Dago Aged Village Tema Serenity

(1)

Nama : Sein Sein Hasni Fauziah

Umur : 21 Tahun

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 07 Oktober 1993’ Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln. Mengger Hilir No.58 RT.03 RW.04

Ds. Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung, Jawa Barat No. Telepon / HP : 087722062131

E-mail : seinseinhsni@gmail.com

Menerangkan dengan sebenarnya:

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamatan : SD Negeri Babakan Tanjung, 1999-2005, Berijasah 2. Tamatan : SMP Negeri 2 Dayeuhkolot, 2005-2008, Berijasah 3. Tamatan : SMA Negeri 1 Dayeuhkolot, 2008-2011, Berijasah

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya:

Saya yang bersangkutan,


(2)

(3)

(4)

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Jumlah penduduk di Indonesia menurut berita resmi statistik no. 26 / V / 3 Juni 2002 menyatakan bahwa berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2000, jumlah penduduk Indonesia pada tanggal 30 Juni 2000 adalah 206 264 595 orang. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama periode 1990-2000 adalah sebesar 1,49 persen. Angka ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk dekade sebelumnya, 1980-1990 yang mencapai 1,97 persen per tahun. Faktor yang berpengaruh dalam penurunan laju pertumbuhan penduduk selama periode 1990-2000 adalah menurunnya tingkat kelahiran dan juga tingkat kematian.

Penduduk Indonesia masih tergolong penduduk muda. Ini terlihat dari persentase penduduk pada kelompok umur muda (0-14 tahun) sebesar 30,43 persen, sementara kelompok umur tua (65 tahun atau lebih) sebesar 4,54. persen. Kondisi ini tidak berbeda jauh dengan keadaan pada tahun 1980 dan 1990.

Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang (U.S. Census Bureau, International Data Base, 2009). Indonesia merupakan negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (Aging Structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas sekitar 7,18% (Menkokesra, 2008, 12/4/08).

Menurut UU No.4 tahun 1965 pasal 1 seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.


(6)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

Dengan semakin bertambahnya usia seseorang, maka partisipasi sosialnya semakin berkurang dan cakupannya juga menyempit. Dimana terdapat tingkat penurunan yang cepat dalam hal keanggotaan dan kegiatan sosial atau organisasi masyarakat setelah usia enam puluh tahun, atau bagi pria setelah pensiun. Sosialisasi lanjut usia mengalami kemunduran setelah terjadinya pemutusan hubungan kerja atau tibanya saat pensiun. Teman-teman sekerja yang asalnya menjadi curahan segala masalah sudah tidak dapat dijumpai setiap hari. Lebih-lebih lagi ketika teman sebaya/sekampung sudah lebih dahulu meninggalkannya. Sosialisasi yang dapat dilakukan adalah dengan keluarga dan masyarakat yang relatif berusia muda.

Seiring berjalannya waktu, dimana modernisasi membawa sejumlah perubahan baik positif maupun negatif terhadap masyarakat. Salah satu dampak positif modernisasi adalah berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan tingkat kehidupan yang lebih baik, sedangkan dampak negatif modernisasi adalah tumbuhnya sikap individualistik. Maka dari itu menyebabkan masyarakat merasa tidak membutuhkan orang lain

Tabel 1.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2000


(7)

dalam beraktivitas, padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Sehingga masyarakat cenderung bersaing mengejar tujuan pribadi. Hal ini menyebabkan waktu dan pikiran yang tersita.

Ketika sikap ini dibawa kerumah, masing-masing individu akan lebih fokus kepada keluarga inti. Sehingga bagian keluarga yang sudah mulai menua kurang mendapat perhatian dan perawatan dari anak cucu mereka. Keluarga yang tidak mampu merawat akhirnya menempatkan manula mereka di Panti Werdha. Tentunya hal ini membuat para manula merasa tersisihkan ketika harus ditempatkan ke tempat dengan bangunan dan fasilitas seadanya tersebut. Terkadang, bangunan dan fasilitas yang seadanya itu membuat para manula merasa tidak nyaman dan tidak betah dan seringkali karena tidak ada pilihan para manula merasa terpaksa dan tidak senang yang kemudian dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Kini argumen itu sudah berubah, banyak kaum werdha dan keluarga yang dengan sadar sendiri menginginkan ditempatkan di Panti Werdha untuk menjalani hidup lebih baik lagi, kini Panti Werdha tidak lagi reot dan kumuh, sudah ada fasilitas perawatan yang baik dan lengkap. Tersedia juga cek rutin kesehatan, kebutuhan pangan dan nutrisi para kaum werdha teratur dengan baik. Tersedia kegiatan dan aktivitas untuk menjaga kekuatan motorik dan kognitif para kaum werdha yang berupa hiburan, permainan-permainan, olahraga, dan keterampilan. Di panti werdha para kaum werdha dapat bersosialisasi dengan sebayanya yang mungkin tidak bisa diperoleh bila tinggal di rumah keluarga. Dengan itu mereka tidak merasa kesepian lagi yang disebabkan oleh sibuknya anak karena pekerjaannya serta keluarga kecilnya.

Namun ada hal yang terlupakan, yaitu kebutuhan akan memori, atau mengenang masa lalu. Secara psikologis bagi kaum werdha hal ini penting karena masa lalu mereka adalah hal yang membawa mereka sampai pada masa sekarang dan akan terus diingat sampai kapanpun. Oleh karena itu, dari memori inilah konsep homey ini akan muncul, sehingga rumah tidak akan menjadi sekedar tempat tinggal, melainkan merupakan sebuah tempat yang memiliki nilai mendalam bagi kaum werdha. Dengan mempertimbangkan


(8)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

lokasi yang berada di Dago Atas Kota Bandung yang masih sejuk, mempunyai view yang baik dan menarik, aksesbilitas yang mudah dijangkau baik dari warga lokal Kota Bandung ataupun dari luar kota dapat diakses melalui jalan tol yang keluar di Pasteur yang merupakan salah satu pusat kota serta memiliki kelengkapan kota yang baik ini menjadikan penulis merancang Dago Aged Village untuk menengah keatas.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 1.2.1 Maksud

Maksud dari perancangan ini adalah:

- Merancang fasilitas bagi kaum werdha yang bersifat manusiawi

sesuai kebutuhan dan memberikan kemandirian.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari perancangan ini adalah:

- Merancang Panti Werdha yang dapat memberikan hidup bahagia

dalam masa tua.

1.3 MASALAH PERANCANGAN

- Bagaimana merancang tata ruang sesuai kebutuhan Panti Werdha. - Bagaimana mengolah sirkulasi yang jelas dan aman.

1.4 PENDEKATAN PERANCANGAN

Perencanaan Panti Werdha di Kota Bandung akan dilakukan pendekatan perancangan :

1. Studi lapanganterhadap lahan proyek mencakup kondisi sekitar lahan, studi lingkungan fisik, bangunan dan suasana yang ada di sekitar tapak. 2. Studi banding tentang Panti Werdha atau proyek sejenis.

3. Studi literatur mengenai Panti Werdha dan karakteristik lansia.

1.5 RUANG LINGKUP DAN BATASAN

1.5.1 Ruang Lingkup


(9)

- Tidak mensyaratkan agama. - Pasangan suami istri.

1.5.2 Batasan

Batasan yang menjadi konstrain dalam rancangan :

- Fasilitas diperuntukan bagi menengah keatas. - Fasilitas diperuntukan bagi yang sehat jiwa.

1.6 KERANGKA BERPIKIR

Kriteria-Kriteria Perancangan:

 Standar-standar fasilitas kaum werdha

 Pola Sirkulasi

 Program Ruang

Studi Literatur:

 Arsitektur perilaku

 Standar arsitektur bagi kaum difabel

 Tipologi arsitektur

 Tematik

Studi Empiris:

 Pengamatan Langsung & Wawancara

 Studi Banding

 Studi Lapangan

PERMASALAHAN

ANALISIS

KONSEP TEMA

SKEMATIK RANCANGAN Judul / Kasus

DAGO AGED VILLAGE


(10)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan dari perancangan Dago Aged Village ini adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Pada Bab I, memuat latar belakang, maksud, tujuan, masalah perancangan, pendekatan perancangan, lingkup dan batasan, kerangka berpikir dalam Panti Werdha di Kota Bandung dan sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK DAN ANALISIS

Pada Bab II, memuat penjelasan mengenai proyek secara umum, program kegiatan, kebutuhan .

BAB III. ELABORASI TEMA

Pada Bab III, memuat tentang pengertian tema, hubungan tema dengan rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi dan bentuknya (interpretasi tema)

BAB IV. ANALISA

Pada Bab IV, memuat tentang data, analisa tapak dan guidelines.

BAB V. KONSEP RANCANGAN

Pada Bab V, memuat konsep perencanaan

BAB VI. HASIL RANCANGAN

Pada Bab VI, memuat dan menjelaskan hasil perancangan Dago Aged Village, meliputi site plan, block plan, bentukan 3d massa dan tapak bangunan, 3d suasana, maupun eksterior bangunan.


(11)

BAB II

STUDI BANDING DAN LITERATUR

2.1 PENGERTIAN ISTILAH

Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisis, kejiwaan, dan sosial (UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005,826) : Arti dari kata panti werdha adalah rumah tempat mengurus dan merawat orang jompo.

Pembagian umur yang dijadikan patokan oleh WHO mengenai usia lanjut adalah :

1. Usia lanjut (elderly), antara 60 sampai dengan 74 tahun. 2. Tua (old), antara 75 sampai 90 tahun.

3. Sangat tua (very old), diatas 90 tahun.

Di Indonesia, pengertian tentang lanjut usia diatur dalam keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia yaitu lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.

2.2 PENGGOLONGAN DAN KONDISI LANSIA

Dilihat dari usia dan aktivitasnya, lansia dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

Young-old Old Old-old

Kondisi Umum

 Usia antara 55-70  Relatif sehat, makmur, bebas dari tanggung jawab tradisional akan pekerjaan dan keluarga,

 Sekitar 70-80 tahun dan lebih.  Membutuhkan

pelayanan sosial yang mendukung.

 Sekitar 80 tahun keatas.

 Membutuhkan pelayanan sosial yang mendukung. Tabel 2.1 Klasifikasi Lansia


(12)

berpendidikan, aktif dalam hal politik.

 Membutuhkan fitur-fitur spesial pada

lingkungan fisik seiring dengan

masalah-masalah

kesehatan yang berkembang pada diri mereka.

 Membutuhkan fitur-fitur spesial pada

lingkungan fisik seiring dengan

masalah-masalah

kesehatan yang berkembang pada diri mereka.

Kebutuhan tempat tinggal

 Komunitas pensiunan.

 Komunitas orang dewasa.

 Perawatan untuk

sekumpulan orang.  Pusat

perawatan berkelanjutan.  Perawatan di

area kediaman.

 Rumah perawatan.  Perawatan

residen.  Perawatan

pribadi.

Kemampuan  Mandiri.  Aktif.

 Semi-

independen.  Semi-aktif

(dalam kelompok).

 Sangat bergantung pada orang lain.  Pasif

(pergerakan terbatas).  Memiliki

kebutuhan lebih untuk

perawatan kesehatan.


(13)

Tipikal kegiatan

 Inisiatif pribadi.  Kegiatan sosial. 

Bersenang-senang.  Rekreasi.  Berhubungan

dengan

kesehatan dan kemakmuran.

 Inisiatif sendiri dan kelompok.  Cenderung

menetap.  Sosial.

 Berhubungan dengan

kesehatan dan kemakmuran.

 Terbatas

(inisiatif orang lain).

 Berkelompok  Menetap  Sosial.  Therapeutic.

Semakin meningkat usia seseorang, terjadi perubahan fisik, mental, dan psikologis. Secara biologis, gejala-gejalanya antara lain adalah melambatnya proses berpikir, berkurangnya daya ingat, kurangnya kegairahan, perubahan pola tidur fungsi-fungsi tubuh tidak dapat lagi berfungsi dengan baik, dan pergeseran libido, yang berarti akan membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan berbagai aktivitas. Hal ini menyebabkan lansia akan membutuhkan perhatian ekstra dari orang-orang disekitarnya. Peningkatan ini juga diiringin dengan perubahan psikologis dan sosiologis dimana kualitas hidup mereka semakin menurun, terjadi penurunan kapasitas mental, perubahan peran sosial, kepikunan (dementia), depresi, belum lagi manifestasi komplek dari depresi. Gejala-gejala ini akan terjadi secara progresif dan dimulai pada usia 40 tahun. Namun yang termasuk kedalam kategori usia lanjut adalah usia 60 tahun keatas.

2.3 STUDI LITERATUR PANTI WERDHA 2.3.1 Program Kegiatan

Berdasarkan studi dan pengamatan penulis dapat disimpilkan bahwa program kegiatan dalam konteks panti werdha yang dapat memfasilitasi kaum werdha adalah seperti berikut:

Sumber : Clare Cooper Marcus & Carolyn Francis. People place (2nd Edition), Design Guidelines For Urban Open Space


(14)

Kaum Werdha

1. Kegiatan Bersama (makan, pembinaan keterampilan)

Menyediakan ruangan bersama yang nyaman dan aman bagi kaum werdha.

2. Kegiatan Pribadi (mandi, mencuci pakaian bagi yang masih sehat, tidur, menonton televisi, mengobrol dengan sesama kaum werdha, ibadah)

Memberikan fasilitas bagi kaum werdha yang bersifat manusiawi sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan usia dan memberikan kemandirian.

Pengurus

1. Kegiatan pelayanan bagi lansia secara tidak langsung (administrasi kantor, staff kantor)

Menyediakan ruangan yang nyaman, aman, dan strategis.

2. Kegiatan pelayanan bagi lansia secara langsung (perawat dan pekerja tidak tetap seperti dokter, pimpinan panti, psikolog, juru masak, cuci dan setrika)

Memberikan ruangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Pengunjung

1. Pengunjung atau atau tamu bagi kaum werdha

Menyediakan ruang tamu bersama untuk pengunjung yang hanya menjenguk sebentar, menyediakan kamar untuk pengunjung yang jauh agar bisa menginap.

2.Pengunjung kantor (berurusan dengan administrasi, perizinan, dll)

Dapat menggunakan ruangan pengurus langsung tanpa harus memberikan ruangan khusus lagi.


(15)

2.3.2 Standar Fasilitas Bagi Kaum Werdha Pada Bangunan Umum

Studi literatur yang diangkat sebagai acuan perancangan gedung bagi kaum werdha menggunakan prinsip pendekatan Universal Design.

Gambar diatas merupakan alat bantu untuk para manula yang sudah mulai tidak sanggup berjalan sendiri, dengan standar dimensi yang ada kita dapat memberikan ruang gerak minimum untuk mereka.

Gambar diatas yang diberi warna berbeda merupakan standar dimensi jalur sirkulasi yang dirasa cukup bagiak untuk digunakan.

Sumber : Universal Design


(16)

Gambar diatas yang diberi warna berbeda merupakan standar dimensi pintu yang dirasa cukup baik jika dibandingkan dengan gambar lainnya.


(17)

(18)

Gambar diatas yang diberi warna berbeda merupakan standar dimensi ruang dan peletakan pintu yang dirasa baik, agar tidak mendapatkan ruang dan dimensi pintu yang diperlukan sesuai kebutuhan, dengan kata lain tidak membuang-buang ruang kosong.

Gambar diatas yang diberi warna berbeda merupakan standar dimensi untuk pintu dikamar tidur yang dirasa cukup baik, karena pintu itu mempunyai sebagian material kaca yang dapat dijangkau oleh jarak pandang manusia baik manusia normal atau pun kaum difabel.


(19)

Gambar diatas yang diberi warna berbeda merupakan standar dimensi untuk peletakan urinoar. Urinoar yang dapat digunakan oleh segala umur dan segala kondisi dirasa lebih efisien untuk diterapkan.


(20)

Gambar diatas merupakan dimensi penempatan wastafel dan peletakan pengering tangan yang sebetulnya dapat digunakan oleh manusia normal pada umumnya dan oleh kaum difabel.

Untuk lebih lengkapnya mengenai standar fasilitas bagi kaum difabel yang digunakan pada bangunan Panti Werdha dapat dilihat pada lampiran.

2.3.3 Studi Fungsi Sejenis Berdasarkan Internet A. Mornington Centre / Lyons

Location: Mornington, Victoria, Australia

Sebuah bangunan kontes paradigma konvensional sebuah panti werdha. Melalui pengaturan ruang dan lingkungan normalisasi itu bergeser dari model perawatan medis-centric ke salah satu tempat keluarga dan pengasuh bekerja dengan staf untuk memberikan perawatan kepada penghuni.

Kamar dimana orang tinggal terdapat jendela dimana orang dapat duduk dan menikmati pemandangan. Ini memiliki jendela openable besar untuk mendapatkan cahaya disiang hari dan udara segar yang sangat baik untuk kesehatan para lansia.

Sistem kulit bangunan ini dibalut oleh lapisan 'papan' besar yang dibuat dengan batu bata timbul.


(21)

B. Tatanan Ruang

Bentuk tatanan ruang disesuaikan dengan kaum werdha, diantaranya peletakan ruang-ruang yang saling berdekatan mempermudah aksesbilitas kaum werdha itu sendiri. Bentukan dindingnya pun seolah menerapkan arsitektur bioklimatik yang dapat menghasilkan sirkulasi penghawaan silang yang baik. Arah pencapaian ruang juga cukup tegas dan memiliki akses langsung.

C. Bentuk Masa Bangunan

Bentuk masa bangunan merupakan bentuk linier yang mengalami subtraktif dan adiktif yang sederhana. Pada bagian subtraktif dan adiktifnya diberikan bukaan-bukaan pada sudut yang menegaskan keberadaan bidang-bidang dalam ruang.

Gambar 2.1 Rencana Lantai Dasar

Sumber : http://www.archdaily.com/93191/mornington-centre-lyons/

Gambar 2.2 Fasade Mornington Centre


(22)

D. Aksesbilitas Interior

Bentuk sirkulasi dibuat tidak begitu tegas untuk menghindari kesan formal dan kebosanan. Tetapi selalu terdapat railling sebagai batas atau jalur keamanan untuk para kaum werdha.

2.4 STUDI BANDING FUNGSI SEJENIS 2.4.1 Panti Werdha Pemerintah

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1, Jakarta Timur merupakan panti sosial yang dikelola oleh Pemerintah Jakarta yang memberikan pelayanan sosial bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat, yang melipiuti perawatan, perlindungan dan pembinaan fisik, spiritual, sosial dan psikologis.

A. Lokasi

Gambar 2.4 Foto Udara Lokasi Tapak Sumber : maps.google.com

Gambar 2.3 Suasana Aksesbilitas dan Koridor Sumber : http://www.archdaily.com/93191/mornington-centre-lyons/


(23)

B. Fasilitas Panti Werdha - Lobby

- Ruang Konsultasi - Ruang Bacaan - Wisma

- Wisma VIP - Taman

- Lapangan Olahraga - Koperasi

- Pos Jaga - Klinik - Dapur

C. Gambar Keadaan Eksisting

2.4.2 Panti Werdha Swasta (menengah kebawah)

Panti Werdha BSD berada di Komplek BSD Griya Loka, Sektor 1.6, Jl. Kubis Blok A3/10, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Awal mula panti ini berdiri dari rasa sosial yang tinggi muncul pada Mohamad Sholeh, Pimpinan Pondok Lansia. Tempat

Gambar 2.5 Foto Keadaan Eksisting Sumber : Data Pribadi


(24)

Panti Werdha ini merupakan rumah sewa yang beralih fungsi

menjadi tempat sosial. “Maksud dan tujuan panti, Pondok Lansia

adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap lansia, khususnya

terlantar”, pungkasnya. A. Lokasi

B. Fasilitas Panti Werdha - Kamar Tidur

- Dapur - Teras

C. Gambar Keadaan Eksisting

Gambar 2.6 Foto Udara Lokasi Tapak Sumber : maps.google.com

Gambar 2.7 Foto Keadaan Eksisting Sumber : Data Pribadi


(25)

2.4.3 Panti Werdha Swasta (menengah keatas)

Sasana Tresna Werdha “Karya Bhakti” dimiliki dan dikelola oleh Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan, diprakarsai oleh Ibu Hj. Siti Hartinah Soeharto dan diresmikan oleh Bapak Soeharto tanggal 14 Maret 1984, merupakan sebuah institusi yang bergerak dibidang pelayanan kesejahteraan khusus kepada generasi lanjut usia.

A. Lokasi

B. Fasilitas Panti Werdha

1. Hunian

- Wisma Aster 18 kamar VIP - Wisma Bungur 25 kamar - Wisma Cempaka 26 kamar - Wisma Dahlia 8 kamar

2. Klinik Werdha

- Wisma Wijaya Kusuma - 3 kamar VIP

- 15 tempat tidur bangsal rawat inap - Pelayanan 24 jam

3. Penunjang Pelayanan Lansia

- Wisma Soka - Wisma Mawar - Wisma Kamboja - Wisma Kenanga

Gambar 2.8 Foto Udara Lokasi Tapak Sumber : maps.google.com


(26)

4. Fasilitas lain

- Dapur - Ruang cuci

- Ruang serbaguna - Perpustakaan - Pendopo

- Ruang pemeriksaan kesehatan C. Gambar Keadaan Eksisting

2.4.4 Beberapa Poin Utama Hasil Studi Banding

No Kategori Panti Werdha A Panti Werdha B Panti Werdha C Studi Literatur

1 Entrance Lebar pintu masuk 80 cm

Lebar pintu masuk 150 cm Lebar pintu masuk 120 cm Menurut standar Universal Design pintu masuk yang baik minimal 150 cm.

Gambar 2.9 Foto Keadaan Eksisting Sumber : Data Pribadi


(27)

2 Koridor Tidak mempunyai koridor Lebar koridor 200 cm Lebar koridor 210 cm Menurut standar Universal Design koridor yang baik minimal 180 cm. 3 Kamar

Tidur

- Luas kamar 12 m² untuk kapasitas 2 orang, termasuk kamar mandi pribadi. - Luas ruang

tidur

bersama 42 m² untuk kapasitas 7 orang.

- Luas kamar 24 m² untuk kapasitas 4 orang, termasuk kamar mandi pribadi. - Luas ruang

tidur bersama 144 m² untuk kapasitas 24 orang.

- Luas kamar tipe 1 adalah 12 m² untuk kapasitas 1 orang, termasuk kamar mandi pribadi. - Luas

kamar tipe 2 adalah 20m² untuk kapasitas 1 orang, termasuk kamar mandi pribadi. Menurut standar Universal Design dimensi untuk kamar dengan kamar mandi pribadi dan ruang tamu pribadi adalah 24 m².

4 Kamar Mandi

- Luas kamar

mandi 4 m².

- Tidak

terdapat railling.

- Luas kamar

mandi 12 m².

- Tidak

terdapat railling.

- Luas

kamar mandi 9 m².

- Terdapat

railling dan telah sesuai standar. Menurut standar Universal Design dimensi untuk kamar mandi minimal 5,75 m², namun didalamnya terdapat railling dan tempat duduk untuk mandi.


(28)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

BAB III

DESKRIPSI PROYEK DAN ELABORASI TEMA

3.1 DATA UMUM PROYEK

Lokasi : Jalan Dago, Coblong, Jawa Barat

Wilayah : Bandung Utara

Peruntukan (land-use) : Jasa dan Perumahan

Perencanaan fungsi : Panti Werdha

Pemilik Proyek : Swasta

Sumber Dana : Yayasan

PETA BANDUNG

U

Gambar 3.1 Foto Udara Lokasi Tapak Sumber : maps.google.com


(29)

 Luas Lahan : + 29700 m2 / + 2,97 Ha

 Peraturan GSB : 10 m

 Peraturan KDB : 30 %

 Peraturan KLB :1,4

Potensi tapak:

- Lokasi berada di pusat kota terletak pada jalur utama. - Keindahan pemandangan (bentang alam).

- Udara yang sejuk.

- Aksesbilitas mudah dijangkau. - Kelengkapan kawasan.

- Vegetasi.

U

Jl. Ir. H. Djuanda TAPAK

+ 29700 m2 /

2,97 Ha

Gambar 3.2 Detail Peta Lokasi Tapak Sumber : Peta CAD Bandung 2004


(30)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

Kelemahan tapak:

- Jalur menuju tapak pada pertigaan antara jalan Dago, Jalan Ir.

H. Djuanda, dan jalan Dago Bengkok sering terjadi kemacetan.

- Harga tanah. - Vegetasi. - Kontur.

- Ancaman bencana alam. - Cuaca yang tidak menentu.

Pada umumnya, karakter lingkungan yang dibutuhkan bagi fungsi Panti Werdha ialah:

- Lingkungan yang tidak terlalu padat.

- Lokasi yang berada dipusat kota dan terletak pada jalur utama. - Lingkungan dengan udara yang sejuk.

- Keindahan pemandangan (bentang alam). - Memiliki kelengkapan kawasan.

- Aksesbilitas yang mudah dijangkau.

NO KELOMPOK

UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0-4 13.292 18.894 32.186

2 5-9 13.631 15.536 29.167

3 10-14 21.211 23.157 44.368

4 15-19 27.062 28.446 55.508

5 20-24 46.000 43.169 89.169

6 25-29 60.051 59.462 119.513

7 30-34 70.684 72.118 142.802

8 35-39 86.816 84.832 171.648

9 40-44 101.646 96.429 198.075


(31)

10 45-49 117.290 108.595 225.885 11 50-54 132.013 121.802 253.815 12 55-59 130.003 123.107 253.110 13 60-64 111.269 113.951 225.220

14 65-69 97.629 94.144 191.773

15 70-74 108.813 102.547 211.360 16 75 keatas 108.712 103.206 211.918

JUMLAH 1.246.122 1.209.395 2.455.517

Tabel sensus penduduk tahun 2010 diatas bahwa jumlah penduduk untuk usia lanjut (60 tahun keatas) terbilang cukup banyak, maka dibutuhkan wadah yang bisa memfasilitasinya. Dilihat dari pertimbangan tabel tersebut dengan karakter lingkungan yang dibutuhkan bagi fungsi Panti Werdha, Kota Bandung berpotensi untuk mendirikan Panti Werdha. Di Kota Bandung terdapat dua jenis Panti Werdha yaitu Panti Werda yang dikelola oleh pemerintah dan Panti Werdha yang dikelola oleh swasta.

Sumber : BPS Kota Bandung (Proyeksi Sensus Penduduk 2010)

Panti Werdha di Bandung

Pemerintah Swasta

Alokasi dana dari Pemerintah

Alokasi dana dari Pemerintah

dan Masyarakat


(32)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

Panti Jompo Budi Istri Jl. Lodaya No.2 Panti Budi Pertiwi

Jl. Sancang No.2

Panti Jompo Muhamadiyah Jl. Gedebage selatan 14-A Panti Jompo Senjarawi

Jl. Jeruk 7

Yayasan Laswi Jl. Caringin Lumbung II

Rencana Site Jl. Dago

: Panti Werdha yang dikelola Pemerintah : Panti Werdha yang dikelola Swasta : Rencana tapak

Gambar 3.3 Pemetaan Lokasi Aktivitas Panti Werdha Kawasan Bandung

Batasan-batasan: - Utara : Sungai

Cikapundung, Kab. Bandung - Timur : Jalan Dago - Selatan: Jalan Sekunder,

RW.03 Kel. Dago

- Barat : Curug Dago

U

Batasan Bagian Utara Batasan Bagian Timur Luas Tapak 2,97 Ha


(33)

Kawasan lokasi tapak berada di Kawasan Bandung Utara yang merupakan daerah resapan air yang tinggi. Untuk kemiringan kontur pada lokasi tapak sendiri adalah 1o-2o maka termasuk kedalam kategori tanah landai. Menurut diagram diatas terdapat lima lokasi Panti Werdha di Bandung diantaranya satu Panti Werdha yang dikelola oleh pemerintah yang tentunya alokasi dana dari pemerintah, sedangkan empat lainnya merupakan Panti Werdha yang dikelola oleh swasta dan alokasi dana dari pemerintah serta masyarakat. Pada akhirnya akan membutuhkan Panti Werdha yang Mandiri dan dengan mempertimbangkan lokasi dan karakter lingkungan akan menjadikan Panti Werdha yang HIGH CLASS. Maka dipilihlah lokasi ini sebagai lahan rancangan karena faktor-faktor tersebut.

Batasan Bagian Selatan Batasan Bagian Barat Gambar 3.4 Batasan-Batasan Tapak

Sumber : Data Pribadi


(34)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

Lokasi tapak yang diambil dirasa cukup strategis dan sesuai dengan karakter lingkungan yang dibutuhkan bagi Panti Werdha.

3.2 STUDI KEBUTUHAN RUANG

1. Fasilitas Panti Werdha A. Kelompok Hunian

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit Jumlah Luas

1 Hunian kaum werdha

- 16 m2

- 20 m2

- 24 m2

- 1 orang - 1 orang - 2 orang

- 20 unit - 25 unit - 10 unit

- 320 m2

- 500 m2

- 240 m2 2 Hunian

keluarga kaum werdha

48 m2 4 orang 10 unit 480 m2

3 Hunian

perawat 12 m

2 2 orang 10 unit 120 m2

4 Hunian

karyawan 12 m

2 2 orang 4 unit 120 m2

5 Hunian

Pengelola 12 m

2 2 orang 2 unit 24 m2

6 Kamar Mandi 7,5 m2 81 unit 607,5 m2 7 Teras 4,5 m2 81 unit 564,5 m2 8 Ruang Makan

& Pantry

- 6 m2

- 3 m2

- 20 unit - 41 unit

- 120 m2 - 123 m2 9 Ruang Cuci 3 m2 61 unit 183 m2 10 Ruang setrika 1,5 m2 61 unit 91,5 m2

Jumlah 3493,5 m2

Sirkulasi 30% 1048,05 m2

Luasan keseluruhan 4541,55 m2


(35)

B. Kelompok Penunjang

- Unit Kesehatan

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas

1 Ruang

periksa 12 m

2 3 orang 1 unit 12 m2

2 Ruang obat 12 m2 3 orang 1 unit 12 m2 3 Gudang obat 12 m2 1 unit 12 m2 4 Ruang arsip 12 m2 1 unit 12 m2 5 Ruang

tunggu 12 m

2 8 orang 1 unit 12 m2

6 Ruang perawatan intensif

12 m2 1 orang 1 unit 12 m2

7 Ruang kerja 12 m2 3 orang 1 unit 12 m2 8 Lavatory 4 m2 1 orang 2 unit 16 m2 9 Ruang isolasi 12 m2 1 orang 1 unit 12 m2 10 Ruang

jenazah 16 m

2 1 unit 16 m2

Jumlah 128 m2

Sirkulasi 30% 39,6 m2

Luasan keseluruhan 169,6 m2

- Unit Keterampilan

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas

1 Ruang kerja 60 m2 40 orang 1 unit 60 m2 2 Ruang hasil

kerajinan 60 m

2 40 orang 1 unit 60 m2

3 Gudang - 16 m2 - 1 unit - 16 m2 Tabel 3.3 Studi Kebutuhan Ruang Kelompok Penunjang Unit Kesehatan


(36)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

- 30 m2 - 1 unit - 30 m2 4 Ruang latihan 200 m2 80 orang 1 unit 200 m2

Jumlah 366 m2

Sirkulasi 30% 109,8 m2

Luasan keseluruhan 475,8 m2

- Unit Sosial

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas

1 Ruang baca &

rak buku 80 m

2 15 orang 1 unit 96 m2

2 Kantin 150 m2 40 orang 1 unit 150 m2 3 Ruang kumpul 4 m2 5 orang 10 unit 40 m2 4 Lavatory 14 m2 2 orang 2 unit 28 m2 5 Aula - 260 m2

- 72 m2

- 100 orang - 50 orang

- 1 unit - 1 unit

- 260 m2 - 72 m2 6 Mushola 72 m2 50 orang 1 unit 72 m2 7 Ruang senam

(indoor) 150 m

2 15 orang 1 unit 150 m2

8 Ruang

konsultasi 12 m

2 2 orang 1 unit 12 m2

9 Jacuzzi 42 m2 10 orang 2 unit 84 m2

Jumlah 948 m2

Sirkulasi 30% 284,4 m2

Luasan keseluruhan 1232,4 m2


(37)

C. Kelompok Pelayanan

- Unit Pengelola

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas

1 Ruang

pimpinan 16 m

2 2 orang 1 unit 16 m2

2 Ruang kantor

pengelola 48 m

2 4 orang 3 unit 144 m2

3 Ruang rapat 72 m2 20 orang 2 unit 144 m2 4 Ruang

informasi 12 m

2 3 orang 1 unit 12 m2

5 Lobby 20 m2 1 unit 30 m2

6 Loker

karyawan 30 m

2 20 orang 1 unit 30 m2

7 Lavatory 4 m2 1 orang 2 unit 16 m2

8 Ruang tamu 12 m2 1 unit 12 m2

Jumlah 384 m2

Sirkulasi 30% 115,2 m2

Luasan keseluruhan 499,2 m2


(38)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

- Unit Service

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas

1 Dapur umum 40 m2 1 unit 40 m2 2 Ruang makan

perawat, karyawan, pengelola

64 m2 40 orang 1 unit 64 m2

3 Gudang (bahan makanan)

12 m2 1 unit 12 m2

4 Ruang cuci 9 m2 1 unit 9 m2

5 Area jemur 32 m2 1 unit 32 m2 6 Ruang setrika 16 m2 3 orang 1 unit 16 m2 7 Loker/ruang

ganti 40 m

2 30 orang 1 unit 40 m2

8 Gudang (alat pembersih, kursi roda, dll)

100 m2 1 unit 100 m2

9 Ruang Mekanikal Elektrikal

18 m2 1 unit 18 m2

10 Ruang genset 32,5 m2 1 unit 32,5 m2

Jumlah 363,5 m2

Sirkulasi 30% 109,05 m2

Luasan keseluruhan 472,55 m2


(39)

D. Ruang Luar

No Nama Ruang Luas

(m2) Kapasitas

Jumlah unit

Jumlah Luas

1 Parkir umum - 42,5 m2 - 42,5 m2 - 16,5 m2 - 2 m2

- 1 bus - 1 truk - 1 mobil - 1 motor

- 1 unit - 1 unit - 35 unit - 50 unit

- 42,5 m2 - 42,5 m2 - 577,5 m2 - 100 m2 2 Parkir

karyawan

- 16,5 m2 - 2 m2

- 1 mobil - 1 motor

- 30 unit - 50 unit

- 495 m2 - 100 m2 3 Parkir khusus - 21,6 m2

- 21,6 m2

- 1 mobil - 1 ambulance

- 20 unit - 1 unit

- 432 m2 - 21,6 m2 4 Olahraga

outdoor 100 m

2 1 unit 100 m2

Jumlah 1911.1 m2

Perkerasan luar 50%

Luasan keseluruhan 955.55 m2

Jadi total luas bangunan secara keseluruhan dihitung dari besaran ruang tiap unit adalah sebagai berikut:

A. Kelompok Hunian 4541,55 m2

B. Kelompok Penunjang 1877,8 m2

C. Kelompok Pelayanan 971,75 m2

D. Ruang Luar 955,55 m2

Total secara keseluruhan 8346,65 m2

Tabel 3.8 Studi Kebutuhan Ruang Kelompok Ruang Luar


(40)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

2. Pola Aktivitas - Kaum Werdha

- Pengurus

- Pengunjung

- Kendaraan

Gambar 3.6 Diagram Pola Aktivitas Kaum Werdha Sumber : Analisis

Gambar 3.7 Diagram Pola Aktivitas Pengurus Sumber : Analisis

Gambar 3.8 Diagram Pola Aktivitas Pengunjung Sumber : Analisis

Gambar 3.9 Diagram Pola Aktivitas Kendaraan Sumber : Analisis


(41)

3. Pemintakatan

Dasar pertimbangan pengelompokan dibagi menjadi tiga yaitu ruang publik, semi-privat, dan privat. Kelompok ruang publik bersifat umum dan mudah diakses pengunjung. Kelompok ruang semi-privat bersifat lebih privasi dan hanya orang yang berkepentingan yang akan diijinkan masuk. Kelompok privat memiliki tingkat privasi yang tinggi, hanya orang yang memiliki ijin dari pengelola yang dapat mengakses kedalamnya. Adapun pengelompokan berdasarkan tingkat privasi, kebisingan dan fasilitas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Dari pemintakatan dan elaborasi tema pada akhirnya akan menghasilkan organisasi ruang, diantaranya sebagai berikut:

Gambar 3.10 Diagram Pengelompokan Ruang Berdasarkan Tingkat Privasi, Kebisingan, dan Fasilitas

Sumber : Analisis

- Keamanan pintu

masuk

- Keamanan gerak/

mobilitas

- Ergonomi

- Suhu/temperatur

- Kelembaban

- Sinar matahari

- Bunga/tanaman

- Air

- Suara burung

- Ruang untuk

bersosialisasi

SERENITY

AMAN NYAMAN INDAH SOSIAL

Gambar 3.11 Diagram Elaborasi Tema Sumber : Analisis


(42)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

4. Diagram Matriks Kedekatan Ruang

Gambar 3.12 Organisasi Ruang

Gambar 3.14 Kedekatan Ruang Kelompok Penunjang Sumber : Analisis

Gambar 3.13 Kedekatan Ruang Kelompok Hunian Sumber : Analisis


(43)

3.3 Tema

Berangkat dari masalah yang ada di Indonesia dimana negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbesar keempat setelah China, India, dan Jepang (U.S.Census Bureau, International Data Base, 2009). Seiring berjalannya waktu, dimana modernisasi membawa sejumlah perubahan baik positif maupun negatif terhadap masyarakat. Salah satu dampak positif modernisasi adalah berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan tingkat kehidupan menjadi lebih baik, sedangkan dampak negatif modernisasi adalah tumbuhnya sikap individualistik. Pada akhirnya para manula kurang mendapatkan perhatian dan merasakan kesepian serta tidak adanya teman sebaya untuk bersosialisasi. Di Indonesia memiliki cukup banyak Panti Werdha, namun kebanyakan dari itu Panti Werdha yang ada di negara kita fasilitasnya terbatas dan kumuh. Maka yang dibutuhkan adalah sebuah

Gambar 3.15 Kedekatan Ruang Kelompok Pelayanan Sumber : Analisis

Gambar 3.16 Kedekatan Ruang Kelompok Luar Sumber : Analisis


(44)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

rancangan Panti Werdha yang memberikan hidup bahagia dalam masa tua dengan fasilitas yang bersifat manusiawi sesuai kebutuhan dan memberikan kemandirian.

Tema yang diangkat dalam perancangan Tugas Akhir ini adalah

Serenity” sebagai tawaran desain bagi kaum werdha.

Serenity adalah ketenangan dan ketentraman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi tenang adalah ridak gelisah, tidak rusuh, tidak kacau, tidak ribut, aman, dan tentram (perasaan hati, keadaan). Sedangkan definisi tentram menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah aman dan damai.

Sesuai dengan tema diatas, perancangan Panti Werdha yang menghadirkan konsep serenity sebagai tawaran desain untuk kaum werdha dalam bentuk:

a) Fasilitas bagi kaum werdha yang bersifat manusiawi sesuai kebutuhan dan memberikan kemandirian.

b) Dimensi ruang yang aman dan nyaman bagi kaum werdha/difabel.

Sedemikian rupa akan menggunakan prinsip-prinsip desain yang ramah terhadap pengguna difabel dengan standar – standar “Universal

Design” dan standar – standar “Pekerjaan Umum” dalam proses

perancangan.

Rumah sebagaimana sebuah hunian, sehubungan dengan tema serenity dapat dideskripsikan dalam beberapa aspek penilaian. Gagasan

Gambar 3.17 Gambaran Permasalahan Sumber : Analisis


(45)

awal dari tema serenity adalah serene, dimana serene terdiri dari empat makna yaitu tenang, hening, terang, dan tentram.

Untuk makna tenang dan hening muncul dari beberapa elemen yaitu tanaman atau bunga-bunga, suara percikan air, dan suara burung. Untuk makna terang diangkat dari masalah yang ada di Panti Werdha yang menjadi bahan studi banding dan studi lapangan, dimana kebanyakan Panti Werdha untuk ruangan-ruangan tempat beristirahat para manula memiliki tingkat kelembaban yang tinggi dan kurangnya mendapatkan pencahayaan alami. Untuk tentram sendiri muncul oleh lingkungan. Pada akhirnya ketenangan dan ketentraman itu akan muncul dengan sendirinya (serenity).

Indera Yang Berpengaruh

Elemen

Therapeutic Cara Sumber Rujukan

Penglihatan air Air yang berbentuk

kolam, jalur, bergerak.

Septana Bagus Pribadi, S.T., M.T. Burung Taman burung untuk

kesehatan mata yang diperoleh dari gerakan-gerakan burung.

www.SuaraBurung s.com

bunga Pemandangan taman

dan kebun bunga. Putri Arifa Malik SERENE TENANG HENING TERANG TENTRAM SERENITY


(46)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

Pendengaran Suara air Air yang dibuat kolam

dan disertakan air mancur.

Septana Bagus Pribadi, S.T., M.T. Suara

burung

Taman burung untuk mengurangi rasa stress dan untuk relaksasi.

www.SuaraBurung s.com

Penciuman Bunga Taman kecil disetiap

ruangan dan bak mandi yang gunanya sebagai aroma terapi.

Dr. Bach

Perasa air Unsur air yang

diletakan di sekitar bangunan akan mendinginkan udara/ angin yang masuk ke dalam bangunan.

Septana Bagus Pribadi, S.T., M.T.

Peraba Burung Taman burung untuk

terapi fisik dan mengembangkan keterampilan motorik dan mengurangi depresi.

www.SuaraBurung s.com


(47)

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 ANALISIS KAWASAN

4.1.1 Kesesuaian Kawasan dengan yang sudah ada di Kota Bandung

Pemilihan lahan mempertimbangakan banyak hal salah satu yang paling utama adalah mempertimbangkan lokasi yang masih sejuk dengan view yang baik dan menarik serta aksesbilitas yang mudah dijangkau. Kota Bandung sendiri merupakan tempat destinasi atau tempat wisata, banyak memiliki tempat wisata yang menyuguhkan keindahan pemandangan (bentang alam) & udara yang sejuk. Maka pada akhirnya dengan mempertimbangkan hal tersebut pilihan lokasi adalah mengarah ke Kawasan Bandung Utara.

Gambar 4.1 Foto Udara Peta Kota Bandung Sumber : maps.google.com


(48)

4.1.2 Kesesuaian Kawasan dengan Aturan yang ada

Menurut perda RTRW kota bandung Bandung Utara terletak pada Zona IB adalah zona yang didominasi oleh kawasan hutan negara, rawan kebencanaan skala menengah sampai tinggi, serta indeks konservasi tinggi. Secara prinsip tidak diperkenankan dilakukan penambahan luas kawasan terbangun kecuali dinyatakan masih layak dari penilaian daya dukung dan daya tampung lingkungan, atau hanya diperkenankan yang bersifat renovasi vertikal atau bangunan khusus yang berfungsi sebagai penunjang kehutanan dengan kajian sebelumnya. Zona IA bersifat pedesaan, dengan kondisi lahan eksisting masih pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Zona IB bersifat perkotaan, dengan kondisi lahan eksisting berupa permukiman perkotaan, terutama di wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Lembang Kota. Pada Zona IB, masih ditoleransi adanya bangunan rumah tinggal.

Gambar 4.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Bandung Sumber : Pemerintah Kota Bandung


(49)

4.2 ANALISIS TAPAK

Gambar 4.3 Rencana Pola Ruang Kota Bandung Sumber : Pemerintah Kota Bandung

Gambar 4.4 Peta Kontur dan Site Sumber : Pemerintah Kota Bandung


(50)

Aksesbilitas

Aksesbilitas menuju lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan umum ataupun pribadi. Namun untuk mencapai lokasi jika menggunakan kendaraan umum hanya bisa sampai pertigaan jalan antara jalan Ir. H. Djuanda, jalan Dago Bengkok, dan jalan Dago karena jalur angkutan umum hanya ada melewati jalan Ir. H. Djuanda dan jalan Dago Bengkok. Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh melalui rute: Bandung – Simpang Dago – lokasi sejauh + 3 Km. Jika rute dari Jakarta adalah Jakarta – Cipularang – Keluar di Tol Pasteur – Simpang Dago – lokasi + 3 Km.

Kemiringan Kontur dan Kecuraman

Ketingggian dan kecuraman kontur terbagi menjadi beberapa kategori. Dari hasil pengamatan terdapat terdapat kemiringan kontur dengan sudut 1o-2o. Semakin mengarah ke arah utara maka permukaan dari tanah juga semakin landai.

Pada Gambar di samping warna yang berwarna gelap menunjukan bahwa ketinggian konturnya lebih tinggi dari pada yang berwarna terang.

Gambar 4.5 Peta Ketinggian Kontur

Pada Gambar di samping warna gelap menandakan kecuraman yang belipat yaitu perbedaan ketinggian 200 cm. Namun untuk yang lain rata-rata 60 cm – 10 cm.

Gambar 4.6 Peta Kecuraman Kontur

U


(51)

Hidrologi dan Vegetasi

Hidrologi aliran air yang terdapat di kawasan seluruhnya mengalir menuju sungai yang berada disebelah utara site. Karena aliran air selalu mengarah dari daerah lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah.

Kebisingan dan Orientasi

Kebisingan yang ada didalam kawasan berasal dari jalan raya yang berada pada bagian timur site nantinya akan dijadikan parkir untuk mobil dan kendaraan yang lainnya, juga berasal dari kawasan Curug Dago yang berada pada bagian barat site nantinya akan dijadikan botanical garden dan tempat untuk bersosialisasi. Dalam orientasi tapak perpotongan antar aksis dapat dijadikan sebagai pertimbangan terhadap dimana berkumpulnya aktivitas.

Vegetasi yang sering ditemui dikawasan ini merupakan pohon peneduh. Untuk sisi bagian barat mempunyai macam-macam tumbuhan peneduh yang sudah tua. Sedangkan pada lokasi tapaknya sendiri sebagian besar terdapat tanaman konsumsi.

Gambar 4.7 Peta Vegetasi Eksisting

: Tanaman peneduh : Tanaman konsumsi

U

U


(52)

Cahaya Matahari

Orientasi Kawasan terhadap adalah mengarah keutara. Sehingga tidak mempengaruhi bukaan yang nantinya akan banyak mengarah keutara dan keselatan karena sisi negatif dari cahaya matahari terhadap arsitektur tropis adalah dari sisi barat dan timur.

4.3 ANALISIS LINGKUNGAN

Lahan

Tanah yang ada disekitar kawasan yang dipilih cukup stabil dan cukup landai. Selain itu juga tanahnya cukup padat dan merupakan bagian dari tanah gembur yang sangat cocok untuk dimanfaatkan menjadi tempat bercocok tanam.

Aktivitas Masyarakat

Akivitas Masyarakat yang ada dikawasan secara keseluruhan masih mengandalkan sektor perkebunan untuk dapat membiayai hidup. Selain itu terlihat juga kualitas SDM yang kurang dan sebagian masih dibawah standar.

Kondisi Sekitar

Kondisi sekitar adalah merupakan Kawasan Bandung Utarayang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup. Sehingga banyak

SITE


(53)

terdiri dari Pohon-Pohon pada Kawasan Bandung Utara yang harus tetap dipertahankan.

Fasilitas Eksisiting

Kawasan tidak memiliki fasilitas pendukung. Untuk itu perlunya fasilitas pendukung yang baik, aman, nyaman dan rapi. Perencanaanya didapat dengan cara membangun yang baru.

4.4 PROGRAM RUANG

Kebutuhan ruang yang dibutuhkan dalam perancangan kawasan. Pembagian menurut derajat kepentingannya dan indikator pengguna terhadap setiap ruang yang ada. Ruang yang dibutuhkan meliputi kebutuhan dari bangunan utama, kelompok hunian, kelompok penunjang, kelompok pelayanan, dan ruang luar. Luas area adalah 29700 m2 dan KDB di kawasan sebesar 30%. Sehingga Luas Lantai Dasar maksimal 9009 m2.


(54)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 KONSEP DASAR

Konsep dasar perancangan dari Dago Aged Village adalah bagaimana menghadirkan rancangan bagi Kaum Werdha yang menciptakan rasa tenang, hening, tentram, dan terang. Ini dapat dirasakan oleh hati, lingkup fisik, dan lingkup sosial yang berasal dari lingkungan yang alami maupun diciptakan oleh manula itu sendiri. Menciptakan Panti Werdha yang aman dan nyaman, pada akhirnya para manula pun akan ikut serta merawat dan bekerja sama untuk berkebun . Dan munculnya peduli sosial dengan lingkungan sekitar.

Rasa tenang, tentram, aman, dan nyaman pada akhirnya akan muncul oleh beberapa unsur elemen theurapeutic. Elemen theurapeutic itu sendiri diantaranya elemen air, tanaman, material bangunan & lansekap, dan hewan dan/ binatang peliharaan.

ELEMEN AIR TANAMAN HEWAN DAN/ATAU BINATANG PELIHARAAN MATERIAL BANGUNAN DAN LANSEKAP SUARA PERCIKAN AIR DAMPAKNYA : kesan damai, kesan

sejuknya BENINGNYA

DAMPAKNYA: kesan bersih, alami, dllll SUARA DAMPAKNYA: mengurangi rasa stres, relaksasi MEMBELAI DAMPAKNYA : saluran perhatian KAYU DAMPAKNYA: menciptakan lingkungan yang hangat BATU DAMPAKNYA: terapi melatih jalan

- Suara daun yang tertiup angin memberikan efek psikologis yang menenangkan. - Mawar dapat menghilangkan ketegangan,

depresi, kesedihan, dan kelelahan mental. - Melati dapat meningkatkan semangat,

meredakan ketegangan, kelelahan, depresi, dan kekhawatiran.

- Krisan bermanfaat untuk mengatasi stres, alergi, dan kecemasan berlebihan karena aromanya bersifat menenangkan.

Gambar 5.1 Analisis Elemen Theurapeutic Sumber : Data Pribadi


(55)

5.2 RENCANA TAPAK

5.2.1 Konsep Pencapaian

Pada rancangan Panti Werdha yang mengutamakan kenyamanan dan keamanan ini konsep aksesibilitas dibedakan menjadi dua yaitu pencapaian oleh pedestrian dan kendaraan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya cross-circulation. Entrance pejalan kaki dan kendaraan tidak akan saling memotong agar kenyamanan dan keamanan tetap terjaga dengan baik. Selain itu pada area dalamnya sehubungan dengan tidak adanya kendaraan yang masuk maka hanya untuk pejalan kaki dan orang yang bersepeda saja, tidak lupa memikirkan jarak lelah orang untuk berjalan maka setiap jarak < 15 meter selalu ada area untuk beristirahat.

5.2.2 Sirkulasi dan Parkir

Sirkulasi pengunjung diarahkan untuk menuju kearah bagunan utama yaitu pengelola yang terdapat drop off, sepanjang perjalanan dari entrance menuju drop off disuguhi oleh pemandangan taman disebelah kanan dan terdapat median jalan berupa kolam air mancur. Setelah memasuki bangunan pengelola, pengunjung disuguhi oleh ruang terbuka dan terdapat gedung serbaguna yang bisa dipakai untuk berbagai macam acara. Kawasan ini bersumbu pada taman burung yang berupa sangkar burung yang cukup besar. Untuk menuju unit-unit huniannya pun tidak terlalu jauh, serta setiap jarak <15m terdapat area berhenti untuk beristirahat.

Gambar 5.2 Alur Pencapaian Dari Luar Tapak Ke Dalam Bangunan Sumber : Data Pribadi


(56)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

5.2.3 Pemintakatan (Zoning)

Dasar pertimbangan pengelompokan Zona dibagi menjadi tiga yaitu kelompok ruang publik, semi-privat, dan privat. Kelompok ruang publik yaitu area parkir yang bersifat umum dan mudah diakses pengunjung yaitu ruang terbuka. Kelompok ruang semi-privet yaitu berupa fasilitas-fasilitas kawasan yang bersifat lebih privasi dan hanya orang yang berkepentingan yang akan diijinkan masuk. Kelompok privat yaitu unit hunian yang memiliki tingkat privasi yang tinggi, hanya orang yang memiliki ijin dari pengelola yang dapat mengakses kedalamnya.

Area Parkir Fasilitas

Hunian

Gambar 5.4 Pemintakatan atau Zoning Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.3 Alur Sirkulasi dan Parkir Sumber : Data Pribadi


(57)

5.2.4 Gubahan Massa

Konsep gubahan massa bangunan bahwa orientasi massa bangunan sepenuhnya tidak mengarah ke Barat ataupun Timur secara langsung. Selain itu juga adanya keterikatan untuk dapat mengarahkan pergerakan sirkulasi dari para penghuni itu sendiri melalui sirkulasi antar bangunan.

.

5.2.5 Utilitas

Untuk sistem utilitas suplai air bersih menggunakan air dari PDAM kota Bandung dan air sumur. Setelah itu ditampung pada

Gambar 5.5 Konsep Gubahan Masa Bangunan Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.6 Utilitas Air Bersih dan Listrik Sumber : Data Pribadi


(58)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013 reservoir dan di pompa ke watertank lalu dialirkan menggunakan bantuan gravitasi agar meminimumkan penggunaan energi listrik.

Sistem utilitas air kotor melalui filter treatment untuk dinetralkan limbahnya sebelum sampai ke septic tank dan dibuang ke riol kota supaya tidak terlalu mencemari saluran riol kota.

5.2.6 Maintenance

- Material batu alam yang digunakan pada perkerasan dipelihara dan dibersihkan setiap seminggu sekali untuk meminimalisir tingkat kelicinan.

- Kolam-kolam yang ada dipelihara dengan cara dikuras setiap seminggu sekali agar tetap bersih dan terawat dengan baik. - Taman burung dipelihara dan dibersihkan setiap seminggu sekali

tanpa melupakan kesehatan-kesehatan hewannya pun didatangkan dokter untuk mengecek kesehatan setiap seminggu sekali.

- Untuk pembuangan limbah klinik terdapat insenerator didalam kawasan, selain itu terdapat tiga jenis tempat pembuangan sampah diantaranya sampah kering, basah, dan medis. Sedangkan untuk pembuangan popok yang digunakan oleh kaum werdha dapat dibuang pada tempat sampah basah.

- Untuk menjaga dan merawat tanaman-tanaman yang ada dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari. Dan dilakukan pemupukan setiap dua minggu sekali.

5.3 KONSEP BANGUNAN

5.3.1 Bentuk Bangunan dan Material

Bentuk Bangunan menggunakan bentukan-bentukan geometri yang sederhana. Selain itu juga material yang digunakan adalah berasal dari material yang ada dialam. Tujuannya adalah manusia akan semakin bergantung dari alam karena kebergantungan terhadap alam itulah manusia akhirnya akan secara maksimal menjaga alam tersebut, serta untuk menciptakan nuansa lingkungan yang hangat.


(59)

Selain itu juga gunanya untuk mempermudah proses maintenance pada bangunan-bangunan yang ada didalam kawasan.

5.3.2 Entrance dan Bukaan

Bukaan pada bangunan dibuat sangat responsif untuk iklim di Indonesia sendiri yang merupakan iklim tropis karena penempatannya menghadap utara & selatan dan/ tidak menghadap barat & timur secara langsung.

Cahaya Matahari dapat masuk kedalam bangunan dengan baik pada pagi, siang, ataupun sore hari karena tampak muka bangunan yang menghadap utara dan selatan dan/ tidak menghadap barat & timur secara langsung.

Sirkulasi Udara pada bangunan tidak terdapat ventilasi udara yang bisa bebas masuk karena penggunaan jendela-jendela yang hanya bisa dibuka manual.

5.3.3 Dimensi

Makin tinggi plafond makin nyaman penghawaan dalam ruang (udara panas naik ke atas). Tetapi ruangan yang terlalu tinggi juga

Gambar 5.7 Bangunan yang Respon Terhadap Iklim Tropis Sumber : Data Pribadi


(60)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013 tidak baik maka tinggi ruangan dibatasi oleh psikologi manusia yang memakai ruangan. Ruang-ruang yang menampung aktivitas berkapasitas besar yang dibuat berskala megah.

5.3.4 Ergonomis

Penataan kamar mandi tidak lepas dari prinsip ergonomis. Toilet, tempat mandi, wastafel, juga perlengkapan untuk segala kegiatan yang berlangsung telah diperhitungkan, tanpa melupakan keperluan Kaum Werdha dimana terdapat railing-railling untuk memberikan kemudahan mereka sehingga kenyamanan dan kemudahan dalam berkegiatan dapat tercapai.

3 m

Gambar 5.8 Interior Sumber : Data Pribadi

- Nyaman terhadap aksesbilitas, dimana jarak jalan terjangkau. - Meja dan kursi yang relatif

rendah dapat lebih mencairkan suasana karena wajah lebih terlihat dan terasa kurang tegang.


(61)

5.3.5 Sirkulasi

Sirkulasi ruang yang digunakan cukup baik dapat dilihat dari denah, tidak adanya ruang dalam ruang dan setiap ruangnya mendapat udara dan cahaya masing-masing sehingga respon bangunan terhadap iklim tropis sudah diterapkan pada denah.

5.3.6 Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan pada setiap perbedaan kontur adalah menggunakan dinding penahan tanah atau Retaining Wall. Sedangkan untuk struktur bangunan lainnya menggunakan struktur rigid frame. Untuk pondasi pada bangunan utama menggunakan pondasi telapak sedangkan bangunan-bangunan hunian mmenggunakan pondasi batu kali. Sedangkan untuk atap, sebagian menggunakan berbagai model atap tradisional yaitu atap miring, atap pelana dan untuk keagamaan menggunakan atap perisai.

Gambar 5.9 Sirkulasi Ruang Sumber : Data Pribadi


(62)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013

5.3.7 Utilitas

Untuk sistem utilitas suplai air bersih menggunakan air dari PDAM kota Bandung dan air sumur. Setelah itu ditampung pada reservoir dan di pompa ke watertank lalu dialirkan menggunakan bantuan gravitasi agar meminimumkan penggunaan energi listrik.

Gambar 5.10 Potongan Struktur Bangunan Hunian Sumber : Data Pribadi

Skema Air Kotor Skema Air Bersih

Gambar 5.11 Ilustrasi Utilitas Bangunan Sumber : Data Pribadi

Watertank

Riol Kota

Septic Tank

Filter Treatment


(63)

Sistem utilitas air kotor melalui filter treatment untuk dinetralkan limbahnya sebelum sampai ke septic tank dan dibuang ke riol kota supaya tidak terlalu mencemari saluran riol kota.

5.3.8 Tabel Kebutuhan Ruang

Berikut ini adalah kebutuhan Program Ruang yang baru dari hasil analisis dan survey sebagai bentuk perancangan.

KELOMPOK HUNIAN

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit Jumlah Luas 1 Hunian kaum

werdha

- 28 m2

- 47 m2

- 31,2 m2

- 44,25 m2

- 1 orang - 2 orang - 1 orang - 1 orang

- 16 unit - 8 unit - 10 unit - 10 unit

- 448 m2

- 376 m2

- 312 m2

- 442,5 m2

2 Hunian keluarga kaum werdha

72 m2 4 orang 7 unit 504 m2

3 Hunian

perawat 25,5 m

2 2 orang 10 unit 255 m2

4 Hunian

karyawan 25,5 m

2 2 orang 4 unit 102 m2

5 Hunian

Pengelola 25,5 m

2 2 orang 2 unit 51 m2

Jumlah 2490, 5 m2

Sirkulasi 30% 747,15 m2

Luasan keseluruhan 3237,65 m2

KELOMPOK PENUNJANG (KESEHATAN)

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas Tabel 5.1 Tabel Kebutuhan Ruang


(64)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013 1 Ruang

periksa 12 m

2 3 orang 1 unit 12 m2

2 Ruang obat 12 m2 3 orang 1 unit 12 m2

3 Gudang obat 12 m2 1 unit 12 m2

4 Ruang arsip 12 m2 1 unit 12 m2

5 Ruang

tunggu 12 m

2 8 orang 1 unit 12 m2

6 Ruang perawatan intensif

12 m2 1 orang 1 unit 12 m2

7 Ruang kerja 12 m2 3 orang 1 unit 12 m2

8 Lavatory 4 m2 1 orang 2 unit 16 m2

9 Ruang isolasi 12 m2 1 orang 1 unit 12 m2

10 Ruang

jenazah 16 m

2 1 unit 16 m2

Jumlah 128 m2

Sirkulasi 30% 39,6 m2

Luasan keseluruhan 169,6 m2

KELOMPOK PENUNJANG (KETERAMPILAN)

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas 1 Ruang

periksa 12 m

2 3 orang 1 unit 12 m2

2 Ruang obat 12 m2 3 orang 1 unit 12 m2

3 Gudang obat 12 m2 1 unit 12 m2

4 Ruang arsip 12 m2 1 unit 12 m2

5 Ruang

tunggu 12 m

2 8 orang 1 unit 12 m2

6 Ruang perawatan intensif


(65)

7 Ruang kerja 12 m2 3 orang 1 unit 12 m2

8 Lavatory 4 m2 1 orang 2 unit 16 m2

9 Ruang isolasi 12 m2 1 orang 1 unit 12 m2

10 Ruang

jenazah 16 m

2 1 unit 16 m2

Jumlah 128 m2

Sirkulasi 30% 39,6 m2

Luasan keseluruhan 169,6 m2

KELOMPOK PENUNJANG (SOSIAL)

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas 1 Ruang baca &

rak buku 80 m

2 15 orang 1 unit 96 m2

2 Kantin 150 m2 40 orang 1 unit 150 m2

3 Ruang kumpul 4 m2 5 orang 10 unit 40 m2

4 Lavatory 14 m2 2 orang 2 unit 28 m2

5 Aula - 260 m2

- 72 m2

- 100 orang - 50 orang

- 1 unit - 1 unit

- 260 m2

- 72 m2

6 Mushola 72 m2 50 orang 1 unit 72 m2

7 Ruang senam

(indoor) 150 m

2 15 orang 1 unit 150 m2

8 Ruang

konsultasi 12 m

2 2 orang 1 unit 12 m2

9 Jacuzzi 42 m2 10 orang 2 unit 84 m2

Jumlah 948 m2

Sirkulasi 30% 284,4 m2

Luasan keseluruhan 1232,4 m2

KELOMPOK PELAYANAN (PENGELOLA)

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas


(66)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013 1 Ruang

pimpinan 16 m

2 2 orang 1 unit 16 m2

2 Ruang kantor

pengelola 48 m

2 4 orang 3 unit 144 m2

3 Ruang rapat 72 m2 20 orang 2 unit 144 m2

4 Ruang

informasi 12 m

2 3 orang 1 unit 12 m2

5 Lobby 20 m2 1 unit 30 m2

6 Loker

karyawan 30 m

2 20 orang 1 unit 30 m2

7 Lavatory 4 m2 1 orang 2 unit 16 m2

8 Ruang tamu 12 m2 1 unit 12 m2

Jumlah 384 m2

Sirkulasi 30% 115,2 m2

Luasan keseluruhan 499,2 m2

KELOMPOK PELAYANAN (SERVIS)

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas 1 Dapur umum 40 m2 1 unit 40 m2

2 Ruang makan perawat, karyawan, pengelola

64 m2 40 orang 1 unit 64 m2

3 Gudang (bahan makanan)

12 m2 1 unit 12 m2

4 Ruang cuci 9 m2 1 unit 9 m2

5 Area jemur 32 m2 1 unit 32 m2

6 Ruang setrika 16 m2 3 orang 1 unit 16 m2

7 Loker/ruang

ganti 40 m


(67)

8 Gudang (alat pembersih, kursi roda, dll)

100 m2 1 unit 100 m2

9 Ruang Mekanikal Elektrikal

18 m2 1 unit 18 m2

10 Ruang genset 32,5 m2 1 unit 32,5 m2

Jumlah 363,5 m2

Sirkulasi 30% 109,05 m2

Luasan keseluruhan 472,55 m2

KELOMPOK RUANG LUAR

No Nama Ruang Luas (m2) Kapasitas Jumlah

unit

Jumlah Luas 1 Parkir umum - 42,5 m2

- 42,5 m2

- 16,5 m2

- 2 m2

- 1 bus - 1 truk - 1 mobil - 1 motor

- 1 unit - 1 unit - 35 unit - 50 unit

- 42,5 m2

- 42,5 m2

- 577,5 m2

- 100 m2

2 Parkir karyawan

- 16,5 m2

- 2 m2

- 1 mobil - 1 motor

- 30 unit - 50 unit

- 495 m2

- 100 m2

3 Parkir khusus - 21,6 m2

- 21,6 m2

- 1 mobil - 1 ambulance

- 20 unit - 1 unit

- 432 m2

- 21,6 m2

4 Olahraga

outdoor 100 m

2 1 unit 100 m2

Jumlah 1911.1 m2

Perkerasan luar 50%

Luasan keseluruhan 955.55 m2

Total Luas Lantai Dasar Keseluruhan 7042,75m2

Sirkulasi 20% 1408,55m2

TOTAL 8451,3 m2


(68)

BAB VI

HASIL RANCANGAN

6.1 PETA SITUASI

Peta situasi akan menggambarkan keseluruhan tapak yang berlokasi di jalan Dago Bandung, merupakan bagian dari perancangan proyek Dago Aged Village sebuah rancangan bagi Kaum Werdha.

Gambar 6.1 Block Plan Tapak Dago Aged Village Sumber : Data Pribadi


(69)

6.2 GAMBAR PERANCANGAN 6.2.1 Site Plan

6.2.2 Denah

Site Plan

Gambar 6.2 Site Plan Dago Aged Village Sumber : Data Pribadi


(70)

6.2.3 Tampak

Gambar 6.3 Denah Hunian Tipe 1-4 dan Hunian Keluarga Sumber : Data Pribadi

Tampak Depan Hunain Tipe 1

Tampak Belakang Hunain Tipe 1


(71)

Tampak Samping Kanan Hunain Tipe 1

Tampak Samping Kiri Hunain Tipe 1

Tampak Depan Hunain Tipe 2

Tampak Belakang Hunain Tipe 2

Tampak Samping Kanan Hunain Tipe 2

Tampak Samping Kiri Hunain Tipe 2

Tampak Depan Hunain Tipe 3

Tampak Belakang Hunain Tipe 3


(72)

Tampak Samping Kanan Hunain Tipe 3

Tampak Samping Kiri Hunain Tipe 3

Tampak Depan Hunain Tipe 4

Tampak Belakang Hunain Tipe 4

Tampak Samping Kanan Hunain Tipe 4

Tampak Samping Kiri Hunain Tipe 4

Tampak Depan Hunain Keluarga


(73)

Tampak Belakang Hunain Keluarga

Tampak Samping Kanan Hunain Keluarga

Tampak Samping Kiri Hunain Keluarga

Gambar 6.4 Tampak Hunian Tipe 1-4 dan Hunian Keluarga Sumber : Data Pribadi


(74)

6.2.4 Potongan

Gambar 6.5 Potongan Hunian Tipe 1-4 dan Hunian Keluarga Sumber : Data Pribadi


(75)

6.2.5 Perspektif Suasana

Gambar 6.6 Perspektif Mata Burung Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.7 Suasana Entrance Sumber : Data Pribadi


(76)

Gambar 6.8 Suasana Entrance Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.9 Suasana Drop off Sumber : Data Pribadi


(77)

Gambar 6.10 Suasana Eksterior Gedung Serba Guna Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.11 Suasana Plaza Taman Burung Sumber : Data Pribadi


(78)

Gambar 6.12 Suasana Taman Bermain & Area Senam Outdoor Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.13 Suasana Pedestrian Antar Hunian Sumber : Data Pribadi


(79)

Gambar 6.14 Suasana Kamar Hunian Tipe 2 Sumber : Data Pribadi


(80)

Gambar 6.16 Suasana Pantry Sumber : Data Pribadi


(81)

6.3 MAKET PRESENTASI

Gambar 6.17 Foto Maket Dago Aged Village 1 Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.18 Foto Maket Dago Aged Village 2 Sumber : Data Pribadi


(82)

Gambar 6.19 Foto Maket Dago Aged Village 3 Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.20 Foto Maket Dago Aged Village 4 Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.21 Foto Maket Dago Aged Village 5 Sumber : Data Pribadi


(83)

Tema

SERENITY

LAPORAN PERANCANGAN AR38313S-STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER VIII TAHUN 2014/2015

Sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

Sein Sein Hasni Fauziah

1.04.11.013

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA TAHUN 2015


(84)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 4

1.3 Masalah Perancangan ... 4

1.4 Pendekatan Perancangan ... 4

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan ... 4

1.6 Kerangka Berpikir ... 5

1.7 Sistematika Laporan ... 6

BAB 2 STUDI BANDING DAN LITERATUR ... 2.1 Pengertian Istilah ... 7

2.2 Penggolongan dan Studi Lansia ... 7

2.3 Studi Literatur Panti Werdha ... 9

2.3.1 Program Kegiatan ... 9

2.3.2 Standar Fasilitas Bagi Kaum Werdha Pada Bangunan Umum ... 11


(85)

2.4 Studi Banding Fungsi Sejenis ... 18

2.4.1 Panti Werdha Pemerintah ... 18

2.4.2 Panti Werdha Swasta (Menengah Kebawah) ... 19

2.4.3 Panti Werdha Swasta (Menengah Keatas) ... 21

2.4.4 Beberapa Poin Utama Hasil Studi Banding ... 22

BAB 3 DESKRIPSI PROYEK DAN TEMA ... 3.1 Data Umum Proyek ... 24

3.2 Studi Kebutuhan Ruang ... 30

3.3 Tema ... 39

BAB 4 DATA DAN ANALISA ... 4.1 Analisis Kawasan ... 43

4.1.1 Kesesuaian Kawasan dengan yang Sudah Ada Di Kota Bandung 43 4.1.2 Kesesuaian Kawasan dengan Aturan Yang Ada ... 44

4.2 Analisis Tapak ... 45

4.3 Analisis Lingkungan ... 48

4.4 Program Ruang ... 49

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN ... 5.1 Konsep Dasar ... 50

5.2 Rencana Tapak ... 51

5.2.1 Konsep Pencapaian ... 51

5.2.2 Sirkulasi dan Parkir ... 51

5.2.3 Pemintakatan (Zoning) ... 52

5.2.4 Gubahan Massa ... 53

5.2.5 Utilitas ... 53

5.2.6 Maintenance ... 54


(86)

5.3.1 Bentuk Bangunan dan Material ... 54

5.3.2 Entrance dan Bukaan ... 55

5.3.3 Dimensi ... 55

5.3.4 Ergonomis ... 56

5.3.5 Sirkulasi ... 57

5.3.6 Sistem Struktur ... 57

5.3.7 Utilitas ... 58

5.3.8 Tabel Kebutuhan Ruang ... 59

BAB 6 HASIL RANCANGAN ... 6.1 Peta Situasi ... 64

6.2 Gambar Perancangan ... 65

6.2.1 Siteplan ... 65

6.2.2 Denah ... 65

6.2.3 Tampak ... 66

6.2.4 Potongan ... 70

6.2.5 Perspektif Suasana ... 71

6.3 Maket Presentasi ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(87)

Chaidir, editor, Wibi Hardani Cet. 1. Jakarta: Erlangga, 2002

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Joseph de Chiara dan john Callender.1992

Ching, Francis D.K. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2000.


(88)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, saya sebagai penulis dapat menyelesaikan proyek tugas akhir yang diberi

judul “Dago Aged Village”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik dari segi materi, semangat maupun masukan-masukan yang sangat membangun. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Komputer Indonesia, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc.

2. Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Prof. Dr. Ir. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc.

3. Ketua Program Studi Teknik Arsitektur, Dr. Salmon Priaji Martana. 4. Dosen pembimbing, Dhini Dewiyanti Tantarto, Ir., M.T. yang telah

meluangkan waktunya guna membimbing, memberi pengarahan dan masukan kepada penulis dengan penuh perhatian.

5. Seluruh Dosen-Dosen Penguji.

6. Kedua orang tua serta kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat penulis serta memberikan dukungan moril dan materil, serta motivasi kepada penulis dalam penyusunan proyek tugas akhir ini.

7. Rilwanul Rizal, Endri Gustiawan, dan Ilham Widya Putra yang telah membantu dan memberikan motivasi serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Meunik Septia Dewi,Yulianti Maryam, Nadia Yuzan Rifqi, Hana Shofa Aulia dan teman Arsitektur angkatan 2011 Unikom, dan teman-teman diluar kampus Unikom yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis.

Dengan penuh rasa terima kasih penulis berharap semoga segala kebaikan-kebaikan mereka akan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa,


(89)

dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penulis yang lain dimasa yang akan datang.

Bandung, 30 Juli 2015


(1)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013 v

DAGO AGED VILLAGE

SEBUAH RANCANGAN BAGI KAUM WERDHA DOSEN PEMBIMBING : DHINI DEWIYANTI TANTARTO, IR., M.T.

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 4

1.3 Masalah Perancangan ... 4

1.4 Pendekatan Perancangan ... 4

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan ... 4

1.6 Kerangka Berpikir ... 5

1.7 Sistematika Laporan ... 6

BAB 2 STUDI BANDING DAN LITERATUR ... 2.1 Pengertian Istilah ... 7

2.2 Penggolongan dan Studi Lansia ... 7

2.3 Studi Literatur Panti Werdha ... 9

2.3.1 Program Kegiatan ... 9

2.3.2 Standar Fasilitas Bagi Kaum Werdha Pada Bangunan Umum ... 11


(2)

2.4 Studi Banding Fungsi Sejenis ... 18

2.4.1 Panti Werdha Pemerintah ... 18

2.4.2 Panti Werdha Swasta (Menengah Kebawah) ... 19

2.4.3 Panti Werdha Swasta (Menengah Keatas) ... 21

2.4.4 Beberapa Poin Utama Hasil Studi Banding ... 22

BAB 3 DESKRIPSI PROYEK DAN TEMA ... 3.1 Data Umum Proyek ... 24

3.2 Studi Kebutuhan Ruang ... 30

3.3 Tema ... 39

BAB 4 DATA DAN ANALISA ... 4.1 Analisis Kawasan ... 43

4.1.1 Kesesuaian Kawasan dengan yang Sudah Ada Di Kota Bandung 43 4.1.2 Kesesuaian Kawasan dengan Aturan Yang Ada ... 44

4.2 Analisis Tapak ... 45

4.3 Analisis Lingkungan ... 48

4.4 Program Ruang ... 49

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN ... 5.1 Konsep Dasar ... 50

5.2 Rencana Tapak ... 51

5.2.1 Konsep Pencapaian ... 51

5.2.2 Sirkulasi dan Parkir ... 51

5.2.3 Pemintakatan (Zoning) ... 52

5.2.4 Gubahan Massa ... 53

5.2.5 Utilitas ... 53

5.2.6 Maintenance ... 54


(3)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013 vii

DAGO AGED VILLAGE

SEBUAH RANCANGAN BAGI KAUM WERDHA DOSEN PEMBIMBING : DHINI DEWIYANTI TANTARTO, IR., M.T.

5.3.1 Bentuk Bangunan dan Material ... 54

5.3.2 Entrance dan Bukaan ... 55

5.3.3 Dimensi ... 55

5.3.4 Ergonomis ... 56

5.3.5 Sirkulasi ... 57

5.3.6 Sistem Struktur ... 57

5.3.7 Utilitas ... 58

5.3.8 Tabel Kebutuhan Ruang ... 59

BAB 6 HASIL RANCANGAN ... 6.1 Peta Situasi ... 64

6.2 Gambar Perancangan ... 65

6.2.1 Siteplan ... 65

6.2.2 Denah ... 65

6.2.3 Tampak ... 66

6.2.4 Potongan ... 70

6.2.5 Perspektif Suasana ... 71

6.3 Maket Presentasi ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(4)

Chaidir, editor, Wibi Hardani Cet. 1. Jakarta: Erlangga, 2002

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Joseph de Chiara dan john Callender.1992

Ching, Francis D.K. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2000.


(5)

SEIN SEIN HASNI FAUZIAH | 104.11.013 iii

DAGO AGED VILLAGE

SEBUAH RANCANGAN BAGI KAUM WERDHA DOSEN PEMBIMBING : DHINI DEWIYANTI TANTARTO, IR., M.T.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, saya sebagai penulis dapat menyelesaikan proyek tugas akhir yang diberi

judul “Dago Aged Village”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik dari segi materi, semangat maupun masukan-masukan yang sangat membangun. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Komputer Indonesia, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc.

2. Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Prof. Dr. Ir. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc.

3. Ketua Program Studi Teknik Arsitektur, Dr. Salmon Priaji Martana. 4. Dosen pembimbing, Dhini Dewiyanti Tantarto, Ir., M.T. yang telah

meluangkan waktunya guna membimbing, memberi pengarahan dan masukan kepada penulis dengan penuh perhatian.

5. Seluruh Dosen-Dosen Penguji.

6. Kedua orang tua serta kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat penulis serta memberikan dukungan moril dan materil, serta motivasi kepada penulis dalam penyusunan proyek tugas akhir ini.

7. Rilwanul Rizal, Endri Gustiawan, dan Ilham Widya Putra yang telah membantu dan memberikan motivasi serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Meunik Septia Dewi,Yulianti Maryam, Nadia Yuzan Rifqi, Hana Shofa Aulia dan teman Arsitektur angkatan 2011 Unikom, dan teman-teman diluar kampus Unikom yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis.

Dengan penuh rasa terima kasih penulis berharap semoga segala kebaikan-kebaikan mereka akan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa,


(6)

dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penulis yang lain dimasa yang akan datang.

Bandung, 30 Juli 2015