Kondisi Umum Kabupaten Pelalawan

4.4. Kondisi Umum Kabupaten Pelalawan

Luas wilayah Kabupaten Pelalawan kurang lebih 1 325 670 ha atau 13.21 dari luas wilayah Provinsi Riau 9 456 160 ha. Kabupaten Pelalawan terdiri dari 12 kecamatan dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Teluk Meranti yaitu 424 600 ha 32.03 dan kecamatan paling kecil adalah Kecamatan Pangkalan Kerinci dengan luas 19 250 ha 1.45 dari luas Kabupaten Pelalawan. Curah hujan rata-rata pada tahun 2006 berkisar antara 50 mm bulan Maret sampai 391.1 mm bulan Juni. Suhu rata-rata siang hari berkisar 32.2 o C – 35.2 o C, sedangkan pada malam hari berkisar 20.0 o C – 23.0 o C. Rata-rata kelembaban selama tahun 2006 adalah 72 - 86. Luas hutan menurut peruntukannya di Kabupaten Pelalawan terdiri dari hutan produksi seluas 645 868 ha, hutan bakaumangrove seluas 8 567 ha, Taman Nasional Tesso Nilo seluas 36 872 ha, dan Suaka Margasatwa seluas 34 638 ha. Total luas hutan di Kabupaten Pelalawan adalah 725 945 ha. Pada tahun 2006 realisasi pendapatan daerah Kabupaten Pelalawan mencapai Rp 702.78 milyar. Jika dibandingkan menurut jenis penerimaannya Rp 670.71 milyar 95.43 berasal dari bagian dana perimbangan sedangkan bagian pendapatan asli daerah mencapai Rp 24.5 milyar 3.49. Sumber Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Pelalawan antara lain berasal dari retribusi, bagi hasil pajak dan bukan pajak, pajak dan laba perusahaan daerah. Realisasi belanja daerah sampai akhir tahun 2006 sebesar Rp 509.45 milyar yang terdiri dari Rp 207.77 milyar belanja aparatur dan Rp 301.67 milyar belanja publik. Rasio belanja aparatur dengan belanja publik Kabupaten Pelalawan adalah 1 : 3. Salah satu indikator makro yang digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu daerah adalah perkembangan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB yang merefleksikan tingkat pertumbuhan ekonomi, disamping inflasi dan tingkat pengangguran. Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah secara agregat maupun menurut lapangan usaha atau sektoral dapat dihitung melalui angka PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan pada tahun 2006 tercatat 7.73, naik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang pertumbuhannya 7.05. Sektor lapangan usaha yang paling tinggi pertumbuhannya pada tahun 2006 adalah sektor perdagangan yaitu 13.56, diikuti oleh sektor industri sebesar 9.19. Di sisi lain pendapatan per kapita menurut harga berlaku mengalami kenaikan yaitu dari Rp 28.8 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 35.2 juta pada tahun 2006. Tabel 8 PDRB dan angka perkapita Kabupaten Pelalawan atas dasar harga berlaku No. Uraian 2005 2006 1 PDRB atas dasar harga pasar juta rupiah 6 854 758.70 8 380 261.63 2 PDRN atas dasar harga pasar juta rupiah 6 664 196.41 8 147 290.35 3 Jumlah penduduk pertengahan tahun 237 975.00 237 975.00 4 PDRB perkapita rupiah 28 804 532.83 35 214 882.35 5 Pendapatan regional perkapita rupiah 26 759 411.00 32 714 625.70 Dengan menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar diketahui bahwa pergerakan pertumbuhan ekonomi Kabupeten Pelalawan berada pada kisaran 7. Pada tahun 2004 laju pertumbuhannya mencapai 7.16, kemudian melambat pada tahun 2005 menjadi 7.05. Tahun 2006 laju pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan menjadi 7.73, dan mengalami pelambatan kembali pada tahun 2007 menjadi 7.19. Gambar 7 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan Perlambatan ekonomi pada tahun 2005 tersebut dipengaruhi oleh beberapa indikator makro dan mikro. Indikator mikro antara lain : tingkat pendapatan masyarakat, daya beli masyarakat, tingkat produksi sektor industri. Sedangkan indikator makro yang mempengaruhinya adalah kebijakan pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak BBM yang mengakibatkan harga BBM di tingkat konsumen melonjak. Lonjakan harga jual terjadi pada BBM yang dikonsumsi oleh industri. Selain itu nilai inflasi serta tingkat suku bunga juga berpengaruh terhadap pelambatan ekonomi tahun 2005. Pelambatan laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun 2007 terjadi pada sektor pertanian 0.76, sektor industri pengolahan 0.69, sektor perdagangan 2.74 dan sektor jasa 0.53. Sektor pertanian mengalami pelambatan antara lain dipengaruhi oleh kebijakan makro pemberantasan illegal logging yang berdampak langsung pada sub sektor kehutanan, gagal panen pertanian padi tahun 2007 dan penurunan produksi komoditas perkebunan. Peranan per sektor pada tahun 2007 terbesar berasal dari sektor industri. Sebesar 53.89 PDRB Kabupaten Pelalawan terbentuk dari sektor ini. Artinya lebih dari separuh PDRB berasal dari sektor industri. Kemudian menyusul sektor pertanian dengan total kontribusi 39.35, sedangkan sektor lainnya rata-rata di bawah 5. Gambar 8 Distribusi PDRB Kabupaten Pelalawan tahun 2007 Sektor industri merupakan sektor andalan di Kabupaten Pelalawan. Keberadaan sektor industri sangat berkaitan dengan sektor pertanian. Sebagian besar industri di Pelalawan merupakan kegiatan hilir dari kegiatan sektor pertanian terutama sub sektor kehutanan dan perkebunan. Hasil-hasil kehutanan kayu dan hasil perkebunan karet dan kelapa sawit merupakan penyumbang terbesar sektor industri.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Perubahan Simpanan Karbon Hutan Alam dan HTI Pulp