Ketidakmampuan Membayar atau Pemilikan Kembali

56

E. Ketidakmampuan Membayar atau Pemilikan Kembali

Apabila seorang pembeli gagal untuk memenuhi kewajibannya seperti yang telah tercantum di dalam surat perjanjian penjualan angsuran, maka barang-barang yang bersangkutan akan ditarik dan dimiliki kembali oleh penjual. Untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan kerugian yang ditimbulkan dalam pemilikan kembali tersebut, maka faktor-faktor yang yang harus diperhatikan oleh seorang penjual adalah sebagai berikut : 1. Besarnya pembayaran pertama down payment harus cukup untuk menutup menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang bekas. 2. Jangka waktu pembayaran diantara angsuran yang satu dengan angsuran yang lain hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan. 3. Besarnya angsuran periodik, harus diperhitungkan cukup untuk menutupi kemungkinan nilai barang-barang yang ada selama jangka pembayaran yang satu dengan yang pembayaran angsuran berikutnya. Dalam hal ini, pencatatan yang harus dilakukan di dalam buku-buku penjual berhubungan dengan : 1. Pencatatan pemilikan kembali barang dagangan. 2. Menghapuskan saldo piutang penjualan angsuran atas barang-barang tersebut. 57 3. Menghapuskan saldo laba kotor belum direalisasi atas penjualan angsuran yang bersangkutan. 4. Pencatatan keuntungan atau kerugian karena pemilikan kembali barang-barang tersebut. Giri Kencana Motor menggunakan dua metode dalam perhitungan penarikan kembali kendaraan bermotor. Metode tersebut adalah : 1. Metode Bunga Menurun Apabila metode perhitungan bunga yang digunakan oleh perusahaan adalah metode bunga menurun, maka pemilik menghitung kewajiban konsumen tersebut dengan perhitungan : sisa pokok + biaya penarikan + bunga berjalan. 2. Metode Bunga Tetap Apabila metode perhitungan bunga yang digunakan oleh perusahaan adalah metode bunga tetap, maka pemilik menghitung kewajiban konsumen tersebut sama dengan perhitungan metode menurun. Pemilik dapat menghitung nilai kepemilikan kembali kendaraan bermotor dengan cara membandingkan nilai kendaraan yang dimiliki kembali dengan jumlah piutang angsuran yang belum dilunasi. Berikut ini adalah contoh kasus perhitungan penarikan kembali kendaraan bermotor. 58 Kasus 4 Pada tahun 2003, Giri Kencana Motor menjual sebuah kendaraan seharga Rp 10.000.000,00. Uang muka yang diberikan sebesar Rp 3.000.000,00 dan sisanya dibayar secara angsuran. Setelah pembeli membayar angsuran sebesar Rp 4.000.000,00 pembeli menyatakan tidak mampu lagi untuk melunasi sisa angsurannya dan akibatnya kendaraan bermotor tersebut ditarik kembali oleh Giri Kencana Motor. Nilai kendaraan bermotor tersebut pada saat dimiliki kembali adalah Rp 2.800.000,00. Pada saat penarikan kembali kendaraan bermotor tersebut, Giri Kencana Motor membayar biaya penarikan sebesar Rp 200.000,00. Perhitungan : Jumlah piutang angsuran awal Rp 7.000.000,00 Rp 10.000.000,00 – Rp 3.000.00,00 Jumlah angsuran yang sudah dibayar Rp 4.000.000,00 Piutang angsuran yang belum dibayar Rp 3.000.000,00 Nilai pemilikan kembali kendaraan bermotor Rp 2.800.000,00 Rugi kepemilikan kembali Rp 200.000,00 Jurnal : § Kendaraan bermotor Rp 2.800.000,00 Rugi kepemilikan kembali Rp 200.000,00 Piutang Angsuran Rp 3.000.000,00 § Biaya penarikan kendaraan Rp 200.000,00 Kas Rp 200.000,00 59 Dari perhitungan penarikan kembali kendaraan bermotor tersebut dapat disimpulkan, faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan penarikan kembali kendaraan bermotor tersebut adalah : jumlah piutang angsuran awal dan jumlah kas yang telah dibayarkan oleh konsumen, besar biaya penarikan, dan besar bunga berjalan.

G. Denda Keterlambatan Membayar