Query I Menentukan Query Efisien Menggunakan Cuboid

5.2.1. Query I

Untuk pembahasan pada bagian ini yang digunakan adalah query I dan query II. Query dibahas pada bagian ini memiliki tujuan yaitu mencari data penyakit TB Paru BTA + pada tahun 2010 dan disemua kelompok umur. Pada query I ini terdapat empat query. Tabel 5.1 merupakan query yang digunakan pada query I. Tabel 5. 1 Query I Jenis query Cuboid yang mungkin OLAP Query Qef Cuboid 1 : {Kelompok umur} where ICD-X=A15 and nama penyakit= TB Paru BTA + and tahun=2010 select NON EMPTY {[Measures].[Jumlah B], [Measures].[Jumlah L], [Measures].[Jumlah K]} ON COLUMNS, {[Kelompok Umur].[Semua Kelompok Umur]} ON ROWS from [penyakit] where {[Nama Penyakit].[Semua Penyakit].[A15].[TB Paru BTA +], [Waktu].[Semua Waktu].[2010]} Qp1 Cuboid 2 : {ICD-X, Kelompok umur } where ICD-X=A15 and nama penyakit= TB Paru BTA + and tahun=2010 with member [Nama Penyakit].[Semua Penyakit] as Aggregate{[Nama Penyakit].[Semua Penyakit]} select NON EMPTY {[Measures].[Jumlah B], [Measures].[Jumlah L], [Measures].[Jumlah K]} ON COLUMNS, {[Kelompok Umur].[Semua Kelompok Umur]} ON ROWS from [penyakit] where {[Nama Penyakit].[Semua Penyakit].[A15].[TB Paru BTA +], [Waktu].[Semua Waktu].[2010]} Qp2 Cuboid 3 : { Kelompok umur, tahun } where ICD- X=A15 and nama penyakit= TB Paru BTA + and tahun=2010 with member [Waktu].[Semua Waktu] as Aggregate{[Waktu].[Semua Waktu]} select NON EMPTY {[Measures].[Jumlah B], [Measures].[Jumlah L], [Measures].[Jumlah K]} ON COLUMNS, {[Kelompok Umur].[Semua Kelompok Umur]} ON ROWS from [penyakit] where {[Nama Penyakit].[Semua Penyakit].[A15].[TB Paru BTA +], [Waktu].[Semua Waktu].[2010]} Qb select NON EMPTY {[Measures].[Jumlah B], [Measures].[Jumlah L], [Measures].[Jumlah K]} ON COLUMNS, {[Waktu].[Semua Waktu], [Nama Penyakit].[Semua Penyakit],[Kelompok Umur].[Semua Kelompok Umur]} ON ROWS from [penyakit] Berdasarkan pada Tabel 5.1 maka berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing query beserta cuboid yang digunakan : 1. Qef menggunakan cuboid : {Kelompok umur} where ICD-X=A15 and nama penyakit= TB Paru BTA + and tahun=2010 Query ini dipilih sebagai query efisien karena cuboid kelompok umur merupakan cuboid dengan hirarki terluar dapat dilihat pada Gambar 5.1, query ini juga paling sesuai dengan tujuan untuk melakukan query yakni mencari penyakit tertentu pada tahun tertentu. Query ini juga hanya memiliki satu cuboid sehingga ketika dijalankan maka kelompok umur hanya akan mengambil sedikit data karena hanya terdapat 8 kelompok umur. 2. Qp1 menggunakan cuboid : {ICD-X, Kelompok umur } where tahun=2010 Query ini memiliki level hirarki yang baik, karena ICDX dan kelompok umur berada pada level terluar. Namun tidak dipilih sebagai query efisien dengan alasan karena menggunakan dua cuboid. ICDX memiliki data yang banyak sehingga ketika query dijalankan maka data yang diambil milik ICDX dan kelompok umur maka data yang diambil juga lebih banyak jika dibandingkan dengan Qef. 3. Qp2 menggunakan cuboid : { Kelompok umur, tahun } where ICD- X=A15 and nama penyakit= TB Paru BTA + and tahun=2010 Query ini menggunakan dua cuboid yakni tahun dan kelompok umur, kedua cuboid tersebut memiliki level terluar dari hirarki, serta kedua cuboid tersebut memiliki jumlah data yang sedikit. Namun query ini tidak dipilih sebagai Qef karena jika dibandingkan dengan Qef yang menggunakan cuboid 1, cuboid yang digunakan lenih sedikit sehingga data yang diambil ketika melakukan query juga lebih sedikit. 4. Qb merupakan query biasa dan tidak dipilih menggunakan cuboid. Query ini digunakan untuk pembanding, apakah Qef yang dipilih menggunakan cuboid merupakan query yang memiliki waktu akses paling cepat. Untuk menentukan Qef apakah query yang paling tepat, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5. 2 Hasil pencatatan waktu semua query pada query 1 Tabel 5.2 merupakan tabel hasil pencatatan waktu dari semua query , pencatatan waktu berguna untuk menguji apakah query yang dipilih sebagai query efisien merupakan query yang terbaik. Pengujian dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk masing-masing query. Pada uji 1 dapat dilihat Qb memiliki waktu akses yang paling cepat, diikuti dengan Qef dan Qp2. Uji 2 Qp1 memiliki waktu akses paling cepat, pada uji 3 Qb memiliki waktu akses paling cepat. Uji 4 Qp1 memiliki waktu akses paling cepat, sedangkan Qef diurutan nomor dua. Untuk uji 5 sampai uji 7 Qef memiliki waktu akses paling cepat, sedangkan pada uji 8 Qef berada pada urutan ke dua dan yang memiliki waktu akses paling cepat adalah Qp2. Pada uji 9 dan 10 Qp1 memiliki waktu akses paling cepat. Dari sepuluh uji tersebut dapat dilihat jika waktu akses dari masing-masing query sangat bervariasi, dan waktu akses dari Qef bukan merupakan waktu akses yang dominan. Untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil pengujian pada Tabel 5.2 maka dicari rerata waktu akses dari masing-masing query, sehingga dapat dilihat query mana yang memiliki waktu akses yang paling cepat. Dari hasil pengujian tersebut, dengan menggunakan rerata waktu akses dari Qef dan Qb dapat dibuat grafik sebagai berikut: Grafik 5. 1 Grafik rerata waktu akses Qef dan Qb Dari grafik 5.1 dapat dilihat waktu akses dari Qef yang diperoleh menggunakan cuboid memiliki waktu akses yang lebih cepat jika dibandingkan dengan Qb. Selisih rerata waktu akses antara Qef dan Qb adalah 0,0162 detik. Melihat hasil waktu akses tersebut maka dapat untuk melakukan pemrosesan query pada gudang data, lebih baik menggunakan Qef. 2,47 2,475 2,48 2,485 2,49 2,495 2,5 Q EF Qb Grafik 5. 2 Grafik rerata pencatatan waktu semua query pada query I Dari grafik rerata antara Qef, Qp1 dan Qp2 dapat dilihat bahwa Qp2 memiliki waktu akses paling lama, kemudian diikuti Qp1. Selisih rerata waktu akses antara Qp1 dan Qef sebanyak 0,0224 detik. Dan selisih rerata waktu akses antara Qef dan Qp2 sebanyak 0,0384 detik. Qef memiliki waktu akses yang paling rendah atau paling cepat diantara kedua query lain. Demikian dapat dikatakan jika query yang sebelumnya dipilih sebagai Qef yang dipilih menggunakan cuboid adalah query yang paling baik serta didukung dengan hasil pencatatan waktu akses, bahwa Qef adalah query yang memiliki waktu akses yang cepat. Dari kedua grafik yaitu Grafik 5.1 dan 5.2 dapat dilihat Qef memiliki rerata waktu akses yang paling cepat jika dibandingkan dengan semua query pada query I. Maka dari hasil tersebut dapat ditarik 2,46 2,47 2,48 2,49 2,5 2,51 2,52 2,53 Q EF Qp1 Qp2 kesimpulan bahwa Qef merupakan query yang paling tepat untuk digunakan dalam pemrosesan query pada gudang data.

5.2.2. Query II