangrove.

Mangrove and Salt Marshes 2: 133-148.

Basri, S. 1996. Kamus Kimia. Rineka Cipt: Jakarta.

Bruneton. 1993. Pharmacognosy, Phytochemistry, Medicinal Plants. Paris:

Lavoisier Publishing.


(32)

Oakland University: New York.

Belas, D. and K. Colwell. 1982. Marine Fish and Crustaceans Diseases in

Indonesia In Manual for Fish Diseases Diagnosis (Ed. by K. Sugama, H. Ikenoue and K. Hatai). 44 p. Gondol Research Station for Coastal Fisheries, CRIFI and Japan International Cooperation Agency.

Bell SM. 1984. Antibiotic Sensivity Testing by CDS Methods Di dalam: Clinical

Microbiology UP Date Programme. Hertwig N, editor. New South Wales: The Price Wales Hospital.

Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir.

Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor.

Bengen, D. G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem

Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan- Instiut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia.

Bengen DG. 2002. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem

Mangrove. Bogor. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor., 35 (A-3): 509-521.

Browser, G. 2002. Occurrence of Cnidospora Infections in Fresh Water Fishes

in Africa. Bull Inst. Fond Afr. Noir.

Buchanan a Gibsonsn, 1974. Bacterial and Viral Diseases of Fish. Editor Crosa,

J. H./A Washington Sea Grant Publication, University of Washington, Seattle.

Bunning. 1944. Flora 137: 341-342 (dikutip dalam steenis 1958). Direktorat

Kelautan Perikanan. 2007. Identifikasi Bakteri Patogen Terhadap

Hewan Budidaya. Jakarta. Indonesia.

Cahyo, W dan Cecep, K. 2009. Pemanfaatan pohon Mangrove Api-api

(Avicennia Spp.) Sebagai Bahan Pangan dan Obat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Campos Herrero MI, Bordes A, Rodriguez H et al: 1997. Pseudomonas stutzeri

Community-Acquired Pneumonia Associated with Empyema: Case

Report and Review.

Cipriano dan G. Bullock. 2001. Furunculosis And Other Diseases Caused By

Aeromonas Salmonicida. Fish Diseases leaflet 66. West Virginia.

Correll, D.S., B. G. Schubert, H. S. Gentry and W. D. Hawley. 1955. The

Search For Plant Precurors of Cortisone. Economic Botany.


(33)

Darusman LK. Sajuthi D. Komar. Pamungkas J. 1995. Ekstraksi komponen bioaktif sebagai bahan obat dari kerang-kerangan, bunga karang, dan ganggang di perairan P. Pari Kepulauan Seribu Tahap II: Fraksinasi

dan Bioassay, Buletin Kimia No 10 Bulan Desember. Bogor: Jurusan

Kimia- FMIPA IPB.

Davidson. Branen. 1993. Antimicrobial in Food. Ed ke-2. New York: Marcel

Dekker, Inc.

Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. 1997. Petunjuk Teknis

Pedoman Rhizophora Mucronata. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Ditjen POM. (1986). Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta.

Doughari. 2006. Uji Antibakteri Ekstrak Metanol Kayu Cendana (Santalum album

L.). Majalah Farmasi Indonesia

Dwijoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Ed ke-2. PT Djambatan.

Jakarta.

Efendi I. 1998. Mangrove di Daerah Riau. Pekanbaru. Lembaga Penelitian

Universitas Riau.45 hal.

Egidius M. 1987. Inventarisasi dan Distribusi Parasit Pada Ikan Manvis

Pterophyllum scalare dan Ikan Black Ghost Apteronotus albiforns di

DKI Jakarta. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Institut

Pertanian. Bogor.

Eryanti. 1999. Identifikasi dan isolasi senyawa kimia dari Mangrove (hutan

Bakau). Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan Universitas Riau. 18 hal.

E. Indra Pradhika, 2010. MikrobiologiDasar. http://ekmonsaurus.blogspot.com/

2008/11/bab-8-daya-kerja-antimikroba-dan.html.

Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Pusat Antar Universitas Pangan dan

Gizi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Farkas, S and Malik, H. 1986. Daya antibakteri ekstrak etanol daun beluntas

(Pluchea indica less) terhadap Escherichia coli secara in vitro. Jurnal Universitas Airlangga Vol. 1 No. 1.

Feliatra. 1999. Identifikasi Bakteri Patogen (Vibrio sp) di Perairan Nongsa

Batam Provinsi Riau. Jurnal Natur Indonesia II .

Feliatra. 2000. Studi Awal Tumbuhan Mangrove Sebagai Antimikroba. Lembaga


(34)

Finney, D.J. 1971. Probit Analysis. Profesor of Statistic in the University of Edinburg. Third Edition. Director of the Agricultural Research Council Unit of statistics. United States.

Ghufron H. 2005. Penanggulanagn Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta dan

Bina Adiaksara. Jakarta.

Harborne. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan Terbitan Kedua. Terjemahan : K. Padmawinata dan I. Soediro. Bandung : Penerbit ITB.

Harismah K. 2002. Daun Jambu Biji untuk Sariawan. http://www.suaramerdeka.

com/harian/0206/15/ragam2.htm. 22 Februari 2012.

Hery P. 2004. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat. Universitas

Airlangga. Surabaya.

Holt, GJ. Krieg, NR. Sneath, P. Staley, and J. Williams, S. 1994.

Determinative Bacteriology. Waverly company. USA. 80 page.

Hostetman , P and Roberts, RJ. 1997. Fish Pathology 2thed. Baillierre Tindall:

London, Philadelphia, Sydney, Tokyo, Toronto. Hal 207-311.

Irawan, B, 1990. Prospek Pengembangan Hutan Mangrove Dengan Azas

Pelestarian Di Propinsi Lampung. Pros. Saminar IV Ekosistem Mangrove : 35-48

Irianto K. 2007. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: CV

Yrama Widya.

Irianto K. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung: CV Yrama Widya. Bandung.

Irwanto. 2006. Keanekaragaman Fauna Pada Habitat Mangrove. Yogyakarta.

Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta .

Jawet E. 1998. Obat-obat kemoteuratika. Di dalam: Katzung BG, editor. Staf

Dosen Farmakologi Fakultas Kedokteran UNSRI, penerjemah. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: ECG. Terjemahan dari: Basic and Clinical Pharmacology.

Kartawinata K and Wakuyo. 1977. A Preminary Study of The Mangrove Forest

on P. Rambut. Jakarta Bay. Mar. Res. Indon. 18:119-129.

Kendall C.E. 2007. Microbial and environment in L H.Stevenson and R.R Colwell

(eds) Estuaries Microbial Ecology. University of South Carolina Press. Columbia.


(35)

of Carvacrol, Citral and Geraniols Against Salmonella typhimurium in

Culture Medium and on Fish Cubes. J Food Sci. 69(6): 1365-1366.

Kordi, KM. dan Ghufran H. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan.

Rineka Cipta dan Bina Adiaksara. Jakarta.

Kuswandi, M., Iravati, S., Rahayu, R.D.T., dan Setyaningsih, A. 2000. Daya

Antibakteri Minyak Atsiri Adas Manis (Foeniculum vulgare) terhadap Bakteri yang Resisten Antibiotik. Jurnal Farmasi Indonesia Pharmacon 1 (2) : 5-11.

Lehmann, KB, and Neumann, R. 1896. Atlas and Grundriss der Bakteriologie und

Lehrbuch der speziellen bakteriologischen Diagnostik, 1st ed. J.F. Lehmann, München. Mahato, S. B., S. K. Sarkar and G. Poddar. 1988. Triterpenoid Saponin. Phytochemistry 27 : 3037-3067.

Mahato G.F. Claride, R. Hughes, Zuwendra, 1992. Manual of guideline for

scoping EIA in Indonesia wetland. Second edition. PHPA/AWB

Sumatra Wetland Project No.6B. Jakarta: Directorat General of Forest Protection and Nature Conservation-Asian Wetland Bureau Indonesia.

Mariam, S danMintarjo A, V. 1987. Inventarisasi dan Distribusi Parasit Pada

Ikan Manvis Pterophyllum scalare dan Ikan Black Ghost Apteronotus albiforns di DKI Jakarta. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Institut Pertanian Bogor.

Markham, LG. 1988. Fish Hatchery Management. United State Departemen of

The Interior Fish and Wildlife Service: Washington DC. Hal 304-306.

Martindale, The Extra Pharmacopoeia ,Thirty first edition, James E F Reynolds ,

London Roya Pharmaceutical Society 1996.

Maulina I. Kiki H. dan Junianto. 2006. Pengaruh Meniran dalam Pakan Untuk

Mencegah Infeksi Bakteri. Gramedia. Jakarta.

Meylia , F. 2010. Efektivitas Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap

Ketahanan Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L) Yang Diinfeksi

Aeromonas Salmonicida. Universitas Lampung. Lampung.

Muslimin, L. W. 1996. Mikrobiologi Lingkungan. Pusat Studi Lingkungan.

Jakarta.

Nanin. 2011. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit (Cresentia cujete L.)

Terhadap Bakteri Vibrio Alginolyticus. ITS. Surabaya.

Nobbs, M and McGuinness, K.A. 1999. Developing methods for quantifying the

apparent abundance of fiddler crabs (Ocypodidae: Uca) in mangrove habitats. Australian Journal of Ecology24:43-49.


(36)

Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan

Mangrove di Indonesia. PKA/WI-IP. Bogor.

Novia, A. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Alfa MAngostin Kulit Buah

Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Propionibacterium Acne dan Stephylococcus Aureus Multiresisten. Universitas Muhamadiah Surakarta. Surakarta.

Olivia F, Syamsir A, Iwan H. 2004. Seluk Beluk Food Supplement. PT Gramedia

Pustaka Utama: Jakarta.

Paizal, iwan. 2008. Efektivitas Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Dalam menghambat Pertumbuhan Bakteri Vibrio harveyi Secara In Vitro. Universitas Lampung. Bandar lampung.

Pelczar MJ, Chan ECS. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Hadioetomo RSi

Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL. Penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari : Elements of Microbiology.

Petrus, R., P. Masak, E supriyono, K. Nirmala, dan S. Koesoemadinata. 2006.

Laju Penyerapan InsektisidanTriklofon Pada Udang Windu (P. modon). J. Riset Aquaculture. Vol 1, No. 1, Pusat Riset Perikanan Budidaya: Jakarta. Hlm 108.

Pramono S., Sumarno, Wahyono S., 1993, Flavonoid Daun Sonchus arvensis L.

Senyawa Aktif Pembentuk Komplek dengan Batu Ginjal Berkalsium. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Vol 2. Jakarta.

Prescoot P. 2001. Bergey’s manual of determinative bacteriology ninth edition.

Williams K. Hensky (ed) and Wilkins Baltimore. 787 hal.

Pudjarwoto, 1992. Pengujian Antibakteri Dengan Metode Paper Disk. Petunjuk

Praktikum Universitas Muhamadiah. Malang.

Purnobasuki, Hery. 2004. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat.

Universitas Airlangga, Surabaya.

Purnomowati, R. 2007. Pengembangan Histopatologi Pada Kerapu Terinfeksi

Vibrio sp Dalam Laporan Tahunan Balai Budidaya laut Lampung. Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Balai Budidaya Laut: Lampung.

Reed S, Floyd R. 1994. Controlling Growth with Chemical Agents. University of

Wiconsin-Madison.

Rheinmer, S T. 1985. Manual for the Identification of Medical Bacteria. Second

Edition. Cambridge University. Cambridge. 238p.


(37)

Padmawinata K, penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan dari: The Organic Constituents of Higher Plans.

Schimidt. 2002. Terrestrial Plant Ecodogy. Second edition. Menlo Park; The

Benjamin Cummings Publishhing Company Inc.

Soerianegara. I. 1971. Characteristics of Mangrove Soils of Java. Rimba

Indonesia. 15: 141-150.

Soeroya dan Suyarso. 2000. Kondisi dan Inventarisasi Hutan Mangrove di

Kawasan Teluk Lampung. Puslitbang Oseanologi. LIPI.

Rowe T., R.E. Soeriaatmadja, and S. Afiff. 1987. Ecology of Java and Bali.

Singapore: Periplus.

Schlegel HG, Schmidt K. 1994. Mikrobiologi Umum. Terjemahan Baskara T.

Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

Sudjadi, Drs., 1986. Metode Pemisahan. UGM Press. Yogyakarta

Sunaryanto dan Mintarjo, K. 1980. Penyakit dan Teknik Pengendaliannya

Dalam Pedoman Pembenihan Udang Penaeid. Direktorat Jendral

Perikanan Departemen Pertanian. Hal 107.

Sunaryanto, Zafran, I. Koesharyani dan K. Yuasa. 1987. Parasit Pada Ikan

Kerapu di Panti Benih dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal

Penelitian Perikanan Indonesia. Vol. III(4):16-23.

Taslihan P. 1988. Kasus Penyakit Infeksi Bakteri Pada Ikan Kerapu Di 12

Karamba Jaring Apung Teluk Ekas, Desa Batunampar, Lombok Timur,

NTB. Laporan Hasil Penelitian Balai Besar Riset Perikanan Budidaya

Laut Gondol, Bali.

Voigt R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Noerono S., penerjemah.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Watson S.J. 1928. Adaptation of Plant to Flooding with Salt Water. New York:

Academic Press Inc.

Wijaningsih, wiwik. 2008. Aktivitas Antibakteri In Vitro Dan Sifat Kimia Kefir

Susu Kacang Hijau (Vignaradiata) Oleh Pengaruh Jumlah Stater Dan Lama Fermentasi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Wijaya H. M. Hembing. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Gramedia


(38)

Yasmon.A. 2000. Sensitifitas Vibrio Parahaemolyticus Terhadap Ekstrak Mangrove Rhizopora Apiculata di Dalam Lumpur dan Air Laut. Skripsi Sarjana Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan Universitas Riau. 37p.

Yuliawati, Fri. 2010. Pengaruh Meniran Pada Ikan Patin Yang Diinfeksi

Dengan Bakteri Aeromonas Hydrophila. Universitas Lampung. Bandar


(1)

Darusman LK. Sajuthi D. Komar. Pamungkas J. 1995. Ekstraksi komponen bioaktif sebagai bahan obat dari kerang-kerangan, bunga karang, dan ganggang di perairan P. Pari Kepulauan Seribu Tahap II: Fraksinasi dan Bioassay, Buletin Kimia No 10 Bulan Desember. Bogor: Jurusan Kimia- FMIPA IPB.

Davidson. Branen. 1993. Antimicrobial in Food. Ed ke-2. New York: Marcel Dekker, Inc.

Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. 1997. Petunjuk Teknis Pedoman Rhizophora Mucronata. Departemen Kehutanan. Jakarta. Ditjen POM. (1986). Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta.

Doughari. 2006. Uji Antibakteri Ekstrak Metanol Kayu Cendana (Santalum album L.). Majalah Farmasi Indonesia

Dwijoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Ed ke-2. PT Djambatan. Jakarta.

Efendi I. 1998. Mangrove di Daerah Riau. Pekanbaru. Lembaga Penelitian Universitas Riau.45 hal.

Egidius M. 1987. Inventarisasi dan Distribusi Parasit Pada Ikan Manvis Pterophyllum scalare dan Ikan Black Ghost Apteronotus albiforns di DKI Jakarta. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Institut Pertanian. Bogor.

Eryanti. 1999. Identifikasi dan isolasi senyawa kimia dari Mangrove (hutan Bakau). Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan Universitas Riau. 18 hal.

E. Indra Pradhika, 2010. MikrobiologiDasar. http://ekmonsaurus.blogspot.com/ 2008/11/bab-8-daya-kerja-antimikroba-dan.html.

Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Farkas, S and Malik, H. 1986. Daya antibakteri ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica less) terhadap Escherichia coli secara in vitro. Jurnal Universitas Airlangga Vol. 1 No. 1.

Feliatra. 1999. Identifikasi Bakteri Patogen (Vibrio sp) di Perairan Nongsa Batam Provinsi Riau. Jurnal Natur Indonesia II .

Feliatra. 2000. Studi Awal Tumbuhan Mangrove Sebagai Antimikroba. Lembaga Penelitian Universitas Riau. 22 hal.


(2)

Finney, D.J. 1971. Probit Analysis. Profesor of Statistic in the University of Edinburg. Third Edition. Director of the Agricultural Research Council Unit of statistics. United States.

Ghufron H. 2005. Penanggulanagn Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta dan Bina Adiaksara. Jakarta.

Harborne. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan Terbitan Kedua. Terjemahan : K. Padmawinata dan I. Soediro. Bandung : Penerbit ITB.

Harismah K. 2002. Daun Jambu Biji untuk Sariawan. http://www.suaramerdeka. com/harian/0206/15/ragam2.htm. 22 Februari 2012.

Hery P. 2004. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat. Universitas Airlangga. Surabaya.

Holt, GJ. Krieg, NR. Sneath, P. Staley, and J. Williams, S. 1994. Determinative Bacteriology. Waverly company. USA. 80 page.

Hostetman , P and Roberts, RJ. 1997. Fish Pathology 2thed. Baillierre Tindall: London, Philadelphia, Sydney, Tokyo, Toronto. Hal 207-311.

Irawan, B, 1990. Prospek Pengembangan Hutan Mangrove Dengan Azas Pelestarian Di Propinsi Lampung. Pros. Saminar IV Ekosistem Mangrove : 35-48

Irianto K. 2007. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: CV Yrama Widya.

Irianto K. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung: CV Yrama Widya. Bandung. Irwanto. 2006. Keanekaragaman Fauna Pada Habitat Mangrove. Yogyakarta. Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta .

Jawet E. 1998. Obat-obat kemoteuratika. Di dalam: Katzung BG, editor. Staf Dosen Farmakologi Fakultas Kedokteran UNSRI, penerjemah. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: ECG. Terjemahan dari: Basic and Clinical Pharmacology.

Kartawinata K and Wakuyo. 1977. A Preminary Study of The Mangrove Forest on P. Rambut. Jakarta Bay. Mar. Res. Indon. 18:119-129.

Kendall C.E. 2007. Microbial and environment in L H.Stevenson and R.R Colwell (eds) Estuaries Microbial Ecology. University of South Carolina Press. Columbia.


(3)

of Carvacrol, Citral and Geraniols Against Salmonella typhimurium in Culture Medium and on Fish Cubes. J Food Sci. 69(6): 1365-1366. Kordi, KM. dan Ghufran H. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan.

Rineka Cipta dan Bina Adiaksara. Jakarta.

Kuswandi, M., Iravati, S., Rahayu, R.D.T., dan Setyaningsih, A. 2000. Daya Antibakteri Minyak Atsiri Adas Manis (Foeniculum vulgare) terhadap Bakteri yang Resisten Antibiotik. Jurnal Farmasi Indonesia Pharmacon 1 (2) : 5-11.

Lehmann, KB, and Neumann, R. 1896. Atlas and Grundriss der Bakteriologie und Lehrbuch der speziellen bakteriologischen Diagnostik, 1st ed. J.F. Lehmann, München. Mahato, S. B., S. K. Sarkar and G. Poddar. 1988. Triterpenoid Saponin. Phytochemistry 27 : 3037-3067.

Mahato G.F. Claride, R. Hughes, Zuwendra, 1992. Manual of guideline for scoping EIA in Indonesia wetland. Second edition. PHPA/AWB Sumatra Wetland Project No.6B. Jakarta: Directorat General of Forest Protection and Nature Conservation-Asian Wetland Bureau Indonesia. Mariam, S danMintarjo A, V. 1987. Inventarisasi dan Distribusi Parasit Pada

Ikan Manvis Pterophyllum scalare dan Ikan Black Ghost Apteronotus albiforns di DKI Jakarta. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Institut Pertanian Bogor.

Markham, LG. 1988. Fish Hatchery Management. United State Departemen of The Interior Fish and Wildlife Service: Washington DC. Hal 304-306. Martindale, The Extra Pharmacopoeia ,Thirty first edition, James E F Reynolds ,

London Roya Pharmaceutical Society 1996.

Maulina I. Kiki H. dan Junianto. 2006. Pengaruh Meniran dalam Pakan Untuk Mencegah Infeksi Bakteri. Gramedia. Jakarta.

Meylia , F. 2010. Efektivitas Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Ketahanan Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L) Yang Diinfeksi Aeromonas Salmonicida. Universitas Lampung. Lampung.

Muslimin, L. W. 1996. Mikrobiologi Lingkungan. Pusat Studi Lingkungan. Jakarta.

Nanin. 2011. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit (Cresentia cujete L.) Terhadap Bakteri Vibrio Alginolyticus. ITS. Surabaya.

Nobbs, M and McGuinness, K.A. 1999. Developing methods for quantifying the apparent abundance of fiddler crabs (Ocypodidae: Uca) in mangrove habitats. Australian Journal of Ecology 24:43-49.


(4)

Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PKA/WI-IP. Bogor.

Novia, A. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Alfa MAngostin Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Propionibacterium Acne dan Stephylococcus Aureus Multiresisten. Universitas Muhamadiah Surakarta. Surakarta.

Olivia F, Syamsir A, Iwan H. 2004. Seluk Beluk Food Supplement. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Paizal, iwan. 2008. Efektivitas Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Dalam menghambat Pertumbuhan Bakteri Vibrio harveyi Secara In Vitro. Universitas Lampung. Bandar lampung.

Pelczar MJ, Chan ECS. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Hadioetomo RSi Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL. Penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari : Elements of Microbiology.

Petrus, R., P. Masak, E supriyono, K. Nirmala, dan S. Koesoemadinata. 2006. Laju Penyerapan InsektisidanTriklofon Pada Udang Windu (P. modon). J. Riset Aquaculture. Vol 1, No. 1, Pusat Riset Perikanan Budidaya: Jakarta. Hlm 108.

Pramono S., Sumarno, Wahyono S., 1993, Flavonoid Daun Sonchus arvensis L. Senyawa Aktif Pembentuk Komplek dengan Batu Ginjal Berkalsium. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Vol 2. Jakarta.

Prescoot P. 2001. Bergey’s manual of determinative bacteriology ninth edition. Williams K. Hensky (ed) and Wilkins Baltimore. 787 hal.

Pudjarwoto, 1992. Pengujian Antibakteri Dengan Metode Paper Disk. Petunjuk Praktikum Universitas Muhamadiah. Malang.

Purnobasuki, Hery. 2004. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat. Universitas Airlangga, Surabaya.

Purnomowati, R. 2007. Pengembangan Histopatologi Pada Kerapu Terinfeksi Vibrio sp Dalam Laporan Tahunan Balai Budidaya laut Lampung. Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Balai Budidaya Laut: Lampung.

Reed S, Floyd R. 1994. Controlling Growth with Chemical Agents. University of Wiconsin-Madison.

Rheinmer, S T. 1985. Manual for the Identification of Medical Bacteria. Second Edition. Cambridge University. Cambridge. 238p.


(5)

Padmawinata K, penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan dari: The Organic Constituents of Higher Plans.

Schimidt. 2002. Terrestrial Plant Ecodogy. Second edition. Menlo Park; The Benjamin Cummings Publishhing Company Inc.

Soerianegara. I. 1971. Characteristics of Mangrove Soils of Java. Rimba Indonesia. 15: 141-150.

Soeroya dan Suyarso. 2000. Kondisi dan Inventarisasi Hutan Mangrove di Kawasan Teluk Lampung. Puslitbang Oseanologi. LIPI.

Rowe T., R.E. Soeriaatmadja, and S. Afiff. 1987. Ecology of Java and Bali. Singapore: Periplus.

Schlegel HG, Schmidt K. 1994. Mikrobiologi Umum. Terjemahan Baskara T. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

Sudjadi, Drs., 1986. Metode Pemisahan. UGM Press. Yogyakarta

Sunaryanto dan Mintarjo, K. 1980. Penyakit dan Teknik Pengendaliannya Dalam Pedoman Pembenihan Udang Penaeid. Direktorat Jendral Perikanan Departemen Pertanian. Hal 107.

Sunaryanto, Zafran, I. Koesharyani dan K. Yuasa. 1987. Parasit Pada Ikan Kerapu di Panti Benih dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Vol. III(4):16-23.

Taslihan P. 1988. Kasus Penyakit Infeksi Bakteri Pada Ikan Kerapu Di 12 Karamba Jaring Apung Teluk Ekas, Desa Batunampar, Lombok Timur, NTB. Laporan Hasil Penelitian Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, Bali.

Voigt R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Noerono S., penerjemah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Watson S.J. 1928. Adaptation of Plant to Flooding with Salt Water. New York: Academic Press Inc.

Wijaningsih, wiwik. 2008. Aktivitas Antibakteri In Vitro Dan Sifat Kimia Kefir Susu Kacang Hijau (Vignaradiata) Oleh Pengaruh Jumlah Stater Dan Lama Fermentasi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Wijaya H. M. Hembing. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Gramedia . Jakarta.


(6)

Yasmon.A. 2000. Sensitifitas Vibrio Parahaemolyticus Terhadap Ekstrak Mangrove Rhizopora Apiculata di Dalam Lumpur dan Air Laut. Skripsi Sarjana Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan Universitas Riau. 37p. Yuliawati, Fri. 2010. Pengaruh Meniran Pada Ikan Patin Yang Diinfeksi

Dengan Bakteri Aeromonas Hydrophila. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Propagul Rhizophora apiculata Dari Berbagai Ukuran

5 30 50

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora mucronata Setelah Aplikasi Fungi Penicillium sp., Aspergillus sp., dan Curvularia sp. Pada Berbagai Tingkat Salinitas

2 53 61

Jenis-Jenis Fungi Yang Terdapat Pada Serasah Daun Rhizophora Mucronata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 27 70

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN PIDADA (Sonneratia alba) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Aeromonas salmonicida DAN Vibrio harveyi SECARA IN VITRO

0 8 52

EFEKTIVITAS EKSTRAK BUTANOL DAUN Rhizophora mucronata Lamk. SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA UDANG WINDU (Penaeus monodon) YANG TERINFEKSI BAKTERI Vibrio harveyi.

0 1 1

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN Rhizophora mucronata DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Aeromonas salmonicida DAN Vibrio harveyi EFECTIVITY OF Rhizophora mucronata LEAF EXTRACT TO INHIBIT Aeromonas salmonicida AND Vibrio harveyi

0 0 8

PENGARUH EKSTRAK TUMBUHAN MANGROVE Rhizophora mucronata DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN-VITRO - repository perpustakaan

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Mangrove - PENGARUH EKSTRAK TUMBUHAN MANGROVE Rhizophora mucronata DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN-VITRO - repository perpustakaan

0 2 7

PENGARUH EKSTRAK TUMBUHAN BAKAU KACANGAN (Rhizophora apiculata) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN-VITRO

0 0 14

PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN DAN BATANG TUMBUHAN MANGROVE Rhizophora stylos DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN- VITRO

1 2 15