98 kesimpulan yang dapat diambil adalah model regresi terbebas dari asumsi
klasik heteroskedastisitas.
2. Uji hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik analisis
regresi linier berganda. a.
Uji F simultan Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan uji simultan dengan
F-Test dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Hasil F-test
pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Anova Nugroho, 2005. Dari hasil uji simultan ini dapat diperoleh keputusan diterima tidaknya uji
hipotesis pertama. Berdasarkan hasil output SPSS menunjukkan hasil uji simultan p-
value 0,0000,05 artinya signifikan, sedangkan F hitung 39,294 dari F
tabel 3,25 artinya signifikan df1 = 3-1 = 2 dan df2 = 38-3 = 35 dengan koefisien determinasi R² sebesar 0,692 atau 69,2 maka hipotesis
pertama yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat
hubungan antara kecerdasan emosi, interaksi teman sebaya, dan penyesuaian sosial.
99 Tabel 21.
Uji F-Test
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression 2580.255
2 1290.128
39.294 .000
a
Residual 1149.139
35 32.833
1
Total 3729.395
37 a. Predictors: Constant, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
b. Uji Korelasi parsial
Hasil perhitungan analisis hipotesis kedua dan ketiga diperoleh besarnya korelasi antar variabel yakni digunakan untuk menguji keeratan
kekuatan hubungan antar dua variabel. Keeratan hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi Nugroho, 2005. Berdasarkan hasil
analisis, uji hipotesis kedua diperoleh hasil sebagai berikut: a.
Nilai koefisien korelasi antara variabel kecerdasan emosi dengan penyesuaian sosial r
x1y
sebesar 0,756 dengan p 0,05 yang berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan emosi dengan
penyesuaian sosial. Maka dapat diartikan terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian sosial. Semakin tinggi
kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial pada siswa akselerasi.
b. Nilai koefisien korelasi antara variabel interaksi teman sebaya dengan
penyesuaian sosial r
x2y
menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,769 dengan p 0,05 yang berarti ada hubungan yang sangat
signifikan antara interaksi teman sebaya dengan penyesuaian sosial.
100 Maka dapat diartikan terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya
dengan penyesuaian sosial. Semakin tinggi interaksi teman sebaya maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial pada siswa akselerasi.
Dengan demikian hipotesis penelitian kedua yang menyatakan terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian sosial dan
terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan penyesuaian sosial dapat diterima.
Tabel 22. Uji Korelasi parsial
Correlations
X
1
X
2
Y Pearson Correlation
1 .681
.756 Sig. 2-tailed
.000 .000
X
1
N 38
38 38
Pearson Correlation .681
1 .769
Sig. 2-tailed .000
.000 X
2
N 38
38 38
Pearson Correlation .756
.769 1
Sig. 2-tailed .000
.000 Y
N 38
38 38
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
3. Analisis Diskriptif