penghasilan yang hilang atau berkurang dalam pelayanan sebagai akibat peristiwa yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, bersalin, hari tua, dan
meninggal dunia. Jaminan sosial tenaga kerja selanjutnya di atur melalui Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelengara Jamaminan Sosial.
2.2 Pengertian Hubungan Kerja dan Pengusaha
1. Hubungan Kerja
Hubungan kerja merupakan istilah pengganti untuk istilah hubungan perburuhan. Hubungan perburuhan yang merupakan terjemahan dari labour relation,
pada permulaan perkembangannya membahas masalah masalah hubungan antara pekerja dan pengusaha. Dalam UUK istilah hubungan kerja dan hubungan industrial
dibedakan pengertiannya. Yang dimaksud dengan hubungan industrial adalah suatu system hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang
danatau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerjaburuh, dan pemerintah.
29
Hubungan industrial disebut juga dengan hubungan perburuhan atau industrial relation.
30
Hubungan industrial beritikan kejelasan hak dan kewajiban bagi pekerjaburuh dan pengusaha di dalam segala aspek yang bersifat kolektif.
31
Sedangkan hubungan kerja menurut Imam Soepomo yaitu suatu hubungan antara seorang buruh dan seorang majikan, dimana hubungan kerja itu terjadi setelah
29
I Made Udiana, 2015, Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial, Udayana University Press, Denpasar, h. 1
30
Ibid, h. 41
31
Abdul Khakim, 2015, Aspek Hukum Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Antara Peraturan dan Pelaksanaan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,selanjutnya disingkat Abdul
Khakim II, h. 26
adanya perjanjian kerja antara kedua belah pihak. Mereka terikat dalam suatu perjanjian, di satu pihak pekerjaburuh bersedia bekerja dengan menerima upah dan
pengusaha mempekerjakan pekerjaburuh dengan memberi upah.
32
Selain itu Husni berpendapat bahwa hubungan kerja ialah hubungan antara buruh dan majikan setelah adanya perjanjian kerja, yaitu suatu perjanjian di mana
pihak buruh mengikatkan dirinya pada pihak majikan untuk bekerja dengan mendapatkan upah dan majikan menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan
si buruh dengan membayar upah.
33
Upah adalah imbalan dari pihak majikan yang telah menerima pekerjaan dari pihak buruh itu pada umumnya ialah tujuan dari buruh
untuk melakukan pekerjaan.
34
a adanya pekerjaan;
Dalam Pasal 1 angka 15 UUK disebutkan bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerjaburuh berdasarkan perjanjian kerja yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Dengan demikian, jelaslah bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan
pekerjaburuh. Berdasarkan pengertian tentang hubungan kerja di atas maka unsur hubungan kerja terdiri atas:
b upah; dan
c perintah.
32
Abdul Khakim I, op.cit, h. 39
33
Abdul khakim I, op.cit, h. 39
34
Mokhammad Najih Soimin, 2012, Pengantar Hukum Indonesia, Setara Press, Malang, h. 242
Adanya unsur pekerja dalam suatu hubunga kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan, pekerjaan tersebut haruslah dilakukan sendiri oleh pekerja, hanya
dengan seizin majikan dapat menyuruh orang lain. Sifat pekerjaan yang dilakukan pekerja itu sangat pribadi karena bersangkutan dengan keterampilankeahliannya,
maka menurut hukum jika pekerja meninggal dunia maka perjanjian kerja tersebut putus demi hukum.
35
Adanya unsur Perintah, manifestasi dari pekerjaan yang diberikan kepada pekerja oleh pengusaha adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada perintah
pengusaha untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan. Disinilah perbedaan hubungan kerja dengan hubungan lainnya, misalnya hubungan antara
dokter dengan pasien, pengacara dengan klien. Hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja karena dokter, pengacara, tidak tunduk pada perintah pasien atau
klien.
36
Adanya Upah, upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja, bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja bekerja pada pengusaha adalah
untuk memperoleh upah. Sehingga jika tidak ada unsur upah, maka suatu hubungan tersebut bukan merupkan hubungan kerja. Upah dalam ketentuan ketenagakerjaan
minimal adalah Upah Minimum Provinsi atau Upah Minimum Sektoral Provinsi yang ditetapkan oleh gubernur. Pasal 90 ayat 1 UUK menyebutkan bahwa pengusaha
35
Lalu Husni, op.cit, h. 63
36
Ibid
dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 89.
37
2. Pengusaha
Di dalam bukunya Imam Soepomo mengatakan istilah pengusaha secara umum menunjukan tiap orang yang melakukan suatu usaha, dan seorang majikan adalah
seorang pengusaha dalam hubungannya dengan buruh.
38
a Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri. Dalam pasal 1 angka 5 UUK
pengusaha adalah :
b Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya. c
Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf 1 dan b
yang berkedudukan di luar indonesia. Selain pengertian pengusaha UUK juga memberikan pengertian pemberi kerja yakni
orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Peraturan istilah pemberi kerja ini muncul untuk menghindari orang yang bekerja pada pihak lain yang tidak dikategorikan sebagai pengusaha khususnya bagi pekerja
pada sektor informal.
37
Ibid
38
Imam Soepomo, 1970, Pengantar Hukum Perburuhan, Jambatan, Jakarta, h. 33
2.3 Hak dan Kewajiban Pekerja