Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen, Gaya Hidup dan Motivasi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Handphone Blackberry (Studi kasus pada Pengguna Blackberry di Depok)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN, GAYA

HIDUP DAN MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN

HANDPHONE BLACKBERRY

(STUDI KASUS PADA PENGGUNA BLACKBERRY di DEPOK)

OLEH : NINA RATNASARI NIM : 108081000031

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Nina Ratnasari

2. Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 11 November 1989

3. Agama : Islam

4. Alamat : Pondok Petir Rt004/001 Bojongsari - Depok 5. No.Handphone : 083871833885

6. Email : nina_ratnasari90@yahoo.co.id 7. Nama Ayah : H. Jaya H Arsad

8. Nama Ibu : Hj. Atiyah

B. Pendidikan  Formal

1996 – 2002 : SDN Pondok Petir 01

2002 – 2005 : SMPN 1 Pamulang

2005 – 2008 : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang


(7)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the influence of consumer behavior, lifestyles and motivations of consumer on purchasing decision. The object in this research are the Blackberry phone user. The authors used a questionnaire to collect the information from respondents, while the research sample is 65 customers and using accidental sampling.

Results of this study indicate that consumer behavior, lifestyles and motivation of consumer influence the consumer purchasing decisions for Blackberry mobile phone either partially or simultaneously. The study also concluded that the variables that most influence is the motivations of consumer of 0.273, and the smallest variables influence is lifestyles of 0,200.

Keywords: Consumer behavior, lifestyles and motivations of consumer on purchasing decisions of Blackberry mobile phone.


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumen, gaya hidup dan motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian . Objek dalam penelitian ini adalah pengguna handphone Blackberry, penulis menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi dari responden, sedangkan sampel penelitian ini 65 responden dan menggunakan accidental sampling.

Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa perilaku konsumen, gaya hidup, dan motivasi konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian handphone Blackberry baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini juga disimpulkan bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya adalah motivasi konsumen sebesar 0,273, dan variabel yang paling kecil pengaruhnya adalah gaya hidup sebesar 0,200.

Kata kunci: perilaku konsumen, gaya hidup dan motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian handphone Blackberry.


(9)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang tak terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN, GAYA HIDUP DAN MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

HANDPHONE BLACKBERRY”. (Studi Kasus pada Pengguna Handphone BlackBerry di DEPOK), sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak hambatan dan kendala dalam penyusunan skripsi ini, namun Alhamdulillahirobbil’alamin skripsi ini akhirnya dapat juga diselesaikan. Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyususnan skripsi ini. Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku atas doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang yang tidak ada habisnya.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr.Yahya Hamja, MM Selaku dosen pembimbing I, terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Ela Patriana, MM,AAAIJ. selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas bimbingan, arahan, motivasi dan kesabaran beliau, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA Selaku Kepala Jurusan Prodi Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(10)

iv

6. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas ilmu yang diberikan. Serta seluruh staf akademik, jurusan, kasubag keuangan dan perpustakaan.

7. Special thanks to sahabat-sahabatku tercinta, Yayoy, Mamen, Siti Rusdiana, bisa mengenal dan bersahabat dengan kalian adalah kenangan dan harta terindah yang pernah kumiliki. Terimakasih atas semua motivasi, semangat dan kasih sayang kalian. Terimakasih sudah menjadi tempat berbagi untuk menangis dan tertawa bersama.

8. Sahabat-sahabat GAMMA yang “luar biasa”, Vivip, Rahmi, Neneng, Nuran, Ismy, Agus, Diana, Abi, Abdi, Sadad, pokoknya semuanya yang tak bisa disebutkan satu persatu. Rindu dengan suasana kumpul bersama.

9. Untuk sahabat-sahabat Manajemen Pemasaran A yang sudah membuat hari-hariku ceria, terima kasih atas dukungan, semangat, dan waktunya.

10.Special thanks to suami ku tersayang Rahmad Dwi Putra yang selalu membantu dan memberiku semangat dalam mengerjakan skripsi ini, dan untuk anak ku tersayang Baim yang selalu memberikan semangat untuk bunda..love you forever..

Menyadari keterbatasan penulis, maka skripsi ini juga tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Meskipun demikian, semoga skripsi bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 03 September 2013 Penulis


(11)

v DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

COVER

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRACT... i

ABSTRAKS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumen ... 10

B. Gaya Hidup ... 21

C. Motivasi Konsumen ... 29

D. Keputusan Pembelian ... 36

E. Penelitian Terdahulu ... 43

F. Kerangka Pemikiran ... 45


(12)

vi BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 49

B. Penentuan Populasi dan Sampel ... 49

C. Jenis dan Sumber Data ... 51

D. Metode Pengumpulan Data ... 51

E. Metode Analisis Data ... 52

1. Uji Validitas ... 53

2. Uji Reliabilitas ... 53

3. Uji Asumsi Klasik ... 54

a. Uji Normalitas ... 55

b. Uji Multikolinieritas ... 56

c. Uji Heteroskedastisitas ... 57

4. Regresi Linier Berganda... 58

5. Uji Hipotesis ... 59

a. Uji t ... 59

b. Uji F... 60

6. Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 61

F. Operasional Variabel ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67

1. Asal Nama Blackberry ... 67

2. Sejarah Singkat Blackberry ... 68

3. Perkembangan Blackberry dari Tahun ke Tahun ... 69

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 73

1. Uji Validitas ... 74

2. Uji Reliabilitas ... 80

C. Analisis Deskriptif ... 81

1. Karakteristik Responden ... 81


(13)

vii

D. Uji Asumsi Klasik ... 113

1. Uji Normalitas... 113

2. Uji Multikolinieritas ... 114

3. Uji Heteroskedastisitas ... 116

E. Uji Regresi Linier Berganda ... 117

F. Uji Hipotesis ... 118

a. Uji t ... 118

b. Uji F ... 119

G. Uji Koefisiensi Korelasi dan Determinasi ... 120

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan... 122

B. Implikasi ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 126


(14)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Tabel Penjualan Handphone ... 5

1.2 Tabel Penjualan Handphone ... 7

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu... 43

3.1 Tabel Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 61

3.2 Tabel Operasional Variabel ... 63

4.1 Tabel Pernyataan Dalam Kuesioner... 75

4.2 Tabel Reabilitas ... 81

4.3 Tabel Jenis Kelamin ... 81

4.4 Tabel Usia ... 82

4.5 Tabel Pendidikan Terakhir ... 82

4.6 Tabel Pekerjaan ... 83

4.7 Tabel Pendapatan Perbulan ... 84

4.8 Membeli Handphone Blackberry karena dorongan teman sekelompok.... 85

4.9 Memakai Handphone Blackberry karena dorongan keluarga... 85

4.10 Membeli Handphone Blackberry karena dipengaruhi oleh peran dan status diri... 86

4.11 Membeli Handphone Blackberry karena usia sudah cukup... 87

4.12 Membeli Handphone Blackberry karena tuntutan pekerjaan... 87

4.13 Membeli Handphone Blackberry karena mengikuti gaya hidup... 88

4.14 Membeli Handphone Blackberry karena sesuai dengan kepribadian... 89

4.15 Membeli Handphone Blackberry karena adanya motivasi dari dalam diri. 89 4.16 Membeli Handphone Blackberry karena berpersepsi bahwa produk Blackberry yang terbaik... 90

4.17 Membeli Handphone Blackberry karena melihat dari pengalaman orang lain yang menggunakan Blackberry... 91


(15)

ix

4.19 Handphone Blackberry dapat menunjang hobi saya bersosialita di sosial

media... 92

4.20 Handphone Blackberry dapat menjadi hiburan di waktu senggang... 93

4.21 Mayoritas anggota klub menggunakan Handphone Blackberry... 94

4.22 Komunitas perkumpulan menggunakan Handphone Blackberry ... 94

4.23 Dengan mudah melakukan akses berbelanja via online dengan menggunakan Handphone Blackberry... 95

4.24 Keluarga merupakan pengguna Handphone Blackberry... 96

4.25 Menggunakan Handphone Blackberry merupakan fashion saat ini... 96

4.26 Membeli Handphone Blackberry karena dipengaruhi iklan di berbagai Media... 97

4.27 Menggunakan Handphone Blackberry dapat menambah percaya terhadap diri sendiri... 98

4.28 Menggunakan Handphone Blackberry dapat memperlancar komunikasi dalam berbisnis... 98

4.29 Menggunakan Handphone Blackberry merupakan budaya masyarakat saat ini ... 99

4.30 Produk Handphone Blackberry masih digemari hingga saat ini... 100

4.31 Membeli Handphone Blackberry karena harganya sesuai dengan isi dompet... 101

4.32 Membeli Handphone Blackberry karena produknya yang berkualitas ... 101

4.33 Kualitas pelayanan di gerai Handphone Blackberry cukup memuaskan.. 102

4.34 Bangga menggunakan Handphone Blackberry... 103

4.35 Membeli Handphone Blackberry karena dorongan status sosial... 103

4.36 Membeli Handphone Blackberry karena kebutuhan akan produk tersebut... 104

4.37 Menggunakan Handphone Blackberry karena kebutuhan untuk digunakan setiap saat ... 105

4.38 Menggunakan Handphone Blackberry untuk menunjang penampilan... 105


(16)

x

4.40 Puas menggunakan Handphone Blackberry... 107

4.41 Membeli Handphone Blackberry karena untuk mengenali dan memperlancar komunikasi personal dengan orang lain... 107

4.42 Banyak yang telah menggunakan Handphone Blackberry sehingga memotivasi untuk membeli... 108

4.43 Mendapatkan informasi tentang Handphone Blackberry dari sumber pribadi ... 109

4.44 Mendapatkan informasi tentang Handphone Blackberry dari sumber umum... 109

4.45 Membandingkan Handphone Blackberry dengan Handphone merek lain... 110

4.46 Keputusan membeli Handphone adalah Handphone merek Blackberry.. 111

4.47 Puas telah membeli dan menggunakan Handphone Blackberry... 111

4.48 Akan selalu membeli Handphone dengan merek Blackberry... 112

4.49 Selalu menggunakan Handphone Blackberry... 113

4.50 Tabel Multikolonieritas... 115

4.51 Tabel Regresi Linier Berganda... 117

4.52 Tabel Uji t (Parsial)... 118

4.53 Tabel Uji F Hitung (Simultan)... 119


(17)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Model Perilaku Konsumen ... 12

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian ... 13

2.3 Dimensi Gaya Hidup ... 22

2.4 Piramida Kebutuhan Maslow ... 35

2.5 Tahapan Pengambilan Keputusan ... 38

2.6 Kerangka Pemikiran ... 46

4.1 Uji Normalitas (P-Plot) ... 114


(18)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 130

2 Hasil Kuesioner ... 136

3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 148

4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 150

5 Output Regresi Linier Berganda ... 152

6 Hasil Uji Hipotesis ... 153


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan bertambahnya jumlah produk dan pesaing berarti tidak kekurangan barang, namun kekurangan konsumen. Ini membuat konsumen menjadi raja, konsumen memiliki lebih banyak pilihan dan informasi.

Dewasa ini, isu teknologi merupakan hal yang paling sering diperbincangkan. Hal ini menjadi topik hangat karena teknologi telah memudahkan manusia dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam hal telekomunikasi pun, teknologi memiliki peranan yang sangat penting. Teknologi mendukung dalam menyediakan berbagai macam kebutuhan komunikasi jarak jauh yang saat ini menjadi konsumsi kita sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, kebutuhan manusia semakin lama semakin meningkat. Tidak terkecuali pada kebutuhan komunikasi jarak jauh yang biasa kita kenal dengan alat telekomunikasi. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi telekomunikasi tidak hanya menjadi instrumen peningkatan efektifitas dan efisiensi bisnis tetapi juga telah menjadi area bisnis yang menggiurkan.

Era teknologi telekomunikasi telah melanda sendi-sendi kehidupan manusia, dimana penggunaan teknologi telekomunikasi dalam membantu serta meringankan pekerjaan sangat dibutuhkan. Era teknologi


(20)

telekomunikasi menjadi area bisnis yang banyak diperebutkan pelaku usaha karena potensi luar biasa yang dikandungnya. Salah satu produk teknologi telekomunikasi yang saat ini dipasarkan adalah handphone,

apalagi saat ini memiliki handphone sudah menjadi gaya hidup seseorang.

Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin, misalnya dalam kegiatan sehari-hari, minat, perilaku, dan pendapatannya terhadap suatu hal yang sudah melekat pada diri personal seseorang. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai – nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat mempengaruhi perilaku konsumen. (Bilson Simamora, 2004:10). Menurut Adiputra, Hendraarso, dan Atriza (2004:126), perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan individu dalam mendapatkan dan memakai barang dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan tersebut.

Menurut Kotler (2005:210) gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang didunia yang terungkap pada aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresi kan dalam aktivitas, minat, dan


(21)

opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Dengan gaya hidup yang bervariasi bagi setiap individu, memberikan mereka motivasi untuk memenuhi gaya hidup tersebut. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:69) motivasi adalah The Driving

force with in individual that impels then to action (Motivasi merupakan

kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak).

Perkembangan alat telekomunikasi saat ini, seperti fitur-fitur yang semakin canggih dalam alat telekomunikasi memberikan efek bahwa alat telekomunikasi bukan hanya sekedar alat komunikasi, melainkan menjadi motivasi orang untuk mencoba fitur-fitur baru yang tersaji dalam alat komunikasi tersebut.

Dengan perkembangan fitur dari merek-merek handphone di

Indonesia yang relatif cukup baik dan dinamis, baik untuk produk lokal maupun internasional, meningkatkan persaingan di berbagai kategori produk handphone tersebut, hal ini juga menyebabkan timbulnya beberapa

fenomena yang cukup menarik. Salah satu fenomena yang menarik perhatian dunia adalah terjadinya pertumbuhan telekomunikasi yang lebih canggih yaitu dengan munculnya produk ponsel pintar alias smartphone.

Salah satu produk smartphone belakangan ini berhasil mencuri perhatian


(22)

pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Research In

Motion (RIM) di Kanada. Handphone Blackberry pertama kali

diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dari PT. Indosat Tbk, disusul kemudian oleh dua operator besar yakni dari PT. XL Axiata Tbk dan PT. Telkomsel

(www.suaramerdeka.com).

Ada beberapa alasan mengapa handphone Blackberry menjadi

fenomenal di seluruh dunia terutama di Indonesia karena adanya diferensiasi produk yang berbeda dengan merek pesaing, jika dilihat dari kegunaan dan keunggulan fungsi produknya beragam. Banyaknya fitur-fitur baru yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya, misalnya seperti :

1.Push e-mail, email yang diterima tepat waktu dan tanpa memerlukan

menekan tombol apapun juga (tanpa perlu refresh).

2.Akses internet tanpa batas dimanapun dan kapanpun, dengan biaya paket yang telah ditetapkan oleh setiap operator.

3.Bisa menyapa teman-teman di seluruh dunia bahkan mencari teman baru melalui jaringan pertemanan seperti chatting via BBM (BlackBerry

Messenger), Twitter, Facebook, Foursquare.

4.Berita dan informasi nasional maupun internasional paling baru.

5.Dunia dalam genggaman dalam artian informasi dapat diakses menggunakan alat komunikasi yang mudah dibawa.


(23)

Berikut tabel penjualan yang di rilis oleh Gartner pada tahun 2011 untuk lingkup seluruh dunia.

Tabel 1.1

Penjualan Handphone Tahun 2009 - 2010

Sumber : www.google.com

Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa :

a. Market share Nokia turun namun penjualan mereka tetap naik. Hal ini mungkin disebabkan karena meningkatnya permintaan handphone

sehingga penjualan mereka tetap naik walaupun market share mereka

turun karena himpitan pesaing

b. Market shareResearch In Motion / Blackberry naik dari 2,8% saat tahun 2009 menjadi 3,0% saat tahun 2010 namun. Hal ini mungkin disebabkan karena meningkatnya permintaan handphone.


(24)

c. Sony Ericsson dan Motorolla mengalami penurunan market share

hampir setengah dari tahun sebelumnya. Berikut juga dengan penjualan

handphone mereka yang mengalami penurunan.

d. HTC dan ZTE mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada penjualan dan market share handphone mereka. Kedua perusahaan dari

Asia Timur ini memang belakangan gencar dalam mendistribusikan dan mempromosikan produk-produk mereka

e. “The others” ini yang paling menarik dari seluruh data di atas. Gabungan dari mereka semua secara tidak langsung sebetulnya merajai pasar handphone. Menurut perkiraan saya, “the others” ini kemungkinan

adalah kebanyakan gabungan dari vendor-vendor lokal kecil yang menggunakan komponen-komponen dari Cina. Di Indonesia sendiri bisa kita lihat dengan jelas seberapa agresifnya handphone “Cina” berkembang.

Sementara pada tabel Gartner yang dirilis pada Februari 2013 di bawah ini dapat kita lihat bahwa Research In Motion atau Blackberry


(25)

Tabel 1.2

Penjualan Handphone Tahun 2011 – 2012

Sumber : www.google.com

Pada tabel 1.2 diatas menunjukan bahwa market share Research

In Motion atau Blackberry turun dari 2,9% pada tahun 2011 menjadi 2%

pada 2012. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya fitur-fitur yang terdapat pada handphone pesaing lainnya.

Dengan terjadinya fenomena diatas dan berdasarkan teori yang ada, maka penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh perilaku konsumen, gaya hidup dan motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian. Penelitian akan dilakukan dengan judul, “ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN, GAYA HIDUP DAN MOTIVASI

KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

HANDPHONE BLACKBERRY”. (Studi Kasus pada Pengguna Handphone BlackBerry di DEPOK)


(26)

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh perilaku konsumen, gaya hidup dan motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian handphone BlackBerry secara

parsial ?

2. Bagaimana pengaruh perilaku konsumen, gaya hidup dan motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian handphone BlackBerry secara

simultan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian handphoneBlackBerry.

b. Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian handphoneBlackBerry.

c. Untuk menganalisis pengaruh motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian handphoneBlackBerry.

2. Manfaat penelitian a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, menambah pengetahuan dan pengalaman agar dapat menerapkan ilmu yang didapat saat dibangku kuliah kedalam praktek dikehidupan nyata. b. Bagi Akademis

Penulis berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu pendidikan dan dapat menjadi


(27)

tambahan referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang sama.

c. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan yang terkait, guna dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi kebijakan yang ditetapkan.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku konsumen

1. Pengertian Perilaku konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:6) perilaku konsumen merupakan studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses

pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.

Sedangkan Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005:9), perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana pembuat keputusan

(decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi,

membuat keputusan - keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Sementara menurut Adiputra, Hendraarso, dan Atriza (2004:126), perilaku konsumen sebagai tindakan yang dilakukan individu dalam mendapatkan dan memakai barang dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan tersebut.

Dari beberapa definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa perilaku konsumen menyangkut suatu tindakan maupun interaksi antar individu atau kelompok yang berhubungan dengan proses pertukaran dan pengambilan keputusan dalam rangka


(29)

memperoleh, mengkonsumsi bahkan sampai menghabiskan produk dan jasa dimana dalam keseluruhan proses tersebut melibatkan sumber daya yang dimiliki.

2. Model Perilaku Konsumen

Model perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Kotler (1997:10) menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi.

Menurut Kotler (2005:203) titik tolak untuk memahami perilaku pembelian adalah model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan dalam gambar 2.1, model tersebut menunjukkan bahwa rangsangan pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi, secara bersama-sama dengan rangsangan pihak lain seperti keadaan ekonomi, teknologi, kebudayaan dan politik, mulai merasuki kesadaran pembeli. Karakteristik atau ciri-ciri pembeli itu sendiri dibentuk oleh faktor budaya, sosial, individu dan psikologis. Proses keputusan pembelian dibuat konsumen dengan tahapan yang dimulai dari memahami masalah, mencari informasi, evaluasi alternatif keputusan sampai dengan perilaku setelah pembelian. Setelah tahapan-tahapan tersebut dilalui baru pembeli membuat keputusan tentang jenis produk, merek, penjual, waktu pembelian, dan jumlah pembelian.


(30)

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen

Sumber : Kotler (2005: 203)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:159-172), faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen

Rangsangan Pemasaran Rangsangan Lainnya Produk Harga Tempat Promosi Ekonomi Teknologi Politik Budaya Keputusan Pembeli Pemilihan Produk Pemilihan Merek Pemilihan Toko Waktu Pembelian Jumlah Pembelian Ciri-ciri Pembeli Proses Keputusan Pembelian Budaya Sosial Pribadi Psikologi Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian


(31)

adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan faktor psikologi seperti yang ditunjukkan gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian

Sumber : Kotler dan Armstrong (2008:160) 1. Faktor Kebudayaan

a. Budaya

Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006:129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus

Psikologis Motivasi Persepsi Pengetahuan Keyakinan &Sikap Kebudayaan Kultur Sub-Kultur Kelas Sosial Sosial Kelompok Acuan Keluarga Peran dan Status Pribadi Umur &Tahap siklus hidup Pekerjaan Kondisi ekonomi Gaya Hidup Kepribadian &Konsep diri Pembeli


(32)

dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003:201-202).

b. Sub-budaya

Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006:130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003:202).

c. Kelas Sosial

Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006:132).

2. Faktor Sosial

a. Kelompok Acuan

Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh


(33)

langsung disebut membership group. Membership

group terdiri dari dua, meliputi primary groups

(keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan

secondary groups yang lebih formal dan memiliki

interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003:203-204).

b. Keluarga

Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens,

2003:204)

c. Peran dan Status

Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan


(34)

umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006:135).

3. Faktor Pribadi

a. Umur dan Tahap Siklus Hidup

Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang

berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan

orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003:205-206)

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke

tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor

membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003:207).


(35)

c. Kondisi Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006:137).

d. Gaya Hidup

Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006:138)

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Personality adalah karakteristik unik dari psikologi

yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006:140).

Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan


(36)

konsep diri tersebut (Kotler,Bowen,Makens, 2003:212).

4. Faktor Psikologi a. Motivasi

Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003:214).

b. Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai


(37)

macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003:215).

c. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi

individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004:207).

d. Keyakinan dan sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. keyakinan dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006:144). Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006:145).


(38)

4. Hubungan antara perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian

Perilaku konsumen mempelajari dimana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli suatu produk dengan merk tertentu.

Menurut Adiputra, Hendraarso, dan Atriza (2004:126), perilaku konsumen sebagai tindakan yang dilakukan individu dalam mendapatkan dan memakai barang dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan tersebut.

Keputusan pemebelian merupakan suatu bagian pokok dalam perilaku konsumen yang mengarah kepada pembelian produk, dalam membuat sebuah keputusan pembelian konsumen tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi dan memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian, faktor tersebut antara lain faktor budaya, sosial , pribadi dan psikologis.

Jadi dari faktor-faktor inilah konsumen akan melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan untuk melakukan keputusan pembelian.


(39)

B. Gaya Hidup

1. Pengertian dan Dimensi Gaya Hidup

Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Minor dan Mowen (2002:282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaiamana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Sedangkan gaya hidup menurut Kotler (2002;192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Dan menurut Sunarto (2000:103) gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang untuk memahami kekuatan-kekuatan ini kita harus mengukur dimensi AIO utama konsumen: activities

(pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan sosial), interest

(makanan, mode, keluarga, rekreasi), opinion (mengenai diri

mereka sendiri, masalah-masalah sosial, bisnis, produk).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin,


(40)

sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen. Psikografik adalah ilmu tentang pengukuran dan pengelompokkan gaya hidup konsumen (Kotler, 2002:193). Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinions), yaitu

pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen.

. Adapun dimensi gaya hidup dalam bentuk AIO sebagai berikut:

Gambar 2.3 Dimensi Gaya Hidup

Activity Interest Opinion

Pekerjaan Hobi Kegiatan-kegiatan Sosial Liburan Hiburan Keanggotaan Klub Belanja Olahraga Keluarga Rumah Pekerjaan Komunitas Rekreasi Fashion Makanan Media Prestasi Terhadap diri sendiri Isu – isu sosial Politik Bisnis Ekonomi Pendidikan Produk-produk Masa depan Kebudayaan


(41)

Komponen AIO didefinisikan oleh Reynold dan Darden (dalam Ilhamiyah dkk, 2005:166) sebagai berikut: Activities

(kegiatan) adalah tindakan nyata seperti menonton, berbelanja ditoko, atau menceritakan kepada tetangga mengenai pelayanan yang baru. Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang diukur secara langsung. Interest

(minat) akan semacam obyek, peristiwa atau topic adalah tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus atau terus menerus padanya. Opinion (opini) adalah jawaban lisan atau tertulis yang

orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus dimana semacam pertanyaan untuk diajukan. Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa datang dan pertimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

2. Segmentasi Gaya Hidup

Plummer dalam Kasali (2000:226) mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktifitas - aktifitas manusia dalam hal:

a. Pola seseorang dalam menghabiskan waktunya b. Minat seseorang

c. Pandangan seseorang terhadap diri sendiri dan orang lain


(42)

d. Karakter-karakter dasar seperti tahap yang dilalui seseorang dalam kehidupan (life cycle), penghasilan, pendidikan,

dan di mana mereka tinggal.

Segmentasi gaya hidup menurut Susianto (dalam Kasali, 2007:227) dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Plummer, dibagi menjadi 6 :

a. Segmentasi hura-hura, mereka adalah orang-orang yang selalu terlibat dengan orang lain. Ciri gaya hidup yang mencari kesenangan pribadi, individualis, tidak ambil pusing dengan urusan sekelilingnya. Tidak mempunyai prinsip dasar yang kuat, cenderung ikut-ikutan oleh karena itu mereka enggan terikat dengan rutinitas, serta dalam mengikuti kegiatan tidak ingin serius terlibat didalamnya.

b. Segmentasi sportif, mereka adalah kelompok yang mempunyai kesenangan terhadap olah raga, energik. Pada segmen ini mereka tidak terlalu memperhatikan penampilan dan biasanya bersifat lebih terbuka terhadap situasi.

c. Segmentasi orang untuk orang lain, mereka adalah kelompok yang suka terhadap orang lain. Untuk ini mereka lebih aktif dalam kegiatan yang bersifat sosial dan produktif, sampai pada mengisi waktu luangnya


(43)

pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

d. Segmentasi rumahan, mereka adalah orang-orang yang mengisi waktu luang dengan berada di dalam rumah, kurang aktif pergaulannya dengan teman-teman sebaya. Dengan memiliki hobi membaca sehingga tergolong berpretasi tinggi, kurang menyukai keramaian dan kurang menyukai hal-hal yang baru.

e. Segmentasi Hedonis (pencari kenikmatan indrawi), pada dasarnya aktifitas remaja pada segmen ini adalah untuk mencari kenikmatan hidup. Mereka banyak menghabiskan waktunya diluar rumah, dan untuk memenuhi kesenangannya biasanya mereka cenderung membeli barang-barang yang mereknya terkenal dan harganya mahal.

f. Segmentasi Kebanyakan, mereka adalah tipe yang paling umum ditemui, dalam bertindak dan mengambil suatu keputusan mereka selalu berhati-hati. Cenderung tidak ingin bertentangan dengan kelompok yang lebih besardan kurang berani menjadi inisiator.

3. Macam-macam Gaya Hidup

Assael (1995:402) menyatakan macam-macam gaya hidup adalah sebagai berikut :


(44)

a. Actualizer

Gaya hidup actualizer berpendapat bahwa harga diri

adalah yang paling penting. Mereka mempunyai jurang yang lebar antara minat dan terbuka terhadap perubahan.

b. Fulfilleds

Gaya hidup Fulfilleds mempunyai sifat yang lebih

dewasa, bertanggung jawab, dan berpendidikan. Mereka terpusat pada rumah tapi tetap terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan sosial. Mereka menghargai pendidikan, perjalanan, dan sadar akan pentingnya kesehatan.

c. Believers

Kelompok ini lebih kuno dibandingkan dengan

Fullfilleds. Kehidupan mereka berfokus pada keluarga,

gereja, kelompok dan negara. Mereka menghormati aturan, percaya pada figur pemimpin.

d. Achievers

Kelompok ini berorientasi pada pekerjaan dan mendapatkan kepuasan dari pekerjaan dan keluarga. Mereka senang untuk membeli barang-barang untuk memamerkan kesuksesan pada teman sebaya.


(45)

e. Strivers

Gaya hidup ini hampir sama dengan gaya hidup

achievers, tetapi mempunyai sumber penghasilan yang

lebih sedikit. Gaya sangat penting dalam berbelanja, sebagai usaha mereka untuk menyamai achievers.

f. Experiencers

Gaya hidup experiencers merupakan gaya hidup yang

memiliki segmen paling banyak remaja dibandingkan dengan gaya hidup yang lain. Mereka mempunyai banyak energy, dan mencurahkan untuk kegiatan fisik dan aktifitas sosial. Mereka menghabiskan uang yang banyak dan selalu berkeinginan untuk membeli barang yang baru.

g. Makers

Gaya hidup makers lebih praktis karena pendapatan

mereka terbatas, fokus pada keluarga, pekerjaan, olah raga yang santai, dan sedikit minat pada dunia luas.

h. Strugglers

Kelompok gaya hidup ini adalah segmen dengan penghasilan paling rendah. Mereka mempunyai pendapatan yang sangat sedikit untuk dialokasikan pada tiga kategori orientasi diri. Mereka mempunyai minat yang terbatas, mereka lebih mengutamakan keselamatan


(46)

dan keamanan. Mereka biasanya termasuk jenis yang setia.

4. Hubungan antara gaya hidup terhadap keputusan pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:209) menyatakan bahwa “keputusan pembelian seorang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.”

Menurut teori diatas bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian seseorang. Dimana gaya hidup merupakan karakteristik yang ada faktor pribadi seseorang.

Menurut Amirullah (2002:36), Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motivasi. Kekuatan yang melekat pada konsumen secara individu tersebut sebagai faktor-faktor yang ada dalam diri individu atau konsumen. Kekuatan individu terdiri dari pengalaman belajar dan memori (learning and memory),

kepribadian dan konsep diri (personality and self concept),

motivasi dan keterlibatan (motivation and involvement), sikap


(47)

Jadi, faktor individu yang berhubungan dengan perilaku konsumen adalah kekuatan yang melekat pada konsumen yang mempengaruhi keputusan membeli.

C. Motivasi Konsumen

1. Pengertian Motivasi Konsumen

Setiap orang mempunyai beberapa kebutuhan yang ingin dipenuhi, suatu kebutuhan akan menjadi dorongan atau motif apabila kebutuhan itu muncul hingga mencapai taraf intensitas tertentu, dengan motif itulah yang kemudian perilaku konsumen dimulai, konsumen akan selalu berusaha untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.

Berikut adalah beberapa pengertian motivasi menurut para ahli antaralain:

Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mampu mendorong seseorang bertindak (Kotler dan Keller,2009:226).

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis (kebutuhan muncul dari tekanan biologis, seperti lapar, haus, tidak nyaman). Kebutuhan yang bersifat psikogenis (kebutuhan muncul dari tekanan psikologis, seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok). Kebutuhan akan menjadi motif jika didorong hingga mencapai level intensitas yang memadai (Kotler dan Keller,2009:226).


(48)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:69) motivasi adalah

The Driving force with in individual that impels then to action

(Motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak).

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:172) motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut

Sedangkan Handoko (2001:225) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Dalam bidang pemasaran Sigit (2002:17) menjelaskan bahwa motivasi pembelian adalah pertimbangan - pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian.

Jadi motivasi merupakan suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan, karena adanya motivasi inilah timbul suatu tindakan.

Kita menegetahui bahwa motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dengan situasi, dimana setiap individu memiliki dorongan motivasional yang berbeda-beda. Dengan demikian ketika menganalisis konsep motivasi, ingatlah bahwa tingkat motivasi setiap individu itu berbeda-beda serta individu dengan situasi.


(49)

2. Motif Pembelian

Motif berdasarkan pengaruh terhadap pembelian ada dua (Swastha dan Handoko, 1987: 78), yaitu:

a. Motif Rasional

Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen. Faktor-faktor yang diperhatikan dapat berupa:

- Harga

Harga merupakan faktor penting yang bervariasi berdasarkan jenis produk. Untuk handphone harga

merupakan salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan konsumen, karena konsumen akan menilai apakah sebuah handphone layak dihargai sesuai dengan

nilai lebih yang ditawarkan oleh produk handphone

tersebut.

- Pelayanan

Pelayanan yang bagus dapat menciptakan kepuasan konsumen. Pelayanan juga penting kaitannya dengan pasar handphone karena merupakan layanan saat


(50)

b. Motif Emosional

Motif emosional adalah motif pembelian yang didasari dengan perasaan/emosi konsumen, seperti: rasa dan suasana.

Menurut Prasetijo dan Ihalauw ( 2005:39 ) motif emosional merupakan pemilihan tujuan berdasarkan kriteria yang subyektif dan bersifat pribadi seperti kebanggaan, ketakutan, perasaan, maupun status. Hai ini berhubungan dengan kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.

3. Teori Motivasi Konsumen

Ada 6 macam teori motivasi menurut Kotler dan Amstrong (2006:243-248) yaitu :

A. Teori isi (Content Theory)

Teori ini berkaitan dengan beberapa nama Moslow, McGregor, Herzberg, Atkinson, dan McCelland. Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman faktor-faktor yang ada didalam konsumen yang menimbulkan tingkah laku tertentu. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan teori adalah:

a. Kebutuhan konsumen sangat bervariasi.

b. Perwujudan kebutuhan adalah tindakan juga sangat bervariasi antara satu konsumen dengan konsumen yang lain.

c.Para konsumen tidak selalu konsisten dengan tindakannya, karena dorongan suatu kebutuhan.


(51)

B. Teori Proses (Process Theory)

Teori ini menekankan bagaimana dengan tujuan apa setiap konsumen dimotivasi. Menurut teori, kebutuhan hanyalah sebagai salah satu elemen dalam suatu proses, tentang bagaimana konsumen itu bertingkah laku. Dasar dari teori proses mengenai motivasi adalah adanya pengaharapan, yaitu apa yang di percayai oleh konsumen dan apa yang diperoleh dari perilakunya.

C. Teori penguatan (Reinforcment)

Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam siklus proses belajar. Menurut teori ini konsumen bertingkah laku tertentu karena telah belajar, bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan dan konsumen akan menguasai perilaku yang akan menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan.

D. Teori motivasi Freud

Teori ini menjelaskan hal terbesar yang membentuk perilaku konsumen adalah segi psikologisnya. Yang dimaksud di sini adalah konsumen yang tidak mengerti akan motivasinya sendiri dalam melakukan suatu pembelian.

E. Teori Motivasi Hezberg

Teori ini menjelaskan dua faktor teori motivasi yaitu teori motivasi uang terdiri dari faktor yang memuaskan konsumen dan


(52)

teori yang terdiri dari faktor yang berakibat ketidakpuasan konsumen.

F. Teori Motivasi Abraham Maslow

Teori Hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow bahwa setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan (Kotler dan Amstrong (2006:247)) , kebutuhan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Fisiologis

Meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya.

b. Rasa Aman

Meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisikdan emosional.

c. Sosial

Meliputi rasa kasih saying, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.

d. Penghargaan

Meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi internal

seperti hormat diri, otonomi dan pencapaian, faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan


(53)

e. Aktualisasi Diri

Dorongan untuk menjadi seseorang yang sesuai dengan kecakapannya, meliputi : pertumbuhan, pencapaian, potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.

Gambar 2.4

Piramida kebutuhan Maslow.

Sumber : Abraham Maslow dalam J. Winardi (2011:13)

4. Hubungan antara motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian

Motivasi merupakan sesuatu yang mendorong seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, karena dengan dorongan ini seseorang terpacu untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi.


(54)

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:172) motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

Sedangkan menurut Handoko (2001:225) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Dalam bidang pemasaran Sigit (2002:17) menjelaskan bahwa motivasi pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian.

Dalam motivasi terdapat hubungan yang saling berkaitan antara faktor-faktor kebudayaan, sosial, dan pribadi. Faktor-faktor tersebut membangun atau mempengaruhi motivasi pembeli untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi seseorang sangat berhubungan erat dengan perilakunya yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kebuudayaan, sosial, dan pribadi (Kotler 2005). Selanjutnya, faktor-faktor tersebut berperan sangat besar pula dalam melatar belakangi dan menentukan motivasinya untuk melakukan keputusan pembelian.

D. Keputusan Pembelian

1. Pengertian keputusan pembelian

Menurut pendapat Leon G.Schiffmann dan Leslie Kanuk (1997:558) mendefinisikan keputusan pembelian adalah “A


(55)

choices”.(Keputusan pembelian adalah keputusan yang diambil

seseorang menyangkut kepastian untuk membeli atau tidak membeli suatu produk tertentu).

Kotler dan Armstrong (2008:129) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternative tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Sedangkan menurut Djalim Saladin (2003:106) mengemukakan bahwa sebelum konsumen mencapai tahap keputusan membeli suatu produk, ia akan melewati tahapan-tahapan proses pembelian konsumen.

Jadi keputusan pembelian merupakan keputusan yang diambil oleh seseorang untuk kepastian membeli atau tidaknya sesuatu, melalui tahapan proses pembelian.

2. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan terdiri dari tahap-tahap pengenalan masalah, pencaharian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku pembelian (Simamora, 2004:13).

Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: Pengenalan masalah kebutuhan,


(56)

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku sesudah pembelian.

Tahapan Pengambilan Keputusan Gambar 2.5

Sumber : Setiadi (2003:16)

a. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal atau eksternal.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak lagi. Terdapat dua tingkatan pencarian informasi, pertama tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat.

Pengenalan Masalah

Per ilaku Pasca Pembeli an Keputusan Pembelian

Evaluasi Alter natif Pencar ian Infor masi


(57)

Pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan membeli.

Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:

1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran.

3) Sumber umum: media massa, organisasi konsumen. 4) Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji,

menggunakan produk. c. Evaluasi alternatif

Bagaimana konsumen dalam memproses informasi tentang pilihan produk atau jasa dan membuat penilaian untuk membuat keputusan akhir. Tidak ada evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Proses evaluasi konsumen bersifat kognitif yaitu perusahaan memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang sadar dan rasional.


(58)

d. Keputusan pembelian

Konsumen pada tahap evaluasi membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor berikut dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan bergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

e. Perilaku pasca pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlajut hingga periode pasca


(59)

pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.

1) Kepuasan sesudah pembelian

Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika melebihi harapan pelanggan akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain.

2) Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut, dan kemungkinan pelanggan yang puas akan menceritakan hal-hal yang baik tentang produk tersebut kepada orang lain. Para pelanggan yang tidak puas akan bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka juga dapat memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut atau memperingatkan teman-temannya untuk tidak menggunakan atau membeli produk tersebut. Dalam kejadian ini, penjual telah gagal memuaskan pelanggan.


(60)

3) Pemakaian pasca pembelian

Pemasar juga harus memantau bagaimana pembeli memakai dan membuang produk. Jika konsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari, produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan dan kabar dari mulut ke mulut tidak akan gencar. Jika konsumen menjual atau mempertukarkan produk tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Konsumen mungkin juga menemukan kegunaan baru produk tersebut.

3. Motif-Motif Pembelian

Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Mengenai motif-motif pembelian ada tiga macam menurut Buchari Alma (2004;1997), yaitu :

1. Primary Buying Motive, Yaitu motif untuk membeli

yang sebenarnya, misalnya kalau orang mau makan ia akan mencari nasi.

2. Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap

barang, ini berdasarkan ratio, misalnya apakah ada keuntungan membeli suatu produk baik barang maupun jasa dan mempertimbangan biaya yang dikeluarkan.

3. Patronage buying motive, ini adalah selective buying

motive yang ditujukan kepada tempat atau toko tertentu.


(61)

tempatnya dekat, cukup persediaan barang, ada halaman parkir, dan sebagainya.

E. Penelitian Terdahulu

Sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini, sangat penting untuk mengetahui hasil yang dilakukan oleh penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

JUDUL PENELITI TAHUN HASIL

Pengaruh Perilaku Konsumen Mobile Internet Terhadap Keputusan Pembelian Paket Layanan Data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta.

Handy Noviyarto

2010 Perilaku pembelian konsumen diukur dari empat faktor yaitu faktor budaya(X1), sosial(X2), pribadi(X3) dan psikologi(X4). Teknik analisa data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, regresi berganda, uji F dan uji t dengan bantuan software SPSS 16.0. Dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel faktor Psikologi(X4) dengan t hitung sebesar 3,608 memiliki pengaruh paling besar/dominan/signifikan dalam keputusan pembelian paket layanan data unlimited internet CDMA di DKI Jakarta .


(62)

JUDUL PENELITI TAHUN HASIL Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat. Dewi Urip Wahyuni

2008 Motivasi dalam diri akan

mempengaruhi seseorang (konsumen) dalam melakukan pembelian karena didasarkan pada dorongan yang dimiliki. Persepsi dapat berupa penilaian terhadap apa saja yang melekat pada suatu produk yang dapat menimbulkan kepuasan dan

kenyamanan pada konsumen. Sikap merupakan stimulus yang dapat menyebabkan konsumen tertarik membeli suatu barang.

Gaya Hidup “Shopping Mall” sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif pada remaja di Perkotaan (Kasus: Konsumen Remaja di Tiga One Stop Shopping Mall di Jakarta)

Wagner 2009 Variabel lifestyle menggunakn pengukuran AIO dan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hasil penelitian gaya hidup shopping mall

remaja di dominasi oleh golongan

shoper yang dibagi menjadi tiga

tipologi yaitu real shopper, socialize shopers, dan beginner shoper.


(63)

JUDUL PENELITI TAHUN HASIL

Pengar uh Gaya Hidup ter hadap keputusan konsumen dalam memilih Minimar ket di Malang.

Ivane Eka Chr iesmaya

2012 Dar i hasil analisis ter lihat bahw a ketiga var iabel ber pengar uh secar a simultan ter hadap keputusan konsumen dalam memilih

Minimar ket Alfamar t sebagai tempat ber belanja di Kota Malang.

Sedangkan secara par sial var iabel

activit y dan opinion ber pengar uh secar a signifikan, dan hanya var iabel

inter est yang tidak ber pengar uh secar a siginifkan. Var iabel activi ty

adalah var iabel yang ber pengar uh dominan ter hadap keputusan konsumen dalam memilih

Minimar ket Alfamar t sebagai tempat ber belanja di Kota Malang.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran untuk menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah perilaku konsumen(X1),

gaya hidup (X2) dan motivasi konsumen (X3), terhadap variabel


(64)

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran

Sumber : konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini (2013) Keputusan Pembelian

Handphone Blackberry

Gaya Hidup

Motivasi Konsumen

Kesimpulan dan Implikasi Perilaku

Konsumen

Uji Validitas & Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik - Normalitas

- Multikolonieritas - Heterokedastisitas

Regresi Linier Berganda - Koefisien Korelasi (R) - Koefisien Determinasi (R2)

Uji Hipotesis - Uji t ( Parsial ) - Uji F ( Simultan )


(65)

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujian. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan penulis sebagai berikut:

1. Hipotesis 1 :

Ho1 : tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen yaitu perilaku konsumen (X1) secara parsial

terhadap variabel dependen yaitukeputusan pembelian (Y). Ha1 : ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen

yaitu perilaku konsumen (X1) secara parsial terhadap

variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).

2. Hipotesis 2 :

Ho2 : tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen yaitu, gaya hidup (X2) secara parsial terhadap

variabel dependen yaitukeputusan pembelian (Y).

Ha2 : ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen

yaitu gaya hidup (X2) secara parsial terhadap variabel

dependen yaitu keputusan pembelian (Y).

3. Hipotesis 3 :

Ho3 : tidak ada pengaruh yang signifikan dari motivasi

konsumen (X3) secara parsial terhadap variabel dependen


(66)

Ha3 : ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen

yaitu motivasi konsumen (X3) secara parsial terhadap

variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).

4. Hipotesis 4 :

Ho4 : tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen yaitu perilaku konsumen (X1), gaya hidup

(X2), dan motivasi komsumen (X3) secara simultan

terhadap variabel dependen yaitukeputusan pembelian (Y).

Ha4 : ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen yaitu perilaku konsumen (X1), gaya hidup

(X2), dan motivasi komsumen (X3) secara simultan


(67)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini yang dijadikan tempat penelitian adalah wilayah Depok dan penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Ruang lingkup yang dibatasi hanya pada seberapa besar pengaruh perilaku konsumen, gaya hidup dan motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian.

Variabel independen pada penelitian ini adalah perilaku konsumen (x1), gaya hidup (x2) dan motivasi konsumen (x3),

sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan pembelian (y).

B. Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2002:55), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk daerah Depok.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena


(68)

keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Sugiyono (2010:62).

Sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi, sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami sifat atau karakteristik dari sampel, kita dapat memperkirakan sifat atau karakteristik dari populasi. Dermawan (2008:42).

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Accidental sampling yang merupakan bagian dari teknik

dari nonprobability sampling. Bentuk pengambilan sampel ini

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja pembeli dan pengguna

handphone BlackBerry yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan

dianggap cocok menjadi sumber data akan menjadi sampel penelitian ini.

Apabila populasi berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui maka digunakan rumus:

n = Z2 4(Moe)2 Dimana:

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan

sampel 95%. Pada penentuan ini Z pada α = 0,5 adalah 1,98. Moe = Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang


(69)

C. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Menurut Rosady Ruslan (2010:138), data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga yang bersangkutan untuk dimanfaatkan.

Dalam penelitian ini data primer yang digunakan peneliti adalah dengan cara menyebarkan kuesioner.

b. Data Sekunder

Menurut Rosady Ruslan (2010:138), data sekunder data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.

D. Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Data yang dikumpulkan dalam penelitian akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data-data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab (Sugiyono, 2008).

Dalam penelitian ini penulis tidak menempatkan kategori “Netral” pada analisis, karena menurut Husein Umar (2010:137)


(70)

berpendapat bahwa selama responden tidak memberikan alasannya maka kategori “Netral” tidak perlu dipakai, selain itu penulis juga ingin menghilangkan kecenderungan responden untuk memilih jawaban tengah ( ragu-ragu ). Jawaban dari penelitian ini dapat diberi skor antara lain :

Sangat Tidak Setuju ( STS ) : Diberi skor 1 Tidak Setuju ( TS ) : Diberi skor 2

Setuju ( S ) : Diberi skor 3

Sangat Setuju ( SS ) : Diberi skor 4

b. Metode Studi Kepustakaan

Metodologi penelitian dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari buku-buku, artikel atau literature yang relevan dengan objek penelitian yang dapat dijadikan landasan dan konsep yang kuat serta bahan pendukung agar masalah yang ada dapat terpecahkan.

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan metode analisis data yang dilakukan dengan cara mengklasifikasikan, membandingkan dan menghitung angka-angka dengan rumus-rumus yang relevan. (Atin Yulaifah, 2011:62). Dalam penelitian ini, analisis data kuantitatif yang digunakan antara lain:


(71)

a. Uji Validitas

Menurut Imam Ghozali (2006:49) uji validitas digunakan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis, yang menghitung koefisiensi korelasi antara skor item dengan skor totalnya, dengan menggunanakan prosedur statistik person’s product moment correlation. Biasanya syarat

minimum yang dapat memenuhi syarat adalah jika r < 0,3. Sehingga apabila ada korelasi dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, dalam Ati Yulaifah, 2011:64).

b. Uji Reliabilitas

Menurut Imam Ghozali (2006:45) Uji Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu.


(72)

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara pengukuran sekali saja. Dimana nantinya, hasilnya akan dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpa. Nunnaly dalam Imam

Ghozali (2006:46) suatu variabel dikatakan reliable jika member nilai Crobach Alpa > 0,60. Adapun rumus penghitungannya adalah

sebagai berikut : α = dimana

α = koefisien reliabilitas k = jumlah item per-vriable x

r = mean korelasi antar item

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari multikolonieritas, heteroskedassitas, autokorelasi dan normalitas. Cara yang digunakan untuk menguji penyimpangan asumsi klasik adalah sebagai berikut (Gozhali, 2001:57-74):

k . r


(73)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat

normal probability plot (P-Plot) yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plot data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009:147-149):

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(74)

2) Jika data menyebar jauh dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas ini dilakukan dengan melihat nilai

variance inflaction factor ( VIF ). Uji ini bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik, sebaiknya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya dengan melihat (1) Nilai tolerance dan lawannya, (2) variance

inflaction factor. Kedua ukuran ini menunjukan setiap

variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas bebas

yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF ( karena VIF = 1 / tolerance ) dan

menunjukan adanya kolenieritas yang tinggi. Nilai cut

off yang dipakai oleh nilai tolerance 0,10 atau sama

dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terdapat variabel bebas yang memiliki nili tolerance lebih > 0,10 nilai


(75)

multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi (Ghozali, 2001:57).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual data yang ada. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengalami gejala heteroskedastisitas. Cara yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan analisa grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRDCH) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter

plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalh

Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual ( Y prediksi – Y sesungguhnya ) yang telah di

studentized. (Priyatno, 2009:164)Dasar analisis :

(1) Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian, menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(76)

(2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup (X₁ / variabel bebas kualitatif) dan motivasi konsumen (X₂ / variabel kuantitatif) terhadap keputusan pembelian ( Y/ variabel terikat). Menurut Riduwan (2004:152) Analisis regresi linier berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kasual antara dua variabel bebas atau lebih dengan suatu variabel terikat.

Rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Subyek dalam dependent variabel yang diprediksi

a = Konstanta harga Y bila X = 0 (konstan)


(77)

b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas.

Bila b (+) maka naik, namun bila b (-) maka akan terjadi penurunan.

X₁ = Variabel bebas 1 yaitu gaya hidup

X₂ = Variabel bebas 2 yaitu motivasi konsumen

e = error / galat

4. Uji Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen maka dilakukan dengan uji t.

a) Kriteria Pengujian

Jika -t tabel ≤ dari t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima.

Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.

Berdasarkan signifikansi

Jika sig t > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.


(78)

b) Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 (jumlah kuisioner –jumlah variabel independen-1) (Duwi Priyatno,2009:149).

b. Uji F Hitung (Simultan)

Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali 2006, dalam Reagi Garry, 2011:39).

a) Membuat hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen yaitu perilaku konsumen (X1), gaya

hidup (X2) dan motivasi konsumen (X3) secara simultan

terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).

(Dwi Priyatno, 2009:146).

Ha : Ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen yaitu perilaku konsumen (X1), gaya

hidup (X2) dan motivasi konsumen (X3) secara simultan

terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).


(1)

149

VAR00014 107.00 557.263 .701 .970

VAR00015 106.85 561.503 .607 .971

VAR00016 106.75 560.934 .677 .970

VAR00017 106.90 562.726 .664 .971

VAR00018 106.85 565.397 .598 .971

VAR00019 106.95 562.576 .667 .971

VAR00020 106.85 570.976 .419 .971

VAR00021 106.95 562.576 .667 .971

VAR00022 106.40 579.832 .379 .971

VAR00023 106.55 557.208 .783 .970

VAR00024 106.60 554.253 .780 .970

VAR00025 106.75 562.092 .771 .970

VAR00026 106.70 559.695 .720 .970

VAR00027 107.05 553.945 .736 .970

VAR00028 107.05 567.734 .588 .971

VAR00029 106.75 563.355 .734 .970

VAR00030 106.50 563.000 .657 .971

VAR00031 106.85 550.661 .809 .970

VAR00032 106.95 566.155 .626 .971

VAR00033 106.85 565.503 .595 .971

VAR00034 106.55 550.787 .830 .970

VAR00035 106.90 557.253 .808 .970

VAR00036 106.75 564.618 .634 .971

VAR00037 106.55 572.261 .350 .972

VAR00038 106.65 558.345 .600 .971

VAR00039 106.80 570.379 .519 .971

VAR00040 107.05 556.892 .762 .970

VAR00041 107.10 557.989 .652 .971


(2)

150

LAMPIRAN IV

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1.

Hasil Uji Normalitas

2.

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1(Constant)

Perilaku Konsumen .419 2.384

Gaya Hidup .356 2.812

Motivasi Konsumen .419 2.384


(3)

151


(4)

152

LAMPIRAN V

OUTPUT REGRESI LINIER BERGANDA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 1.672 2.186 .765 .447

Perilaku Konsumen .315 .115 .331 2.741 .008 .419 2.384 Gaya Hidup .199 .093 .282 2.150 .036 .356 2.812 Motivasi Konsumen .241 .109 .266 2.202 .031 .419 2.384 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


(5)

153

LAMPIRAN VI

HASIL UJI HIPOTESIS

Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.672 2.186 .765 .447

Perilaku Konsumen .315 .115 .331 2.741 .008

Gaya Hidup .199 .093 .282 2.150 .036

Motivasi Konsumen .241 .109 .266 2.202 .031 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Hasil Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 734.362 3 244.787 34.124 .000a

Residual 437.577 61 7.173

Total 1171.938 64

a. Predictors: (Constant), Motivasi Konsumen, Perilaku Konsumen, Gaya Hidup b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


(6)

154

LAMPIRAN VII

HASIL UJI KORELASI DAN DETEMINASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .792a .627 .608 2.678 1.314

a. Predictors: (Constant), Motivasi Konsumen, Perilaku Konsumen, Gaya Hidup b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian