air, refrigerator, freezer, kandang baterai, tempat pakan dan tempat minum hewan percobaan.
Metode Penelitian 1.
Tahap Kultur Biakan Antigen Murni Untuk Dijadikan Vaksin Inaktif
Antigen yang digunakan untuk disuntikan ke tubuh ayam adalah bakteri Escherichia coli
dan Salmonella Enteritidis yang telah dibiakkanditumbuhkan di media agar Blood Agar, kemudian diinkubasi selama 24 jam. Isolat
bakteri ini selanjutnya dibiakan di BHI Broth sebanyak 50 ml dan diinkubasi selama 24 jam. Bakteri yang telah dibiakan di BHI Broth tersebut
disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm pada suhu 19°C selama 15 menit, kemudian supernatan dibuang dan pelet dicuci sebanyak 3 kali dengan larutan
NaCl fisiologis sebanyak volume supernatan yang dibuang. Larutan pelet disentrifugasi kembali selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pelet
ditampung dan ditambahkan NaCl fisiologis, kemudian pada tabung yang berbeda sebanyak 20 ml NaCl fisiologis dihomogenkan dengan campuran
pelet tadi dan distandarkan dengan standar McFarland II. Standar Mcfarland II
merupakan penyetaraan kandungan bakteri dalam media cair pertumbuhan yang mengandung saline menggunakan pendekatan densitas spektrofotometri
yaitu 6x10
8
CFUml Anonim
2
2009. Tahapan selanjutnya homogenat tersebut ditangas dalam penangas air water bath pada suhu 60°C selama 2
jam untuk menginaktifkan antigen. Penambahan adjuvant dilakukan dengan mencampurkan homogenat antigen dengan Freund Adjuvant Complete atau
Incomplete dengan perbandingan 1:1, kemudian dihomogenkan.
2. Tahap Penyuntikan Antigen
Ayam yang disuntik dengan antigen sebanyak 22 ekor, sedangkan 3 ekor tidak diberi perlakuankontrol negatif. Penyuntikan antigen bakteri dilakukan
sebanyak 4 kali dengan interval 1 minggu. Pada minggu pertama, untuk antigen bakteri Escherichia coli dan Salmonella Enteritidis tidak
menggunakan adjuvant. Antigen tersebut disuntikkan secara intravena sebanyak 0,5 ml per ekor. Minggu kedua, penyuntikan antigen tersebut
dicampur dengan Freund Adjuvant Complete, sedangkan minggu ketiga dan keempat menggunakan Freund Adjuvant Incomplete diberikan sebanyak 1 ml
per ekor secara subkutan. Vaksin AI inaktif diberikan pada minggu pertama dan minggu keempat sebanyak 1 ml per ekor secara subkutan.
3. Tahap Pengenceran SederhanaSegar Kuning Telur
Pasca penyuntikan antigen telur yang dihasilkan selanjutnya dikoleksi. Dilakukan pengujian setiap minggu pada kuning telur dengan pengenceran
sederhanasegar untuk mengetahui keberadaan antibodi spesifik Manggung 2010. Kuning telur dipisahkan dari putih telur, kemudian diletakkan diatas
kertas saring agar putih telur tidak ikut terbawa bersama kuning telur. Sebanyak 0,5 ml kuning telur ditampung dalam microtube yang berisi 1
bagian PBS atau sekitar 0,5 ml. Campuran dalam microtube tersebut dihomogenkan dengan alat vortex. Suspensi yang telah homogen dapat
digunakan untuk uji Poetri 2006.
4. Tahap Perlakuan dengan Pemanasan Bertingkat pada Telur yang
Sebelumnya telah diketahui Positif Mengandung Antibodi Spesifik
Penelitian ini menggunakan telur yang telah dikoleksi dan mengandung antibodi anti diare Escherichia coli dan Salmonella Enteritidis dan anti flu
burung H5N1 Manggung 2010. Digunakan 10 butir sampel telur hasil koleksi dari induk ayam yang berbeda pada tanggal produksi yang sama.
Selanjutnya ke-10 telur dibagi dalam 5 kelompok lima suhu pemanasan yang berbeda, masing-masing kelompok terdiri dari 2 butir telur. Dilakukan
pemanasan atau perebusan telur menggunakan water bath selama 5 menit. Pemanasanperebusan telur menggunakan lima suhu berbeda dengan rentang
10
o
C dimulai dari suhu 60
o
C, 70
o
C, 80
o
C, 90
o
C, dan 100
o
C. Derajat pemanasan dan waktu yang digunakan merupakan suhu dan waktu eksploratif
yang mendekati metode pemanasanperebusan telur setengah matang hingga matang yang umum dilakukan di masyarakat. Selanjutnya telur yang sudah
direbus masing-masing diberi label sesuai dengan derajat pemanasannya. Tahap selanjutnya telur dipisahkan antara putih telur dengan kuning telurnya.
Dilakukan pengenceran kuning telur menggunakan PBS dengan perbandingan 1 bagian kuning telur dengan 2 bagian pengencer, selanjutnya kuning telur
yang telah diencerkan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit, supernatan digunakan untuk menguji keberadaan antibodi spesifik
dengan metode AGPT dan HI Soejoedono et al. 2005.
5. Tahap Uji Keberadaan Antibodi Spesifik dengan AGPT dan Uji HI