kontrak? 2
Jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja
outsorcing pada CV ADI SURYA tahun
2013 Komang Adi
Gunawan 1.
Penerapan dan manfaat pemberian jaminan
kesehatan tenaga kerja bagi produktivitas tenaga
kerja outsorcing terhadap kemajuan kinerja
karyawan tersebut pada CV. ADI SURYA
2. Bagaimanakah upaya
hukum penyelesaian sengketa dalam
pelaksanaan pemberian jaminan kesehatan bagi
tenaga kerja outsorcing pada CV. ADI SURYA
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sejenis diatas ialah pada penelitian ini lebih khusus jaminan sosial yang diberikan dari pengusaha yaitu
pada sektor pekerja swasta dan penelitian ini dalam badan penyelenggara pemberian jaminan sosial diselenggarakan oleh BPJS dan bukan oleh Jamsostek.
1.5. Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan umum 1.
Untuk mengetahui apa saja program jaminan sosial bagi pekerja kontrak pada Hotel Bali Mandira Beach Resort SPA
2. Untuk mengetahui bagaimana manfaat jaminan sosial tenaga kerja bagi
pekerja kontrak pada Hotel Bali Mandira Beach Resort SPA.
1.5.2 Tujuan khusus
1. Untuk memahami program jaminan sosial bagi pekerja kontrak pada
Hotel Bali Mandira Beach Resort SPA 2.
Untuk memahami bagaimana manfaat jaminan sosial bagi pekerja kontrak pada Hotel Bali Mandira Beach Resort SPA.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini di dapat memberikan pencerahan tentang permasalahan hukum yang penulis hadapi sehingga menjadi dasar pemikiran yang teoritis, dan memberi
wawasan bagi para pembaca dan penulis tentang apa saja program dan manfaat jaminan sosial bagi pekerja kontrak di hotel Bali Mandira dalam pelaksanaanya
serta merta sebagaimana yang diamanahkan oleh Peraturan Perundang-Undangan. 1.6.2 Manfaat Praktis
Memberikan masukan terhadap pengusaha dalam melaksanakan jaminan sosial bagi pekerja kontrak untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, serta
memberikan informasi tambahan akan manfaat jaminan sosial tenaga kerja.
1.7. Landasan Teoritis
Sebelum sampai pada pokok permasalahan, maka diuraikan beberapa landasan teoritis yang dipergunakan untuk menunjang pembahasan pokok
permasalahan. Dari landasan teoritis tersebut diharapkan mampu memperjelas dan dapat mendukung permasalahan serta alternative pemecahan.
Indonesia adalah merupakan Negara hukum yang sering diterjemahkan recht Staats atau the rule of law. ada 4 unsur dari rechtstaat yaitu:
1. Adanya jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia;
2. Adanya pembagian kekuasaan berdasarkan trias politika montequieu;
3. Tindakan pemerintah berdasarkan undang-undang;
4. Adanya peradilan administrasi Negara.
6
Dalam hal point 1 ini Indonesia telah memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia yang mana Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang
tercantum dalam Pasal 27 ayat 2 yang menyebutkan tiap-tiap warga Negara Indonesia berhak atas ekerjaan yang layak bagi kemanusiaan dan dalam pasal 28H
dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 yang dimana negara wajib memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial terhadap seluruh rakyat
Indonesia, yaitu dalam bentuk jaminan sosial. Untuk melindungi jaminan sosial tenaga kerja pemerintah membuat UUK,
yang mana menurut pasal 3 dan pasal 2 UUK ini berasaskan pada : 1.
Pembangunan ketenagakerjaan berlandaskan pancasilan dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan
melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah. Yang dimaksud dimaksud dengan pekerja adalah adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
7
6
Abu Daud Busroh, 2011, Ilmu Negara, Bumi Aksara, Jakarta, h. 54
7
Zaeni Asyhadie, 2013, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Rajawali Pers, Jakarta, selanjutnya disingkat Zaeni Asyhadie II, h. 19
Seorang pekerja pasti memiliki hubungan kerja dengan setiap perusahaan yang mana dalam
hubungan kerja tersebut perusahaan diwajibkan untuk memberikan perlindungan
hukum terhadap tenaga kerja di dalam program jaminan sosial tenaga kerja agar tercipta kesejahteraan kehidupan pekerja dan keluarganya. Jaminan sosial tenaga
kerja merupakan hak dari setiap tenaga kerja maka setiap perorangan atau perusahaan wajib menyelenggarakannya. Yang dimaksud dengan jaminan sosial
tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit hamil, bersalin, hari tua dan meninggal
dunia.
8
Menurut Teori Abraham Maslow kebutuhan akan rasa aman merupakan tingkat kebutuhan yang kedua setelah kebutuhan psikologi seperti makan, minum,
sandang, papan, dan kebutuhan fisiologinya.
9
8
Lalu Husni, 2014, op.cit, h. 151
9
Dede Rahmat Hidayat, 2011, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, Ghalia Indonesia, Jakarta, h. 165
Kebutuhan akan rasa aman ini bermacam-macam, salah satunya yakni rasa akan aman masa depan dan
sebagainya. Untuk menghadapi resiko ini diperlukan alat yang dapat mencegah atau mengurangi timbulnya resiko itu yang disebut jaminan sosial. Salah satu
upaya pemberian perlindungan tenaga kerja adalah jaminan sosial tenaga kerja seperti yang terdapat dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor
IIMPR1993 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara selanjutnya disebut GBHN dalam bab IV dijelaskan Perlindungan tenaga kerja yang meliputi hak
berserikat dan berunding bersama, keselamatan dan kesehatan kerja, jaminan sosial tenaga kerja yang mencakup jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan
kesehatan, jaminan terhadap kecelakaan, dan jaminan kematian serta syarat-syarat kerja lainnya perlu dikembangkan secara terpadu dan bertahap dengan
mempertimbangkan dampak ekonomi dan moneternya, kesiapan sektor terkait, kondisi pemberian kerja, lapangan kerja dan kemampuan tenaga kerja.
Jaminan sosial tenaga kerja merupakan bentuk perlindungan yang disediakan dalam suatu masyarakat untuk masyarakat itu sendiri. Jaminan sosial
itu sendiri meliputi berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat danatau pemerintah. Usaha-usaha tersebut oleh sentanoe kertonegoro
dikelompokan dalam empat kegiatan usaha utama, yaitu : 1.
Usaha-usaha yang berupa pencegahan dan pengembangan yaitu usaha-usaha di bidang kesehajtan, keagamaan, keluarga berencana, pendidikan, bantuan
hukum, dan lain-lain yang dapat dikelompokan dalam pelayanan sosial social service.
2. Usaha-usaha yang berupa pemulihan dan penyembuhan seperti bantuan
untuk bencana alam, lanjut usia, yatim piatu, penderita cacat dan berbagai ketunaan yang dapat disebut sebagai bantuan sosial social assistance.
3. Usaha-usaha yang berupa pembinaan, dalam bentuk perbaikan gizi,
perumahan, trasmigrasi, koperasi, dan lain-lain yang dapat dikategorikan sebagai sarana sosial social infrastructure.
4. Usaha-usaha di bidang perlindungan ketenagakerjaan yang khusus ditujukan
untuk masyarakat tenaga kerja yang merupakan inti tenaga pembangunan
dan selalu menghadapi resiko-resiko sosial ekonomis, digolongkan dalam asurasi sosial social insurance.
10
Penyelengaraan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan merupakan salah satu taunggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan
perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara, seperti halnya berbagai negara berkembang
lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada
masyarakat pekerja di sektor formal. UUK telah mengatur hak-hak pekerja yaitu, pada pasal 86 yaitu setiap
pekerkerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan kerja dan kesehatan kerja ,dan pada pasal 99 yaitu setiap tenaga kerja dan
keluarganya berhak memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. Pada pasal 99 ini menyatakan bahwa setiap buruhpekerja dan keluarganya berhak mendapatkan
jaminan sosial, dengan undang-undang ini pemerintah mewajibkan agar seluruh buruhpekerja dan keluarganya untuk mendapatkan jaminan sosial. Dan jaminan
sosial ini dibebankan oleh pemberi kerja, hal ini tertera pada Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial pada pasal
15 ayat 1 yang menyatakan pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program
jaminan sosial yang diikuti. Dalam hal ini BPJS sebagai badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial memiliki 2 bentuk,
10
Zaeni Asyhadie II, op.cit, h.118
yang mana berdasarkan ketentuan pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bahwa BPJS dibagi
dalam dua jenis yaitu: 1.
BPJS kesehatan. 2.
BPJS ketenagakerjaan.
Dalam penyelengaraan sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, jaminan sosial
berasaskan pada asas: 1.
Kemanusiaan; 2.
Manfaat; dan 3.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan asas kemanusian adalah asas yang terkait dengan penghargaan terhadap martabat
manusia. Yang dimaksud dengan asas manfaat adalah asas yang bersifat operasional menggambarkan pengelolaan yang efisien dan efektif dan yang
dimaksud dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah asas yang bersifat idiil.
Selain asas-asas diatas dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS menyelenggarakan system
jaminan sosial nasional berdasarkan prisip : a.
Kegotongroyongan; b.
Nirlaba;
c. Keterbukaan;
d. Kehati-hatian;
e. Akuntabilitas;
f. Portabilitas;
g. Kepersertaan bersifat wajib;
h. Dana amanat; dan
i. Hasil pengelolaan dana jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. Dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan prinsip kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antara peserta dalam menanggung
beban biaya jaminan sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah, atau penghasilan. Yang
dimaksud dengan prinsip nirlaba adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi seluruh peserta. Yang dimaksud dengan prinsip keterbukaan adalah prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar,
dan jelas bagi setiap peserta. Yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib. Yang dimaksud
dengan prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Yang dimaksud dengan
prinsip portabilitas adalah prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Yang dimaksud dengan prinsip kepesertaan bersifat wajib adalah prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta
jaminan sosial, yang dilaksanakan secara bertahap. Yang dimaksud dengan prinsip dana amanat adalah bahwa iuran dan hasil pengembangannya merupakan
dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta jaminan sosial.
Manfaat dari BPJS dapat dilihat dari pasal 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang mana tertera
pada tujuan dari BPJS yaitu bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
Peserta danatau anggota keluarganya. Perlindungan jaminan sosial sangatlah penting sehingga pemerintah sangat tegas dalam terjaminnya kehidupan para
pekerja hal ini tertuang dalam pasal 17 ayat 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bahwa apabila pemberi kerja
selain penyelenggara negara yang tidak mendaftarkan dirinya atau pekerjanya sebagai peserta BPJS akan dikenai saksi administratif. Saksi administratif yang
dimaksud tertera pada pasal 17 ayat 2 yaitu berupa : a.
Teguran tertulis. b.
Denda, danatau. c.
Tidak mendapat pelayanan publik tertentu.
1.8. Metode Penelitian