BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun
yang bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami karena keunikannya. Dengan keunikannya,
manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun. Juga dengan sesamanya. Tetapi, bagaimanapun sulitnya atau apapun
hambatannya, manusia ternyata tidak pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang dicarinya itu. Dan barang kali sudah menjadi ciri atau sifat
manusia juga untuk selalu mencari tahu dan tidak pernah puas dengan pengetahuan-pengetahuan yang diperolehnya, termasuk pengetahuan tentang
dirinya sendiri dan sesamanya. Sekian banyak upaya yang telah diarahkan untuk memahami manusia.
Tetapi tidak semua upaya tersebut membawa hasil, namun upaya pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti penting dan tetap harus dilaksanakan.
Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup manusia, tergantung kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia. Dan psikologi, baik secara terpisah
maupun sama-sama dengan ilmu-ilmu lain, sangat berperan secara mendalam dalam penganganan masalah kemanusiaan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asumsi dasar tentang manusia? 2. Apa saja faktor penentu kepribadian manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu asusmsi dasar tentang manusia 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kepribadian
manusia
BAB II PEMBAHASAN
A. Asumsi Dasar Tentang Manusia
Setiap orang termasuk didalamnya para ahli dibidang psikologi kepribadian memilki anggapan atau asumsi dasar tentang manusia. Asumsi ini
diperoleh melalui hubungan pribadi atau pengalaman pengalaman sosial secara nyata dan pada akhirnya mempengaruhi perspektif dan tindakan individu
terhadap sesamanya. Asumsi asumsi atau anggapan tentang manusia berdasarkan teori teori
kepribadian seperti yang dikemukakan oleh Koswara 1991:26 antara lain : 1. Kebebasan-ketidakbebasan
Kebebasan dan ketidakbebsan merupakan dua anggapan yang saling bertentangan dan berlawanan tentang manusia. Anggapan dasar
yang menyatakan manusia sebagai mahkluk yang bebas berkehendak, bebas menentukan sikap dan bebas menentukan arah kehidupannya sendiri
adalah anggapan yang bercorak dan berdasar pada dasar aliran dan pandangan filsafat eksistensial maslow dan humanistik rogers :
psikologi humanistik. Sedangkan dasara pandangan yang menyatakan bahwa manusia
adalah sosok yang tidak bebas yang didasari dari organisme yang tingkah lakunya dideterminasi ditentukan oleh sejumlah faktor penentu.
Pandangan ini berada pada aliran psikoanalisa freud dan behavioristik skinner. Dalam hal ini freud beranggapan bahwa faktor penentu tingkah
laku manusia adalah dorongan dari dalam dirinya berupa naluri dan dorongan dorongan yang lainnya, sedangkan menurut skinnner, penentu
tingkah laku manusia adalah stimulus stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan.
2. Rasionalitas-irrasionalitas Rasionalitas dan irrasionalitas ini menyangkut seberapa besar pengaruh
akal terhadap tingkah laku manusia. Komitmen yang menyatakan bahwa manusia adalah mahkluk yang rasional dianut oleh teori kepribadian
humanistik, sedangkan komitmen yang menyatakan bahawa manusia adalah
mahkluk yang tidak rasional dianut oleh aliaran psikoanalisa yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar didorong oleh
kekuatan kekuatan irrasional yang tidak disadari naluri naluri. 3. Holisme-Elementalisme
Prinsip holistik merupakan prinsip yang berasal dari psikologi gestalt yang menekankan bahwa suatu fenomena harus dilihat dan hanya bisa
diterima sebagai suatu totalitas atau keseluruhan. Sedangkan prinsip elementalistik menekankan bahwa suatu hal hanya bisa dipelajari atau
diterangkan dengan jalan menyelidiki aspek aspek secara terpisah. Prinsip holistik menjadi dasar dari teori kepribadian yang dikemukakan
freud dan maslow, sedangkan prinsip elementalisme menjadi dasar dari teori kepribadian behavioristik yang berpandangan bahwa kepribadian adalah
sekumpulan tingkah laku yang dipelajari sehingga penyelidikan tingkah laku dilakukan secara bagian per elemen.
4. Konstitusionalisme-enviromrntalisme
Pandangan konstitusional menyatakan bahwa pada hakikatnya manusia sudah memilki sifat bawaan yang dibawa sejak lahir. Sedangkan pandangan
enviromentalisme menyatakan bahwa hakikatnya sifat sifat manusia ditentukan oleh pengalaman pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.
Teori kepribadian yang tergolong memiliki pandangan konstitusionalisme tentang manusia antara lain hippokrates, freud, maslow dll. Sedangkan teori
kepribadian yang berpola enviromentalisme adalah skinner, pavlov dan tokoh tokoh aliran behaaviorisme.
5. Berubah-tak berubah Yang dipersoalkan dari anggapan dasar ini adalah tentang kemungkinan
berubah-tak berubahnya kepribadian individu di sepanjang hidupnya. Pandangan bahwa manusia merupakan individu yang berubah berada pada
aliran behaviorisme. Dalam behaviorisme, tingkah laku dipusatkan pada bagaimana suatu tingkah laku bisa diubah, dibentuk, atau dikendalikan.
Selain itu, maslow juga berpandangan yang sama dan menganggap bahwa
kepribadian selalu ada dalam perubahan menuju taraf yang lebih tinggi, sehingga maslow berpandangan bahwa manusia adalah sosok yang berubah.
Pandangan bahwa manusia merupakan individu yang tidak berubah dianut oleh teori kepribadian psikoanalisa yang berpandangan deterministik
tentang pribadi manusia. Pandangan deterministik manusia menyatakan bahwa manusia ditentukan oleh faktor faktor tertentu yang dibawa sejak
lahir berupa naluri dan dorongan dorongan. 6. Subjektivitas-objektivitas
Pandangan yang menyatakan bhwa manusia merupakn individu yang hidup dalam pengalaman yang subjektif yang dianut oleh aliran humanistik
yang menyatakan bahwa dunia batin atau dunia subjektif manusia merupakan faktor penentu dasar manifestasi perilaku manusia. Dalam hal
ini tingkah laku terutama ditentukan oleh pemahaman atas dunia subjektifnya.
Pandangan objektif dianut oleh aliran kepribadian yang tergabung dalam teori behavioristik yang menentang gagasan bahwa manusia mmerupakan
individu yang hidup dalam pengalaman yang subjektif. Gagasan tersebut tidaklah relevan dalam upaya ilmiah mempelajari manusia. Sebab manusia
hanya dapat diselidiki tentang tingkah lakunya melalui pengukuran secara objektif.
7. Proaktif-reaktif Pandangan proaktif manusia adalah berupa keyakinan bahwa sumber
penyebab dari seluruh tingkah laku manusia berada dalam diri manusia itu sendiri. Pandangan proaktif tentang tingkah laku manusia dianut oleh
sigmund freud yang menyatakan bahwa seluruh tingkah laku manusia didorong oleh penyebab dari dalam diri manusia itu sendiri yang sebagian
besar tidak disadari serta dianut pula oleh pengikut aliran humanistik yang memandang bahwa manusia adalah mahkluk yang sadar dan bebas
betingkah laku. Pandangan reaktif tentang tingkah laku manusia menyakini bahwa
tingkah laku manusia ditentukan oleh faktor yang berasal dari luar yaitu dri
lingkungan. Jadi, pandangan reaktif diyakini sebagai respon atau reaksi terhadap stimulus eksternal. Pandangan ini dianut oleh aliran behavioristik.
8. Homestatis-heterostatis Konsep homestatis dan konsep heterostatis adalah dua konsep yang
berbeda tentang motivasi. Konsep homestatis adalah konsep yang bersumber pada keseimbangan equlibrium yang menerangkan bahwa
tingkah laku manusia terutama digerakkan kearah pengurangan ketegangan karna adanya ketidakseimbangan sampai terjadi keseimbangan yang
optimal. Konsep homeostatis freud menyatakan bahwa seluruh tingkah laku manusia ditunjukkan untuk mengurangi ketengangan karna
memunjaknya energi naluriah. Konsep ini berada pada aliran behaviorisme diantara tokohnya dollard dan miller.
Konsep heterostatis menyatakan bahwa tingkah laku manusia tidak digerakkan oleh kekuatan kekuatan internal seperti naluri dengan tujuan
untuk mencapai keseimbangan, melainkan sebagai hasil atau pengaruh dari kekuatan eksternal. Konsep heterostatis maslow menyatakan bahwa
manusia digerakkan oleh kebutuhan kebutuhan secara berjenjang terus menerus sampai mencapai kebutuhan tertinggi, bukan untu mencapai
keseimbangan optimal pada titik tertentu. 9. Dapat diketahui-tidak dapat diketahui
Pandangan ini saling bertolak belakang dlam pandangannya terhadap manusia. Pada kelompok yang mempercayai bahwa pengetahuan tentang
manusia dapat diketahui didasari atas kepercayaan bahwa manusia dapat dengan mudah diketahui dan dipahami karna pda dasarnya manusia
bertingkah laku menurut hukum hukum alam, sama halnya dengan mahkluk hidup lainnya. Pandangan ini oleh aliran psikoanalisis dan behaviorisme.
Sedangkan konsep tidak dapat diketahui menyatakan bahwa manusia sebagai pribadi yang tidak diketahui didasari oleh keyakinan bahwa manusia
tidak bisa diketahui sepenuhnya melalui upaya ilmiah karna bagaimanapun, manusia adalah mahkluk yang unik yang tidak dapat disamakan keberadaan
dan tingkah lakunya dengan mahkluk mahkluk lainnya. Pandangan ini dianut oleh maslow dan teori humanistik.
B. Faktor Penentu Pribadi Manusia