Definisi 9 Graf Berbobot
Suatu graf G = V,E atau graf berarah D = V,A dikatakan berbobot jika terdapat fungsi
: w E
→ ℜ atau : A → ℜ l
dengan ℜ himpunan bilangan real yang memberikan
bobot pada setiap elemen E atau A. Foulds 1992
Gambar 6 Digraf berbobot D=V,A. Fungsi
: w A
→ ℜ untuk digraf berbobot D = V, A pada Gambar 6, dengan:
w1,2=2; w1,3=4; w2,3=1; w2,4=4; w2,5=2; w3,5=3;
w5,4=3; w4,6=2; w5,6=2 merupakan fungsi bobot pada digraf D.
2.5 Frekuensi pengiriman barang Frekuensi pengiriman barang f adalah
ukuran banyaknya putaran ulang pengiriman barang dalam selang periode waktu t yang
diberikan. Secara matematis rumus mencari frekuensi adalah f =
,
dengan kata lain misalnya bila waktu pengiriman barang dua
periode maka frekuensi pengiriman adalah setengah.
Tipler 2001
III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH
3.1 Deskripsi Masalah
Terjadinya bencana alam akan menyebabkan entitas yang tertimpa bencana
kehilangan sumber-sumber daya sehingga mengalami disfungsi. Kondisi seperti ini
tentunya akan menimbulkan permintaan terhadap bantuan yang ditujukan kepada
masyarakat di luar wilayah bencana. Untuk masyarakat di luar wilayah bencana, bencana
alam akan menumbuhkan rasa simpati dan keinginan memberikan bantuan kepada korban
bencana alam. Di dalam pendistribusian barang bantuan diperlukan sarana transportasi untuk
mendistribusikan barang bantuan tersebut, sarana transportasi yang digunakan dapat
berupa: transportasi darat, laut, udara dan kereta api. Banyaknya sarana transportasi yang
tersedia di titik pasokan maupun di titik permintaan adalah berbeda. Selain itu kapasitas
muat setiap sarana transportasi juga berbeda.
Struktur model distribusi barang bantuan penanggulangan bencana alam terdiri atas
beberapa komponen yang terlibat, yaitu titik pemasok, titik persinggahan, titik permintaan
atau titik tujuan, dan titik tunggu. Deskripsi untuk setiap titik yang terlibat adalah sebagai
berikut:
1. Titik pasokan adalah titik penampungan
barang bantuan di titik tersebut maupun titik penampungan dari titik pasokan yang
lain atau titik yang memiliki komoditas barang bantuan yang diperlukan dan
kemudian akan didistribusikan dengan
menggunakan sarana transportasi yang tersedia di titik pasokan maupun titik
permintaan. 2.
Titik permintaan atau titik tujuan, yaitu titik yang memiliki sejumlah permintaan
atau kebutuhan barang bantuan, yang akan dikirim oleh titik pasokan maupun titik
persinggahan.
3. Titik persinggahan yaitu titik permintaan
yang juga sekaligus berperan sebagai titik pasokan. Bila titik persinggahan dipasok
sejumlah barang yang jumlahnya lebih besar dari jumlah kebutuhan, maka akan
terdapat sejumlah kelebihan barang yang selanjutnya dapat dikirimkan ke titik
permintaan yang lainnya.
4. Titik tunggu yaitu titik yang digunakan
seolah-olah untuk menampung sementara komoditas yang dikirim lebih dari satu
periode. Misalnya bila pengiriman barang memerlukan waktu selama tiga periode,
maka di akhir periode t permintaan belum terpenuhi dan baru terpenuhi setelah pada
periode t+3. Dalam proses penghitungan yang dilakukan, barang pasokan tersebut
seolah-olah ditampung sementara di titik tunggu, dan akan menunggu di titik tunggu
tersebut sampai tiga periode kemudian.
3.2 Formulasi Masalah