PERBANDINGAN MOTIVASI PENGGUNA HANDPHONE BERBASIS BLACKBERRY DAN ANDROID Studi pada Anggota Komunitas Android Malang

(1)

PERBANDINGAN MOTIVASI PENGGUNA HANDPHONE

BERBASIS BLACKBERRY DAN ANDROID

Studi pada Anggota Komunitas Android Malang

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

Muhammad Zainal Abidin 08220033

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Muhammad Zainal Abidin

NIM : 08220033 Konsentrasi : Public Relations Judul Skripsi :

Perbandingan Motivasi Pengguna Handphone Berbasis Blackberry dan Android (Studi pada Anggota Komunitas Android Malang)

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

dan dinyatakan LULUS Pada Hari : Kamis

Tanggal : 2 Agustus 2012 Tempat : Ruang 607

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si Dewan Penguji :

1. Frida Kusumastuti, Drs. M.Si Penguji I ( ) 2. Novin Farid Styo Wibowo, S.Sos Penguji II ( ) 3. Joko Susilo, M.Si Penguji III ( ) 4. Roziana Febrianita, S.Sos Penguji IV ( )


(3)

KATA PENGANTAR

Perjuangan berat yang menghabiskan waktu kurang lebih enam bulan ini, telah menjadi sebuah akhir yang epik bagi warna-warni kisah kehidupan kampus selama empat tahun. Semuanya tentu tidak lepas dari kuasa Sang Maha Pengatur Kehidupan, Allah SWT, puji syukur sebesar-besarnya saya persembahkan kepada-Nya. Sejenak saya menerawang awal kisah kampus putih yang dimulai dengan kesibukan saat PESMABA, mengenakan jas almamater merah marun. Hingga diakhiri dengan kesibukan menyelesaikan skripsi, yang juga ditutup dengan mengenakan jas almamater merah marun saat sidang. Semuanya terasa begitu cepat berlalu. Semuanya akan abadi dan menjelma menjadi pelajaran-pelajaran hidup yang sangat berharga untuk menyambut kisah kehidupan yang baru.

Semester terakhir ini menjadi masa-masa yang berat untuk dilewati, saya mengalami banyak kegalauan dalam menentukan judul skripsi yang ingin saya teliti. Terlalu banyak fenomena menarik yang bisa dikaji di luar sana, tapi teori di buku, tradisi penelitian, dan dosen pembimbing belum tentu berkata “iya”. Mulanya saya tertarik untuk mengangkat tema communication style pada kompetisi debat parlemen, namun topik tersebut ditolak secara halus oleh dosen pembimbing saya. Kemudian saya menenggelamkan diri saya ke berbagai majalah marketing communication, dan menemukan sebuah fenomena menarik (menurut saya) tentang diplomasi kuliner (gastrodiplomacy). Permasalahan yang saya jumpai kini terdapat pada buku-buku referensi yang minim dan objek penelitian yang sepertinya terlalu jauh di ujung dunia sana.

Dari sini saya belajar satu hal dalam mengerjakan skripsi, bahwa pada saat-saat tertentu saya harus membuang idealisme saya jauh-jauh agar tidak menjumpai berbagai kendala tehnis yang dapat menunda waktu kelulusan saya. Hingga akhirnya saya memilih topik yang ringan-ringan saja, yakni penggunaan handphone Android dengan mengambil lokasi penelitian di Malang. Saya pun harus belajar ikhlas dengan judul skripsi yang menurut saya biasa-biasa saja, yang penting cepat lulus. Hanya itu yang ada di otak saya saat itu.


(4)

Tapi membuang idealisme itu tidak segampang membuang sampah pada tempatnya, saya mengalami kebuntuan di tengah-tengah saya menggarap skripsi. Kebuntuan itu dikarenakan hal yang paling mendasar yang saya pikir hal itu sudah saya buang: idealisme, namun bekas-bekasnya masih mengusik dengan sebuah pertanyaan: “kenapa skripsi saya biasa-biasa saja? Gak ada greget-nya!” Saat itu waktu saya terkuras sia-sia hanya karena pertempuran saya dengan idealisme saya sendiri, sementara teman-teman lain telah melangkah dengan mantap untuk maju ke seminar proposal, persiapan penelitian, bahkan ada yang sudah sibuk mendaftar ujian. Saya bisa mengatakan kondisi saya saat itu cukup down, konsentrasi saya pun terpecah belah.

Akhirnya saya memutuskan untuk mengkonsultasikan permasalahan saya dengan “diri saya sendiri” kepada beberapa kakak tingkat, teman terdekat, dosen pembimbing, bahkan orangtua saya. Segala saran dan masukan dari mereka sangat berguna dan akhirnya saya menetapkan rumus skripsi saya adalah: 50% idealisme + 50% realitas = 100% masterpiece. Saya meneliti tidak hanya fenomena penggunaan handphone Android saja, namun saya membandingkannya dengan penggunaan handphone Blackberry, dan menekankannya pada aspek motivasi. Saya kembali bersemangat. Namun saat itu saya menyadari bahwa semua teman-teman saya telah menyelesaikan ujian skripsi mereka, sebuah distraction tambahan. Saya pun terus menanamkan satu keyakinan bahwa orang hebat tidak fokus pada lawannya, namun fokus pada hasilnya, hingga akhirnya saya mengerahkan segala kemampuan saya untuk menyelesaikan ini semua. Satu hal yang tidak kalah penting adalah being the last doesn’t mean you’re not the best.

Malang, 30 Agustus 2012


(5)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Skripsi i

Lembar Pengesahan ii

Pernyataan Orisinalitas iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi iv

Abstrak v

Abstract vii

Kata Pengantar ix

Ucapan Terimakasih xi

Daftar Isi xiv

Daftar Gambar xvii

Daftar Tabel xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 7

E. Tinjauan Pustaka 8

E.1 Motivasi 8

E.2 Media 15

E.2.1 Media Baru 17

E.2.2 Karakteristik Media Baru 18


(6)

1. Handphone Blackberry 20

2. Handphone Android 26

E.3 Komunitas 30

E.4 Teori Uses and Gratifications 32

F. Metode Penelitian 34

F.1 Subyek Penelitian 34

F.2 Teknik Pengumpulan Data 35

F.3 Teknik Analisa Data 37

F.4 Teknik Keabsahan Data 38

BAB II GAMBARAN UMUM KOMUNITAS ANDROID MALANG 39

A. Profil Komunitas Android Malang 39

B. Kepengurusan Komunitas Android Malang 41

C. Kegiatan Komunitas Android Malang 43

C.1 Forum Diskusi Online 43

C.2 Mini Gathering 46

C.3 Gathering Akbar 46

C.4 Penjualan Merchandise 48

C.5 Pengembangan Aplikasi dan Custom ROM 48

C.6 Event 49

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 51

A. Profil Subyek Penelitian 51

B. Motivasi Pengguna Handphone Blackberry dan Android 58 B.1 Memperoleh Informasi, Pengetahuan dan Pemahaman 58 B.1.1 Akses Informasi Melalui Browser 59 B.1.2 Akses Informasi Melalui Media Sosial 61 B.2 Meningkatkan Kredibilitas, Percaya Diri dan Status 65 B.3 Membangun dan Memelihara Hubungan Sosial 68

B.3.1 Melalui Media Mainstream 68


(7)

B.4 Pelarian dan Pengalihan (Hiburan) 79 C. Analisis Motivasi Pengguna Handphone Blackberry dan Android 84 C.1 Motivasi pada Pengguna Handphone Blackberry 86 C.2 Motivasi pada Pengguna Handphone Android 88

BAB IV PENUTUP 91

A. Kesimpulan 91

B. Saran 92

Daftar Pustaka 94


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Motivasi sebagai Proses Psikologi 9 Gambar 2.1 Bagan Pengurus Komunitas Android Malang 41

Gambar 3.1 Tampilan Browser Opera Mini 60

Gambar 3.2 Tampilan Twitter pada Andorid 62 Gambar 3.3 Cara Memperkecil dan Memperbesar Tampilan Website pada

Android 64

Gambar 3.4 Trackball dan Trackpad pada Blackberry 64 Gambar 3.5 Fasilitas Group pada Blackberry Messenger 69 Gambar 3.6 Keyboard Qwerty pada Blackberry 71 Gambar 3.7 Keyboard Virtual pada Android 71 Gambar 3.8 Percakapan pada Blackberry Messenger 73

Gambar 3.9 Push e-mail pada Blackberry 74

Gambar 3.10 Tampilan Permainan Smash Ant 81

Gambar 3.11 Tampilan Aplikasi Tunewiki 81

Gambar 3.12 Tampilan Aplikasi 4Shared 81


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kategori Kebutuhan yang Terpenuhi oleh Media 34

Tabel 3.1 Data Diri Subyek Penelitian 1 53

Tabel 3.2 Data Diri Subyek Penelitian 2 54

Tabel 3.3 Data Diri Subyek Penelitian 3 56

Tabel 3.4 Data Diri Subyek Penelitian 4 58

Tabel 3.5 Kebutuhan yang Dipuaskan oleh Media 84

Tabel 3.6 Data Collection 85

Tabel 3.7 Perbandingan Motivasi Pengguna Handphone Blackberry


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Ana Nadhya. 2003. Teknologi Komunikasi Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : LESFI.

Bagja, Waluya. 2004. Sosiologi: Menyelami Fenomena Masyarakat. Bandung : PT. Setia Puma Inves

Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana.

Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

E. Martasudjita. 2001. Komunitas Transformatif. Yogtakarta : Kanisius Fang, Irving. 1997. A History of Mass Communication, Six Information

Revolutions. USA : Focal Press.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : UMM Press Koeswara, 1986. Motivasi, Teori dan Penelitiannya. Bandung : Penerbit Angkasa Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya

Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang : UMM Press

Nasution, Zulkarimein. 1989. Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Jilid 1. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remadja Rosdakarya

S. Sunarjo, Djoenaesih. 1991. Pengantar Ilmu Komunikasi Jilid 1. Yogyakarta : Liberty.


(11)

Severin, Werner J. dan James W. Tankard, Jr. 2009. Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta : Kencana.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sondang. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Tandowidjojo, John. 2000. Era Komunikasi Menjelang 2000. Sanggar Bina Tama.

Sumber Non Buku:

Ade Setijo. Apa itu Handphone? Diakses pada tanggal 10 Maret 2012, pukul 22.57 WIB.

(http://dotcomcell.com/kumpulan-artikel/2010/10/apa-itu-handphone.html) Android Malang. About. Diakses pada tanggal 18 Juli 2012, pukul 22.57 WIB.

(http://www.facebook.com/groups/androidmalang/members/)

Ardyan Mohamad. Indonesia, Google, dan Android. Diakses pada tanggal 17 Juli 2012, pukul 13.24 WIB.

(http://www.merdeka.com/teknologi/indonesia-google-dan-android-kantor-google-di-jakarta-3.html

Augusta. Pengertian Android. Diakses pada tanggal 12 Maret 2012, pukul 09.40 WIB.

(http://infoini.com/2012/pengertian-android.html)

Blog Pendidikan. Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012, pukul 21.40 WIB.

(http://harisok.blogspot.com/2011/03/definisi-komunikasi-menurut-para-ahli.html)

Carapedia. Pengertian dan Definisi Android. Diakses pada tanggal 12 Maret 2012, pukul 09.37 WIB.

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_android_info2181.html) Djepok. Arti Komunitas. Diakses pada tanggal 17 juli 2012, pukul 20.55 WIB.


(12)

Duwi Priyatno. Pengertian dan Sejarah Blackberry. Diakses pada tanggal 18 Juli 2012, pukul 20.59 WIB.

(http://pduwi.blogspot.com/2009/10/pengertian-dan-sejarah-blackberry.html)

Gallery One. Sejarah Blackberry. Diakses pada tanggal 18 Juli 2012, pukul 21.36 WIB.

(http://galery-one.blogspot.com/2012/06/sejarah-blackberry.html)

Jeremy Wagstaff. Analysis: In Asia, Blackberry RIM Sees a Glimmer of Hope. Diakses pada tanggal 17 Juli 2012, pukul 14.00 WIB.

(http://www.reuters.com/article/2012/04/18/us-rim-asia-idUSBRE83H0CB20120418)

Muhammad Firman, Ronito Kartika Suryani. Android Mulai Ancam Blackberry di Indonesia. Diakses pada tanggal 17 Juli 2012, pukul 13.05 WIB.

(http://teknologi.vivanews.com/news/read/284313-android--ancaman-blackberry-di-indonesia)

Popollz. Android Kuasai 25% OS Mobile. Diakses pada tanggal 17 Juli 2012, pukul 13.17 WIB.

(http://www.android-indonesia.com/forum/berita-terbaru/4213-android- kuasai-25-os-mobile?q=%2Fforum%2F4-berita-terbaru%2F4213-android-kuasai-25-os-mobile)

Putra Setia Utama. Pertumbuhan Pelanggan Blackberry di Indonesia pada Tahun 2011. Diakses pada tanggal 17 Juli 2012, pukul 14.14 WIB.

(http://www.teknojurnal.com/2011/09/20/pertumbuhan-pelanggan-blackberry-di-indonesia-pada-tahun-2011)

Rizky Bawarto Utomo. Motif Pengguna Smartphone di Kalangan Remaja Surabaya. Diakses pada tanggal 18 Juli 2012, pukul 20.03 WIB.

(http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_21380.html)

Via. Media Baru, Apa dan Bagaimana. Diakses pada tanggal 12 Maret 2012, pukul 18.30 WIB.


(13)

(http://lutviah.net/2011/02/07/media-baru-apa-dan-bagaimana/)

Zulfi Ifani. Memahami Istilah Media Baru (New Media). Diakses pada tanggal 12 Maret 2012, pukul 18.38 WIB.

(http://new-media.kompasiana.com/2010/02/05/memahami-istilah-media-baru-new-media/)


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang pesat di abad 21 ini, berbagai inovasi lahir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Everett M. Rogers dalam bukunya Communication Technology; The New Media in Society, mengemukakan tentang empat era komunikasi yang dialami oleh manusia, yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Saat ini manusia sedang menghadapi era yang keempat, era media komunikasi interaktif. Hal itu terbukti dengan lahirnya berbagai jenis media baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Media baru ini memberikan ruang yang lebih luas pada penggunanya untuk berkomunikasi secara aktif. Media baru ini lebih dikenal dengan istilah media sosial. Sebut saja Google yang menjadi situs search engine terbesar di dunia, Facebook sebagai platform jejaring sosial, Twitter yang berfungsi sebagai situs microblog, dan masih banyak lagi jenis media sosial lainnya.

Ruang interaksi yang luas di media sosial menyebabkan frekuensi penggunaannya pun meningkat, akses media sosial menjadi lebih sering dari pada jenis media sebelumnya. Mengakses media sosial kapan pun dan di mana pun inilah yang menyebabkan banyak device telepon genggam menyediakan berbagai aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya terhadap media sosial. Caranya adalah dengan melahirkan dan memperbaharui berbagai


(15)

2 operating system (OS) yang terdapat pada telepon genggam. OS berperan sebagai program yang dapat mengelola berbagai sumber daya yang terdapat pada telepon genggam. Tanpa OS, pengguna tidak dapat menjalankan program aplikasi pada device, maka dari itu OS merupakan hal yang paling penting pada sebuah perangkat handphone.

OS menyebabkan istilah handphone bergeser menjadi smartphone dengan adanya OS. Fungsi telepon genggam tidak hanya sekedar melakukan hubungan komunikasi jarak jauh saja, tapi lebih dari itu. Sekarang orang-orang dapat bermain game di telepon genggam mereka, merekam atau mengambil gambar, menghitung, mengakses internet, melihat peta, mendengarkan musik, semuanya dapat dilakukan melalui telepon genggam. Selain itu, banyak dikembangkan berbagai aplikasi yang membuat pengguna telepon genggam lebih mudah untuk mengakses ke berbagai akun media sosial mereka. Sehingga untuk terhubung dengan Facebook dan Twitter, mereka tidak perlu menggunakan komputer, mereka cukup menjelajahi segala akun media sosial melalui genggaman saja.

Hal inilah yang mendongkrak popularitas smartphone dengan berbagai OS yang dimiliki. Di Indonesia sendiri, salah satu produk smartphone yang sangat populer di seluruh lapisan masyarakat adalah Blackberry, yang merupakan produk dari perusahaan asal Kanada, Research In Motion (RIM). Jika dulu pengguna di Indonesia mengidolakan ponsel berbasis OS Symbian yang dimiliki Nokia, saat ini Blackberry telah menggeser posisi tersebut. Menurut data yang telah dirilis oleh Canalys, sebuah lembaga riset, bahwa


(16)

3 pada tahun 2009 Blackberry baru menguasai 9% pasar smartphone di Indonesia. Pada tahun 2010, peningkatan yang pesat terjadi, Blackberry mampu menguasai 34% pasar. Hingga data terakhir pada tahun 2011, sebanyak 47% dari seluruh smartphone yang beredar di Indonesia adalah Blackberry

(http://teknologi.vivanews.com/news/read/284313-android-ancaman-blackberry-di-indonesia).

Selain itu, penetrasi pengguna Blackberry berkembang pesat di Indonesia karena didukung banyaknya program promo layanan data yang digalakkan oleh hampir semua operator telepon seluler di Indonesia. Berbagai promo layanan data ini berhasil mempengaruhi konsumen untuk menggunakan Blackberry. Provider XL, mengalami pertumbuhan pelanggan Blackberry sebanyak 100 ribu pelanggan, dari 1,3 juta pengguna menjadi 1,4 juta pengguna pada kuartal ke tiga pada tahun 2011. Sama halnya dengan Indosat yang mengalami kenaikan jumlah pelanggan Blackberry hingga 100ribu pelanggan pada kuartal 2 di tahun yang sama. Telkomsel pun mengalami pertumbuhan pelanggan sebesar 20% dari bulan Mei hingga Agustus 2011 (http://www.teknojurnal. com/2011/09/20/pertumbuhan-pelanggan-blackberry-di-indonesia-pada-tahun-2011).

Di tengah-tengah pesatnya pertumbuhan pengguna Blackberry di Indonesia, muncul kompetitor baru yang mencoba merebut pasar Blackberry. Perusahaan Online Google Inc. meluncurkan OS yang bersifat open source untuk smartphone, yang dikenal dengan nama Android. Keunggulannya yang menyediakan platform terbuka (open source) menyebabkan beberapa produsen


(17)

4 handphone, seperti Sony, Samsung, Nexian, HTC, dan lain-lain, memilih menggunakan OS Android pada merek handphone mereka dan menjualnya dengan harga yang beragam. Sehingga masyarakat kelas menengah ke bawah dapat mencicipi teknologi Android pada jenis-jenis handphone low end.

Android secara potensial akan mampu menandingi jumlah pengguna Blackberry karena pertumbuhannya secara global meningkat cukup pesat. Salah satu lembaga riset di Amerika Serikat (AS), Quantcast, memaparkan bahwa Android menguasai 25% pangsa pasar sistem operasi mobile, pada pertengahan tahun 2010. Secara global Android memperlihatkan pertumbuhan penjualan sebesar 2% setiap bulannya dan 18,6% dari tahun ke tahun. Pihak Google pun mengklaim ada penambahan sekitar 200.000 unit smartphone berbasis Android setiao harinya (http://www.android-indonesia.com/forum/ berita-terbaru/4213-android-kuasai-25-os-mobile?q=%2Fforum%2F4-berita-terbaru%2F4213-android-kuasai-25-os-mobile).

Uniknya di Indonesia sendiri, Blackberry masih lebih populer dibandingkan Android. Meskipun pasarnya mulai tergerus karena Android yang terus naik. Menurut Lucky Sebastian, pendiri komunitas gadget Gadtorade, menjelaskan alasan mengapa Blackberry masih tetap digemari di Indonesia karena sifat orang Indonesia yang senang mengobrol. Akses komunikasi pada Blackberry sangat mudah, hanya saling bertukar PIN, sesama pengguna Blackberry dapat berhubungan secara intensif melalui Blackberry Messanger (BBM). Hal ini sangat sederhana tapi kemudian mengakar. Selain


(18)

5 itu Blackberry mulai masuk ke Indonesia adalah momen yang tepat, karena saat itu penduduk Indonesia mulai mengenal internet.

Android masih memasuki fase awalnya dalam memasarkan produknya, khususnya di Indonesia, namun langkah yang dilakukan cukup gencar. Google Inc. mengklaim bahwa hingga awal tahun 2012, jumlah pengguna telepon seluler berbasis Android di Indonesia menembus lebih dari 300 ribu pengguna. Memang belum mampu menandingi jumlah pengguna Blackberry di Indonesia yang sudah mencapai 7 juta pengguna, sebagaimana yang dilaporkan oleh Reuters (http://www.reuters.com/article/2012/04/18/us-rim-asia-idUSBRE83 H0CB20120 418).

Namun potensi pengguna Android akan terus meningkat karena Android memiliki jaringan pengguna fanatik yang terbentuk dalam sebuah komunitas yang cukup solid. Di Indonesia sendiri, terdapat milis resmi pecinta sistem operasi Android, Id-Android, yang mencapai 9 ribu anggota (http://www.merdeka.com/teknologi/indonesia-google-dan-android-kantor-google-di-jakarta-3.html). Keseluruhan anggota milis itu adalah anggota aktif yang membentuk komunitas-komunitas dalam ruang lingkup yang lebih kecil berdasarkan daerah atau berdasarkan merk handphone Android mereka. Seperti di Surabaya, terdapat Surabaya Galaxy Community (SGC), komunitas pecinta Android yang mengelompokkan dirinya berdasarkan merk handphone nya, yaitu Samsung Galaxy. Sedangkan di Malang sendiri, terdapat komunitas Android Malang (AM) yang sudah memiliki lebih dari seribu anggota, sejak berdirinya pada bulan Juni tahun 2011.


(19)

6 Diprediksikan oleh pengamat gadget, Lucky Sebastian, bahwa di antara banyaknya smartphone yang terdapat di pasaran, Android lah yang menjadi kompetitor utama Blackberry yang akan merebut pangsa pasar yang besar di kemudian hari. Sehingga saat ini, di Indonesia sendiri konsumen smartphone dihadapkan oleh masa transisi. Mulanya konsumen Indonesia hanya memiliki Blackberry sebagai ponsel pintar yang bisa digunakan sehari-hari, namun sekarang para konsumen dihadapkan dengan pilihan lainnya, ponsel yang tidak kalah pintar juga, Android.

Dengan adanya kompetisi yang terjadi di pasar smartphone Indonesia, justru menguntungkan para konsumennya. Karena audience dapat berpartisipasi secara aktif dalam memilih media, terlebih mereka memiliki tujuan yang jelas dalam menggunakan sebuah media. Audience dalam memilih media, sangat memahami kebutuhan mereka dan bagaimana cara memenuhinya. Kebutuhan itu yang mendorong audience untuk menggunakan media dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Setiap audience memiliki kebutuhan yang beragam, hal inilah yang mendorong mereka menggunakan media yang berbeda-beda pula.

Maka akan sangat menarik untuk meneliti lebih jauh tentang motivasi audience terhadap kedua smartphone ini. Terlihat bahwa sebuah kebiasaan yang terbentuk antara Blackberry dan Android sangatlah bervariasi. Blackberry mampu menciptakan hubungan yang intensif melalui BBM, sedangkan Android dapat membangun jaringan yang solid melalui komunitas. Serta masih


(20)

7 banyak hal lain yang masih belum diketahui mengenai motivasi yang mendorong setiap audience dalam menggunakan kedua smartphone tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti menganggap perlu untuk melakukan sebuah penelitian yang secara spesifik dan terarah mengenai PERBANDINGAN MOTIVASI PENGGUNA HANDPHONE BERBASIS BLACKBERRY DAN ANDROID, studi pada anggota komunitas Android Malang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : bagaimanakah perbandingan motivasi pengguna handphone Blackberry dan Android di kalangan komunitas Android Malang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perbandingan motivasi pengguna handphone Blackberry dan Android di komunitas Android Malang.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi mengenai motivasi dalam menggunakan media baru, pada kajian studi media dan perkembangan teknologi komunikasi


(21)

8 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan yang signifikan bagi para pengguna handphone Blackberry dan Android, khususnya bagi komunitas Android Malang itu sendiri.

E. Tinjauan Pustaka E.1 Motivasi

Motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (M, Ngalim Purwanto, 1990 : 71). Menurut Harold Koots, motivasi merupakan dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Sedangkan menurut Wayne F. Cascio, motivasi merupakan suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya, misalnya rasa lapar, haus, bermasyarakat, dan lain-lain (Hasibuan, 1996 : 95-96).

Hoy dan Miskel (Purwanto, 2004:72) memaparkan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebuthan, menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan. Sedangkan menurut McDonald (Sardiman, 1990 : 73-74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.


(22)

9 Fungsi motivasi menurut Sardiman (2004 : 85), adalah:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan yakni kea rah tujauan dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan mengesampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Motivasi dipandang sebagai sebuah proses psikologi yang terdapat pada diri setiap individu, di dalamnya individu memperoleh dorongan dikarenakan adanya sebuah rangsangan. Rangsangan ini bisa berasal dari diri individu tersebut atau dari lingkungannya.

Gambar 1.1 Motivasi sebagai Proses Psikologi

(Sumber: Muslimin, 2004 : 287)

Rangsangan Seseorang dengan Dorongan

Faktor Ekstrensik Faktor Intrinsik

Alternatif Perilaku

Penentuan Perilaku


(23)

10 Bagan di atas merupakan sebuah proses motivasi yang terjadi sebagai suatu proses psikologi. Dari diagram di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi adalah suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi timbul diakibatkan oleh faktor dalam diri seseorang itu sendiri (intrinsik) atau faktor luar diri seseorang (ekstrinsik). Rangsangan berada di luar individu, hal ini yang menimbulkan dorongan kepada seseorang. Dorongan ini kemudian dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu dalam diri individu dan juga dari luar individu (Muslimin, 2004:287).

Faktor intrisnik dapat berupa sifat-sifat pribadi yang melekat sebagai unsur kepribadian individu, seperti: sistem nilai yang dianut, kedudukan atau jabatan, pendidikan, pengalaman-pengalaman emosional, cita-cita di masa depan, dan sebagainya. Sedangkan faktor ekstrinsik dapat berupa rangsangan dari lingkungan sekitar individu, kompetisi antar sesama teman, dan lain-lain (Muslimin, 2004:288). Dari faktor intrinsik dan ekstrinsik inilah kemudian individu menentukan perlaku yang direalisasikan dalam bentuk perilaku.

Menurut E. Koeswara, motivasi dapat dibedakan menjadi dua variabel, yaitu:

a. Motivasi bawaan adalah timbul selama manusia itu lahir, seperti dorongan untuk makan, minum, bergerak serta biologis.


(24)

11 b. Motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti: dorongan untuk mengejar suatu kedudukan dalam lingkungan sosial, dan sebagainya. Motivasi tersebut juga sebagai motivasi yang diisyaratkan secara sosial di mana terbentuknya terjadi karena adanya hubungan antara manusia dengan lingkungan (E. Koeswara, 1986 : 24).

Abraham Maslow mengemukakan bahwa munculnya motivasi sangat erat hubungannya dengan tiga komponen utama motivasi itu sendiri (Sondang, 1989 : 142), yaitu:

a. Kebutuhan

Kebutuhan timbul dalam diri individu apabila merasa adanya kekurangan di dalam dirinya. Dalam pengertian lain, kebutuhan akan muncul apabila dirasakan adanya ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang menurut persepsi yang bersangkutan seoygyanya dimiliki. Baik arti kebutuhan-kebutuhan yang secara bertahap akan menjadi suatu motivator untuk bertingkah laku sesuai dengan tingkat, kemampuan, keadaan individu masing-masing, yang oleh Maslow dikategorikan dalam lima kebutuhan pokok.

b. Dorongan

Dorongan berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh individu. Dorongan biasanya bersumber dalam diri seseorang dan dapat juga bersumber dari luar diri seseorang. Dorongan yang berorientasi itulah yang sesungguhnya menjadi inti motivasi.


(25)

12 c. Tujuan

Tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan, mencapai tujuan berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri individu, baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Tercapainya tujuan akan mengurangi bahkan menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu.

Abraham Maslow pun memaparkan bahwa timbulnya tingkah laku pada diri manusia karena dipengaruhi oleh adanya kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam diri manusia tersebut, dan kebutuhan-kebutuhan tersebut terbagi dalam beberapa tingkat kebutuhan yang dirumuskan dalam teori motivasi. Maslow mengatakan dalam setiap individu terdapat lima tingkat kebutuhan berikut:

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan ini meliputi makanan, air, oksigen, suhu tubuh

teratur, dan sebagainya. Yang sangat penting untuk kelangsungan

hidup, sehingga paling kuat di antara kebutuhan lainnya. Inilah

satu-satunya kebutuhan yang dapat dipuaskan sedemikian rupa, sehingga

seseorang dapat sangat puas, meski kebutuhan ini muncul

berulang-ulang. Mereka yang kelaparan, sangat sedikit peluangnya

mendapatkan makanan (karena miskin atau dalam keadaan tidak

makan berhari-hari) akan didominasi kebutuhan ini dan tidak sempat

memikirkan kebutuhan lainnya. Pada orang berkecukupan, yang


(26)

13

2. Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan ini meliputi keamanan fisik, stabilitas,

ketergantungan, perlindungan, bebas dari ancaman (sakit, ketakutan,

kecemasan, bahaya, dan keadaan chaos). Selain itu juga kebutuhan

akan hukum, keteraturan, dan struktur. Berbeda dengan kebutuhan

fisiologis, kebutuhan ini tidak dapat terlalu dipuaskan, karena tidak

ada manusia yang merasa sangat aman. Dalam situasi tidak aman,

manusia cenderung berusaha sebanyak mungkin memperoleh jaminan,

perlindungan, dan ketertiban. Pada anak-anak, kebutuhan rasa aman

ini sangat tinggi karena mereka dapat merasa terancam oleh berbagai

situasi lingkungan, seperti: ruang gelap, binatang, hukuman dari

orangtua dan guru, dan sebagainya.

Orang dewasa yang neurotik juga relatif tinggi kebutuhannya

akan rasa aman. Hal ini disebabkan ketakutan irasional yang

dialaminya akibat rasa tidak aman yang dibawa sejak masa kecil. Ia

sering mengalami perasaan dan bertindak seperti ketika ia

mendapatkan situasi terancam ketika masa kecil. Mereka akan

menguras energi lebih banyak daripada orang lain yang

berkepribadian sehat untuk melindungi dirinya. Hal ini dapat muncul

dalam berbagai gejala. Manusia yang berkepribadian sehat, yang

berhasil mengatasi kecemasan masa kecil, kebutuhan rasa aman akan


(27)

14

perang, dan sebagainya. Dalam situasi yang mengancam seperti itu

kebutuhan lain yang tingkatnya lebih tinggi kurang dirasakan.

3. Kebutuhan Akan Cinta dan Rasa Memiliki

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan persahabatan, memiliki

pasangan dan anak, keanggotaan dalam keluarga, keanggotaan dalam

kelompok tertentu, bertetangga, kewarganegaraan, dan lain-lain.

Termasuk di dalamnya adalah kebutuhan akan aspek-aspek seksual

dan kontak manusiawi sebagai wujud kebutuhan untuk ini. Beberapa

orang yang hanya sedikit mendapatkan kebutuhan akan cinta, dapat

menjadi sangat sensitif terhadap penolakan dari orang lain. Mereka

memiliki kebutuhan afeksi yang tinggi, yaitu berusaha mengejar cinta

dan rasa memiliki melalui berbagai cara. Di sisi lain, mereka yang

terpuaskan kebutuhan cintanya menjadi lebih percaya diri. Bila

mengalami penolakan oleh seseorang, ia tidak menjadi panik, yakin

bahwa ia mendapatkannya dari orang yang penting bagi dirinya.

4. Kebutuhan Akan Penghargaan

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan penghargaan terhadap

diri, keyakinan, kompetensi, dan pengetahuan, bahwa orang lain

mendukung dengan penghargaan yang tinggi. Menurut Maslow,

kebutuhan akan penghargaan ini terdiri dari dua tingkatan: reputasi

dan harga diri (self esteem). Reputasi adalah persepsi mengenai gengsi

(prestige) atau pengakuan dari orang lain, sedangkan harga diri adalah


(28)

15

yang berbeda dari gengsi, harga diri merefleksikan kebutuhan akan

kekuatan untuk berprestasi, penguasaan dan kompetensi bidang

tertentu, yakin dalam menghadapi dunia sekelilingnya, serta

kemandirian dan kebebasan. Dengan kata lain, harga diri bersandar

pada kompetensi nyata, bukan sekadar pandangan orang lain.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan ini mencakup pemenuhan diri (self-fulfillment),

realisasi seluruh potensi, dan kebutuhan untuk menjadi kreatif.

Mereka yang telah mencapai level aktualisasi diri menjadi lebih

manusiawi, lebih asli dalam mengekspresikan diri, tidak terpengaruh

oleh orang dan lingkungan sekitar. Berbeda dengan perkembangan

kebutuhan lain, bila kebutuhan penghargaan terpenuhi, tidak secara

otomatis kebutuhan meningkat ke aktualisasi diri. Maslow

menemukan bahwa mereka yang lepas dari kebutuhan penghargaan

dan mencapai kebutuhan aktualisasi diri adalah yang memberikan

penghargaan tinggi terhadap nilai-nilai kebenaran, keindahan,

keadilan, dan nilai-nilai sejenis. E.2 Media

Secara umum, media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Ada banyak pengertian menurut beberapa tokoh, seperti menurut Hafied Cangara yang menjelaskan bahwa media adalah alat atau


(29)

16 sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (2008 : 123).

Selain itu Hamidi memaparkan pula, media merupakan sesuatu yang menjadi saluran atau perantara tersampaikannya pesan komunikasi. Media dalam komunikasi merupakan alat yang digunakan komunikator dalam menyampaikan atau mengirim simbol (2010 : 41). McLuhan mendefinisikan media merupakan chanel (saluran) yang pada hakekatnya memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu. Dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.

Perkembangan media dari waktu ke waktu telah membuat beberapa para ahli mengklasifikasikan era komunikasi di dunia berdasarkan perkembangan media. Seperti apa yang telah dipaparkan oleh Everett M. Rogers bahwa terdapat empat era komunikasi yang dialami oleh manusia, yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Saat ini manusia telah memasuki era media komunikasi interaktif, di mana pada era ini media mengalami perkembangan yang pesat, hingga mampu menyediakan ruang interaksi yang luas pada penggunanya. Media dengan ruang interaksi yang luas ini lebih dikenal dengan istilah media baru. Di mana sifat media baru ini tidak dapat dijumpai pada media-media sebelumnya, seperti media cetak dan media elektronik.


(30)

17 E.2.1 Media Baru

Media baru (new media) adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan sistem komunikasi yang berbasis digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah media yang memiliki karakteristik yang dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, interaktif dan tidak memihak (http://new-media.kompasiana.com /2010/02/05/memahami-istilah-media-baru-new-media).

Media baru secara sederhana adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khusus. Misalnya website, blog, social network, online forum, dan lain-lain. Maka televisi, radio dan media cetak tidak termasuk dalam kategori media baru, kecuali dengan mengkolaborasikan beberapa jenis media tersebut dengan media baru. Sebut saja radio yang mulanya memanfaatkan pemancar satelit untuk mengudara

dan menyiarkan programnya, kini telah memanfaatkan internet dengan kinerja streaming online. Handphone yang mulanya merupakan media elektronik, namun karena sistem kerjanya telah berbasis digital dan dapat mengakses jaringan teknologi informasi layaknya komputer, maka handphone dapat dikategorikan sebagai media baru


(31)

18 E.2.2 Karakteristik Media Baru

Menurut Feldman, media baru setidaknya memiliki lima karakterisitik yang dapat dilihat (http://lutviah.net/2011/02/07/ media-baru-apa-dan-bagaimana), di antaranya adalah:

1. Media baru mudah dimanipulasi, hal ini sering kali menjadi kontorversi dan perdebatan di berbagai kalangan, karena media baru memungkinkan setiap orang untuk memanipulasi dan merubah berbagai data dengan bebas.

2. Media baru bersifat networkable, artinya konten-konten yang ada dalam media baru dapat dibagikan dan dipertukarkan dengan mudah kepada sesama pengguna melalui jaringan internet yang tersedia. Karakteristik ini dapat membuat setiap orang terkoneksi dengan cepat, dan dapat memberikan solusi terhadap kendala jaran dan waktu antar pengguna.

3. Media baru bersifat compressible, yaitu konten-konten yang ada dalam media baru dapat diperkecil ukurannya sehingga kapasitasnya dapat dikurangi. Hal ini bertujuan untuk member kemudahan bagi penggunanya untuk menyimpan berbagai konten secara virtual dan membagikannya kepada orang lain dengan mudah.


(32)

19 4. Media baru bersifat padat, dimana pengguna hanya membutuhkan space yang kecil untuk menyimpan berbagai konten yang ada dalam media baru.

5. Media baru bersifat imparsial, yaitu konten-konten yang ada dalam media baru tidak berpihak pada siapapun dan tidak dikuasai oleh segelintir orang saja. Karena itulah media baru seringkali disebut sebagai media yang sangat demokratis, karena kapitalisasi media tidak berlaku lagi. Setiap orang dapat menjadi produsen dan konsumen secara bersamaa, setiap pengguna dapat berlaku aktif di sana.

E.2.3 Handphone Blackberry dan Android

Telepon genggam atau handphone adalah perangkat telekomunikasi telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portable dan mobile), tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon yang menggunakan kabel (nirkable dan wireless). Indonesia telah memiliki dua jaringan telepon nirkabel yaitu Global System for Mobile Telecommunications (GSM) dan sistem Code Division Multiple Access (CDMA) (http://dotcomcell.com/kumpulan-artikel/2010/ 10/apa-itu-handphone.html).

Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, handphone umumnya juga berfungsi melakukan pengiriman dan penerimaan pesan singkat yang lebih dikenal


(33)

20 dengan istilah short message service (SMS). Sekarang telepon genggam menjadi sebuah perangkat elektronik yang multifungsi. Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini telepon genggam juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti menyediakan jaringan untuk siaran radio dan televisi, perangkat lunak pemutar audio (mp3) dan video (mp4), kamera digital, game, layanan internet (berupa WAP, GPRS, 3G). Selain itu, ada pula telepon genggam yang sudah ditanamkan fitur komputer sehingga pengguna handphone bisa memanfaatkannya sebagai mini komputer.

1.Handphone Blackberry

Blackberry adalah perangkat seluler yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, short message servise (SMS), messenger (Blackberry Messenger/BBM), internet dan kemampuan nirkabel lainnya. Produk yang menjadi andalan utama adalah fitur email cepat (push e-mail). Produk ini mendapat sebutan e-mail cepat karena seluruh e-mail baru, daftar kontak, dan informasi jadwal (calendar) ditampilkan langsung ke dalam BlackBerry secara otomatis.

Pengguna tidak perlu mengakses internet terlebih dulu untuk membuka dan memeriksa satu persatu e-mail yang masuk. Hal ini dikarenakan pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia maya melalui ponsel Blackberry. Alat


(34)

21 penyimpanan pada Blackberry memungkinkan para pengguna untuk mengakses data yang sampai ketika berada di luar layanan jangkauan nirkabel. Selain itu, BlackBerry dapat menampung e-mail hingga puluhan ribu tanpa ada resiko hang, sesuai dengan kapasitas memori yang tersedia.

Fitur utama yang mendongkrak popularitas Blackberry adalah fitur pesan instant yang merupakan aplikasi chatting bawaan Blackberry, yang lebih dikenal dengan istilah Blackberry Messanger (BBM). Melalui kode PIN, pengguna dapat terhubung dengan pengguna lainnya sepanjang waktu tanpa harus membuat akun terlebih dahulu seperti halnya pada akun messanger lain seperti Skype, Yahoo Messanger dan Google Talk.

a) Sejarah Berdirinya Research In Motion (RIM)

Research In Motion (RIM) merupakan produsen Blackberry yang berasal dari Kanada. Pendirinya adalah Mike Lazardis, seorang yang berkebangsaan Yunani dan dilahirkan di Turki. Pada saat berumur 23 tahun, Lazardis dikeluarkan dari Universitas Waterloo, Ontario, Kanada. Selanjutnya, Lazardis mendapat pinjaman modal usaha dari teman dan keluarganya untuk mendirikan RIM pada tahun 1984.


(35)

22 Kanada untuk mengerjakan otomasi industri. Beberapa tahun pertama RIM berpindah dari kontrak ke kontrak, hingga akhirnya RIM berhasil mendapatkan pengahasilan 1 juta dollar dan memiliki sekitar 12 orang karyawan. RIM mulai tertarik pada perangkat digital nirkabel ketika menerima kontrak dari Roger Cantel Mobile Communications, operator pager dan telepon seluler pada tahun 1987. Dalam kontraknya, RIM bertugas mencari tahu potensi dari sistem jaringan digital nirkabel baru yang di kenalkan Ericsson. Selanjutnya berhasil membuat modem radio nirkabel berukuran mini. Pada tahun 1990, modem buatan ini banyak di pakai oleh perusahaan-perusahaan untuk berbagai produk, dari komputer sampai mesin penjual otomatis.

b) Perkembangan Blackberry

Pada tahun 1999, RIM memutuskan untuk fokus pada pengembangan perangkat e-mail korporat dengan mengenalkan produk baru mereka Blackberry. Awalnya Blackberry akan dinamakan Pocket Link sebuah nama yang fungsional, tapi menurut RIM nama tersebut terkesan membosankan. Kemudian RIM hampir menamakan produknya Strawberry karena bentuk ponsel yang mirip dengan buah strawberry, tapi terkesan terlalu jinak. Sehingga Blackberry dipilih sebagai nama produk mereka, karena


(36)

23 dianggap sebagai sebuah nama yang akrab tapi cerdas (http://galery-one.blogspot.com/2012/06/sejarahblackberry .ht ml)

Sejak saat itu Blackberry terus berkembang, baik dari sisi perangkatnya yang makin canggih, solusi layanan e-mail nya, serta perusahaan hardware dan software yang mendukungnya. RIM juga menciptakan perangkat BlackBerry yang disertai fitur telepon, yang menggunakan jaringan GSM maupun CDMA. Tahun 2004, RIM merayakan ulang tahunnya yang ke-20 serta pencapaian pengguna layanan Blackberry yang menembus angka 1 juta pengguna, di seluruh dunia. Saat ini, jumlah pengguna Blackberry terus berkembang pesat, sehingga Blackberry telah mencapai masa jayanya dan diakui seluruh dunia.

Salah satu keunggulan fitur e-mail milik BlackBerry adalah Blackberry Enterprise Server (BES). BES adalah sebuah paket software penghubung yang merupakan bagian dari platform nirkabel Blackberry. BES berupa sebuah software yang ditanamkan pada handphone dan server e-mail yang berfungsi melakukan sinkronisasi e-mail dan PIN antar perangkat mobile.

c) Perkembangan Blackberry pada Tahun 2003-2004


(37)

24 adalah Blackberry 7270. Blackberry seri ini dilengkapi dengan teknologi WiFi dan menawarkan akses data melalui jaringan WLAN terbatas yang bisa di gunakan untuk menjalankan beberapa fitur yang membutuhkan akses internet. RIM mencoba menawarkan pilihan kepada konsumen dengan menggandeng provider layanan seluler. Di Amerika, mereka menggandeng iDen untuk menghadirkan fasilitas baru di handphone BlackBerry, yaitu Blackberry seri 7510 dan 7520 yang menyediakan beberapa fitur baru pada saat itu seperti GPS, komunikasi dua arah (walki talki) dan Bluetooth (http://www.berryindo.com/ forum/topic/sejarah-blackberry)

d) Perkembangan Blackberry pada Tahun 2004-2006

Blackberry memperkenalkan inovasi terbarunya yang lebih dikenal dengan isitilah Sure Type. Inovasi ini merupakan konsep satu tombol pada keyboard yang memuat dua huruf dengan didukung fitur text predictive input seperti teknologi memprediksi kata yang akan diketik. Alasan penerapan Sure Type ini adalah memberikan kemudahan bagi pengguna yang merasa kurang nyaman dengan keyboard qwerty konvensional. Karena penerapan keyboard ini pula ponsel-ponsel BlackBerry seperti 7100v dan 7130e, memiliki desain yang ramping.


(38)

25 f) Perkembangan Blackberry pada Tahun 2006 hingga

Sekarang

Fitur- fitur baru terus di tanamkan pada perangkat BlackBerry, seperti layar warna yang lebih baik, kamera, slot kartu memori dan aplikasi chatting. RIM juga mengenalkan konsep trackball sebagai pengganti trackwheel, yang merupakan perangkat kontrol dalam mengakses menu di handphone BlackBerry. Bedanya, trackwheel menggunakan konsep yang sama dengan trackwheel di mouse komputer. Sedangkan trackball berbentuk bola yang di letakan di bawah layar. Konsep trackball dipuji banyak kalangan karena aksesnya yang lebih nyaman dan cepat. Blackberry seri 8100 merupakan produk pertama yang menerapkan tombol navigasi trackball.

RIM mengklasifikasikan produknya ke dalam seri tertentu untuk memudahkan pengguna membedakan keunggulan masing-masing. Nama seri yang di gunakan adalah Electron(8700), Pearl(8120), Gamma Ray(8820), Curve(8310) Bold(9000), Dakota, Bellagio, dan lain-lain. Hingga inovasi terakhir yang diperkenalkan Blackberry


(39)

26 adalah konsep trackpad yang menggantikan trackball. Fungsinya sama seperti trackpad yang terdapat pada laptop yang bekerja untuk menggerakkan kursor pada layar komputer. Bahkan beberapa produk Blackberry mengusung konsep touchscreen, atau mengkolaborasikan keduanya, trackpad dan touchscreen.

2. Handphone Android

Android adalah kumpulan perangkat lunak yang ditujukan bagi perangkat bergerak yang mencakup sistem operasi,

middleware, dan aplikasi kunci yang berfungsi untuk

menjalankan kinerja telepon (http://infoini.com/2012/

pengertian-android.html). Operating system (OS) Android berbasis linux dan menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri.

Android menyediakan perlengkapan Application Programming

Interface (API) yang diperlukan untuk mengembangkan

aplikasi. Platform Android menggunakan bahasa pemograman

Java.

Beberapa keunggulan Android di antaranya adalah akses mudah terhadap ribuan aplikasi gratis dengan menggunakan Google Play. Berbagai aplikasi yang dapat digunakan untuk media sosial, game, photo editing, dan masih banyak lagi dapat didownload dengan cepat dan gratis. Selain itu, fasilitas widget


(40)

27 pada halaman awal (home screen) ponsel Android dapat memudahkan penggunanya untuk mengakses berbagai fitur dengan mudah. Android merupakan OS yang dikembangkan oleh Google, maka seluruh layanan Google seperti Gmail, Google Reader, Google Map, Google Talk, Youtube, dapat terintegrasi secara otomatis pada telepon genggam berbasis Android.

a) Kerja Sama Google dengan Android Inc.

Pada Juli 2000, Google bekerjasama dengan Android Inc., perusahaan yang berada di Palo Alto, California, Amerika Serikat. Para pendiri Android Inc. bekerja pada Google, di antaranya Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White.

b) Produk Awal

Bulan September 2007, Google mengajukan hak paten aplikasi telepon seluler. Kemudian Google mengenalkan Nexus One, salah satu jenis telepon pintar GSM yang menggunakan Android pada sistem operasinya. Telepon

seluler ini diproduksi oleh HTC Corporation dan tersedia di

pasaran pada 5 Januari 2010. Telepon pertama yang memakai

sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada

22 Oktober 2008. Pada penghujung tahun 2009 diperkirakan di seluruh dunia, paling sedikit terdapat 18 jenis telepon


(41)

28

seluler yang menggunakan Android.

c) Android Versi 1.1

Pada tanggal 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan

estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian

suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan

pemberitahuan e-mail.

d) Android Versi 1.5 (Cupcake)

Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis

telepon seluler dengan menggunakan Android dan Software

Development Kit (SDK) dengan versi 1.5 (Cupcake).

Terdapat beberapa pembaruan pada Android versi ini, di antaranya adalah kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan

gambar ke Picasa langsung dari telepon,

dukungan bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara

otomatis ke headset bluetooth, animasi layar, dan keyboard

pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.

e) Android Versi 1.6 (Donut)

Donut (versi 1.6) dirilis pada bulan September 2009,


(42)

29

baik dibanding sebelumnya, kemampuan penggunaan baterai

indikator dan kontrol applet VPN.

f) Android Versi 2.0/2.1 (Eclair)

Pada tanggal 3 Desember 2009, kembali diluncurkan

ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan

yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan

Google maps 3.1.2, perubahan user interface (layar antar

muka) dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar

kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP,

digital zoom, dan bluetooth 2.1.

g) Android Versi 2.2 (Froyo/Frozen Yoghurt)

Pada tanggal 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo)

diluncurkan. Perubahan-perubahan umumnya terhadap

versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1,

kecepatan kinerja dan aplikasi dua hingga lima kali lebih

cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai Google

Chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada

browser.

h) Android Versi 2.3 (Gingerbread)

Pada tanggal 6 Desember 2010, Android versi 2.3

(Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum


(43)

30

kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi

copy-paste, user interface didesain ulang, dukungan format video

VP8 dan WebM, efek audio baru dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.

i) Android Versi 3.0/3.1 (Honeycomb)

Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet.

Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar.

User interface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah

didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi

prosesor dan juga akselerasi perangkat keras untuk grafis.

Tablet pertama yang dibuat dengan menjalankan

Honeycomb adalah Motorola Xoom.

j) Android Versi 4.0 (ICS/Ice Cream Sandwich)

Tanggal 19 Oktober 2011, Android versi ICS

diluncurkan dengan membawa fitur Honeycomb untuk

smartphone dan menambahkan fitur baru termasuk membuka kunci dengan pengenalan wajah, jaringan data pemantauan penggunaan dan kontrol, daftar kontak yang terpadu dengan jaringan sosial, perangkat tambahan

fotografi, mencari e-mail secara offline, dan berbagi

informasi dengan menggunakan NFC.


(44)

31 Beberapa studi yang membahas mengenai komunitas, menghasilkan beberapa pengertian dari kata ‘komunitas’. Asal kata ‘komunitas’ berasal dari bahasa latin ‘communitas’, yang terbentuk dari tiga suku kata: com (cum) yang berarti ‘dengan atau bersama dengan’, unus yang berarti ‘satu’, dan akhiran ‘tas’ yang menunjuk gagasan abstrak. Dengan demikian secara harfiah, communitas atau komunitas berarti suatu kesatuan oleh ikatan kebersamaan, masyarakat, public, atau banyak orang (E. Martasudjita, 2001 : 15).

Definisi lain yang dipaparkan oleh Soenarno mengenai arti komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Sedangkan menurut Kertajaya Hermawan, definisi komunitas adalah sekelompak orang yang sling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, di mana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas, yang disebabkan adanya kesamaan interest atau values (http://djepok.blogspot.com/2011/09/arti-komunitas.html).

Komunitas mengacu pada satu kehidupan sosial yang ditandai dengan interaksi sosial yang lebih jelas dikenali dan disadari oleh anggota-anggotanya. Pengertian komunitas tidak selamanya mengacu pada individu-individu masyarakat perkotaan secara keseluruhan. Komunitas bisa tersusun dari kelompok-kelompok pemukiman di lingkungan RT, RW, desa, kecamatan, dan lain-lain (Bagja Waluya, 2004 : 52). Komunitas juga dapat berbentuk partai politik, organisasi profesi,


(45)

32 organisasi swadaya masyarakat yang formal, atau perkumpulan agama, budaya, hobi, bahkan paguyuban keluarga, dan lain sebagainya.

Komunitas selalu berlandaskan sebuah persamaan dari sekumpulan individu-individu, apapun persamaan itu. Saat ini banyak bermunculan komunitas-komunitas baru di kalangan anak muda, seperti komunitas motor, mobil, sepeda, pecinta musik, ataupun pecinta gadget, yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Semua komunitas ini terbentuk dengan adanya kesamaan di antara mereka.

E.4 Teori Uses and Gratifications

Uses and gratification merupakan teori yang diperkenalkan oleh Herbert Blumer, Elihu Katz dan Gurevitch. Teori ini menjelaskan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut (Nurudin, 2009 : 192). Pendekatan uses and gratification memberikan penekanan pada aspek hubungan antara isi media dan penggunanya yang dikategorikan berdasarkan fungsinya dan kebutuhan pengguna (Burhan Bungin, 2009 : 290).

Pendekatan uses and gratification juga dapat digunakan untuk menggambarkan proses penerimaan dan menjelaskan penggunaan media oleh individu. Banyak asumsi teori Uses and Gratification yang secara jelas dinyatakan oleh pencetusnya, Herbert Blumer, Elihu Katz dan Gurevitch. Mereka menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar teori Uses and Gratification, yaitu:


(46)

33 1. Khalayak aktif dan penggunaannya berorientasi pada tujuan.

2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada khalayak.

3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.

4. Khalayak mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media, minat dan motif mereka, sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan media tersebut kepada para peneliti.

5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.

Sebagian besar pengguna media dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai fenomena mengenai proses penerimaan sebuah pesan dalam media atau media itu sendiri. Beberapa ahli telah mengkalisifikasikan jenis-jenis kebutuhan manusia. Namun, para pencetus teori ini telah membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil dari literatur fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa, kemudian menggolongkannya ke dalam lima kategori, yaitu:


(47)

34 Tabel 1.1 Kategori Kebutuhan yang Terpenuhi oleh Media

Tipe Kebutuhan Deskripsi Contoh Media

Kognitif Memperoleh informasi, pengetahuan dan pemahaman

Televisi (berita), video (tutorial), film

(dokumenter, sejarah) Afektif Pengalaman emosional,

menyenangkan, atau estetis

Film, televisi (komedi, opera sabun)

Integrasi personal Meningkatkan

kredibilitas, percaya diri dan status

Komputer, laptop, telepon seluler Integrasi sosial Meningkatkan hubungan

dengan keluarga, teman dan lainnya (sosial)

Telepon seluler, internet (e-mail, chatroom) Pelepasan

ketegangan

Pelarian dan pengalihan (hiburan)

Telivisi, film, video, radio, internet (Sumber: Richard West dan Lynn H. Turner, 2008 : 105) F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Riset kualitatif ini dipilih karena dapat menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya dengan cara menggali data sedalam-dalamnya mengenai motivasi penggunaan media. Metode penelitian ini menekankan kedalaman data, bukan banyaknya data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah berupa kalimat per kalimat. Peneilitian kualitatif dipilih karena sangat relevan untuk memenuhi kebutuhan infromasi yang ingin digali.

F.1 Subyek Penelitian

Pengambilan subyek penelitian pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan


(48)

35 menggunakan beberapa pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012 : 54). Pertimbangan ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang benar-benar tepat dan memberikan data yang dapat mendukung penelitian. Maka kriteria penentuan subyek penelitian adalah:

1. Merupakan anggota komunitas Android Malang, minimal selama enam bulan

2. Memiliki dan menggunakan handphone Blackberry dan Android selama tiga bulan

3. Aktif dalam forum diskusi yang diadakan oleh komunitas baik secara online maupun offline.

F.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Metode wawancara pendahuluan dan wawancara semistruktur menjadi salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini. Wawancara pendahuluan adalah jenis wawancara yang tidak memperhatikan sistematika tertentu, tidak terkontrol, informal, terjadi begitu saja, tidak diorganisasi atau terarah. Pada dasarnya wawancara ini bertujuan untuk membangun konfidensi periset dengan subyek penelitiannya. Wawancara ini menjadi pembuka yang bisa membuat responden terbujuk menyampaikan informasi kepada periset. Setelah itu, maka wawancara akan dilanjutkan ketahap yang lebih mendalam.


(49)

36 Selanjutnya adalah wawancara semistruktur. Pada wawancara ini, pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang tertulis, tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara bebas, yang terkait dengan permasalahan.

2. Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara mengamati langsung objek yang diteliti. Ada dua jenis obeservasi; pertama, observasi partisipan, yaitu periset ikut berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Kedua, observasi nonpartisipan, yaitu observasi di mana periset tidak memposisikan dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti. Dikenal pula observasi partisipan-membership, artinya periset adalah anggota dari kelompok yang diteliti.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipan. Di mana peneliti berpartisipasi langsung sebagai anggota kelompok yang diteliti dengan cara aktif mengikuti forum-forum diskusi secara online dan hadir pada berbagai kegiatan komunitas Android Malang secara langsung.

3. Dokumentasi

Untuk melengkapi data-data yang diperoleh ketika melakukan penelitian dilapangan, peneliti juga menggunakan metode dokumentasi sebagai pelengkap penelitian. Buku-buku, artikel maupun majalah yang membahas tentang penggunaan handphone


(50)

37 android di masyarakat akan digunakan untuk melengkapi penelitian ini.

F.3 Teknik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode analisa data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yakni analisis data dengan komponen data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan pada penelitian adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction), peneliti melakukan proses merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema serta yang sesuai dengan indikator yang dibutuhkan, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas.

2. Penyajian data (data display), peneliti mengorganisasi data dan memetakannya menjadi beberapa hubungan sehingga data lebih mudah dipahami. Peneliti melakukan proses kategorisasi dalam penyajian data ini. Kategorisasi dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistemasi secara lengkap dan mendetail sehingga dapat memunculkan data tentang motivasi penggunaan media sebagai topik yang menjadi fokus utama. Kategorisasi data berguna untuk mengelompokkan data sesuai dengan sumber dan jenisnya. Semua data diberikan kode atau tanda khusus sesuai dengan sumber data seperti yang berasal dari catatan pengamatan, catatan wawancara, catatan lapangan, atau sumber lainnya.


(51)

38 3. Verifikasi (conclusion verifying), penliti menarik menarik kesimpulan dari verifikasi atas pola keteraturan dan penyimpangan data yang diperoleh selama penelitian. Pada tahap ini, peneliti memaparkan temuannya dalam bentuk deskiptif dan gambaran jelas mengenai pola konsumsi media.

F.4 Teknik Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik triangulasi dalam menguji keabsahan data yang diperoleh. Tehnik ini dilakukan dengan pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang berada diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik triangulasi metode (tehnik) dan triangulasi waktu.

Triangulasi metode adalah tehnik untuk menguji keabsahan data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama, namun menggunakan metode yang berbeda (Sugiyono, 2012 : 127). Maka peneliti akan melakukan uji keabsahan data yang diperoleh dari wawancara, kemudian dicek dengan data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi.

Peneliti memahami bahwa waktu pula sering mempengaruhi keabsahan data, maka peneliti akan melakukan pengecekan terhadap metode pengumpulan data pada waktu dan situasi yang berbeda. Langkah ini akan dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya.


(1)

33 1. Khalayak aktif dan penggunaannya berorientasi pada tujuan.

2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada khalayak.

3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.

4. Khalayak mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media, minat dan motif mereka, sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan media tersebut kepada para peneliti.

5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.

Sebagian besar pengguna media dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai fenomena mengenai proses penerimaan sebuah pesan dalam media atau media itu sendiri. Beberapa ahli telah mengkalisifikasikan jenis-jenis kebutuhan manusia. Namun, para pencetus teori ini telah membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil dari literatur fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa, kemudian menggolongkannya ke dalam lima kategori, yaitu:


(2)

34 Tabel 1.1 Kategori Kebutuhan yang Terpenuhi oleh Media

Tipe Kebutuhan Deskripsi Contoh Media Kognitif Memperoleh informasi,

pengetahuan dan pemahaman

Televisi (berita), video (tutorial), film

(dokumenter, sejarah) Afektif Pengalaman emosional,

menyenangkan, atau estetis

Film, televisi (komedi, opera sabun)

Integrasi personal Meningkatkan

kredibilitas, percaya diri dan status

Komputer, laptop, telepon seluler Integrasi sosial Meningkatkan hubungan

dengan keluarga, teman dan lainnya (sosial)

Telepon seluler, internet (e-mail, chatroom) Pelepasan

ketegangan

Pelarian dan pengalihan (hiburan)

Telivisi, film, video, radio, internet (Sumber: Richard West dan Lynn H. Turner, 2008 : 105) F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Riset kualitatif ini dipilih karena dapat menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya dengan cara menggali data sedalam-dalamnya mengenai motivasi penggunaan media. Metode penelitian ini menekankan kedalaman data, bukan banyaknya data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah berupa kalimat per kalimat. Peneilitian kualitatif dipilih karena sangat relevan untuk memenuhi kebutuhan infromasi yang ingin digali.

F.1 Subyek Penelitian

Pengambilan subyek penelitian pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan


(3)

35 menggunakan beberapa pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012 : 54). Pertimbangan ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang benar-benar tepat dan memberikan data yang dapat mendukung penelitian. Maka kriteria penentuan subyek penelitian adalah:

1. Merupakan anggota komunitas Android Malang, minimal selama enam bulan

2. Memiliki dan menggunakan handphone Blackberry dan Android selama tiga bulan

3. Aktif dalam forum diskusi yang diadakan oleh komunitas baik secara online maupun offline.

F.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Metode wawancara pendahuluan dan wawancara semistruktur menjadi salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini. Wawancara pendahuluan adalah jenis wawancara yang tidak memperhatikan sistematika tertentu, tidak terkontrol, informal, terjadi begitu saja, tidak diorganisasi atau terarah. Pada dasarnya wawancara ini bertujuan untuk membangun konfidensi periset dengan subyek penelitiannya. Wawancara ini menjadi pembuka yang bisa membuat responden terbujuk menyampaikan informasi kepada periset. Setelah itu, maka wawancara akan dilanjutkan ketahap yang lebih mendalam.


(4)

36 Selanjutnya adalah wawancara semistruktur. Pada wawancara ini, pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang tertulis, tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara bebas, yang terkait dengan permasalahan.

2. Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara mengamati langsung objek yang diteliti. Ada dua jenis obeservasi; pertama, observasi partisipan, yaitu periset ikut berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Kedua, observasi nonpartisipan, yaitu observasi di mana periset tidak memposisikan dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti. Dikenal pula observasi partisipan-membership, artinya periset adalah anggota dari kelompok yang diteliti.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipan. Di mana peneliti berpartisipasi langsung sebagai anggota kelompok yang diteliti dengan cara aktif mengikuti forum-forum diskusi secara online dan hadir pada berbagai kegiatan komunitas Android Malang secara langsung.

3. Dokumentasi

Untuk melengkapi data-data yang diperoleh ketika melakukan penelitian dilapangan, peneliti juga menggunakan metode dokumentasi sebagai pelengkap penelitian. Buku-buku, artikel maupun majalah yang membahas tentang penggunaan handphone


(5)

37 android di masyarakat akan digunakan untuk melengkapi penelitian ini.

F.3 Teknik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode analisa data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yakni analisis data dengan komponen data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan pada penelitian adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction), peneliti melakukan proses merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema serta yang sesuai dengan indikator yang dibutuhkan, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas.

2. Penyajian data (data display), peneliti mengorganisasi data dan memetakannya menjadi beberapa hubungan sehingga data lebih mudah dipahami. Peneliti melakukan proses kategorisasi dalam penyajian data ini. Kategorisasi dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistemasi secara lengkap dan mendetail sehingga dapat memunculkan data tentang motivasi penggunaan media sebagai topik yang menjadi fokus utama. Kategorisasi data berguna untuk mengelompokkan data sesuai dengan sumber dan jenisnya. Semua data diberikan kode atau tanda khusus sesuai dengan sumber data seperti yang berasal dari catatan pengamatan, catatan wawancara, catatan lapangan, atau sumber lainnya.


(6)

38 3. Verifikasi (conclusion verifying), penliti menarik menarik kesimpulan dari verifikasi atas pola keteraturan dan penyimpangan data yang diperoleh selama penelitian. Pada tahap ini, peneliti memaparkan temuannya dalam bentuk deskiptif dan gambaran jelas mengenai pola konsumsi media.

F.4 Teknik Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik triangulasi dalam menguji keabsahan data yang diperoleh. Tehnik ini dilakukan dengan pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang berada diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik triangulasi metode (tehnik) dan triangulasi waktu.

Triangulasi metode adalah tehnik untuk menguji keabsahan data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama, namun menggunakan metode yang berbeda (Sugiyono, 2012 : 127). Maka peneliti akan melakukan uji keabsahan data yang diperoleh dari wawancara, kemudian dicek dengan data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi.

Peneliti memahami bahwa waktu pula sering mempengaruhi keabsahan data, maka peneliti akan melakukan pengecekan terhadap metode pengumpulan data pada waktu dan situasi yang berbeda. Langkah ini akan dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen, Gaya Hidup dan Motivasi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Handphone Blackberry (Studi kasus pada Pengguna Blackberry di Depok)

0 3 172

Analisis Perbandingan Brand Equity Sistem Operasi Android dengan Sistem Operasi iOS pada Smartphone (Studi Kasus pada Anggota Forum Kaskus Bagian Handphone & Tablet Subforum Android dan iOS)

1 15 130

PENDAHULUAN Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Android (Studi Kasus Pengguna Handphone Android di Wonogiri).

0 5 5

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE ANDROID Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Android (Studi Kasus Pengguna Handphone Android di Wonogiri).

0 2 15

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Android (Studi Kasus Pengguna Handphone Android di Wonogiri).

0 2 18

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian (Studi Perbandingan Handphone Smartphone Blackberry dengan Android ).

0 1 6

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG BERSISTEM OPERASI ANDROID PADA KOMUNITAS ANDROID MEDAN.

0 0 28

Pengaruh Brand Equity terhadap Loyalitas Pelanggan Pengguna Handphone Samsung Android.

0 0 20

Pembuatan Aplikasi Harga Dan Perbandingan Spesifikasi Handphone Berbasis Android Doc1

0 1 1

ANALISIS BRAND SWITCHING HANDPHONE BLACKBERRY DI SALATIGA ( Studi Kasus Pada pengguna handphone Blackberry di STIE AMA Salatiga)

0 0 23