Unsur Sensualitas Perempuan Dalam Film Indonesia (Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)

Unsur Sensualitas Perempuan Dalam Film Indonesia
(Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Ilham Haliq Putra
201110040311376
Dosen Pembimbing:
1. Drs. Farid Rusman, M.Si
2. Muhammad Himawan Sutanto, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI


Nama

: Ilham Haliq Putra

Nim

: 201110040311376

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : UNSUR SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA
(Analisis Isi pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)


ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
NAMA

: Ilham Haliq Putra

NIM

: 201110040311376

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : UNSUR SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA

(Analisis Isi pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
dan Dinyatakan LULUS

Pada Hari

: Sabtu

Tanggal

: 23 April 2016

Tempat

: Ruang Jurusan Ilmu Komunikasi


iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Ilham Haliq Putra

Tempat, Tanggal Lahir

: Borong, 26 September 1993

NIM

: 201110040311376

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
UNSUR SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA
(Analisis Isi pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali
dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan dari saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 11 April 2016
Yang menyatakan,

Ilham Haliq Putra

iv


BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama

: Ilham Haliq Putra

2. NIM

: 201110040311376

3. Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Jurusan

: Ilmu Komunikasi

5. Konsentrasi


: Audio Visual

6. Judul Skripsi

: UNSUR SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA
(Analisis Isi pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)

7. Pembimbing

: 1. Drs. Farid Rusman, M.Si
2. M. Himawan Sutanto, M.Si

8. Kronologi Bimbingan:

v

ABSTRAKSI
Ilham Haliq Putra, 201110040311376. Unsur Sensualitas Perempuan dalam Film Indonesia
(Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria). Pembimbing I: Drs. Farid
Rusman, M.Si. Pembimbing II: M. Himawan Sutanto, M.Si.

Kata Kunci: Sensualitas Perempuan, Film Indonesia, Analisis Isi Kuantitatif.

Penggunaan bagian-bagian tubuh perempuan yang menimbulkan nafsu birahi sebagai
sebuah komoditi dalam sistem kapitalisme media massa di Indonesia mengandung kecurigaan
adanya unsur sensualitas perempuan didalamnya. Tubuh perempuan dengan gampangnya
dieksploitasi seperti yang terjadi di salah satu bentuk media komunikasi massa yaitu film. Konten
yang memuat unsur sensual perempuan berubah bentuknya dan bertambah secara terus-menerus,
dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik meneliti persoalan ini dengan tujuan untuk
mengetahui bentuk unsur sensualitas apa saja yang ada pada film Negeri Tanpa Telinga dan
seberapa besar porsentase frekuensi kemunculannya dalam film tersebut.
Film, dalam penelitian ini, peneliti menempatkan sebagai medium komunikasi massa.
Media massa ini dapat menjangkau semua kalangan dengan cepat dan dengan skala yang besar
menjadi ciri dari film. Perempuan dikukuhkan sebagai objek seks dalam film Indonesia, dengan
adanya penggambaran perempuan secara seronok dan “terbuka”. Akhirnya unsur sensualitas dari
tubuh perempuan dijadikan komoditi dalam film, dimana segala kegiatan beberapa fakultas tubuh
yang ditampilkan oleh para pemain film yang tidak sesuai dengan sopan santun, cara berpakaian,
ekspresi wajah, yang tidak mencerminkan citra wanita yang baik. Sehingga wanita dijadikan
komoditi yang mempunyai ‘nilai jual’ dalam film.
Metode yang digunakan yaitu penelitian dengan metode analisis isi, dengan menggunakan
pendekatan secara kuantitatif. Melalui analisis isi dapat dideskripsikan jenis unsur sensualitas apa

saja yang ada pada film tersebut serta porsentase durasi kemunculannya. Sementara untuk unit
analisis yang digunakan adalah per scene dan menggunakan satuan ukur frekuensi kemunculan
yang di hitung dengan potongan adegan dan dialog pada detik kemunculan. Teknik penelitian yang
digunakan adalah observasi dan telaah dokumen dari film Negeri Tanpa Telinga. Kemudian
dilakukan uji reliabilitas melalui proses pengkodingan yang berdasarkan kategori dan indikator
yang telah disusun. Pengukuran uji reliabilitas ini menggunakan rumus Holsty dan diperkuat
dengan hasil reliabilitas menggunakan formula Scoot PI Indeks.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dari unsur sensualitas perempuan yang muncul didalam
film Negeri Tanpa Telinga, dibagi menjadi dua sub-kategori yaitu, sensualitas verbal dan
sensualitas non verbal, ditemukan kemunculan jenis sensualitas perempuan yang paling sering
muncul adalah dengan frekuensi kemunculan terbesar adalah jenis sensualitas non verbal sebanyak
16 kali. Hasil ini berdasarkan rincian: indikator rangsangan seksual sebanyak 5 kali, indikator
penampilan erotis sebanyak 5 kali, indikator tatapan mata sebanyak 4 kali dan indikator manja
sebanyak 2 kali. Lalu jenis sensualitas verbal sebanyak 5 kali. Hasil ini berdasarkan rincian:
indikator rayuan kata ditampilkan sebanyak 4 kali dengan durasi kemunculan sebanyak 16 detik
dan indikator mendesah sebanyak 1 kali. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam film Negeri
vi

Tanpa Telinga memuat porsentase frekuensi kemunculan unsur sensualitas perempuan dari 88
scene sebanyak 21 kali atau 24%. Jadi, film Negeri Tanpa Telinga memuat durasi unsur sensualitas

perempuan yang tergolong sedikit namun tetap merendahkan citra perempuan.

Malang, 07 April 2016
Peneliti

Ilham Haliq Putra
Menyetujui:

Pembimbing I:

Drs. Farid Rusman, M.Si

Pembimbing II:

M. Himawan Sutanto, M.Si

vii

KATA PENGANTAR
Puji Syukur sudah sepantasnya kami aturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

segala yang kami butuhkan, dan juga membuat penulis dapat menuntut ilmu hingga pada jenjang
perguruan tinggi (S1). Dengan karunia hidayah serta anugrahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul UNSUR SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM
INDONESIA (Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria).
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. H. Fauzan, MPd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
menyediakan fasilitas guna lancarnya pembelajaran.
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ijin penelitian untuk penulis.
3. Bapak Sugeng Winarno, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah membantu mengajar dan membimbing selama di
bangku perkuliahan.
4. Ibu Widya Yutanti, M.A selaku dosen wali selama menempuh kuliah di Jurusan Ilmu
Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah membantu mengajar dan
membimbing selama di bangku perkuliahan.
5. Bapak Drs. Farid Rusman, M.Si dan Bapak M. Himawan Sutanto, M.Si sebagai Dosen
pembimbing yang selalu memberikan waktunya dalam proses pembimbingan skripsi.
6. Semua Staff, Karyawan, dan Dosen Ilmu Komunikasi yang memberikan pengetahuan yang
tak terbatas.
viii

7. Kedua orang tua dan keluarga, ibu, bapak, serta kakak-adik tercinta yang selalu
memberikan dukungan dan semangat. Terima kasih atas doa dan kesabaran yang tidak
tergantikan dengan apapun.
8. Aditya Sofyan AR Jumadin dan Umar Abdul Aziz yang bersedia meluangkan waktunya
untuk menjadi koder selama penelitian. Terima Kasih.
9. Semua keluarga besar UKM KINE KLUB UMM yang telah mengajarkan arti kekeluargaan
dan pantang menyerah yang sesungguhnya. Tempat untuk berbagi suka dan duka, tempat
untuk menimba ilmu dan mencari pengalaman dan “rumah kedua” yang ada di Malang.
“Salam Sinema”.
10. Semua sahabat-sahabat Komunitas “Tinta Putih”, yang telah memberikan dukungan dan
kenangan yang tidak pernah terlupakan. “Salam Sinema”.
11. Para pembantu di saat-saat genting Abdul Aziz P., M. Ifany Andrik, Laila Prasetya, Ali
Mahfud, Syahid Alwi Syarif, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya.
12. Teman-teman seperjuangan IKOM G dan IKOM 2011 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu. Semoga kita bisa sukses bersama, aamiin.
13. Dan untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan
memberikan dorongan dalam pelaksanaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh
karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa mendatang.
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Malang , 11 April 2016

Ilham Haliq Putra
ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i
Lembar Persetujuan ....................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ....................................................................................... iii
Lembar Pernyataan Orisinalitas ..................................................................... iv
Berita Acara Bimbingan Skripsi .................................................................... v
Abstraksi ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................. x
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 LatarBelakang ................................................................................ ... 1
1.2 RumusanMasalah ........................................................................... ... 5
1.3 TujuanPenelitian ........................................................................... .... 5
1.4 ManfaatPenelitian .............................................................................. 5
1.4.1. ManfaatAkademi...................................................................... 5
1.4.2. ManfaatPraktis ................................................ ........................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7
2.1 Film Sebagai Medium Komunikasi Massa ....................................... 7
2.2 Film Sebagai Industri ........................................................................ 13
2.3 Film Sebagai Institusi Budaya .......................................................... 17
2.4 Genre Film ........................................................................................ 21
2.5 Macam-Macam Fungsi Film Dalam Masyarakat ............................. 24
2.6 Sifat-Sifat Pesan Komunikasi Dalam Film ....................................... 26
2.7 Tokoh Perempuan Dalam Cerita Film .............................................. 36
2.8 Sensualitas Perempuan Dalam Film ................................................. 37

x

2.9 Defenisi Konseptual ......................................................................... 45
2.9.1 Sensualitas .............................................................................. 45
2.9.2 Sensualitas Verbal .................................................................. 46
2.9.3 Sensualitas Non Verbal........................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 47
3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian ........................................................ 47
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 48
3.3 Struktur Kategorisasi ........................................................................ 49
3.4 Unit Analisis ..................................................................................... 51
3.5 Satuan Ukur ...................................................................................... 52
3.6 Sumber Data ..................................................................................... 52
3.7 Teknik Pengumpulan Data................................................................ 52
3.8 Uji Reliabilitas .................................................................................. 54
BAB IV GAMBARAN UMUM FILM NEGERI TANPA TELINGA .... 56
4.1 Lola Amaria (LA) Production........................................................... 56
4.2 Profil Film Negeri Tanpa Telinga .................................................... 57
4.3 Crew Film Negeri Tanpa Telinga ..................................................... 58
4.4 Sutradara Film Negeri Tanpa Telinga .............................................. 58
4.5 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ................................................ 61
BAB V Unsur Sensualitas Perempuan Dalam Film Indonesi (Analisis Isi Pada Film “Negeri
Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)...........................................73
5.1 Sinopsis Film Negeri Tanpa Telinga ................................................ 73
5.2 Sajian Data Sensualitas Verbal ......................................................... 74
xi

5.2.1 Indikator Mendesah................................................................... 75
5.2.2 Indikator Rayuan Kata .............................................................. 76
5.3 Sajian Data Sensualitas Non Verbal ................................................. 81
5.3.1 Indikator Manja ......................................................................... 83
5.3.2 Indikator Penampilan Erotis ...................................................... 85
5.3.3 Indikator Tatapan Mata ............................................................. 90
5.3.4 Indikator Rangsangan Seksual .................................................. 93
5.4 Lembar Distribusi Frekuensi Kategori Sensualitas Perempuan ....... 97
5.5 Uji Reliabilitas .................................................................................. 101
5.5.1 Reliabilitas Peneliti dengan Koder 1 ......................................... 102
5.5.2 Reliabilitas Peneliti dengan Koder 2 ......................................... 105
BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 109
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 109
6.1.1 Sensualitas Verbal ..................................................................... 109
6.1.2 Sensualitas Non Verbal ............................................................. 110
6.2 Saran ................................................................................................ 111
6.2.1 Saran Akademik ........................................................................ 111
6.2.2 Saran Praktis ............................................................................. 111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Koding / Coding Sheet .................................................................53
Tabel 3.2 Lembar Distribusi Frekuensi......................................................................53
Tabel 4.1 Jobdesk Crew Negeri Tanpa Telinga ........................................................58
Tabel 5.1 Frekuensi dan Durasi Kemunculan Jenis Sensualitas Verbal....................74
Tabel 5.2 Frekuensi dan Durasi Kemunculan Jenis Sensualitas Non Verbal............82
Tabel 5.3 Lembar Distribusi Frekuensi Sensualitas Perempuan ..............................98
Tabel 5.4 Hasil Koding Peneliti................................................................................102
Tabel 5.5 Hasil Koding Koder I................................................................................103
Tabel 5.6 Expected Agreement Peneliti dengan Koder 1..........................................104
Tabel 5.7 Hasil Koding Peneliti................................................................................105
Tabel 5.8 Hasil Koding Koder II...............................................................................106
Tabel 5.9 Expected Agreement Peneliti dengan Koder 2..........................................107

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Poster Film Negeri Tanpa Telinga …………………………………….. 57
Gambar 4.2 Sutradara Film Negeri Tanpa Telinga ………………………………… 59
Gambar 4.3 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ………………………………….. 61
Gambar 4.4 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ………………………………….. 64
Gambar 4.5 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ………………………………….. 66
Gambar 4.6 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ………………………………….. 70
Gambar 4.7 Pemeran Film Negeri Tanpa Telinga ………………………………….. 72
Gambar 5.1 Diagram Frekuensi Kemunculan Sensualitas Verbal...............………....75
Gambar 5.2 Potongan Shot Indikator Mendesah Scene 47....................... …………. 76
Gambar 5.3 Potongan Shot Indikator Rayuan Kata Scene 19 ……………………….77
Gambar 5.4 Potongan Shot Indikator Rayuan Kata Scene 31……………………… .78
Gambar 5.5 Potongan Shot Indikator Rayuan Kata Scene 37……………………… .79
Gambar 5.6 Potongan Shot Indikator Rayuan Kata Scene 54……………………… .80
Gambar 5.7 Diagram Frekuensi Kemunculan Sensualitas Non Verbal............…… ..83
Gambar 5.8 Potongan Shot Indikator Manja Scene 15……....................................... 84
Gambar 5.9 Potongan Shot Indikator Manja Scene 37…………………………….. .85
Gambar 5.10 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 15…….………… 86
Gambar 5.11 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 21………………. 87
Gambar 5.12 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 44………………. 88
Gambar 5.13 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 47………………. 89
Gambar 5.14 Potongan Shot Indikator Penampilan Erotis Scene 54………………. 89
Gambar 5.15 Potongan Shot Indikator Tatapan Mata Scene 21………….......……. 90
Gambar 5.16 Potongan Shot Indikator Tatapan Mata Scene 41…………………… 91
xiv

Gambar 5.17 Potongan Shot Indikator Tatapan Mata Scene 44…………………. 92
Gambar 5.18 Potongan Shot Indikator Tatapan Mata Scene 54…………………. 93
Gambar 5.19 Potongan Shot Indikator Rangsangan Seksual Scene 15.…………. 94
Gambar 5.20 Potongan Shot Indikator Rangsangan Seksual Scene 19………….. 95
Gambar 5.21 Potongan Shot Indikator Rangsangan Seksual Scene 22………….. 96
Gambar 5.22 Potongan Shot Indikator Rangsangan Seksual Scene 44………….. 97
Gambar 5.23 Diagram Jenis Sensualitas Perempuan…………............................. 99

xv

DAFTAR PUSTAKA:
Abrar, Ana Nadya. 2003. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta :
LESFI.
Agger, Ben. 2014. Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan dan Implikasinya. Yogyakarta : Kreasi
Wacana.
Anoegrejekti, Novi. 2006. Srinth!1, Komodifikasi Seksualitas dan Perwadagan Perempuan.
Jakarta : Desantara.
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar.
Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Ardial, H. 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Baran, Stanley J. 2011. Pengantar Komunikasi Massa : Literasi Media dan Budaya - Edisi 6.
Jakarta : Salemba Humanika.
Barnard, Malcolm. 2011. Fashion sebagai Komunikasi : Cara Mengkomunikasikan Identitas
Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender. Yogyakarta : Jalasutra.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana.
Cangara, Hafield. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Cangara, Hafield. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Emka, Moammar. 2005. Jakarta Undercover, Sex ‘n The City. Jakarta : Gagas Media.
Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film : Panduan Menjadi Produser. Yogyakarta : Panduan dan
Yayasan Konfiden.
Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta. Kencana Prenada Media Grup.
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi – Edisi Ketiga. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Fleur, Melvin L. De & Rokeach, Sandra Ball. 1988. Teori Komunikasi Massa. Kuala Lumpur :
Dewan Bahasa & Pustaka.
Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi : Pendekatan Praktis Penulisan Proposal
dan Laporan Penelitian. Malang : UMM Press.

xvi

Ibrahim, Idi Subandy. 2011. Kritik Budaya Komunikasi : Budaya, Media, dan Gaya Hidup dalam
Proses Demokratisasi di Indonesia. Yogyakarta : Jalasutra.
Lembaga Studi Realino. 1992. Citra Wanita dan Kekuasaan (Jawa). Jogjakarta : Studi Realino.
McQuail, Denis. 2010. Teori Komunikasi Massa - Edisi 6. Jakarta : Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy dan Jalaluddin, Rakhmat. 2001. Komunikasi Antarbudaya : Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Prakosa, Gotot. 2004. Film dan Kekuasaan. Jakarta : Yayasan Seni Visual Indonesia.
Prakosa, Gotot. 2005. Film Pendek Independen Dalam Penilaian : Sebuah Catatan dari Berbagai
Festival “Film Pendek dan Film Alternatif” di Indonesia. Jakarta : Komite Film Dewan
Kesenian dan Yayasan Seni Visual Indonesia.
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu.
Samovar, Larry A. Porter, Richard E. McDaniel, Edwin R. 2010. Komunikasi Lintas Budaya –
Edisi 7. Jakarta : Salemba Humanika.
Santoso, Widjajanti M. 2011. Sosiologi Feminisme: Konstruksi Perempuan dalam Industri Media.
Yogyakarta : PT. LKiS Printing Cemerlang.
Siregar, Ashadi, Pasaribu, Rondang, Prihastuti, Ismay. 2000. Eksplorasi Gender di Ranah
Jurnalisme dan Hiburan. Yogyakarta : Galang Printika.
Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Industri – Suatu Pengantar. Bandung : Remadja Karya.
Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Storey, John. 2007. Pengantar Komperhensif Teori dan Metode Cultural Studies dan Kajian
Budaya Pop. Yogyakarta : Jalasutra.
Syarifah. 2006. Kebertubuhan Perempuan dalam Pornografi. Jakarta : Yayasan Kota Kita.
Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta : Rajawali Pers.
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa – Edisi Kedelapan. Jakarta : Kencana.
Winarni. 2003. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Malang : UMM Press.
Wolf, Naomi. 2004. Mitos Kecantikan : Kala Kecantikan Menindas Perempuan. Yogyakarta :
Niagara.

xvii

Non-Buku:
Aripurnami, Sita. 1990. Prisma (Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi, Edisi Ke-5, dalam rubrik
Sosok Perempuan dalam Film Indonesia, hal : 55-62). Jakarta : PT. Pustaka LP3ES
Indonesia.
Nugroho, Agustinus Dwi. 2012. Montase (Buletin Sinema Independen, Edisi ke-23 : dalam rubrik
Montase Fokus Utama, Hal : 2-8). Yogyakarta : Montase (Buletin Sinema Independen).
Internet:
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-n018-14-796881_negeri-tanpa-telinga#.VfqgsiWqqko
diakses, 06 September 2015, pada pukul 19.00 WIB
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/comm13ef248188full.pdf diakses pada 22 Oktober 2015,
pukul 20.00 WIB
http://moviezone.heck.in/mengenal-jenis-jenis-genre-film.xhtml diakses pada tanggal 21 Oktober
2015 , Pukul 22.00 WIB
http://kbbi.web.id/sensualitas diakses pada 04 Oktober 2015, pukul 19.00 WIB
https://kerangkafilm.wordpress.com/2011/09/06/jenis-jenis-genre-film/ diakses pada tanggal 21
Oktober 2015 , Pukul 22.00 WIB
https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2013/09/11/sekilas-tentang-film/ diakses pada tanggal 3
November 2015, pukul 19.00 WIB
http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/11/29/feminisme-representasi-perempuan-danpornografi-dalam-film diakses pada 20 November 2015, pukul 20.00 WIB
http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%208%20Tahun%201992%20tentang%20P
erfilman.pdf diakses pada 08 November 2015 pukul 14.00 WIB
http://www.surganyadownload.com/2015/02/download-film-negeri-tanpa-telinga-2014.html
diakses pada tanggal 15 Agustus 2015, pukul 21.00 WIB
http://misbach.perfilman.pnri.go.id/uploaded_files/article/pdf/BeritaBuana_19910609.pdf
diakses pada 27 November 2015, pukul 22.00 WIB
https://m.tempo.co/read/news/2015/01/23/111636922/empat-film-lola-amaria-di-perpustakaankongres-as diakses pada 02 April 2016, pukul 21.00 WIB
http://www.wowkeren.com/seleb/lola_amaria/profil.html pada tanggal 17 Februari 2016 pukul
19.00 WIB
https://www.21cineplex.com/star/teuku-rifnu-wikana,378.htm diakses pada 15 Januari 2016,
pukul 22.00 WIB

xviii

http://uniqpost.com/profil/ray-sahetapy/ diakses pada 16 Januari 2016, pukul 20.00 WIB
http://ketemulagi.com/profil-lengkap-lukman-sardi/ pada tanggal 15 Februari 2016 pukul 23.00
WIB
http://movie.co.id/profile/jenny-chang/ pada tanggal 15 Februari 2016 pukul 23.00 WIB
http://movie.co.id/profile/kelly-tandiono/ pada tanggal 16 Februari 2016 pukul 20.00 WIB

xix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Semua manusia setiap harinya akan selalu berkomunikasi satu dengan yang lainnya,
karena komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan adanya
komunikasi dalam kehidupan manusia, segala kegiatannya akan terbantu dengan mudah.
Sehari manusia melakukan aktivitas komunikasi hampir 70%, dari saat bangun tidur, hingga
menjelang tidur, maka tidak heran komunikasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam kehidupan.
Komunikasi sendiri membutuhkan media baik yang berskala kecil maupun massa atau
besar. Salah satu media komunikasi massa yang sering dijumpai adalah film. Film sendiri
secara sederhana merupakan sebuah bentuk dari skenario yang dijalankan oleh pelaku dan
pembuat film tersebut, berdasarkan ide-ide dari kehidupan nyata yang dialami ataupun
berdasarkan dari melihat pengalaman hidup orang lain. Khayalan dari pembuat film juga bisa
dijadikan sebuah ide dasar dalam membuat sebuah film yang mungkin suatu saat nanti bisa
terwujud, akan menimbulkan perasaan yang mendalam bagi para penikmat film tersebut
sesuai dengan sudut pandang apa yang diangkat dalam film tersebut. Film bisa menahan
orang saat menontonnya, ini terjadi lebih sering ketimbang medium lainnya. Banyak orang
terpesona sejak pertama kali teknologi film ditemukan. Berawal dari hanya berupa gambar
putus-putus kemudian teknologi suara mulai masuk kedalam film dan kemudian diikuti
warna, serta banyaknya kemajuan teknis lainnya, film terus membuat orang terpesona.

1

Menurut Gans (1995) Banyaknya perkembangan yang telah terjadi dalam teknologi
film membuat media ini mempunyai kekuatan yang kompleks sebagai media komunikasi
massa. Pesan-pesan yang disampaikan melalui ide cerita, peristiwa, drama, musik dan
sebagainya menjadikan film sebagai media komunikasi massa yang dapat menyampaikan
pesan yang efektif untuk mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disampaikan.
Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat melalui muatan pesan-pesan
(message) dibaliknya tanpa pernah berlaku sebaliknya (Sobur : 2004, hal : 127). Masyarakat
luas akan menerima pesan yang ingin disampaikan dari pembuat film (sineas) kemudian dari
inilah film dapat berpengaruh terhadap perilaku sosial dalam masyarakat dari penikmatnya,
sesuai dengan apa yang di dapat dari film yang mereka nikmati.
Kandungan pesan dalam film juga memberikan dampak kepada penonton film itu
sendiri. Baik itu dampak positif maupun negatif. Dampak positif seperti mendidik generasi
muda untuk selalu menjunjung nilai dan norma budaya bangsa, menghibur serta memberikan
informasi baru agar penonton mendapat wawasan yang lebih luas lagi. Sedangkan dampak
negatifnya seperti perilaku-perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan budaya bangsa
ini, pendidikan moral yang buruk, perilaku yang tidak menghormati sesama serta kesetaraan
gender yang dimanfaatkan mencari keuntungan sendiri. Sebabnya adalah banyak film yang
dibuat hanya untuk menarik minat menonton dari penontonnya saja, sehingga kandungankandungan pesan yang seharusnya tidak dimuat kedalam film, dimasukkan dengan sengaja
lewat kemasan rapi oleh para pembuat film dan disisipkan dalam beberapa aspek dengan
tujuan agar filmnya laris di pasaran. Hal negatif seperti ini terjadi dalam masyarakat
dikarenakan banyak beredar film yang lebih banyak menampilkan sisi pornografi dan
kekerasan hanya untuk menarik simpati penonton daripada makna isi cerita yang
disampaikan. Seperti halnya film Indonesia sekarang ini, dengan banyaknya genre yang
ditawarkan oleh pembuat film, namun di dalamnya sering kali terdapat adegan-adegan yang
2

memperlihatkan ketidakadilan gender yang mengarah kepada penonjolan pada unsur
sensualitas dari sosok perempuan dalam film yang digunakan oleh pembuat sebagai salah
satu komoditi yang mempunyai harga jual. Salah satu peran perempuan dalam film yaitu
seringkali dijadikan sebagai komoditi yang diperjual-belikan untuk menarik hasrat menonton
sehingga film bisa mendapat respon yang luas dari masyarakat. Para pembuat film juga
menemukan celah bahwa masyarakat dalam hal ini adalah penonton film lebih menyambut
hangat film-film yang mengandung banyak unsur hiburannya daripada unsur pendidikan
maupun dari sisi artistiknya. Realitas ini juga di dukung oleh adanya pergerakan industri film
yang menjadikan perempuan sebagai objek seks.
Perempuan

disini

menjadi

objek

komoditi

yang

diperjual-belikan

lewat

penampilannya di media massa, penonjolan fakultas tubuh (khususnya perempuan) di jadikan
‘nilai jual’ di dalam sistem kapitalisme yang di bangun berdasarkan asas patriarki (sistem
sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama dalam organisasi sosial).
Laki-laki berada dibelakang layar dalam menciptakan makna pesan yang di tampilkan oleh
perempuan dalam media massa. Tampilan sensualitas dalam film tidak lagi dianggap hal
yang ‘tidak pantas’ untuk ditampilkan, sedangkan nilai dan norma dari kebudayaan luhur
bangsa sejak dahulu yang mengutamakan aspek rasa kasih sayang kecantikan, dan
keanggunan dari seorang perempuan jadi terlupakan. Kecantikan yang terlupakan inilah
menjadi celah bagi para elit kapitalis membuat seorang perempuan disuguhkan dalam balutan
budaya populer yang mewah, sehingga sensualisme dan erotisme lebih dijunjung tinggi
dalam sebuah film sebagai komoditi yang mempunyai nilai jual bagi konsumennya.
Seperti halnya film Negeri Tanpa Telinga, dengan mengusung genre komedi-drama
dalam bidang politik, film yang di besut oleh Lola Amaria ini mencoba mengungkap tentang
sisi lain dunia politik Indonesia dipenghujung akhir kepemimpinan presiden RI kelima Susilo

3

Bambang Yudiyono. Realitas perpolitikan yang berantakan, penggunaan kekuasaan yang
tidak sesuai aturan hukum oleh pejabat pemerintahan, serta praktek korupsi yang
dilatarbelakangi oleh perjuangan aspirasi masyarakat semakin menjadi-jadi dan tidak
ketinggalan unsur sensualitas perempuan dipakai sebagai usaha penyuapan lobbying
keputusan rapat ditambahkan sebagai realitas yang memang sering terjadi di kalangan
pejabat. Sensualitas perempuan disini juga sebagai objek pemanis pada setiap produksi film.
Dikarenakan sensualitas sendiri berdasarkan kepada stereotip wanita yang hanya sebagai
objek pengumbar hasrat dan pemuas kebutuhan seksual dikalangan pejabat.
Walaupun mengangkat tentang ide kritik sosial politik namun masih banyak juga
terdapat sensualitas perempuan yang ditampilkan dalam adegan-adegan film ini yang
dijadikan komoditi melalui keindahan bentuk tubuh atau ekspresi wajah dan lain sebagainya
yang dapat ditangkap secara visual maupun bentuk desahan atau rayuan melaui audio.
Dimulai dari konspirasi yang dilakukan oleh Partai Amal Syurga. Sang ketua partai, Ustad
Etawa (Lukman Sardi), bekerja sama dengan importir daging domba, berusaha memanipulasi
uang negara untuk keuntungan partainya. Namun dalam scene-scene konspirasi partai Amal
Syurga seperti ini terdapat peran dari perempuan yang menggunakan sensualitas dari
keindahan tubuhnya untuk memuaskan hasrat dari kader partai yang melakukan konspirasi
dengan pengusaha daging impor.
Kemudian scene-scene dari tokoh Tikis Queenta (Kelly Tandiono) dalam usaha
memenangkan partai Martobat dibawah pimpinan Piton (Ray Sahetapy) dalam rapat anggota
Dewan proyek perumahan rakyat miskin di Bukit Khayangan. Tikis mencoba melobby para
anggota fraksi lainnya dengan menggunakan keindahan tubuhnya dan uang sogokan dari
partainya. Dan pada akhirnya, partai martobat melalui usaha Tikis berhasil membuat para
anggota fraksi lain menyetujui usulan dari partainya.

4

Sensualitas dalam film ini sedikit ditutupi oleh sang sutradara dengan menampilkan
tokoh Naga (Teuku Rifku Wikana) yang menangkap semua percakapan dan perbincangan
orang-orang itu. Melalui telinga tukang pijat ini, ia mendengar semua pembicaraan orangorang penting itu. Percakapan itulah yang membuat Naga muak. Informasi dari setiap
pembicaraan orang penting ini tidak hanya didengar oleh Naga, seorang host TV9, Chica
Cemani (Jenny Zhang) juga turut serta membantu mengungkap kasus ini kehadapan anggota
Kapak

(Lembaga

Pemberantasan

Korupsi)

dan

masyarakat

luas

(http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-n018-14-796881_negeri-tanpa-telinga#.VfqgsiWqqko
diakses, 06 September 2015, pada pukul 19.00 WIB).

1.2 Rumusan Masalah
Sebagaimana pemaparan di atas, maka rumusan masalah yang ditetapkan peniliti
yaitu: unsur sensualitas perempuan apa saja yang muncul serta durasi kemunculannya dalam
film “Negeri Tanpa Telinga”?.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja unsur komodifikasi sensualitas
perempuan dan mendeskripsikan seberapa besar prosentase durasi kemunculannya yang ada
pada film “Negeri Tanpa Telinga”.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Manfaat Akademis

Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai kajian analisis isi pada
sebuah film tentang unsur sensualitas perempuan dan dapat dijadikan bahan untuk penelitian
lebih lanjut. Selain itu juga diharapkan dapat dijadikan referensi serta komparasi untuk
penelitian sejenis.
5

1.4.2

Manfaat Praktis

Dapat menambah wawasan pengetahuan bagi khalayak mengenai unsur sensualitas
perempuan dalam sebuah film. Dan dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan para
insan perfilman dalam memproduksi film yang benar-benar mengutamakan proses
penyampaian pesan serta terbebas dari penggunaan unsur sensualitas perempuan.

6