Analisis Kualitas Pelayanan Moda Angkutan Udara Bandara Husein Sastranegara

(1)

i

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN MODA ANGKUTAN

UDARA BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA

HERDY FITRI YUSUF NIM : 1.30.06.008

PEMBIMBING : M. DONIE AULIA, ST.,MT.

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

JURUSAN TEKNIK SIPIL

BANDUNG

AGUSTUS 2011

ABSTRAK

Bandar udara merupakan sarana pokok sektor transportasi udara dalam penyelenggaraan penerbangan. Penataan bandar udara harus mempertimbangkan tatanan kebandarudaraan nasional, keamanan dan keselamatan operasi penerbangan, dan memenuhi standar internasional perencanaan bandar udara yang diberlakukan oleh International Civil Aviaton Organization (ICAO). Untuk memenuhi harapan tersebut, maka pelayanan bandar udara harus ditunjang dengan fasilitas dan pelayanan yang handal. Permasalahan dari uraian di atas teramati di bandar udara Husein Sastranegara, Bandung. Dimana Kebutuhan luas lahan parkir, dan fasilitas gedung terminal masih dirasakan kurang memenuhi maka perlu adanya pengukuran kualitas pelayanan untuk mengoptimalkan kinerja bandar udara Husein Sastranegara Bandung.


(2)

ii

ANALYSIS SERVICE OF QUALITY MODE AIR TRANSPORT

HUSEIN SASTRANEGARA AIRPORT

HERDY FITRI YUSUF NIM : 1.30.06.008

ADVISOR : M. DONIE AULIA, ST., MT.

INDONESIAN COMPUTER UNIVERSITY

ENGINEERING AND COMPUTER SCIENCE FACULTY

DEPARTMENT CIVIL ENGINEERING

BANDUNG

AUGUST 2011

ABSTRACT

The Airport is the principal means of air transport sector in the operation of the flight. Structuring the airport should be considered by the order of the national airport, security and safety of flight operations, and meet the international standards of planning airport by the International Civil Aviaton Organization (ICAO). To meet these expectations, the airport services and facilities should be supported by a reliable service. Problems from the above description was observed at the airport Husein Sastranegara, Bandung. The parking lot, and terminal building facility, That's why we need a service quality measurement, to see the work quality of Bandung's Hussein Sastranegara airport.


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penyusunan Skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Teknik, Universitas Komputer Indonesia. Skripsi dengan judul ”ANALISIS KUALITAS PELAYANAN MODA ANGKUTAN UDARA BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran-saran sehingga dapat dijadikan bekal kemudian hari.

Selanjutnya pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga selesainya Skripsi ini. Ucapan terima kasih ini terutama penulis hanturkan kepada: 1. Nuwa Yusuf (Alm. Papa Tercinta) dan Sarlota (Mama Tercinta) yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penyusunan Skripsi ini.

2. Bapak Donie Aulia, ST., MT. Selaku dosen Pembimbing dalam penyusunan Skripsi ini, banyak sekali pengetahuan, masukan, dorongan yang penulis peroleh dari Beliau.

3. Dosen-dosen Teknik Sipil yang dengan ihklas memberikan pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis diantaranya: Bapak Y. Djoko Setiyarto, ST., MT., Bapak Yatna Supriyatna, ST.,MT,.


(4)

iv

4. PT. Angkasa Pura II Husein Sastranegara Bandung, khususnya PLT. Kadin Teknik Umum Bandar Udara serta staff administrasi Husein Sastranegara yang telah banyak memberi informasi.

5. Adikku tercinta Yudistira Ardi Yusuf, terima kasih atas dukungan, doa dan motivasinya.

6. Rahmatiya Mohi (Tya) terima kasih atas dorongan dan motivasinya. 7. Teman-teman Jurusan Teknik Sipil, khususnya angkatan 2006 : Agung,

Dadang, Sangkan, Azi, Dindin, Didit, Deri, Angga, Abraham, Reza.

8. Teman-teman kosan CAD : Aa Reza, Ipeng, Yudi, Dendi, Idev, Rama, Rizki, Sakti, Ali, Qinoy, Eceng, yang selalu kompak dalam hal apapun. 9. Teman-teman HPMIG Bandung, solidaritas kalian yang tinggi yang ikut

memotivasi.

10. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan masukan dalam penyelesaian Skripsi ini.

Tersusunnya Skripsi ini semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis dan dapat memberikan pengetahuan atau masukan bagi pihak-pihak terkait.

Bandung, Agustus 2011

Herdy Fitri Yusuf 1.30.06.008


(5)

1 - 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bandar Udara sebagai sarana pokok sektor transportasi udara dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk pelayanan jasa angkutan udara. Dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya maka Bandar udara harus ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kebandarudaraan. Penyelenggaraan bandar udara harus mempertimbangkan tatanan kebandarudaraan nasional, keamanan dan keselamatan operasi penerbangan, perkiraan jasa angkutan udara, dan pedoman dan standar atau kriteria penyelenggaraan sesuai dengan keputusan Menteri Perhubungan No. 48 tahun 2002 sehingga dapat terwujudnya penyelenggaraan operasi penerbangan yang handal dan berkemampuan tinggi serta memenuhi standar internasional perencanaan bandar udara yang diberlakukan oleh Badan Standarisasi Indonesia (SNI) dan International Civil Aviation Organization (ICAO).

Oleh karena itu sektor transportasi udara dituntut terhadap penyediaan fasilitas dan peningkatan pelayanan (level of service) yang harus diupayakan secara optimal. Dilihat dari pemberian jasa pelayanan, jasa lalu lintas udara dalam wilayah udara merupakan bagian dari jasa kebandarudaraan yang dilaksanakan oleh pengelola Bandar udara yang menjadikan aktivitas pelayanan jasa menjadi prioritas utama seiring dengan kebutuhan pengguna jasa Bandar udara dari pemberian jasa pelayanan, ketepatan waktu, dan kenyamanan serta keselamatan penerbangan.


(6)

Untuk memenuhi harapan tersebut pelayanan bandar udara harus ditunjang dengan fasilitas dan pelayanan yang handal, namun kenyataannya kondisi pelayanan dan penyediaan fasilitas yang ada di bandar udara dewasa ini masih dirasakan banyak kelemahan, banyak dikeluhkan dan masih kurang memuaskan keinginan calon penumpang dan maskapai penerbangan, misalnya kebutuhan ruang terminal bandar udara, fasilitas parkir yang kurang bersih, kondisi ruang tunggu, dan peralatan lainnya guna menunjang keselamatan operasi penerbangan.

(

http://news.okezone.com/read/2011/06/13/337/467646/kondisi-bandara-internasional-di-indonesia-memprihatinkan) (Pelayanan Bandara Husein Sastranegara Sangat Buruk,

http://demokratnews.com/?p=5826)

Dari uraian dan penjelasan diatas, maka penulis memberi judul pada skripsi ini adalah “ANALISIS KUALITAS PELAYANAN MODA ANGKUTAN UDARA BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA”.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah :

a. Memperoleh gambaran atau deskripsi karakteristik ketersediaan fasilitas dari sisi darat yang diberikan oleh Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung.

b. Mengoptimalkan fasilitas Bandar Udara Husein Sastranegara, dari sisi darat (landside).

1.3 Permasalahan

Dalam skripsi ini permasalahan-permasalahan yang akan dibahas adalah Pelayanan fasilitas bandar udara dari sisi darat (Landside Facility), yaitu :


(7)

1 - 3

2) Parkir kenderaan (Parking Area) 1.4 Ruang Lingkup Studi

Pelayanan kepada calon penumpang dan maskapai penerbangan tercermin dalam segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak pengelola Bandar Udara yaitu PT. Angkasa Pura II (Persero) sesuai dengan standar kualitas pelayan yang ditentukan. Bentuk pelayanan dapat bersifat kegiatan penyedian fasilitas guna menunjangnya tatanan kebandarudaraan nasional.

Luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada analisis fasilitas bandar udara Husein Sastranegara Bandung dilihat dari sisi darat (Land Side), yaitu Terminal Penumpang dan Area Parkir Kenderaan.

1.5 Metode Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, permasalahan, ruang lingkup studi, dari penulisan skripsi ini. Fungsi Bab I adalah menjelaskan kerangka pikir penulis yang melandasi seluruh penulisan skripsi ini.

BAB II : STUDI PUSTAKA

Berisi teori tentang kualitas pelayanan, Standar kelayakan Bandar Udara sisi darat (Landside), serta teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang ditinjau yang telah dipelajari oleh penulis untuk digunakan pada Bab III.


(8)

BAB III : METODA ANALIS

Berisi prosedur pengumpulan data dan prosedur analisis data yang akan digunakan pada BAB IV

BAB IV : PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS

Berisi pengolahan data serta analisis terhadap hasil pengolahan data.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan pada BAB IV dan alternative pemecahan masalah yang diusulkan.

1.6 Manfaat Penulisan

a.Secara teoritis hasil penelitian dapat digunakan dalam pengembangan fasilitas sisi darat yang diberikan oleh Bandar udara Husein Sastranegara, Bandung secara keseluruhan.

b.Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran yang lebih riil khusunya tentang kondisi ketersedian fasilitas oleh Bandar udara Husein Sastranegara dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan penyusunan kebijakan oleh pihak terkait dalam memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada pelanggannya.


(9)

2 - 1

BAB 2

STUDI PUSTAKA

2.1 Umum

Dalam studi ini ruang lingkup penelitian pada Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung terminal (terminal building), dan area parkir kenderaan (parking area). Secara rinci alur penelitian seperti pada gambar 2.1

Tidak

Ya

Gambar 2.1 Alur Penelitian Bandar Udara Husein Sastranegara

Penyediaan Fasilitas Sisi Darat  Gedung Terminal  Parkir Kenderaan Standar Nasional Indonesia dan ICAO (International Civil

Aviation Organization)

Sesuai?


(10)

2.2 Bandar Udara

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara)

2.3 Fasilitas Bandar Udara Sisi Darat (Landside)

2.3.1 Gedung Terminal (Terminal Building)

Terminal penumpang adalah semua bentuk bangunan yang menjadi penghubungn sistem transportasi darat dan sistem transportasi udara yang menampung kegiatan-kegiatan transisi antara akses dari darat ke pesawat udara atau sebaliknya, pemprosesan penumpang datang, berangkat maupun transit dan transfer serta pemindahan penumpang dan bagasi dari dan ke pesawat udara. Terminal penumpang harus mampu menampung kegiatan operasional, administrasi dan komersial, serta harus memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan operasi penerbangan, disamping persyaratan lainyang berkaitan dengan masalah bangunan. Selain itu terminal penumpang difungsikan untuk memenuhi berbagai keperluan penumpang dan barang, mulai dari tempat penjualan tiket, pelaporan tiket, ruang tunggu serta berbagai fasilitas untuk


(11)

2 - 3

kenyamanan penumpang lainnya. Bentuk dan zoning dasar dan fasilitas pada area terminal dijelaskan pada gambar dibawah ini.

1.) Terminal Penumpang 120 m²

Gambar 2.2 Tata Letak Terminal Penumpang Luas 120 m² 2.) Terminal Penumpang 240 m²


(12)

3.) Terminal Penumpang 600 m²

Gambar 2.4 Tata Letak Terminal Penumpang Luas 600 m²

Dalam menerapkan persyaratan keselamatan operasi penerbangan, bangunan terminal dibagi dalam tiga kelompok ruangan, yaitu :

(1) Ruangan Umum

Ruangan yang berfungsi untuk menampung kegiatan umum, baik penumpang, pengunjung maupun karyawan (petugas) bandara. Untuk memasuki ruangan ini tidak perlu melalui pemeriksaan keselamatan operasi penerbangan. Perencanaan fasilitas umum ini bergantung pada kebutuhan ruang dan kapasitas penumpang dengan memperhatikan:

(a) Fasilitas-fasilitas penunjang seperti toilet harus direncanakan berdasarkan kebutuhan minimum.

(b) Harus di pertimbangkan fasilitas khusus, misalnya untuk orang cacat.


(13)

2 - 5

(c) Aksesibilitas dan akomodasi bagi setiap fasilitas tersebut direncanakan semaksimal mungkin dengan kemudahan pencapaian bagi penumpang dan pengunjung.

(d) Ruangan ini dilengkapi dengan ruang konsesi meliputi bank, salon, kafetaria, money changer, P3K, informasi, gift shop, asuransi, kios koran/majalah, toko obat, nursery, kantor pos, wartel, restoran dan lain-lain.

(2) Ruangan Semi Steril

Ruangan yang digunakan untuk pelayanan penumpang seperti proses pendaftaran penumpang dan bagasi atau check-in, proses pengambilan bagasi bagi penumpang dating dan proses penumpang transit atau transfer. Penumpang yang akan memasuki ruangan ini harus melalui pemeriksaan petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam ruangan ini masih diperbolehkan adanya ruang Konsesi.

(3) Ruangan Steril

Ruangan yang disediakan bagi penumpang yang akan naik ke pesawat udara. Untuk memasuki ruangan ini penumpang harus melalui pemeriksaan yang cermat dari petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam ruangan ini tidak diperbolehkan ada ruang Konsesi. Jadi dalam merancang bangunan terminal penumpang harus memperhatikan factor keamanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam keselamatan operasi penerbangan.

Pengolompokan ruang bangunan terminal penumpang ini dijelaskan dalam gambar 2.5 dan 2.6


(14)

Gambar 2.5 Blok Tata Ruang Domestik Keterangan :

= Pemeriksaan Keselamatan Penerbangan = Pemeriksaan A/I atau A/P

= Barang = Penumpang


(15)

2 - 7

Keterangan :

Q = Quarantina I = Imigrasi BC = Bea Cukai

a. Sirkulasi Penumpang Berangkat

Penumpang yang akan berpergian menggunakan pesawat udara mulai dari bagian publik ke bagian semi steril untuk melakukan pemeriksaan dan pelaporan kemudian menuju bagian steril/ruang tunggu keberangkatan.

b. Sirkulasi Penumpang Datang / Transit

Penumpang yang datang dan turun dari pesawat muali dari bagian steril ke bagian semi steril menuju bagian publik, atau ke bagian steril (untuk penumpang transit). Sirkulasi penumpang berangkat maupun datang/transit dijelaskan pada gambar.

Domestik/Internasional Domestik/Internasional

Internasional

Domestik

--- Transit


(16)

2.3.2 Standar Luas Terminal Penumpang :

(1) Standar Luas Terminal Penumpang Domestik

Luas bangunan terminal penumpang didasarkan atas jumlah pelayanan penumpang/ tahun dan jumlah penumpang waktu sibuk.

Tabel 2.1 Standar Luas Terminal Penumpang Domestik

(2) Standar Luas Terminal Penumpang International

Tabel 2.14 Standar Luas Terminal Penumpang International

2.3.4 Kelengkapan Ruang dan Fasilitas :

Jenis, luas dan kelengkapan dari bangunan terminal penumpang disesuaikan dengan luas bangunan yang merupakan representasi dari jumlah penumpang yang


(17)

2 - 9

dilayani dan kompleksitas fungsi dan pengguna yang ada. Kelengkapan ruang dan fasilitas bangunan terminal penumpang standar dijelaskan dalam tabel 2.3 berikut.

Tebel 2.3 Kelengkapan Ruang dan Fasilitas Terminal Penumpang Standar (Domestik dan Internasional)

Fasilitas Kelengkapan ruang dan fasilitas

Terminal Standar 120 m2 (domestik)

a. Teras kedatangan dan keberangkatan (curb side) b. Ruang lapor diri (check in area)

c. Ruang tunggu keberangkatan (departure lounge) d. Ruang pengambilan bagasi (banggage claim) e. Toilet pria dan wanita (toilet)

f. Ruang administrasi (adiministration) g. Telepon umum (public telephone) h. Fasilitas pemadam api ringan

i. Peralatan pengambilan bagasi – tipe meja j. Kursi tunggu

Terminal standar 240 m2 (domestik)

a. Teras kedatangan dan keberangkatan (curb side) b. Ruang lapor diri (check in area)

c. Ruang tunggu keberangkatan (departure lounge) d. Toilet pria dan wanita ruang tunggu keberangkatan (toilet)

e. Ruang pengambilan bagasi (baggage claim) f. Area komersial (concession area/room) g. Kantor airline (airline administration)

h. Toilet pria dan wanita untuk umum (public toilet) i. Fasilitas telepon umum (public telephone)

j. Fasilitas pemadam api ringan

k. Peralatan pengambilan bagasi – tipe gravity roller l. Kursi tunggu

Terminal standar 600 m2 (domestik)

a. Teras kedatangan dan keberangkatan (curb side) b. Ruang lapor diri (check in area)

c. Ruang tunggu berangkat (departure lounge) d.Toilet pria dan wanita ruang tunggu keberangkatan e. Ruang pengambilan bagasi (baggage claim) f. Area komersial (concession area/room) g. Kantor airline (airline administration)

h. Toilet pria dan wanita untuk umum (public toilet) i. Ruang simpan barang hilang (lost & found room) j. Fasilitas telepon umum (public telephone)


(18)

Terminal standar 600 m2 (internasion

al)

a. Teras kedatangan dan keberangkatan (curb side) b. Ruang lapor diri (check in area)

c. Ruang tunggu berangkat (departure lounge)

d. Toilet pria dan wanita ruang tunggu keberangkatan (toilet)

e. Ruang pengambilan bagasi (baggage claim) f. Area komersial (concession area/room) g. Kantor airline (airline administration)

h. Toilet pria dan wanita untuk umum (public toilet) i. Ruang simpan barang hilang (lost & found room) j. Fasilitas fiskal (fiscal counter)

k. Fasilitas imigrasi dan bea cukai (Immigration and custom)

l. Fasilitas karantina

m. Fasilitas telepon umum (public telephone) n. Fasilitas pemadam api ringan

o. Peralatan pengambilan bagasi – tipe gravity roller p. Kursi tunggu

2.3.5 Fasilitas Lain

Tabel 2.4 Kelengkapan Ruang dan Fasilitas lainnya Fasilitas Kelengkapan ruang dan fasilitas

Fasilitas penyandang

cacat

Penyediaan ramp untuk setiap perbedaan ketinggian lantai di

dalam bangunan terminal penumpang (bagi pengguna kursi

roda)

Fasilitas untuk penumpang

( Ruang konsesi)

Restoran, kios, salon, kantor pos dan giro, bank, money

changer, nursery, dll.

Fasilitas penunjang terminal/

bandar udara

Kantor pengelola, ruang mekanikal dan elektrikal, ruang

komunikasi, ruang kesehatan, ruang rapat, ruang pertemuan,dapur, catering, fasilitas perawatan pesawat udara.


(19)

2 - 11

2.3.6 Perhitungan Standar Luas Ruang Terminal Penumpang

Standar minimal luas ruang terminal penumpang ditentukan dalam tabel perhitungan kebutuhan ruang sebagai berikut.

Tabel 2.5 Perhitungan Kebutuhan Ruang Terminal Penumpang

No. Jenis fasilitas Kebutuhan ruang Keterangan

1 Kerb

Keberangkatan

Panjang Kerb Keberangkatan: L=0,095 a.p. meter (+10%)

a = Jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk

b = Jumlah penumpang transfer

c = Jumlah penumpang datang Pada waktu sibuk

ƒ = Jumlah pengunjung per

penumpang

t1 = Waktu pemoresasan

check-in per penumpang t2 = Waktu pemrosesan

passport per penumpang p = proposi penumpang yang

menggunakan mobil/taksi u = rata-rata waktu menunggu

terlama (menit)

v = rata-rata waktu menunggu tercepat (menit)

I = proporsi penumpang menunggu terlama k = proporsi penumpang

menunggu tercepat m = max jumlah kursi

pesawat terbesar yang dilayani

g = waktu kedatangan penumpang pertama sebelum boarding di gate hold room

h = waktu kedatangan penumpang terakhir sebelum boarding di gate hold room

s = kebutuhan ruang per penumpang (m²) 2 Hall

Keberangkatan

Luas area:

A = 0,75 { a ( 1 + ƒ )

+ b } m² 3 Counter

check-in

Jumlah meja: N = ( a + b ) t1/60 counter (+10 %) 4 Area check-in Luas area:

A = 0,25 ( a + b ) m2 (+ 10 % )

5 Pemeriksaan Security (terpusat)

Jumlah X-ray: N = ( a + b )/300 unit

6 Gate hold room

Luas area : A = ( m.s ) m² 7 Ruang tunggu

keberangkatan (belum termasuk ruang konsesi)

Luas area:

A = c ( ui + vk )/30 m² (+ 10%)

8 Baggage claim area

(belum termasuk claim devices)

Luas area:

A = 0,9 c m² (+ 10%)

9 Kerb

Keberangkatan

Panjang kerb: L = 0,095 c p meter (+ 10%)

10 Hall

Kedatangan Luas Area: (belum termasuk ruang-ruang Konsesi) Luas Area:

A = 0,375 ( b+c+2 c ƒ


(20)

2.3.7 Parkir Kenderaan (Parking Area)

Parkir kenderaan (Parking Area) terletak disisi darat bandar udara yang berfungsi sebagai tempat parkir kenderaan pengantar, penjemput, taksi, dll. Parkir kenderaan merupakan fasilitas pelengkap bandar udara. Badan Standar Nasional (BSN) telah menentukan kebutuhan luas parkir suatu bandar udara dengan perhitungan sebagai berikut:

Fasilitas Parkir : Jumlah Lot = 0,8 x Penumpang Waktu Sibuk Luas = Jumlah Lot x 35 m²


(21)

3 - 1

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Daerah Studi

Dalam studi ini ruang lingkup penelitian pada Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik dalam rangka menyusun suatu penelitian. Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan terhadap fasilitas besar bandar udara yaitu sisi darat (landside) yang terbagi atas : gedung terminal, dan parkir kenderaan. Yang menjadi objek penelitian pada penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan pelayanan sisi udara dan sisi darat yang diberikan oleh PT. Angkasa Pura II (persero) Bandar Udara Husein Sastranegara cabang Bandung ditunjang dengan tanggapan responden. Adapun responden dalam penelitian ini yaitu penumpang yang datang dan pergi dari bandar udara Husein Sastranegara Bandung.

3.2 Identifikasi Masalah

Survei pendahuluan untuk mengidentifikasi masalah yang ada di bandar udara Husein Sastranegara dilakukan dengan melakukan pengamatan secara visual. Dari pengamatan awal dapat dikemukakan beberapa hipotesis masalah yang perlu dipecahkan seperti telah disinggung secara garis besar pada Bab Pendahuluan. Masalah-masalah tesebut adalah:

1. Kebutuhan fasilitas terminal disesuaikan dengan jumlah penumpang waktu sibuk bandar udara Husein Sastranegara Bandung.

2. Kebutuhan area parkir disesuaikan dengan jumlah penumpang dan proporsi penumpang yang menggunakan mobil/taksi.


(22)

Setelah peneliti melakukan pengambilan data fisik bandar udara Husein Sastranegara Bandung dan perhitungan dari permasalahan yang dibahas secara garis besar pada skripsi ini maka penelitian dilanjutkan dengan pembagian kuesioner yang bertujuan untuk memperoleh tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan bandar udara Husein Sastranegara Bandung.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui deskriftif analisis kuantitatif yaitu suatu metode pengambilan data yang menggambarkan keadaan berdasarkan data dan informasi yang sebenarnya untuk dianalisis kemudian disusun sebagai bahan pembuatan skripsi. Metode ini digunakan karena sesuai dengan penelitian yang akan digunakan penulis terhadap data kuantitatif yang telah dikumpulkan.

3.3.1 Operasional Variabel Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini salah satu sarana untuk mendapatkan data-data untuk laporan skripsi, penulis melakukan penelitian pada Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung. Berdasarkan judul yang dipilih penulis mengenai ”Analisis Kualitas Pelayanan Moda Transportasi Udara Bandara Husein Sastranegara” maka indikator kualitas pelayanan yang diteliti dapat dilihat pada tabel 3.1:


(23)

3 - 3

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Ukuran Skala

Kualitas Pelayanan Sisi darat (Terminal Building and Parking Area)

Bukti langsung (Tangible) Kebutuhan ruangan terminal Kebutuhan area parkir Tingkat kerapian ruang terminal Tingkat

kerapian area parkir

Kehandalan (Reability)

Kejelasan informasi di ruangan terminal Kejelasan

informasi di area parkir Empati (Emphaty) Ketersedian fasilitas penumpang Daya tanggap

(Responsivenes s) Ketersedian fasilitas penunjang terminal/ parkir Jaminan (Assurance) Tingkat keamanan dan kenyamanan di terminal dan di area parkir


(24)

3.3.2 Metode Penarikan Sampel 3.3.2.1 Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2002:72) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini sasaran populasi dari sisi darat yang akan dipilih adalah penumpang pesawat terbang yang datang dan pergi dari Bandar Udara Husein Sastranegara cabang Bandung dimana rata-rata penumpang perhari adalah 2500 orang, yang datang dan pergi dari Bandar Udara Husein SastranegaraBandung. (http://bandarudara.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid =3&artid=1985)(http://www.bumn.go.id/angkasapura2/id/publikasi/indo nesia-pengembangan-tahap-i-terminal-penumpang-bandara-husein-sastranegara-bandung-akan-dimulai-tahun-ini/)

3.3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (sugiyono, 2002:57). Jenis sampel yang digunakan adalah probability (pengambilan sampel berdasarkan peluang). Dengan teknik Simple Random Sampling (sampling acak sederhana) yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai alat pengumpulan datanya sesuai dengan jumlah populasi yang


(25)

3 - 5

disebutkan diatas. Sedangkan penetapan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus slovin yang dimbil pada penelitian ini dengan tingkat kesalahan sebesar 10%, maka teknik penentu sampel minimal dianggap respresentative dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

keterangan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan (10%)

n = 99,96 n = 100

Dari populasi sebanyak 2500 orang penumpang yang datang dan pergi dari Bandar Udara Husein sastranegara, maka didapat hasil sampel berjumlah 100 orang sebagai sampel penelitian.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini, tentunya penulis menggunakan teknik pengumpulan


(26)

data, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian bersangkutan dengan sumber data dan penelitian dan metode sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data ini penulis peroleh dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek penelitian dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang terkait dengan penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data yang penulis peroleh berasal dari studi perpustakaan dan pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Adapun dalam melaksanakan penyusunan skripsi ini beberapa metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut.

1. Library Research (study keperpustakaan)

Adalah suatu rangkaian penelitian yang dilakukan dengan membaca litelatur, buku, jurnal untuk mendapatkan data sekunder. Data sekundertersebut


(27)

3 - 7

dijadikan sebagai landasan teori dalam penyusunan skripsi ini.

2. Field Research (study lapangan)

Adalah suatu rangkaian penelitian di lapangan langsung dengan cara:

a. Interview / wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berkomunaksi langsung/ menanyakan langsung kepada pegawai yang bersangkutan. b. Quesioner

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan lembaran kertas yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang akan diisi oleh responden, yang kemudian lembaran- lembaran kertas tersebut akan dikumpulkan dan hasilnya akan diolah menjadi materi yang dibahas.

c. Observasi

Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan sebagai objek.

3.3.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan penelitian. Hal pertama dilakukan yaitu menguji kevaliditasan angket yang digunakan. Berdasarkan data


(28)

yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden, yang masuk ke dalam sampel, kemudian dilakukan pengujian terhadap kuesioner untuk mengukur tingkat kebaikan kuesioner, maka kita dapat melakukan analisis validitas dan reliabilitas kuesioner.

Validitas menunjukkan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Tingkat validitas kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam hal ini menggunakan koefisien korelasi item-total yang terkoreksi. Menurut Kaplan suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3.

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut.

Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: Keputusan validitas dan reliabilitas item mengunakan kriteria Kaplan sebagai berikut:

1. Item dinyatakan valid jika koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0.3


(29)

3 - 9

2. Kelompok item dalam suatu dimensi dinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya tidak lebih rendah dari 0.7 Untuk pengujian validitas dan reliabilitas dibawah ini menggunakan data dari 25 responden yang dipilih secara acak.

Uji validitas

Uji Reliabilitas

Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

              

total k i i S S k k 2 1 2 1 1  dimana :

k = Banyaknya item Si2 = Varians dari item ke-i

S2total = Total varians dari keseluruhan item

Mencari Si2 ( 1)

)

( 2

 

Xni X

Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu :

2 2



2 2

i ) Y ( Y N ) X ( X N Y X XY N r

  


(30)

1. Kurang dari 0,20 : Hubungan sangat kecil dan bisa diabaikan 2. 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)

3. 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat 4. 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)

5. 0,90 - < 1,00 : Hubungan sangat erat (sangat reliabel) 6. 1,00 : Hubungan yang sempurna

Berdasarkan kriteria di atas maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan untuk variable X dan variable Y sudah reliable.

3.4 Metode Analisis Data

Dalam pengumpulan data dilakukan dengan instrument kuesioner, menganalisis dan menginterpresentasikan data digunakan analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran variabel penelitian dengan menggunakan tabel distributor frekuensi dan presentasi. Dalam metode analisis deskriptif dibuat kriteria pengklasifikasian untuk menentukan kategori tinggi, sedang, rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai indeksi minimum, maksimum, dan intervalnya serta jarak intervalnya sebagai berikut:

1. Nilai indeks minimum adalah nilai skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

2. Nilai indeks maksimum adalah nilai skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

3. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum.


(31)

3 - 11

4. Jarak interval adalah interval dibagi jumlah jenjang yang diinginkan.

Penentuan kategori dalam ukuran presentase dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :

Skor maksimum dalam presentasi =

= = 100% Skor minimum dalam presentasi =

= = 20 %

Skor dalam presentase = Skor Maksimum – Skor Minimum

= 100% - 20% = 80%

Panjang interval dalam presentase =

= = 16%

Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing- masing item penelitian adalah sebagai berikut:


(32)

Tebel 3.2 Pengkategorian Jawaban Interval Tingkat Intensitas Kriteria

20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36% - < 52% Tidak Baik

52% - < 68% Cukup Baik

68% - < 84% Baik

84% - < 100% Sangat Baik

Tabel 3.3 Penilaian Terhadap Tanggapan Responden

Jawaban Nilai

Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup Baik 3

Kurang Baik 2


(33)

4 - 1

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Pada awalnya lapangan terbang Husein Sastranegara, merupakan lapangan terbang peninggalan Pemerintah Hindia Belanda (sebelum PD II) dengan sebutan Lapangan Terbang Andir yaitu suatu nama lokasi/daerah dimana lapangan terbang tersebut berada. Nama Husein Sastranegara diambil dari anma seorang penerbang militer (TNI AU) yang telah gugur pada saat latihan terbang di Yogjakarta tanggal 26 September 1946. Pada masa penjajahan Jepang daerah tersebut dijadikan basis Angkatan Udara Kekaisaran Jepang.

Sejak kemerdakaan RI, sesuai dengan peraturan yang berlaku, daerah tersebut diserahkan pengelolaannya kepada TNI AU dengan status Lapangan Terbang Militer dengan sebutan Pangkalan Udara Utama Husein Sastranegara Bandung.

Sekitar tahun 1955 walaupun merupakan Pangkalan TNI AU, sudah pernah dilakukan kegiatan penerbangan sipil secara tidak terjadwal oleh perusahaan GIA namun tidak dapat berlangsung lama (terhenti) karena adanya kendala yaitu fasilitas keselamatan penerbangan yang dipersyaratkan oleh Anex (Anex 1 s/d Anex 18), IATA dan ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Dunia) karena tidak sesuai dengan aturan dimaksud terutama pada saat kondisi cuaca buruk yang


(34)

justru mutlak diperlukan oleh suatu Lapangan Terbang. Bandung mempunyai Topografis yang kurang menguntungkan bagi adanya suatu Lapangan Terbang.

Pada tahun 1974 mulai dilakukan kegiatan pelayanan lalulintas dan angkutan udara komesial secara resmi yaitu dengan berdirinya kantor Perwakilan Direktorat Jendral Perhubungan Udara dengan nama Stasiun Udara Husein Sastranegara Bandung untuk kepentingan kegiatan penerbangan komersial sipil.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna akan jasa angkutan udara, maka beberapa pangakalan udara termasuk pangkalan udara Husein Sastranegara Bandung ditetapkan sebagai “Enclave Civil” yaitu suatu daerah terbatas yang berada disebuah pangkalan udara militer, dimana berlaku peraturan sipil serta penyelenggaraan lalu lintas udara tersebut dilakukan/ dikelola oleh sipil (bukan Militer).

Pada tanggal 21 Agustus 1975 ditetapkan suatu kesepakatan tentang Dasar-Dasar Penggunaan Bersama Pangkalan udara melalui SKB Menteri Pertahanan Keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata, Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan. Dengan SKB Nomor Kep/30/IX/1975, Nomor: KM 393/S/PHB-75, Nomor Kep 927A/MK/IV/8/1975 : sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 50/OT.002/PHB 1978 Kantor Perwakilan Ditjen Perhubungan Udara tersebut menjadi Pelabuhan Udara Husein Sastranegara Bandung sebagai unit Pelaksanaan Teknis Kantor Wilayah Ditjen Perhubungan Udara dengan Klasifikasi Pelabuhan Udara Klas III.


(35)

4 - 3

Selanjutnya pada tahun 1983 berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 68/HK 207/PHB-83 tanggal 19 Februari 1983 klasifikasi Pelabuahan Udara ditingkatkan dari klas III menjadi klas II.

Pada tahun 1994 dilaksankan Pengalihan Pengelolaan Bandar Udara dari Dephub kepada PT. Angkasa Pura II sesuai PP RI Nomor 26 Tahun 1994 tanggal 30 Agustus 1994 tentang penambahan penyertaan modal RI ke dalam Modal Saham PT. Angkasa Pura II.

PT. Angkasa Pura II merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yaitu jasa pengelolaan Bandar Udara. Pada tanggal 13 Agustus 1984 berdasarkan PP Nomor 20 tahun 1984, Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng didirikan. Kemudian pada tanggal 19 Mei 1986 dilakukan penggantian nama Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II, hal ini berdasarkan PP No 26/1986. Lalu pada tahun 1991, PT.AP II melakukan tambahan pengelolaan yaitu pengelolaan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Sipadio Pontianak.

Pada tanggal 17 Maret 1992, Perum Angkasa Pura II melakukan perubahan status hukum dari Perum menjadi Persero. Barulah pada tanggal 2 januari 1993, Perum Angkasa Pura II disahkan menjadi PT (PERSERO) Angkasa Pura II berdasarkan Akte Notaris Muhani Salim SH Nomor 03 tangal 2 Januari 1993. Dengan bertambahnya waktu, PT. Angkasa Pura II melakukan tambahan pengelolaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan dan Menteri Perhubungan yaitu pengelolaan Bandara Polonia Medan, Bandara Sultan Syarif


(36)

Kasim-Palembang II-Pekanbaru, Tabing-Padang, Sultan iskandar Muda Aceh, Bandara Husein sastranegara Bandung dan Bandara Kijang Tanjung Pinang.

4.1.2 Kegiatan Perusahaan

1. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas sisi udara untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkit dan penyimpanan pesawat udara.

2. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas sisi darat terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo dan pos.

3. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air dan instalasi limbah.

4. Jasa pelayanan penerbangan.

5. Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan serta industri dan gedung/bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara. 6. Jasa konsultasi, pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan

kebandarudaraan.

7. Usaha-usaha lain yang berkaitan dengan jasa kebandarudaraan yang dapat menunjang tujuan perusahaan.

4.1.3 Layanan yang dikeluarkan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandung Jenis Pelayanan Bandara Husein Sastranegara Bandung :

A. Pelayanan Aeronotika

1. Pengendalian lalu Lintas Udara

2. Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan 3. Fasilitas Navigasi Udara


(37)

4 - 5

4. Fasilitas Pendaratan Visual 5. Pelayanan Meteologi B. Pelayanan Non Aeronotika

1. Sewa Ruang 2. Sewa Gedung 3. Sewa Tanah

4. Sewa tanah Dipekeras 5. Agro Business

6. Konsesi 7. Pas Bandara 8. Sewa Listrik 9. Sewa Telepon 10.Sewa Air

11.Sewa Tempat Reklame 12.Jasa Pelayanan Marsheling 13.Sewwa AMAC

14.Ground Handling 15.Sewa Gudang Kargo 16.Pendapatan diluar Usaha C. Fasilitas dan Pelayanan Lainnya

1. Pemadam Kebakaran kategori V 2. Pelayanan Gawat darurat Penerbangan 3. Sistem Mobil Tangki bahan Bakar


(38)

4. Terminal Kargo

5. Pelayanan Bongkar muat Penerbangan.

4.1.4 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero) Husein Sastranegara Bandung

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR CABANG

PT (Persero) ANGKASA PURA II

BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Husein Sastranega Bandung

4.1.5 Uraian Fungsi dan Tugas a) Kepala Cabang

1. Bertugas menyelenggarakan kesiapan sarana, prasarana, pengendalian jasa bkebandarudaraan dan keselamatan penerbangan sesuai dengan pedoman dan kebijaksanaan yang digariskan oleh Direksi.

KEPALA CABANG

DIVISI TEKNIK DIVISI PELAYANAN

OPERASI

DIVISI & ADKOM

DINAS YAN OPS LLU DINAS TEKNIK ELEKTRO PLT

DINAS KEPEG & UMUM PLT

DINAS YAN OPS BANDARA

DINAS TEKNIK LMP DINAS KOMERSIAL

DINAS PELAYANAN PKPPK &


(39)

4 - 7

2. Bertugas dan berfungsi menyelenggarakan pengelolaan pengusahaan pelayanan dan kebijakan Direksi.

3. Menyelenggarakan pengendalian kegiatan administrasi sesuai dengan pedoman dan kebijakan Direksi.

4. Menyelenggarakan pembinaan, pengembangan sumber daya manusia yang tersedia.

5. Melaksanakan tugas –tugas lain diluar tugas pokok yang sudah digariskan dalam pelaksanaanya bertanggung jawab kepada Direksi.

6. Menyelenggarakan penyediaan, pengelolaan kegiatan usaha lain yang berhubungan dengan jasa kebandarudaraan.

b) Divisi Pelayanan Operasi

1. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan operasi lalu lintas udara, kegiatan pelayanan operasi bandara, kegiatan pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran serta kegiatan pengamanan Bandara udara.

2. Memimpin, mengawassi dan mengevaluasi pelaksanan tugas-tugas pada unit kerja lingkungna Divisi pelayanan Operasi. 3. Melaksanakan pembinaan peningkatan fropisonalisme dan

karier SDM, tata kerja (prosedur) operasional dalam menjalankan tugas pelayanan operasi lalu lintas udara, pelayanan operasi bandara, kegiatan PKPPK dan Pengamanan.


(40)

4. Melaksanakan koordinasi dengan divisi lain, untuk kelancaran tugas baik secara operasional maupun administrasi kebandaudaraan.

c) Kepala Divisi Teknik

1. Merencanakan, melaksanakan dan menyiapkan semua fasilitas teknik elektronika, fasilitas teknik listrik, mekanika dan peralatan serta fasilitas teknik umum.

2. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan fasilitas elektronika, teknik listrik mekanikal, peralatan dan fasilitas teknik umum.

3. Menyiapkan dan melaksanakan perbaikan fasilitas yang berupa sarana dan prasarana bandar udara untuk tercapainya penyelenggaraan operasional penerbangan.

4. Menyiapkan dan melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana Bandar udara untuk pengendalian dan pengawasan sesuai pelimpahan kewenangan yang diberikan.

5. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan dalam rangka meningkatkan SDM dilingkungan divisi teknik.

6. Dilaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kacab.


(41)

4 - 9

7. Melakukan koordinasi dengan Lanud Husein Sastranegara dan PT Dirgantara Indonesia serta unit lain di luar PT Angkasa Pura II.

d) Kepala Divisi Administrasi dan Komersial

1. Menyiapkan, memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan usaha komersial.

2. Menyiapkan, memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan dan perlengkapan.

3. Melaksanakan usaha pembinaan, peningkatan dan pengembangan SDM secara umum dikantor cabang.

4. Menyiapkan, memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan akuntasi.

5. Menyiapkan, memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan administrasi kepegawaian, ketatausahaan dan umum.

6. Melaksakan koordinasi dengan pejabat-pejawabat lain baik intern maupun ekstern.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain diluar tugas pokok sesuai dengan perintah atasan.

8. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kacab.

e) Kadin Kepegawaian dan Umum


(42)

2. Mengkoordinasi penyelenggaraan Administrasi Perkantoran. 3. Mengkoordinasi pengelenggaraan keprotokoleran.

4. Menyelenggarakan pembuatan laporan kepegawaian dan laporan data statistik.

5. Membuat usulan RKA biaya pegawai dan biaya umum. 6. Mengendalikan kegiatan biaya umum kantor cabang sesuai

dengan RKAP/RKAT.

7. Mengendalikan kegiatan biaya pegawai kantor cabang sesuai dengan RKAP/RKAT..

8. Melaksanakan pembinaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas pelaksanaan dan hasil kerja.

9. Koordinasi dengan atasan, diluar unit kerja Intern dan diluar Dinas Ekstern.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Bandar Udara Husein Sastranegara adalah sebuah bandar udara yang terletak 5 Km dari pusat kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Selain penerbangan sipil, bandara ini juga merupakan salah satu pangkalan angkatan udara TNI. Informasi umum mengenai bandar udara Husein Sastranegara pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Informasi Umum Bandar Udara Husein Sastranegara General Info

Country Indonesia


(43)

4 - 11

Time UTC+7

Latitude -6.900625

06° 54' 02.25" S

Longitude 107.576294

107° 34' 34.66" E

Elevation 2436 feet

742 meters

Type Joint (Civil and Military) Magnetic Variation 001° E (01/06)

Beacon Yes

Operating Agency MILITARY - CIVIL JOINT USE AIRPORT

Near City Bandung

Island Group Java 1

Operating Hours SEE REMARKS FOR OPERATING HOURS OR COMMUNICATIONS FOR POSSIBLE HOURS Communications

TWR 122.7

Bandung APP 121.0

Sumber : http://www.worldaerodata.com/wad.cgi?id=ID38983

4.2.1 Analisis Pelayanan Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.

a. Gedung Terminal (Terminal Building)

Bandar Udara Husein Sastranegara memiliki bangunan terminal 3 lantai dengan luas total 4406,72 m². Dari penelitian lapangan didapat hasil penelitian sebagai berikut :


(44)

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran di Lapangan

No. Hasil Pengukuran

1. Kerb Keberangkatan = 102,02 m 2. Hall Keberangkatan = 263,85 m² 3. Counter Check-in = 20 Counter 4. Area Check-in = 375 m²

5. Pemeriksaan Security (terpusat) = 1 X-ray 6. Gate hold room = 472,5 m²

7. Ruang tunggu keberangkatan = 991,85 m² 8. Baggage claim area = 75 m²

9. Kerb kedatangan = 96.42 m 10. Hall kedatangan = 263,85 m²

Hasil pengukuran dari tabel 4.2 diatas berdasarkan denah terminal bandar udara Husein Sastranegara Bandung (terlampir).

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Lapangan

No. Hasil Pengamatan

1. a = Jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk = 278 orang

2. b = Jumlah penumpang transfer = 0

3. c = Jumlah penumpang datang pada waktu sibuk = 153 orang

4. f =Jumlah pengunjung per penumpang = 0 5. t 1 = waktu pemoresesan check-in per


(45)

4 - 13

6. p = proporsi penumpang yang menggunakan mobil/taksi = (antar=54 orang,jemput=62 orang)

7. u = rata-rata waktu menunggu terlama (menit) = 90 menit

8. v = rata-rata waktu menunggu tercepat (menit) = 30 menit

9. I = proporsi penumpang menunggu terlama = 4 orang

10. k = proporsi penumpang menunggu tercepat = 2 orang

11. m = max jumlah kursi pesawat terbesar yang dilayani = 150 seat

12. s = kebutuhan ruang per penumpang (m²) = 3 m²

Perhitungan tabel diatas berdasarkan hasil perhitungan serta pengamatan peneliti pada saat pergerakan penumpang di terminal pada

jam puncak yaitu jam 11.00 – 13.30.

Dengan hasil data lapangan diatas maka perhitungan kebutuhan ruang terminal bandar udara Husein Sastranegara adalah:

Tabel 4.4 Perhitungan Kebutuhan Ruang Terminal Penumpang

No. Jenis Fasilitas Kebutuhan Ruang Data Lapangan

1. Kerb

Keberangkatan

Panjang Kerb Keberangkatan:

L= 0,095. 278.54 =1426,14 m

Panjang Kerb 102,02m

2. Hall

Keberangkatan

Luas area:

A = 0,75 { 278 (1+0 )+0} =208,5m²

Luas area 263,85 m² 3. Counter

check-in

Jumlah meja:

N = {( 278 + 0 ) 3}/60 = 14 counter

Jumlah meja 20 counter check-in


(46)

4. Area check-in Luas area:

A = 0,25 (278+0)=69,5m²

Luas area check-in

375 m²

5. Pemeriksaan Security (terpusat)

Jumlah X-ray:

N = (278+0)/300= 0,92 = 1 unit

Jumlah X-ray terpusat adalah 1 unit

6.

Gate hold room

Luas area :

A = (150.3)=450m²

Luas area 472,5 m² 7. Ruang tunggu

keberangkatan (belum

termasuk ruang konsesi)

Luas area:

A = 153 (90.4 + 30.2)}/30 =2142m²

Luas area 991,85 m²

8. Kerb Kedatangan

Panjang kerb:

L = 0,095.153.62=312,17 m

Panjang kerb 96.42 m

9. Hall

Kedatangan

Luas Area:

A = 0,375

(0+153+{2.153.0}) =57,375 m²

Luas area 263,85 m²

b. Parkir Kenderaan (Parking Area)

Bandar Udara Husein Sastranegara memiliki lahan parkis seluas 3000 m², dengan kapasitas 300 kenderaan. Untuk pengelolaannya Angkasa Pura II berbagi hasil dengan Primkopau. Untuk menghitung kebutuhan parkir bandar udara digunakan rumus sebagai berikut:

Luas = Jumlah Lot x 35 m²

Ket : Jumlah Lot = 0,8 x Jumlah penumpang waktu sibuk

Jadi kebutuhan parkir kenderaan bandar udara Husein Sastranegara adalah :

Jumlah Lot = 0,8 x 153 = 122,4 Luas = 122,4 x 35 m² = 4284 m²


(47)

4 - 15

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Pelayanan Sisi Darat Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.

Kinerja kualitas pelayanan sisi darat yang dilakukan oleh pihak PT. Angkasa Pura II Husein Sastranegara Bandung berdasarkan dimensi kualitas pelayanan, antara lain : Bukti fisik (Tangible), Kehandalan (Reability), Daya tanggap (Responsiveness), Empati (Emphaty), dan Jaminan (Assurance). 1. Bukti Fisik (Tangible)

Salah satu lima unsur dimensi kualitas pelayanan adalah bukti fisik (Tangible), yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, kebersihan, dll.

2. Kehandalan (Reability)

Merupakan unsur dimensi kualitas pelayanan yang mempunyai arti kemampuan perusahaan dalam memberikan layanana yang dijanjikan secara akurat dan memuaskan.

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Merupakan unsur dari dimensi kualitas pelayanan yang artinya kemampuan atau keinginan para staff untuk membantu dan memberikan pelayanan yang tanggap.

4. Empati (Emphaty)

Merupakan unsur dimensi kualitas pelayanan yang mempunaya arti kemudahaan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik,


(48)

pengetahuan pribadi dan pemahaman atas kebutuhan individual pelanggannya.

5. Jaminan (Assurance)

Merupakan unsur dimensi kualitas pelayanan yang mempunaya arti mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staff. Bebas dari resiko, bahaya, dan keragu-raguan.

Profil Responden

Responden yang diteliti adalah penumpang yang berangkat dari bandara Husein Sastranegara sebanyak 100 orang. Sedangkan untuk profil responden itu sendiri terdiri dari jenis kelamin, usia responden, dan pekerjaan responden. Berdasarkan hasil kuesioner yang penulis sebarkan tersebut dapat diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin Frekuensi Presentase %

Pria 48 48 %

Wanita 52 52 %

Total 100 100 %

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari table diatas, dapat diketahui mengenai profil responden berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa sebesar 48% terdiri atas responden pria dan 52% responden wanita. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah wanita.


(49)

4 - 17

Tabel 4.6 Usia Responden

Usia Responden Frekuensi Presentase %

15 – 18 Tahun 2 2 %

19 – 21 Tahun 9 9 %

22 – 30 Tahun 32 32 %

31 – 40 Tahun 46 46 %

> 41 Tahun 11 11 %

Total 100 100 %

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel diatas, dapat diketahui profil responden berdasarkan Usia menunjukan bahwa sebesar 2% berusia 15-18 tahun, 9% berusia 19-21 tahun, 32% berusia 22-30 tahun, 46% berusia 31-40 tahun, dan 11% berusia >41 tahun. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berumur 31-40 tahun.

Tabel 4.7 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Frekuensi Presentase %

Pelajar/Mahasiswa 27 27 %

Wiraswasta 39 39 %

Karyawan 20 20 %

Lain-lain 14 14 %

Total 100 100 %

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel diatas, dapat diketahui profil responden berdasarkan pekerjaan menunjukan bahwa sebesar 27% pekerjaannya adalah pelajar/mahasiswa, 39% pekerjaannya adalah wiraswasta, 20% pekerjaannya adalah karyawan, dan 14% pekerjaannya adalah lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini pekerjaannya adalah wiraswasta.


(50)

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Bukti langsung (Tangible)

No. Pernyataan

SB B CB TB STB

Jumlah Skor

Total Skor

Ideal

5 4 3 2 1

1

Kebutuhan ruang terminal

41 56 3 0 0 100 438

500 41.0% 56.0% 3.0% 0.0% 0.0% 100.0% 87.6%

2

tingkat kerapian ruangan terminal

20 76 4 0 0 100 416

500 20.0% 76.0% 4.0% 0.0% 0.0% 100.0% 83.2%

3

kebutuhan area parkir kenderaan

0 0 11 78 11 100 200

500 0.0% 0.0% 11.0% 78.0% 11.0% 100.0% 40.0%

4

tingkat kerapian area parkir kenderaan

0 6 36 54 4 100 244

500 0.0% 6.0% 36.0% 54.0% 4.0% 100.0% 48.8%

Total Skor 1298

Persentase Skor 64.9%

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan mengenai bukti langsung (tangible). Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total untuk kualitas pelayanan mengenai bukti langsung (tangible) adalah 1298. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara sebagai berikut:

 Nilai Indeks Maksimum = 5 x 4 x 100 = 2000  Nilai Indeks Minimum = 1 x 4 x 100 = 400

 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5 = (2000– 400) : 5

= 320

 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100% = (1298: 2000) x 100%


(51)

4 - 19

= 64,9% (1298)

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

400 720 1040 1360 1680 2000 Gambar 4.2 Garis Kontinum Kualitas Pelayanan Bukti Langsung

(Tangible)

Secara ideal, skor yang diharapkan untuk jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 1 sampai dengan 4 adalah 2000. Dari perhitungan dalam tabel menunjukkan nilai yang diperoleh 1298 atau 64,9% dari skor ideal yaitu 2000. Dengan demikian kualitas pelayanan mengenai bukti langsung (tangible) berada pada kategori cukup baik.

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Kehandalan (Reability)

No. Pernyataan

SB B CB TB STB

Jumlah Skor

Total Skor

Ideal

5 4 3 2 1

1

Kejelasan informasi di bandara

9 69 22 0 0 100 387

500 9.0% 69.0% 22.0% 0.0% 0.0% 100.0% 77.4%

2

kejelasan informasi di ruang terminal

26 66 8 0 0 100 418

500 26.0% 66.0% 8.0% 0.0% 0.0% 100.0% 83.6%

3

kejelasan informasi di area parkir

0 58 40 2 0 100 356

500 0.0% 58.0% 40.0% 2.0% 0.0% 100.0% 71.2%

Total Skor 1161

Persentase Skor 77.4%

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan mengenai kehandalan (reability). Berdasarkan hasil pengolahan


(52)

yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total untuk kualitas pelayanan mengenai kehandalan (reability) adalah 1161. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara sebagai berikut:

 Nilai Indeks Maksimum = 5 x 3 x 100 = 1500  Nilai Indeks Minimum = 1 x 3 x 100 = 300

 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5 = (1500– 300) : 5

= 240

 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100% = (1161: 1500) x 100%

= 77,4%

(1161)

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

300 540 780 1020 1260 1500 Gambar 4.4 Garis Kontinum Kualitas Pelayanan Kehandalan

(Reability)

Secara ideal, skor yang diharapkan untuk jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 1 sampai dengan 3 adalah 1500. Dari perhitungan dalam tabel menunjukkan nilai yang diperoleh 1161 atau 77,4% dari skor ideal yaitu 1500. Dengan demikian kualitas pelayanan mengenai kehandalan (reability) berada pada kategori baik.


(53)

4 - 21

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Empati (Emphaty)

No. Pernyataan

SB B CB TB STB

Jumlah

Skor

Total Skor

Ideal

5 4 3 2 1

1

Ketersedian restoran/cafe toilet,smoking room,dll

25 66 9 0 0 100 416

500 25.0% 66.0% 9.0% 0.0% 0.0% 100.0% 83.2%

2 Ketersediaan perbankan, ATM, dan ruang komunikasi

0 12 61 27 0 100 285

500

0.0% 12.0% 61.0% 27.0% 0.0% 100.0% 57.0%

Total Skor 701

Persentase Skor 70.1%

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan mengenai empati (emphaty). Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total untuk kualitas pelayanan mengenai empati (emphaty) adalah 701. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara sebagai berikut:

 Nilai Indeks Maksimum = 5 x 2 x 100 = 1000  Nilai Indeks Minimum = 1 x 2 x 100 = 200

 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5 = (1000– 200) : 5

= 160

 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100% = (701: 1000) x 100%


(54)

(701)

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

200 360 520 680 840 1000 Gambar 4.4 Garis Kontinum Kualitas Pelayanan Empati (Emphaty)

Secara ideal, skor yang diharapkan untuk jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 1 sampai dengan 2 adalah 1000. Dari perhitungan dalam tabel menunjukkan nilai yang diperoleh 701 atau 70,1% dari skor ideal yaitu 1000. Dengan demikian kualitas pelayanan mengenai empati (Emphaty) berada pada kategori baik.

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Daya tanggap (Responsiveness)

No. Pernyataan

SB B CB TB STB

Jumlah

Skor

Total Skor

Ideal

5 4 3 2 1

1

fasilitas penunjang di ruang terminal

40 52 8 0 0 100 432

500 40.0% 52.0% 8.0% 0.0% 0.0% 100.0% 86.4%

2

fasilitas penunjang di area parkir

0 50 50 0 0 100 350

500 0.0% 50.0% 50.0% 0.0% 0.0% 100.0% 70.0%

Total Skor 782

Persentase Skor 78.2%

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan mengenai daya tanggap (responsiveness). Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total untuk kualitas pelayanan mengenai daya tanggap (responsiveness) adalah


(55)

4 - 23

782. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara sebagai berikut:

 Nilai Indeks Maksimum = 5 x 2 x 100 = 1000  Nilai Indeks Minimum = 1 x 2 x 100 = 200

 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5 = (1000– 200) : 5

= 160

 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100% = (782: 1000) x 100%

= 78,2%

(782)

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

200 360 520 680 840 1000 Gambar 4.5 Garis Kontinum Kualitas Pelayanan mengenai Daya

Tanggap (Responsiveness)

Secara ideal, skor yang diharapkan untuk jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 1 sampai dengan 2 adalah 1000. Dari perhitungan dalam tabel menunjukkan nilai yang diperoleh 782 atau 78,2% dari skor ideal yaitu 1000. Dengan demikian kualitas pelayanan mengenai daya tanggap (responsiveness) berada pada kategori baik.


(56)

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Jaminan (Assurance)

No Pernyataan SB B CB TB STB Jumlah Skor Total

Skor Ideal

5 4 3 2 1

1

Keamanan dan kenyamanan di bandara

45 55 0 0 0 100 445

500 45.0% 55.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0% 89.0%

2

keamanan dan kenyamanan anda berada di ruang terminal

3 74 23 0 0 100 380

500 3.0% 74.0% 23.0% 0.0% 0.0% 100.0% 76.0%

3

keamanan dan kenyamanan anda berada di area parkir

0 8 69 23 0 100 285

500 0.0% 8.0% 69.0% 23.0% 0.0% 100.0% 57.0%

Total Skor 1110

Persentase Skor 74.0%

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan mengenai jaminan (assurance). Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total untuk kualitas pelayanan mengenai jaminan (assurance) adalah 1110. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara sebagai berikut:

 Nilai Indeks Maksimum = 5 x 3 x 100 = 1500  Nilai Indeks Minimum = 1 x 3 x 100 = 300

 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5 = (1500– 300) : 5

= 240

 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100% = (1110: 1500) x 100%

= 74,0%


(57)

4 - 25

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

300 540 780 1020 1260 1500 Gambar 4.6 Garis Kontinum Kualitas Pelayanan Jaminan (Assurance)

Secara ideal, skor yang diharapkan untuk jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 1 sampai dengan 3 adalah 1500. Dari perhitungan dalam tabel menunjukkan nilai yang diperoleh 1110 atau 74,0% dari skor ideal yaitu 1500. Dengan demikian kualitas pelayanan mengenai jaminan (assurance) berada pada kategori baik.

Rekapitulasi gambaran kualitas kualitas pelayanan sisi darat dari segi fasilitas yang diberikan oleh bandar udara Husein Sastranegara Bandung dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.13 Rekapitulasi Pelayanan Fasilitas Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung

No Dimensi Skor

1 Tangibel 1298

2 Reability 1161

3 Emphaty 701

4 Responsiveness 782

5 Assurance 1110

Jumlah 5052

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan kualitas pelayanan fasilitas yang diberikan oleh bandar udara Husein Sastranegara Bandung. Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total untuk kualitas pelayanan


(58)

adalah 5052. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara sebagai berikut:

 Nilai Indeks Maksimum = 5 x 14 x 100 = 7000  Nilai Indeks Minimum = 1 x 14 x 100 = 1400

 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5 = (7000– 1400) : 5

= 1120

 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100% = (5052: 7000) x 100%

= 72,7%

(5052)

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

1400 2520 3640 4760 5880 7000 Gambar 4.7 Garis Kontinum Pelayanan Fasilitas Sisi Darat

Secara ideal, skor yang diharapkan untuk jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 1 sampai dengan 14 adalah 7000. Dari perhitungan dalam tabel menunjukkan nilai yang diperoleh 5052 atau 72,7% dari skor ideal yaitu 7000. Dengan demikian pelayanan fasilitas sisi darat yang diberikan oleh bandar udara Husein Sastranegara Bandung berada pada kategori baik.


(59)

5 - 1

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang dilakukan di bandar udara Husein Sastranegara Bandung dari segi fasilitas sisi darat, maka disimpulkan :

a. Gedung Terminal (Terminal Building)

Dengan hasil analisis kebutuhan ruang terminal penumpang dengan perhitungan pergerakan penumpang disaat jam sibuk dengan data hasil lapangan, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Kerb keberangkatan belum memenuhi kebutuhan pada saat pergerakan penumpang berada pada jam sibuk. Dari pengamatan visual yang penulis temukan kenderaan pengantar/taksi memanfaatkan area kerb kedatangan untuk menurunkan penumpang.

2. Hall Keberangkatan telah memenuhi kebutuhan ruangan pada saat jam pergerakan penumpang berada pada jam sibuk.

3. Jumlah counter check-in telah telah memenuhi kebutuhan pada saat jam pergerakan penumpang berada pada jam sibuk, dimana kebutuhan counter check-in adalah 14 counter, dari 20 counter check-in yang tersedia.

4. Kebutuhan luas area check-in telah memenuhi kebutuhan pada jam sibuk dimana kebutuhan luas adalah 69,5 m² dari 375 m² luas area check-in yang tersedia.


(60)

5. Jumlah X-ray telah memenuhi kebutuhan saat penumpang berada pada jam sibuk yaitu 1 unit.

6. Luas area gate hold room telah memenuhi kebutuhan penumpang pada saat jam sibuk dimana kebutuhan luas ruangan adalah 450 m² dari luas total yang tersedia yaitu 472 m².

7. Ruang tunggu keberangkatan belum memenuhi kebutuhan penumpang pada saat jam sibuk dimana luas area yang tersedia hanya 991,85m² dari kebutuhan seluas 2142 m².

8. Panjang kerb kedatangan belum memenuhi kebutuhan pada saat pergerakan penumpang berada pada jam sibuk dimana panjang kerb kedatangan yang tersedia hanya 96,42 m. Dari hasil pengamatan penulis, untuk mengatasi masalah ini kenderaan penjemput diharuskan untuk masuk area parkir kenderaan.

9. Luas hall kedatangan telah memenuhi kebutuhan disaat pergerakan penumpang berada pada jam sibuk, dimana kebutuhan hall 57,375 m² dari luas 263,85 m² yang tersedia.

b. Parkir Kenderaan (Parking Area)

Kebutuhan parkir kenderaan bandar udara Husein Sastranegara jika dihitung dengan jumlah penumpang waktu sibuk, maka didapat hasil kebutuhan parkir adalah 4284 m². Melihat luas area parkir kenderaan yang tersedia di bandar udara Husein Sastranegara Bandung adalah 3000 m², maka dapat disimpulkan bahwa area parkir kenderaan tidak memenuhi kebutuhan parkir di saat jumlah penumpang waktu sibuk. Kurangnya kebutuhan area parkir dan tingkat kerapian area parkir


(61)

5 - 3

dibuktikan dengan tanggapan responden dengan skor total jawaban responden.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil analisis pelayanan fasilitas sisi darat pada bandar udara Husein Sastranegara Bandung adalah Pelayanan fasilitas diharapkan dapat ditingkatkan, khususnya kebutuhan area parkir kenderaan (parking area). Area parkir yang tersedia belum mampu menampung jumlah kenderaan disaat jam sibuk. Selain itu area parkir kenderaan banyak dikeluhkan, kurang terartur, dan kurang bersih. Kiranya ini menjadi perhatian khusus PT. Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola bandar udara Husein Sastranegara Bandung.


(62)

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 2002. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 44 Tahun 2002 Tentang Tatanan Kebandar Udaraan Nasional. Jakarta: Departemen Perhubungan.

Hart, Walter, 1985, The Airport Passenger Terminal, New York, John Willey & Sons, Inc.

Horonjeff, Robert; Mc Kelvey, Franciz X. 1988. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Horonjeff, Robert; Mc Kelvey, Franciz X. 1993. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

ICAO. 2004. International Standards and Recommended Practices; Aerodromes. Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian serta

Pelayanan Transportasi Bandar Udara. 2005. SNI 03-7049-2005 tentang Rambu – Rambu Terminal Bandar Udara. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian serta Pelayanan Transportasi Bandar Udara. 2005. SNI 03-7095-2005 tentang

Marka dan Rambu pada Daerah Pergerakan Pesawat Udara di Bandar Udara. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian serta Pelayanan Transportasi Bandar Udara. 2004. SNI 03-7046-2004 tentang Terminal Penumpang Bandar Udara. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian serta Pelayanan Transportasi Bandar Udara. 2004. SNI 03-7049-2004 tentang Perancangan Fasilitas Bagi Pengguna Khusus di Bandar Udara. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Sandhyavitri, Ari, Taufik, Hendra. 2005. Teknik Lapangan Terbang 1 ( Teori Dasar ). Pekanbaru: Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau.

World Aero Data. Spesifikasi Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.


(63)

World Aero Data. Spesifikasi Landasan Pacu Husein Sastranegara Bandung.

dalam http://www.worldaerodata.com/wad.cgi?runway=ID3898329. diakses pada tanggal 15 Juni 2011.

Wikipedia. 2010. Selayang Pandang Bandar Udara Husein Sastranegara. dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Husein_Sastranegara, diakses Juni 2011. PT. Angkasa Pura II (Persero). 2010. Spesifikasi Husein Sastranegara.


(64)

Data Pribadi

Nama : Herdy Fitri Yusuf

Tempat/Tgl lahir : Limboto, 27 Mei 1987

Alamat asal : Kel. Tenilo Kec. Limboto Kab. Gorontalo Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Nama Orang Tua

 Ayah : Nuwa Yusuf (Alm.)

 Ibu : Sarlota

Pendidikan Formal  1993 – 1999 SDN Tenilo  1999 – 2002 SLTPN 2 Limboto  2002 – 2006 SMUN 1 Limboto

 2006 – 2011 S1 , Universitas Komputer Indonesia  Jurusan Teknik Sipil


(1)

5 - 1

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang dilakukan di bandar udara Husein Sastranegara Bandung dari segi fasilitas sisi darat, maka disimpulkan :

a. Gedung Terminal (Terminal Building)

Dengan hasil analisis kebutuhan ruang terminal penumpang dengan perhitungan pergerakan penumpang disaat jam sibuk dengan data hasil lapangan, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Kerb keberangkatan belum memenuhi kebutuhan pada saat pergerakan penumpang berada pada jam sibuk. Dari pengamatan visual yang penulis temukan kenderaan pengantar/taksi memanfaatkan area kerb kedatangan untuk menurunkan penumpang.

2. Hall Keberangkatan telah memenuhi kebutuhan ruangan pada saat jam pergerakan penumpang berada pada jam sibuk.

3. Jumlah counter check-in telah telah memenuhi kebutuhan pada saat jam pergerakan penumpang berada pada jam sibuk, dimana kebutuhan counter check-in adalah 14 counter, dari 20 counter

check-in yang tersedia.

4. Kebutuhan luas area check-in telah memenuhi kebutuhan pada jam sibuk dimana kebutuhan luas adalah 69,5 m² dari 375 m² luas area


(2)

5 - 2 5. Jumlah X-ray telah memenuhi kebutuhan saat penumpang berada

pada jam sibuk yaitu 1 unit.

6. Luas area gate hold room telah memenuhi kebutuhan penumpang pada saat jam sibuk dimana kebutuhan luas ruangan adalah 450 m² dari luas total yang tersedia yaitu 472 m².

7. Ruang tunggu keberangkatan belum memenuhi kebutuhan penumpang pada saat jam sibuk dimana luas area yang tersedia hanya 991,85m² dari kebutuhan seluas 2142 m².

8. Panjang kerb kedatangan belum memenuhi kebutuhan pada saat pergerakan penumpang berada pada jam sibuk dimana panjang kerb kedatangan yang tersedia hanya 96,42 m. Dari hasil pengamatan penulis, untuk mengatasi masalah ini kenderaan penjemput diharuskan untuk masuk area parkir kenderaan.

9. Luas hall kedatangan telah memenuhi kebutuhan disaat pergerakan penumpang berada pada jam sibuk, dimana kebutuhan hall 57,375 m² dari luas 263,85 m² yang tersedia.

b. Parkir Kenderaan (Parking Area)

Kebutuhan parkir kenderaan bandar udara Husein Sastranegara jika dihitung dengan jumlah penumpang waktu sibuk, maka didapat hasil kebutuhan parkir adalah 4284 m². Melihat luas area parkir kenderaan yang tersedia di bandar udara Husein Sastranegara Bandung adalah 3000 m², maka dapat disimpulkan bahwa area parkir kenderaan tidak memenuhi kebutuhan parkir di saat jumlah penumpang waktu sibuk. Kurangnya kebutuhan area parkir dan tingkat kerapian area parkir


(3)

5 - 3 dibuktikan dengan tanggapan responden dengan skor total jawaban responden.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil analisis pelayanan fasilitas sisi darat pada bandar udara Husein Sastranegara Bandung adalah Pelayanan fasilitas diharapkan dapat ditingkatkan, khususnya kebutuhan area parkir kenderaan (parking area). Area parkir yang tersedia belum mampu menampung jumlah kenderaan disaat jam sibuk. Selain itu area parkir kenderaan banyak dikeluhkan, kurang terartur, dan kurang bersih. Kiranya ini menjadi perhatian khusus PT. Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola bandar udara Husein Sastranegara Bandung.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 2002. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 44 Tahun 2002 Tentang Tatanan Kebandar Udaraan Nasional. Jakarta: Departemen Perhubungan.

Hart, Walter, 1985, The Airport Passenger Terminal, New York, John Willey & Sons, Inc.

Horonjeff, Robert; Mc Kelvey, Franciz X. 1988. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Horonjeff, Robert; Mc Kelvey, Franciz X. 1993. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

ICAO. 2004. International Standards and Recommended Practices; Aerodromes.

Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian serta Pelayanan Transportasi Bandar Udara. 2005. SNI 03-7049-2005 tentang Rambu – Rambu Terminal Bandar Udara. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian serta Pelayanan Transportasi Bandar Udara. 2005. SNI 03-7095-2005 tentang

Marka dan Rambu pada Daerah Pergerakan Pesawat Udara di Bandar Udara. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian serta Pelayanan Transportasi Bandar Udara. 2004. SNI 03-7046-2004 tentang Terminal Penumpang Bandar Udara. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian serta Pelayanan Transportasi Bandar Udara. 2004. SNI 03-7049-2004 tentang Perancangan Fasilitas Bagi Pengguna Khusus di Bandar Udara. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Sandhyavitri, Ari, Taufik, Hendra. 2005. Teknik Lapangan Terbang 1 ( Teori Dasar ). Pekanbaru: Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau.

World Aero Data. Spesifikasi Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.


(5)

World Aero Data. Spesifikasi Landasan Pacu Husein Sastranegara Bandung.

dalam http://www.worldaerodata.com/wad.cgi?runway=ID3898329. diakses pada tanggal 15 Juni 2011.

Wikipedia. 2010. Selayang Pandang Bandar Udara Husein Sastranegara. dalam

http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Husein_Sastranegara, diakses Juni 2011.

PT. Angkasa Pura II (Persero). 2010. Spesifikasi Husein Sastranegara.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Herdy Fitri Yusuf

Tempat/Tgl lahir : Limboto, 27 Mei 1987

Alamat asal : Kel. Tenilo Kec. Limboto Kab. Gorontalo

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Nama Orang Tua

 Ayah : Nuwa Yusuf (Alm.)

 Ibu : Sarlota

Pendidikan Formal

 1993 – 1999 SDN Tenilo

 1999 – 2002 SLTPN 2 Limboto

 2002 – 2006 SMUN 1 Limboto

 2006 – 2011 S1 , Universitas Komputer Indonesia