Karakteristik atau ciri suatu perencanaan dan pengelolaan komunikasi dalam pembangunan sebagai usaha pen capaian tujuan-tujuan pembangunan,
biasanya berkait pula dengan peranan pemerintah sebagai pendorong pembangunan agent of development. Namun dalanm hal ini, peran utama yang
tidak bisa diabaikan adalah dibutuhkannya keberadaan agent perubah agent of change dan peran serta masyarakat itu sendiri.
Ciri-ciri perencanaan pembangunan menurut Tjokroamidjojo 1996 adalah sebagai berikut; 1 Usaha yang di cerminkan dalam rencana mencapai
perkembangan sosial ekonomi yang tetap steady cocial economi growth. Hal ini dicerminkan dalam rencana peningkatan produksi nasional, berupa tingkat laju
pertumbuhan ekonomi yang positif, 2 Usaha yang di cerminkan dalam rencana meningkatkan pendapatan berkapita. Laju pertumbuhan ekonomi yang positif,
yaitu selelah mengurangi laju pertumbuhan pebnduduk menunjukkan pula kenaikan pendapatan per kapita, 3 Usaha yang di cerminkan dalam rencana
mengadakan perubahan struktur ekonomi yang mendorong peningkatan struktur ekonomi agraris menuju struktue industry 4 Usaha yang di cerminkan dalam
rencana mengadakan perluasan kesempatan kerja. 5 Usaha yang dicerminkan dalam rencana mengadakan pemerataan pembangunan yang meliputi : pemerataan
pendapatan dan pembangunan antara daerah, 6 Usaha yang dicerminkan dalam rencana mengadakan pembinaan lembaga ekonomi masyarakat yang lebih
menunjang kegiatan pembangunan, 7 Usaha yang dicerminkan dalam rencana membangun secara bertahap dengan berdasarkan kemampuan sendiri nasional,
8 Usaha yang dicerminkan dalam rencana menjaga stabilitas ekonomi secara terus-menerus.
32
3. Unsur-Unsur Pokok Perencanaan dalam Komunikasi Pembangunan
Perencanaan dan pengelolaan komunikasi yang baik dalam pembangunan, membutuhkan suatu pemahaman terhadap unsur-unsur yang terkait secara umum,
unsur-unsur pokok yang termasuk dalam perencanaan pembangunan sebagai berikut; 1 Adanya kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana
32
Oka A Yetty, Pemasaran Pariwisata, Bandung : PT. Angkasa,2005, h. 78
pembangunan. Sering pula disebut sebagai tujuan, arah dan prioritas pembangunan. Pada unsur ini perlu ditetapkan tujuan-tujuan rencana
development objective plan objective, 2 Adanya kerangka rencana yang menunjukkan hubungan beberapa variabel pembangunan dan implikasinya, 3
Adanya perkiraan sumber-sumber pembangunan terutama pembiayaan, 4 Adanya kebijaksanaan yang konsisten dan serasi, seperti kebijaksanaan fiskal,
moneter, anggaran, harga, sektoral, dan pembangunan daerah, 5 Adanya progran investasi yang dilakukan secara sektoral, seperti pertanian, industri, pendidikan,
kesehatan, dan lain-lain, 6 Adanya administrasi pembangunan yang mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Rogers dalam Devolopment and Communication mengemukakan beberapa unsur pembangunan dalam konsepsi baru, yakni: pertama, pemerataan
pembayaran informasi. Kedua, partispasi masyarakat dalam perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan biasanya dibarengi dengan
disentralisasi kegiatan-kegiatan tertentu di daerah. Ketiga, berdiri diatas kaki sendiri dan mandiri dalam pembangunan. Keempat, perpaduan antara sistem
tradisional dan sistem modern sehingga pengertian modernisasi sebagai singkretisasi antara pemikiran lama dan pemikiran baru, dengan pertimbangan
yang berbeda-beda di setiap daerah.
4. Proses Dan Siklus Perencanaan Pembangunan Pariwisata Islami
Proses perencanaan pembangunan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menyusun perencanaan pembangunan yang berlangsung terus
menerus dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu siklus perencanaan pembangunan. Proses perencanaan penbangunan dimulai dari pengumpulan
informasi untuk perencanaan, penganalisasian dan perumusan kebijaksanaan hingga kegiatan peramalan forecasting. Untuk lebih lengkapnya, sebagai
berikut; 1 Pengumpulan informasi untuk perencanaan input untuk analisis dan perumusan kebijaksanaan, 2 Penganalisisan keadaan dan identifikasi masalah,
3 Penyusunan kerangka makro perencanaan dan perkiraan sumber-sumber pembangunan, 4 Kebijaksanaan Dasar Pembangunan, 5 Perencanaan sektoral,
kebijaksanaan program, proyek, dan kegiatan lain, 6 Perencanaa regional konsederasi regional dalam perencanaan sektoral, 7 Program kerja, program
pembiayaan prosedur pelaksanaan, penuangan dalam perencanaan proyek-proyek. 8 Pelaksanaan rencana : a pelaksanaan programproyek; b pelaksanaan
kegiatan pembangunan lain; dan 3badan-badan usaha, 9 Fungsi pengaturan pemeritah, 10 Kebijaksanaan-kebijaksanaan stabilisasi jangka pendek, 11
Komunikasi pendukung pembangunan, 12 Pengendalian pelaksanaan, 13 Pengawasan, 14 Tinjauan pelaksanaan, 15 Peramalan forecasting.
33
Beberapa unsur pembangunan dalam konsepsi baru, yakni: pertama, pemerataan pembayaran informasi. Kedua, partispasi masyarakat dalam
perencanaan, pengololaan dan pelaksanaan pembangunan biasanya dibarengi dengan disentralisasi kegiatan-kegiatan tertentu di daerah. Ketiga, berdiri diatas
kaki sendiri dan mandiri dalam pembangunan. Keempat, perpaduan antara sistem tradisional dan sistem modern sehingga pengertian modernisasi sebagai
singkretisasi antara pemikiran lama dan pemikiran baru, dengan pertimbangan yang berbeda-beda disetiap daerah.
Di Indonesia, konsep kesejahteraan sosial juga telahlama dikenal. Ia telah ada dalm sistem ketatanegaraan indonesia. Undang-Undang RI No. 6 Tahun 1974
tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, misalnya, merumuskan kesejateraan sosial sebagai : Satu kata kehidupan dan penghidupan sosial, material
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan,dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan
usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sisial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjujung tinggi
hak-hak atau kewajiban manusia sesuai dengan pancasila. Dalam Undang Undang 1945 kesejahteraan menjadi judul khusus Bab
XIV yang didalamnya memuat pasal 33 tentang sistem perekonomian dan Pasal 34 tentang kepedulian negara terhadap kelompok lemah fakir miskin dan anak
terlantar serta sistem jaminan sosial. Ini berarti, kesejateraan sosial sebenarnya
33
Sumadi Dilla, Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu, Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 124
merupakan flatform sistem perekonomian dan sistem sosial di Indonesia.
34
Sehingga kalau mau jujur, sejatinya indonesia adalah negara yang menganut faham “negara kesejahteraan” welfere state dengan model “Negara
Kesejateraan Partisipatif” participatory welfare state yang dalam literatur
pekerjaan sosial dikenal dengan istilah Pluralisme kesejateraan atau welfare pluralism, model ini menekankan bahwa negara harus tetap ambil bagian dalam
penanganan masalah sosial dan penyelengaraan jaminan sosial social security, meskipun dalam opersionalisasinya tetap melibatkan masyarakat.
35
Dengan demikian, kesejateraan memiliki beberapa makna yang relatif berbeda, meskipun substansinya tetap sama. Kesejahteraan sosial pada intinya
mencakup tiga konsep yaitu; 1 Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial, 2 Intitusi,
arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial
dan pelayanan sosial, 3 Aktivitas, yakni kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera.
Secara umum, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera konsep pertama, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk
kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Pengertian seperti ini
mendapatkan kesejahteraan sosial sebagai tujuan end dari suatu kegiatan pembangunan. Misalnya, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan sosial masyarakat. Kesejahteraan sosial dapat juga didefinisikan sebagai arena atau domain utama tempat berkiprah pekerja sosial. Sebagai ana
logi, kesehatan adalah arena tempat dokter berperan atau pendidikan adalah wilayah dimana guru melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Pemaknaan
kesejahteraan sosial sebagai arena menempatkan kesejahteraan sosial sebagai sarana atau wahana atau alat means untuk mencapai tujuan pembangunan.
36
35
Ibid
36
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT. Refika Aditama, 2005 , H. 2
Pengertian kesejahteraan sosial juga menunjuk pada segenap aktivitas pengorganisasian dan pendistribisian pelayanan sosial bagi kelompok masyarakat,
terutama kelompok yang kurang beruntung disadvantaged groups.
37
Penyelenggaraan berbagai skema perlindungan sosial social protection baik yang bersifan formal maupun informal adalah contoh pekerjaan sosial. Perlindungan
sosial yang bersifat formal adalah berbagai skema jasmani sosial social security yang diselenggarakan oleh negara yang umumnya berbentuk bantuan sosial
social assistance klaim asuransi sosial social isurance, semisal tujuan bagi orang cacat miskin social benefits atau doll, tujuan pengangguran unemployment
benefits, tujuan keluarga family assisstence yang di amerika dikenal dengan nama TANF atau Temporary Assisstence for Needy Families. Beberapa skema yang
dapat dikatagorikan sebagai perlindungan informal antara lain usaha ekonomi produktif, kredit mikro, arisan, dan berbagai skema jaring pengaman sosial social
asfety nets yang diselenggarakan oleh masyarakat setempat, organisasi lokal, atau lembaga swadaya masyarakat LSM.
Proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurunya, pernyataan yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi
satu-lawan satu antara pekerja sosial dan relasi dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkat rasa percaya
diri dan kemampuan diri klien , ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun demikian, tidak semua interfensi pekerjaan sosial dapat dilakukan secara
koletif. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual;meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan
kolektivitas. Dalam arti mengaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya. Dalam kontek pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui
tiga model pemberdayaan empower setting :mokro,mezzo, dan makro; 1 Arah mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui
bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas
kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatanyang berpusat pada
37
Ibid
tugas task centered approach, 2 Arah mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok
sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam peningkatan kesadaran, pengetahuan,
keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya, 3 Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga
sebagai strategi sistem besar large-system strategy, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye,aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi sistem besar memandang klien
sebagai orang yang memiliki kopetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri,dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
38
Jack rothman dalam karya klasiknya yang terkenal, Three Models of Comonity Organization Practice mengembangkan tiga model yang berguna
dalam memahami
konsepsi tentang
pengembangan masyarakat:
1 pengembangan masyarakat lokal locality development; 2 perencanaan sosial
socisl plening; aksi sosial sosial action. Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembang kan terutama untuk tujuan analisis dan konseptualisasi. Dalam
prakltiknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu sama lain. Setiap komponen dapat digunakan secara kombinasi dan simultan sesuai dengan
kebutuhan akan situasi yang ada. Mengacu pada dua perspektif professional, sedangkan model ketiga lebih dekat dengan perfektif radikal.
39
C. Kajian Islam Terhadap Pengembangan Pariwisata Islami