Metode Branch and Bound

Ax= =Bx B +Nx N =b. 2 Karena B adalah matriks taksingular, maka B memiliki invers, sehingga dari 2 x B dapat dinyatakan sebagai: x B =B −1 b − B −1 Nx N 3 Definisi 2 Solusi basis Solusi dari suatu LP disebut solusi basis jika: 1. solusi tersebut memenuhi kendala pada LP, 2. kolom-kolom dari matriks koefisien yang berpadanan dengan komponen taknol adalah bebas linear. Nash Sofer 1996 Definisi 3 Solusi basis fisibel Vektor x disebut solusi basis fisibel jika x merupakan solusi basis dan x . Salah satu cara menentukan solusi basis fisibel awal adalah dengan membuat x N . Nash Sofer 1996 Ilustrasi solusi basis dan solusi basis fisibel dapat dilihat dalam contoh berikut: Contoh 1 Misalkan diberikan linear programming berikut: Minimumkan z= − 2x 1 − 3x 2 terhadap − 2x 1 + x 2 + x 3 = 4 − x 1 + 2x 2 + x 4 =11 x 1 + x 5 = 5 x 1 , x 2 , x 3 , x 4 , x 5 4 Dari LP tersebut didapatkan: A= , b= . Misalkan dipilih x B =x 3 x 4 x 5 T dan x N =x 1 x 2 T maka matriks basisnya adalah B= . Dengan menggunakan mariks basis tersebut diperoleh: x N =0 0 T , x B =B −1 b=4 11 5 T 5 Solusi 5 merupakan solusi basis, karena solusi tersebut memenuhi kendala LP 4 dan kolom-kolom pada matriks kendala yang berpadanan dengan komponen taknol dari 5, yaitu B adalah bebas linear, yaitu kolom yang satu bukan merupakan kelipatan dari kolom yang lain. Solusi 5 juga merupakan solusi basis fisibel, karena nilai-nilai variabelnya lebih dari atau sama dengan nol. Definisi 4 Daerah fisibel Daerah fisibel suatu LP adalah himpunan semua titik yang memenuhi semua kendala dan pembatasan tanda pada LP tersebut. Winston 2004 Definisi 5 Solusi optimal Untuk masalah maksimisasi, solusi optimal suatu LP adalah suatu titik dalam daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif terbesar. Untuk masalah minimisasi, solusi optimal suatu LP adalah suatu titik dalam daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif terkecil. Winston 2004

2.2 Integer Programming

Integer programming IP adalah suatu model linear programming dengan variabel yang digunakan berupa bilangan bulat integer. Jika semua variabel harus berupa integer, maka masalah tersebut disebut pure integer programming. Jika hanya sebagian yang yang harus integer maka disebut mixed integer programming. IP dengan semua variabelnya harus bernilai 0 atau 1 disebut 0 −1 IP. Garfinkel Nemhauser 1972 Definisi 6 Linear programming relaksasi LP-relaksasi merupakan masalah linear programming yang diperoleh dari suatu IP dengan menghilangkan kendala integer atau kendala 0 −1 pada setiap variabelnya. Winston 1995 Untuk masalah maksimisasi, nilai fungsi objektif yang optimal di LP-relaksasi lebih besar atau sama dengan nilai fungsi objektif optimal dari IP, sedangkan untuk masalah minimisasi nilai fungsi objektif yang optimal di LP-relaksasi lebih kecil atau sama dengan nilai optimal fungsi objektif IP.

2.3 Metode Branch and Bound

Masalah integer programming dapat dipecahkan dengan metode branch and bound. Prinsip dasar metode branch and bound adalah membagi daerah fisibel dari masalah LP- relaksasi dengan cara membuat subproblem- subproblem baru sehingga masalah integer programming terpecahkan. Daerah fisibel suatu linear programming adalah daerah yang memuat titik-titik yang memenuhi kendala linear masalah linear programming. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam penyelesaian metode branch and bound untuk masalah maksimisasi: • Langkah 0 Didefinisikan z sebagai batas bawah dari solusi IP yang optimum. Pada awalnya tetapkan z = −∞ dan i = 0. • Langkah 1 Subproblem LP i dipilih sebagai bagian masalah berikutnya untuk diteliti. Subproblem LP i diselesaikan dan diukur dengan kondisi yang sesuai. 1. Jika LP i terukur, batas bawah z diperbarui jika solusi IP yang lebih baik ditemukan. Jika tidak, bagian masalah subproblem baru i dipilih dan langkah 1 diulangi. Jika semua subproblem telah diteliti, maka proses dihentikan. 2. Jika LP i tidak terukur, lanjutkan ke Langkah 2 untuk melakukan pencabangan LP i . Menurut Winston 2004 LP i dikatakan terukur jika terdapat kondisi sebagai berikut: 1. Subproblem menghasilkan solusi takfisibel, sehingga tidak dapat menghasilkan solusi optimal bagi IP 2. Subproblem tersebut menghasilkan suatu solusi optimal dengan semua variabelnya bernilai integer. Jika solusi optimal ini mempunyai nilai fungsi objektif yang lebih baik daripada solusi fisibel yang diperoleh sebelumnya, maka solusi ini menjadi kandidat solusi optimal dan nilai fungsi objektifnya menjadi batas bawah nilai fungsi objektif optimal bagi masalah IP pada saat itu. Bisa jadi subproblem menghasilkan solusi optimal untuk masalah IP. 3. Nilai fungsi objektif optimal untuk subproblem tersebut tidak melebihi untuk masalah maksimisasi batas bawah saat itu, maka subproblem ini dapat dieliminasi. • Langkah 2 Pilih satu variabel x j yang nilai optimumnya, yaitu x j , tidak memenuhi batasan integer dalam solusi LP i . Singkirkan bidang [x j ] x j [x j ]+1 dengan membuat dua bagian masalah LP yang berkaitan menjadi dua batasan yang tidak dapat dipenuhi secara bersamaan yaitu: x j ≤ [x j ] dan x j ≥ [x j ]+1 dengan [x j ] didefinisikan sebagai integer terbesar yang kurang dari atau sama dengan x j . Kembali ke Langkah 1. Taha 1996 Untuk memudahkan pemahaman mengenai metode branch and bound diberikan contoh sebagai berikut: Contoh 1: Misalkan diberikan IP sebagai berikut: Maksimumkan z = 5x 1 + 4x 2 terhadap x 1 + x 2 ≤ 5 10x 1 + 6x 2 ≤ 45 6 x 1 , x 2 ≥ 0 dan integer Solusi optimal PL-relaksasi dari masalah IP 6 adalah x 1 =3.75, x 2 =1.25, dan z =23.75 lihat Lampiran 1. Jadi batas atas nilai optimal fungsi objektif masalah IP 6 adalah z= 23.75. Daerah fisibel PL-relaksasi masalah 6 ditunjukkan pada Gambar 1 daerah yang diarsir sedangkan titik-titik merupakan solusi fisibel masalah IP 6. Gambar 1 Daerah fisibel untuk PL-relaksasi dari IP 6. Langkah berikutnya adalah memartisi daerah fisibel PL-relaksasi menjadi dua bagian berdasarkan variabel yang bernilai pecahan noninteger. Karena x 1 = 3.75 dan x 2 =1.25 variabel bernilai pecahan maka dipilih salah satu variabel, misalkan x 1 , sebagai dasar pencabangan. Jika masalah PL-relaksasi dari IP 6 diberi nama Subproblem 1 dan Subproblem 1 dicabangkan atas x 1 , maka pencabangan tersebut menghasilkan 2 subproblem, yaitu: • Subproblem 2: Subproblem 1 ditambah kendala x 1 ≤ 3 • Subproblem 3: Subproblem 1 ditambah kendala x 1 ≥ 4. x 2 x 1 Daerah fisibel untuk kedua subproblem di atas diilustrasikan secara grafis pada Gambar 2. x 2 Gambar 2 Daerah fisibel untuk Subproblem 2 x1 ≤ 3 dan Subproblem 3 x1≥4. Setiap titik solusi fisibel dari IP 6 termuat dalam daerah fisibel Subproblem 2 atau Subproblem 3. Setiap subproblem ini saling lepas. Sekarang dipilih subproblem yang belum diselesaikan, misalkan dipilih Subproblem 3. Solusi optimal untuk Subproblem 3 ini adalah x 1 = 4, x 2 = 0.8333 dan z = 23.333, lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 3. Karena solusi optimal yang dihasilkan Subproblem 3 bukan solusi integer, maka Subproblem 3 dicabangkan atas x 2 sehingga diperoleh dua subproblem lagi, yakni: • Subproblem 4: Subproblem 3 ditambah kendala x 2 ≥ 1; • Subproblem 5: Subproblem 3 ditambah kendala x 2 ≤ 0. Saat ini subproblem yang belum diselesaikan adalah Subproblem 2, 4 dan 5. Salah satu subproblem dipilih, misalnya dengan aturan LIFO last in first out. Dengan aturan ini berarti dipilih Subproblem 4 atau Subproblem 5. Subproblem 4 takfisibel lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 4 maka subproblem ini tidak dapat menghasilkan solusi optimal, yang tersisa adalah Subproblem 2 dan Subproblem 5. Karena aturan LIFO, dipilih Subproblem 5, yang kemudian menghasilkan solusi optimal x 1 =4.5, x 2 =0 dan z=22.5 lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 5. Karena x 1 =4.5 bukan integer, maka dilakukan kembali pencabangan atas x 1 , sehingga diperoleh: • Subproblem 6: Subproblem 5 ditambah kendala x 1 ≥5 ; • Subproblem 7: Subproblem 5 ditambah kendala x 1 ≤4. Misalkan dipilih Subproblem 6. Ternyata Subproblem 6 ini juga takfisibel lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 6, sehingga tidak dapat menghasilkan solusi optimal. Dengan demikian subproblem-subproblem yang belum diselesaikan adalah Subproblem 2 dan Subproblem 7. Karena aturan LIFO, dipilih Subproblem 7. Subproblem ini kemudian menghasilkan solusi opimal x 1 =4, x 2 = 0, dan z= 20 lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 7. Dapat dilihat bahwa solusi optimal subproblem ini semuanya berupa integer, sehingga merupakan kandidat solusi untuk IP 6. Nilai z pada kandidat solusi ini merupakan batas bawah bagi nilai optimal IP. Penyelesaian Subproblem 2 menghasilkan solusi optimal x 1 = 3, x 2 = 2 dan z= 23 lihat Lampiran 1 bagian 2. Batas bawah yang ditetapkan dari solusi optimal Subproblem 7 tidak lebih baik dari nilai solusi optimal yang dihasilkan Subproblem 2. Dengan demikian, nilai solusi optimal Subproblem 2, yakni z = 23 menjadi batas bawah yang baru. Semua solusi optimal telah berupa integer dan tidak perlu dilakukan pencabangan kembali, sehingga solusi optimal dari Subproblem 2 merupakan solusi optimal IP 6, yakni x 1 = 3, x 2 = 2 dan z= 23. Pohon pencabangan yang menunjukkan proses penyelesaian masalah IP 6 secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 3. x 1 Subproblem 2 Subproblem 3 Gambar 3 Pencabangan yang dilakukan metode branch and bound untuk menentukan solusi IP dengan t menyatakan urutan penyelesaian subproblem.

2.4 Graf Definisi 7 Graf