Cara melakukan anastesi infiltrasi

hialuronidase dalam produknya dengan harapan dapat membantu penetrasi agen anastesi lokal dalam jaringan. Amethocaine dan benzocaine umumnya juga ditambahkan dalam preparat ini. Salep sangat bermanfaat bila diaplikasikan pada gingiva lunak sebelum pemberian tumpatan yang dalam. 3. Emulsi yang mengandung lignokain hidroklorida 2 juga dapat digunakan. Emulsi ini akan sangat bermanfaat bila kita ingin mencetak seluruh rongga mulut dari pasien yang sangat mudah mual. Sesendok teh emulsi dapat digunakan pasien untuk kumur-kumur disekitar rongga mulut dan orofaring dan kemudian dibiarkan satu sampai dua menit, sisanya diludahkan tepat sebelum pencetakan. Emulsi ini juga dapat bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri pascaoperatif seperti setelah gingivektomidan tidak berbahaya bila tertelan secara tidak disengaja. 4. Etil klorida, disemprotkan pada kulit atau mukosa akan menguap dengan cepat sehingga dapat menimbulkan anastesi melalui efek pendinginan. Manfaat klinis hanya bila semprotan diarahkan pada daerah terbatas dengan kapas atau cotton bud sampai timbul uap es. Namun tindakan ini harus dilakukan dengan hati- hati untuk menghindari terstimulasinya pulpa gigi-gigi tetangga dan inhalasi uap oleh pasien. Manfaat teknik ini memang terbatas tetapi kadang-kadang dapat digunakan untuk mendapat anastesi permukaan sebelum insisi dari abses fluktuan. Prosedur anastesi topical: 1. Membran mukosa dikeringkan untuk mencegah larutnya bahan anastesi topikal. 2. Bahan anastesi topikal dioleskan melebihi area yang akan disuntik ± 15 detik tergantung petunjuk pabrik kurang dari waktu tersebut, obat tidak efektif. 3. Anastesi topikal harus dipertahankan pada membran mukosa minimal 2 menit, agar obat bekerja efektif. Salah satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian anastesi topikal adalah kegagalan operator untuk memberikan waktu yang cukup bagi bahan anastesi topikal untuk menghasilkan efek yang maksimum.

B. Cara melakukan anastesi infiltrasi

Kasa atau kapas steril diletakkan diantara jari dan membran mukosa mulut, tarik pipi atau bibir serta membran mukosa yang bergerak kearah bawah untuk rahang atas dan kearah atas untuk rahang bawah sehingga membran mukosa menjadi tegang, untuk memperjelas daerah lipatan mukobukal atau mukolingual. Aplikasikan terlebih dahulu anestesi topikal jika diperlukan sebelum insersi jarum. Suntik jaringan pada lipatan mukosa dengan bevel jarum mengarah ke tulang dan sejajar bidang tulang. Setelah posisi jarum tepat, lanjutkan insersi jarum menyelusuri periosteum sampai ujungnya mencapai setinggi akar gigi lalu larutan dideposit. Suntikan dengan perlahan-lahan agar memperkecil atau mengurangi rasa sakit, anastesi akan berjalan dalam waktu lima menit. Gambar 2. Anastesi infiltrasi. Sjaril Nurdin. Penatalaksanaan Pemberian anastesi Lokal pada Gigi Anak. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2000. Teknik Anastesi infiltrasi 1. Suntikan submukosa. Istilah ini diterapkan bila larutan didepositkan tepat dibalik membran mukosa. Walaupun cenderung tidak menimbulkan anastesi pada pulpa gigi, suntikan ini sering digunakan baik untuk menganastesi saraf bukal panjang sebelum pencabutan molar bawah. 16 2. Suntikan supraperiosteal. Pada beberapa daerah seperti maksila, bidang kortikal bagian luar dari tulang alveolar biasanya tipis dan dapat terperforasi oleh saluran vaskular yang kecil. Pada daerah-daerah ini bila larutan anastesi didepositkan di luar periosteum, larutan akan terinfiltrasi melalui periosteum, bidang kortikal, tulang dan medularis ke serabut saraf. 16 3. Suntikan subperiosteal. Pada teknik ini, larutan anastesi didepositkan antara periosteum dibidang kortikal. Karena struktur ini terikat erat suntikan tentu terasa sangat sakit. Karena itu, suntikan ini hanya digunakan bilsa tidak ada alternatif lain atau bila anastesi superfisial dapat diperoleh dari suntikan supraperiosteal. 16 Gambar 3 Penyuntikan supraperiosteal. Howe L, Whitehead. Anestesi Lokal. 3 rd Ed. 1990. 4. Suntikan intraoseus. Seperti terlihat dari namanya, pada teknik ini larutan didepositkan pada tulang medularis. Larutan anastesi 0,25 ml didepositkan perlahan ke ruang medularis dari tulang. Jumlah larutan tersebut biasanya cukup untuk sebagian besar prosedur perawatan gigi. Teknik suntikan intraoseus akan memberikan efek anatesi yang baik disertai dengan gangguan sensasi jaringan lunak yang minimal. 16 Gambar 4 . Teknik intraoseus. Howe L, Whitehead. Anestesi Lokal. 3 rd Ed. 1990. 5. Suntikan intraseptal. Merupakan versi modifikasi dari teknik intraoseus yang kadang- kadang digunakan bila anastesi yang menyeluruh sulit diperoleh. Larutan didepositkan dengan tekanan dan berjalan melalui tulang medularis serta jaringan periodontal untuk memberi efek anastesi. Teknik ini hanya dapat digunakan setelah diperoleh anastesi superfisial. 6. Suntikan intraligamen atau ligamen periodontal. Teknik ini menggunakan syringe konvensional yang pendek dan lebarnya 27 gauge atau syringe yang didesain khusus untuk tujuan tersebut, seperti Ligmaject, Rolon atau Peripress, yang digunakan bersama jarum 30 gauge. C. Cara melakukan Anastesi blok Anastesi blok rahang bawah biasanya dilakukan apabila memerlukan daerah teranastesi luas, misalnya pencabutan gigi posterior. Anastesi blok pada daerah mandibular teranastesi setengah kuadran, badan mandibular dan ramus bagian bawah, mukoperiosteum bukal, membrane mukoa depan foramen mentalis, dasar mulut dua pertiga anterior lidah, jaringan lunak dan periosteum lingual mandibular. Anastesi blok RB dengan menggunakan teknik fischer dimana dibutuhkan spuit 2cc anastetikum dan jarum minimal 42 mm. Untuk melakukan anastesi dari nervus alveolaris kanan, kita berdiri di depan sebelah kanan pasien. Palpasi dengan jari telunjuk kiri pada mukosa bukal dari molar terakhir sampai menyentuh margo anterior dan ramus asenden, kemudian raba lagi lebih ke posterior. Telunjuk kita tempatkan pada dataran oklusal dari molar dan ujung jari telunjukke belakang krista tadi adalah tempat masukny jarum 1cm di atas bidang oklusal dari molar sedikit kebelakan dari krista buksinatoria. Spuit dipegang dengan cara pens grabdari arah premolar dan jarum kearah tulang tegak lurus. Sesudah jarum menyentuh tulang, spuit dialihkan ke mesial, ke region gigi depan kemudian jarum diteruskan kebelakang 1-1,5cm. aspirasi, jika tidak ada darah yang masuk kita deponir anastesi sebanyak 1-1,5 cc, jarum ditarik kembali 1,5 cc deponer 0,4cc untuk memblokir nervus lingualis. Untuk anastesi blok Rahang atas dengan tempat masuknya jarum pada apek akar mesial dari gigi di depan molar terakhir. Anastesi menembus foramen karena di tempat tersebut jaringannya longgar. Jarum dimasukkan dari sisi yang berhadapan. Jarum masuk kira-kira 3mm dan anastesi di deponer ¼- ½ cc saja