Parasitoid Serangga Musuh Alami 1.
17
jebak dan pencuplikan berikutnya dilakukan dengan interval satu minggu dan selanjutnya dilakukan pencuplikan serangga seperti waktu seb
elumnya. Pengamatan ini dilakukan selama 8 minggu. Serangga yang tertangkap
dimasukkan ke dalam botol koleksi untuk dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi dan dihitung jumlahnya.
3.5.Pengamatan Serangga
Semua serangga hasil cuplikan diidentifikasi di Laboratorium Entomologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UNPAD. Pengerjaan
dimulai dengan membersihkan serangga tersebut dari kotoran dan serasah. Kemudian serangga tersebut disimpan di dalam botol yang dilengkapi dengan
larutan alkohol 70. Selanjutnya dilakukan proses identifikasi terhadap serangga tersebut.
Identifikasi dilakukan dengan melihat karakteristik morfologi sampai tingkat famili atau spesies jika memungkinkan. Dalam proses identifikasi digunakan berbagai
buku, antara lain bersumber dari Borror et al. 1992 dan Kalshoven 1981. Setelah proses identifikasi selesai lalu dipilah-pilah mana yang termasuk serangga hama dan
musuh alaminya kemudian dihitung tingkat keanekaragaman dan kelimpahan populasi serangga hama dan serangga musuh alami.
18
3.6.Pelaksanaan Penelitian 3.6.1.Pelaksanaan Persiapan
Persiapan dilakukan dengan mempersiapkan segala peralatan da bahan yang akan dipergunakan dalam percobaan. Misalnya, persiapan perangkap kuning
berperekat dan perangkap jebak. Perangkap kuning berperekat digunakan karena berdasarkan riset yang menyatakan bahwa beberapa serangga terbang tertarik
terhadap warna kuning. Terbuat dari plastik recyclable tahan lama dengan dilapisi lem awet. Lem ini bersifat non-toxic, water repellent dan tidak kering pada udara
panas serta tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan kelembaban atau suhu. Perangkap kuning berperekat yang dipersiapkan berukuran 15 cm x 21 cm
dan dibentuk silinder. Untuk perangkap jebak dibuat dengan cara memodifikasi gelas plastik minimum mineral dengan diameter ± 6 cm, panjang ± 9 cm.