guna. Sebagaimana dikemukakan Sarwiji Suwandi 2003a, 2003b, jika ada guru yang memiliki komitmen untuk senantiasa memperbaiki sistem serta meningkatkan
kinerja dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, guru tersebut dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
classroom action research. Sesuai dengan permintaan panitia berikut ini akan dijelaskan hal-hal yang
berkenaan dengan penyusunan laporan hasil PTK. Uraian difokuskan pada hakikat laporan penelitian, struktur laporan peneltian, dan bahasa dalam laporan peneltian.
B. Hakikat Laporan Penelitian
Penulisan laporan penelitian pada hakikatnya dimaksudkan untuk mengomunikasikan kegiatan dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh seorang
peneliti. Bentuk paling umum yang digunakan untuk mengomunikasikan hasil-hasil penelitian adalah bentuk laporan penelitian tertulis. Penulisan laporan sebagai bagian
dari keseluruhan rangkaian kegiatan penelitian merupakan tahap yang sangat penting. Arti penting dan nilai sebuah penelitian pada umumnya ditentukan oleh kualitas serta
kegunaan laporan tersebut. Banyak hal dipersyaratkan untuk dimiliki seorang peneliti agar ia mampu
menyusun laporan penelitian dengan baik. Hal-hal tersebut, antara lain, adalah pengetahuan yang memadai mengenai bagian-bagian laporan, keterampilan-
keterampilan pengorganisasian dan kemampuan menulis sudah tentu termasuk kemampuan berbahasa karena bahasa digunakan sebagai mediumnya, ketersediaan
waktu, kecermatan, ketelitian, dan barangkali juga kesabaran. Selain untuk mengomunikasikan hasil-hasil penelitian kepada pihak lain,
laporan penelitian dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban peneliti kepada pihak tertentu atas proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Berkenaan itu,
peneliti haruslah menyadari untuk siapakah laporan penelitian itu ditulis atau disampaikan. Jawaban terhadap pertanyaan ini mempengaruhi hampir semua bagian
atau aspek dalam laporan penelitian. Laporan yang ditulis dan ditujukan kepada lembaga pemberi dana penelititan tentu harus disusun sesuai dengan format dan
3
segala ketentuan yang digariskan. Lain lagi kalau laporan itu berupa skripsi, tesis atau disertasi yang ditulis orang seorang mahasiswa. Laporan penelitian yang ditulis dalam
bentuk artikel untuk sebuah jurnal ilmiah tentu berbeda dengan artikel yang disusun dalam bentuk makalah, buku, atau yang akan dipublikasikan di surat kabar atau
majalah. Brown 1994 berpendapat bahwa karena faktor jarak antara penulis dan
pembaca, penulis dituntut memilki empati kognitif, yaitu kemampuan “membaca” tulisannya sendiri dari perspektif pikiran pembaca sasaran target reader. Penulis
hendaknya dapat memprediksi pengetahuan, budaya, dan skemata pembaca; memiliki pengetahuan spesifik tentang pokok persoalan yang ditulisnya; dan yang lebih
penting lagi pilihan bahasanya dapat dipahami. Laporan penelitian pada umumnya ditulis setelah peneliti merampungkan
semua proses pengumpulan data serta menganalisis data tersebut. Cara kerja demikian dapat dikatakan kurang efisien. Peneliti hendaknya mempersiapkan proses
penyusunan laporan sejak kegiatan penelitian dimulai. Sehubungan dengan itu, peneliti perlu merancang garis besar laporan bersamaan waktunya dengan pada
waktu ia mengajukan disain penelitian.
C. Struktur Laporan Penelitian