RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK BENCANA ALAM
Seminar Nasional Informatika 2014
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENDISTRIBUSIAN
LOGISTIK BENCANA ALAM
Fujiati, Harris Kurniawan, Ria Eka Sari
STMIK POTENSI UTAMA
Jl. KL. Yos Sudarso KM 6.5 No.3A Tanjung Mulia, Medan
Email : fujiati.00@gmail.com, ch0c0_pahmen@yahoo.com, ladiespure@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari manajemen logistic adalah mendistribusikan barang jadi atau barang mentah kepada konsumen
pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat dan lokasi yang tepat dengan biaya yang serendah mungkin.
Namun pada kenyataannya pendistribusian batuan kepada para korban tidak berjalan dengan lancar, masih
banyak yang tidak mendapatkan bantuan, kebutuhan teknologi sangat penting seperti sistem informasi yang
mendukung pendistribusian bantuan agar informasi menjadi cepat, dan mempermudah dalam proses
pendistribusian bantuan maka dari itu dalam penelitian ini akan menganalisa sistem sehingga dapat
menciptakan sebuah sistem informasi pendistribuasian logistic, dan dengan menggunakan constraint maka
data akan lebih akurat .
Kata Kunci : bencana alam, logistic, sistem informasi.
1.
Pendahuluan
Secara etimologi, logistik berasal dari
bahan Yunani kuno yaitu logistikos yang berarti
terdidik atau pandai dalam memperkirakan
perhitungan. Definisi logistik dalam buku, The
World Book Encyclopedia Dictionary yang
dikutip oleh H. Subagya M. Suganda disebutkan
bahwa: "Logistics is the art of supply: logistics is
the
arithmetical
calculation".
(Subagya,Manajemen Logistics, 1988:4) [1]
Logistik adalah segala sesuatu yang
berujud dan dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar hidup manusia yang terdiri atas
sandang, pangan dan papan atau turunannya.
Termasuk dalam kategori logistik adalah barang
yang habis pakai atau dikonsumsi, misalnya:
sembako (sembilan bahan pokok), obatobatan,
pakaian dan kelengkapannya, air, tenda, jas tidur
dan sebagainya.[2] maka dari itu dibutuhkan
pengelolaan sistem manajemen logistic yang baik
untuk membantu korban bencana alam,
berdasarkan pengalaman dalam menangani
bantuan untuk korban bencana alam masih
terdapat banyak masalah, masih banyak korban
yang tidak mendapatkan bantuan secara merata
dan lamanya pengiriman bantuan samapai pada
lokasi terpencil. Penyebab tidak meratanya antara
lain terbatas nya informasi lokasi korban, dan
belum adanya sistem pendataan kebutuhan untuk
para korban. Saat ini manajemen pengolahan data
logistic
masih
bersifat
manual
belum
memanfaatkan sistem informasi, dengan masih
digunakan nya sistem manual maka munculah
masalah seperti yang diuraikan di atas, Oleh
sebab itu kebutuhan teknologi informasi sangat
dibutuhkan sehingga arus informasi tersebut
menjadi sangat cepat penyampaianya dan
memudahkan dalam proses Logistic sehingga
bantuan cepat sampai sekalipun pada lokasi
terpencil.
Rantai pasokan dalam sistem manajemen
logistik dan peralatan penanggulangan bencana
berdasarkan kepada :[3]
1. Tempat masuknya logistik
2. Gudang Utama
3. Gudang Penyalur
4. Gudang penyimpanan terakhir di pos komando
2.
Tinjauan Pustaka
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Konsep Dasar Sistem
Menurut Alfattah (2007:3) sistem adalah
sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan
berinteraksi serta hubungan antar objek yang
biasa dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang
untuk mencapai satu tujuan. Sedangkan menurut
Jogiyanto (2005:1) sistem adalah suatu kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
tertentu.
Sistem Informasi berasal dari kata sistem dan
informasi, merupakan kegiatan atau aktifitas yang
melibatkan serangkaian proses, berisi informasiinformasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Hart (2005:fairuzelsaid) mendefinisikan : “Sistem
merupkan komponen-komponen atau subsistemsubsistem yang saling berinteraksi satu sama lain,
dimana masing-masing bagian tersebut dapat
bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau
377
Seminar Nasional Informatika 2014
bersama-sama
serta
saling
berhubungan
membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau
sasaran sistem tersebut dapat tercapai secara
keseluruhan.
2.1.2 Perancangan Sistem.
Metodologi Berorientasi Objek dapat di
definisikan sebagai berikut:
“Suatu strategi pembangunan perangkat lunak
yang mengorganisasikan perangkat lunak
sebagai kumpulan objek yang berisi data dan
operasi yang diberlakukan terhadapnya”,
(Nugroho,2005).
Sistem yang dibangun dengan metode berorientasi
objek adalah sebuah sistem yang komponennya
dienkapsulasi menjadi kelompok data dan fungsi.
Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat
mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya
serta dapat berinteraksi satu sama lainnya.
2.1.3
Perancangan Basis Data
Istilah "basis data" berawal dari ilmu
komputer. Meskipun kemudian artinya semakin
luas, memasukkan hal-hal di luar bidang
elektronika, artikel ini mengenai basis data
komputer. Konsep dasar dari basis data adalah
kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari
pengetahuan. Sebuah basis data memiliki
penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang
tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut
skema. Skema menggambarkan obyek yang
diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara
obyek tersebut. Ada banyak cara untuk
mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur
basis data ini dikenal sebagai model basis data
atau model data.
Tahap Perancangan Database dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Perancangan secara konseptual
a. Diagram konteks
b. DFD
c. Model ER
2. Perancangan secara logis.
Translasi model ER ke Model Relasional
3. Perancangan secara fisik.
Penciptaan database, relasi, dan hal-halterkait ke
dalam bentuk fisik.[3]
Jenis-jenis Constrain yang digunakan :
1.
Primary Key
Kunci primer adalah suatu atribut atau
satu set minimal atribut yang tidak hanya
mendefinisikan secara unik suatu kejadian
spesifik tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian
dari suatu kejadian.
Nilai field yang menjadi primary key harus:
- Unik atau tidak boleh ganda
- Tidak boleh Null (kosong, tidak diketahui, tidak
dapat ditentukan)
378
- Key tersebut lebih natural untuk dijadikan acuan
2.
Foreign Key
Foreign Key adalah satu set atribut atau
set atribut sebagai key penghubung kedua tabel
dan melengkapi satu relationship (hubungan)
terhadap primary key yang menunjukan
keinduknya.
Jika sebuah primary key terhubungan ke
table/entity lain, maka keberadaan primary key
pada entity tersebut di sebut sebagai foreign key.
3.
Unique
Constraint unique fungsinya hamper sama dengan
constraint primary key, dimana keduanya
digunakan
untuk
menerapkan
integritas
entitas/table.
4.
Check
Constraint check digunakan untuk
menjamin bahwa nilai kolom berada dalam ruang
lingkup nilai tertentu.
3.
Metode Penelitian
3.1. Analisa
Dalam penelitian ini penulis lebih
membahas analisa sistem pendistribusian logistic
dengan bantuan beberapa posko. Dalam
pembahasan jurnal sebelumnya model alokasi
yang digunakan adalah model pemrograman bulat
biner, untuk memilih suatu keputusan pembukaan
lokasi baru, model yang dikembangkan variable
keputusan akan bernilai 1 jika adanya pembukaan
lokasi, dan niai 0 jika tidak. Peneliti
menggunakan 3 posko utama yaitu BPBD, Posko
pembantu Lapangan sepak bola, dan tempat
evakuasi
masing-masing
masjid
pada
kelurahan[4]. Hasil penelitian ini alokasi yang
dikembangkan dapat meminimasi biaya. Namun
penulis tidak ada membahas masalah analisa
sistem, analisa sistem sendiri sangat dibutuhkan
mengingat analisa sistem dapat mengidentifikasi
masalah atau hambatan yang terjadi dan
kebutuhan yang diharapkan sehingga muncul
perbaikan.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah
metode literature dimana penulis mengumpulkan
informasi dari beberapa buku dan jurnal, dan
metode Penelitian yang digunakan mengacu pada
penelitian terdahulu yang di lakukan oleh nofa
ariyana “Model lokasi bantuan Logistik
chtastropic berbasis masjid di kota Padang”,
peneliti tersebut lebih menekankan pada
pendistribusian dana atau barang secara cepat dan
tepat dengan biaya yang serendah mungkin, maka
pada tulisan ini penulis ingin membahas
mengenai analisa sistem.
Seminar Nasional Informatika 2014
4.
Hasil Dan Pembahasan
4.1. Analisa Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat 3 posko yang
pertama posko BPBD, posko pembantu dan posko
evakuasi. Masing-masing posko berhubungan
langsung pada sistem logistic untuk meminta
kebutuhan yang dibutuhkan pada masing-masing
posko, yang kemudian barang yang dibutuhkan
akan dikirim ke posko BPBD, kemudian posko
BPBD akan mendistribusikannya ke posko
pembantu selanjutnya posko pembantu yang aka
mendistribusikan ke posko evakuasi. Dengan
adanya posko evakuasi akan mempermudah untuk
mendistribusikan bantuan logistic sampai ke
tempat terpencil sekalipun
4.2. DFD Level 0
Dalam menggambarkan alur kerja dalam
penelitian ini menggunakan Diagram Konteks.
Diagram konteks atau DFD level 0 Diagram
konteks merupakan gambaran kasar aliran
informasi dan data yang akan dilakukan oleh
system database yang akan dirancang. DFD
merupakan detail rancangan dari diagram konteks
yang sudah dibuat yang sudah memuat rancangan
table database yang akan diimplementasikan pada
database yang akan dibuat. Adapun Diagram
konteks yang dibuat dalam penelitian ini terlihat
pada gambar berikut.
Gambar 2. DFD Level 0 pengolahan data
logistic bencana alam
4.3.
Relasi Tabel
Relasi antar tabel adalah hasil dari model entity
relationship
diagram.
Relasi
ini
akan
memperlihatkan rancangan fisik basis data dan
juga akan menghasilkan tabel-tabel yang nantinya
dapat digunakan dalam proses implementasi
sistem. Adapun relasi table dalam penelitian ini
dapat dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 1. Rancangan Diagram konteks
pengolahan data logistic bencana alam
Kemudian penulis membuat turunan dari diagram
kontek yaitu DFD level 0 sebagai berikut
Gambar 3. Relasi tabel pengolahan data
logistic bencana alam
4.4. Struktur Table
Struktur Table merupakan uraina rinci tiap-tiap
table atau file.
379
Seminar Nasional Informatika 2014
1.
Table BPBD
4
Id_Barang
Int
-
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete
no
action
Tabel 1. Struktur Tabel Posko BPBD
No
1
Nama_Field
Id_BPBD
Type
Int
Length
-
2
3
4
Nama_BPBD
Cabang
Alamat
Varchar
Varchar
Varchar
20
20
45
2.
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null
Not null
Not null
Tabel 5. Struktur Tabel Barang
Table Posko Pembantu
Tabel 2. Struktur Tabel Posko Pembantu
No
1
2
Nama_Field
Id_PoskoPem
bantu
Nama_Posko
pemb
Cabang
Alamat
3
4
3.
Type
Int
Length
-
Varchar
20
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null
Varchar
Varchar
20
45
Not null
Not null
Tabel 3. Struktur Tabel Posko Evakuasi
2
3
4
4.
No
1
2
3
Nama_Field
Id_PoskoEva
kuasi
Nama_Poskev
ak
Cabang
Alamat
Type
Int
Length
-
Varchar
20
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null
Varchar
Varchar
20
45
Not null
Not null
Table Gudang
Tabel 4. Struktur Tabel Gudang
Nama_Field Type
Length Constraint
Id_Gudang
Int
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Nama_Guda Varchar 20
Not null
ng
Jumlah Brg
Int
Not null,
CHECK
jlh>= 0
380
No
1
Nama_Field
Id_Barang
Type
Int
Length
-
2
3
Nama_Barang
Jumlah Brg
Varchar
Int
45
-
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null
Not null,
CHECK
jlh>= 0
6. Table Permintaan Barang
Tabel 6. Struktur Tabel Posko BPBD
Table Posko Evakuasi
No
1
5. Table Barang
No
1
Nama_Field
Id_Permintaan
Type
Int
Length
-
2
Tanggal
DateTime
45
3
Jumlah Brg
Int
-
4
Status
Varchar
45
7.
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null ,
update
cascade,
delete no
action
Not null,
CHECK
jlh>= 0
Not null,
Check
hanya
terkirim
atau
tertunda
Table Detail Permintaan Kebutuhan
Tabel 7. Struktur Tabel Posko BPBD
No
1
Nama_Field
Id_Detail
Type
Int
Length
-
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Seminar Nasional Informatika 2014
2
Id_Permintaan
Int
-
3
Id_BPBD
Int
-
4
5
6
7
Id_PoskoPemb
Id_Poskoevak
Id_Barang
Id_Gudang
Int
-
Int
-
Int
-
Int
-
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
null ,
update
cascade,
delete no
action
9. Struktur Table Detail Pengiriman
Tabel 9. Struktur Tabel Detail Pengiriman
No
1
Nama_Field
Id_Detail
Pengiriman
Type
Int
Length
-
2
Id_Pengiriman
Int
-
3
Id_BPBD
Int
-
4
Id_PoskoPemb
Int
-
5
Id_Poskoevak
Int
-
6
Tanggal
DateTime
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Not null ,
update
cascade,
delete no
action
8. Table Pengiriman
Tabel 8. Struktur Tabel Posko BPBD
No
1
2
3
Nama_Field
Id_Laporan
Type
Int
Id_DetailPermi
ntaan
Int
Id_DetailPengir
iman
Int
Length
-
-
-
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
10.
Table Laporan
Tabel 10. Struktur Tabel Laporan
No
1
Nama_Field
Id_Pengirima
n
Type
Int
Length
-
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
381
Seminar Nasional Informatika 2014
2
Id_DetailPer
mintaan
Int
-
3
Tanggal
DateTime
-
4
Jenis
Pengiriman
Varchar
45
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Not null ,
update
cascade,
delete no
action
Not null,
CHECK
haya Via
Udara,Via
Darat, Via
Laut
Pada pembahasan constraint di penelitian ini
penulis menggunakan (a)primary key, yaitu kunci
utama pada sebuah tabel untuk membatasi
pengisian record agar tidak terjadi duplikat, jadi
setiap table memiliki primary key masing-masing
yang unik. (b)foreign key, atau kunci tamu
merupakan penghubung antara satu tabel dengan
tabel lainnya, jadi apabila da 2 tabel yang saling
berelasi maka harus memiliki foreign key,
contohnya pada laporan ini pada tabel Laporan.
Tabel laporan memiliki Primary key yaitu
Id_Laporan tapi tabel laporan memiliki relasi
dengan tabel detail permintaan dan detail
pengiriman, jadi Id_DetaiPermintaan dan
Id_DetailPengiriman merupakan foreign key pada
tabel Laporan. (c)check, untuk memberi batasan
pada suatu tabel untuk menjamin keakuratan data,
pada penelitian ini salah satu tabel yang
menggunakan check adalah tabel detail
pengiriman, pada jenis pengiriman hanya ada
pengiriman via udara, darat atau laut. (d) on
update cascade delete no action, untuk
menentukan aksi apa yang akan dilakukan pada
sebuah baris dalam suatu tabel, pada penelitian ini
salah satu tabel yang menggunakan update
cascade, delete no action adalah tabel posko, pada
primary key untuk tabel posko menggunakan
update cascade, delete no action jadi apabila
penulis ingin mengupdate id posko pada tabel
posko evakuasi maka otomatis tabel yang
memiliki tabel yang memiliki relasi dengan tabel
382
posko evakuasi seperti tabel permintaan
kebutuhan akan mengupdate id_posko juga,
kemudian jika kita ingin menghapus Id_posko,
yang akan terhapus hanya id_Posko yang ada
pada tabel posko evakuasi saja tabel yang
memiliki relasi dengan tabel posko evakuasi tidak
akan
menghapus
id_posko
karna
kita
menggunakan delete no action.
5.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
1. Dengan adanya sistem informasi /
menaganalisa sistem dapat lebih mudah dan
cepat mengetahui daerah mana saja yang
belum mendapatkan bantuan karna pada
laporan pengiriman barang terdapat status
terkirim atau tertunda.
2. Dengan adanya analisa sistem dapat
mengidentifikasi masalah atau hambatan
yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan
sehingga muncul perbaikan.
3. Dengan Menggunakan Constraint dapat lebih
menjamin keakuratan data.
4. System yang dirancang telah digambarkan
dalam DFD level 0.
Daftar Pustaka
.
[1] Subagya,
H.”
Manajemen
Logistik.
Belmont”, Jakarta: (1988)
[2] Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
2008, Peraturan Kepala BNPB Nomor 13,
Jakarta.
[3] Rohmadi, 2008, Perancangan Basis Data
Sistem Informasi Pelayanan Medis Di
Rumah Bersalin Permata Hati Abadi Sragen,
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II,
NO.2, 2 Maret.
[4] Ariyana nofa, 2012, Model Lokasi-alokasi
bantuan logistic catastrophic berbasis masjid
di kota padang, Optimasi Sistem Industri,
ISSN 2088-4882
[5] Irawan hendri, 2012, Afrizal rancang bangun
sistem informasi administrasi pemeriksaan
jentik puskesmas,SEMANTIK 2012, ISBN
979 - 26 - 0255 – 0
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENDISTRIBUSIAN
LOGISTIK BENCANA ALAM
Fujiati, Harris Kurniawan, Ria Eka Sari
STMIK POTENSI UTAMA
Jl. KL. Yos Sudarso KM 6.5 No.3A Tanjung Mulia, Medan
Email : fujiati.00@gmail.com, ch0c0_pahmen@yahoo.com, ladiespure@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari manajemen logistic adalah mendistribusikan barang jadi atau barang mentah kepada konsumen
pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat dan lokasi yang tepat dengan biaya yang serendah mungkin.
Namun pada kenyataannya pendistribusian batuan kepada para korban tidak berjalan dengan lancar, masih
banyak yang tidak mendapatkan bantuan, kebutuhan teknologi sangat penting seperti sistem informasi yang
mendukung pendistribusian bantuan agar informasi menjadi cepat, dan mempermudah dalam proses
pendistribusian bantuan maka dari itu dalam penelitian ini akan menganalisa sistem sehingga dapat
menciptakan sebuah sistem informasi pendistribuasian logistic, dan dengan menggunakan constraint maka
data akan lebih akurat .
Kata Kunci : bencana alam, logistic, sistem informasi.
1.
Pendahuluan
Secara etimologi, logistik berasal dari
bahan Yunani kuno yaitu logistikos yang berarti
terdidik atau pandai dalam memperkirakan
perhitungan. Definisi logistik dalam buku, The
World Book Encyclopedia Dictionary yang
dikutip oleh H. Subagya M. Suganda disebutkan
bahwa: "Logistics is the art of supply: logistics is
the
arithmetical
calculation".
(Subagya,Manajemen Logistics, 1988:4) [1]
Logistik adalah segala sesuatu yang
berujud dan dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar hidup manusia yang terdiri atas
sandang, pangan dan papan atau turunannya.
Termasuk dalam kategori logistik adalah barang
yang habis pakai atau dikonsumsi, misalnya:
sembako (sembilan bahan pokok), obatobatan,
pakaian dan kelengkapannya, air, tenda, jas tidur
dan sebagainya.[2] maka dari itu dibutuhkan
pengelolaan sistem manajemen logistic yang baik
untuk membantu korban bencana alam,
berdasarkan pengalaman dalam menangani
bantuan untuk korban bencana alam masih
terdapat banyak masalah, masih banyak korban
yang tidak mendapatkan bantuan secara merata
dan lamanya pengiriman bantuan samapai pada
lokasi terpencil. Penyebab tidak meratanya antara
lain terbatas nya informasi lokasi korban, dan
belum adanya sistem pendataan kebutuhan untuk
para korban. Saat ini manajemen pengolahan data
logistic
masih
bersifat
manual
belum
memanfaatkan sistem informasi, dengan masih
digunakan nya sistem manual maka munculah
masalah seperti yang diuraikan di atas, Oleh
sebab itu kebutuhan teknologi informasi sangat
dibutuhkan sehingga arus informasi tersebut
menjadi sangat cepat penyampaianya dan
memudahkan dalam proses Logistic sehingga
bantuan cepat sampai sekalipun pada lokasi
terpencil.
Rantai pasokan dalam sistem manajemen
logistik dan peralatan penanggulangan bencana
berdasarkan kepada :[3]
1. Tempat masuknya logistik
2. Gudang Utama
3. Gudang Penyalur
4. Gudang penyimpanan terakhir di pos komando
2.
Tinjauan Pustaka
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Konsep Dasar Sistem
Menurut Alfattah (2007:3) sistem adalah
sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan
berinteraksi serta hubungan antar objek yang
biasa dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang
untuk mencapai satu tujuan. Sedangkan menurut
Jogiyanto (2005:1) sistem adalah suatu kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
tertentu.
Sistem Informasi berasal dari kata sistem dan
informasi, merupakan kegiatan atau aktifitas yang
melibatkan serangkaian proses, berisi informasiinformasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Hart (2005:fairuzelsaid) mendefinisikan : “Sistem
merupkan komponen-komponen atau subsistemsubsistem yang saling berinteraksi satu sama lain,
dimana masing-masing bagian tersebut dapat
bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau
377
Seminar Nasional Informatika 2014
bersama-sama
serta
saling
berhubungan
membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau
sasaran sistem tersebut dapat tercapai secara
keseluruhan.
2.1.2 Perancangan Sistem.
Metodologi Berorientasi Objek dapat di
definisikan sebagai berikut:
“Suatu strategi pembangunan perangkat lunak
yang mengorganisasikan perangkat lunak
sebagai kumpulan objek yang berisi data dan
operasi yang diberlakukan terhadapnya”,
(Nugroho,2005).
Sistem yang dibangun dengan metode berorientasi
objek adalah sebuah sistem yang komponennya
dienkapsulasi menjadi kelompok data dan fungsi.
Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat
mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya
serta dapat berinteraksi satu sama lainnya.
2.1.3
Perancangan Basis Data
Istilah "basis data" berawal dari ilmu
komputer. Meskipun kemudian artinya semakin
luas, memasukkan hal-hal di luar bidang
elektronika, artikel ini mengenai basis data
komputer. Konsep dasar dari basis data adalah
kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari
pengetahuan. Sebuah basis data memiliki
penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang
tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut
skema. Skema menggambarkan obyek yang
diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara
obyek tersebut. Ada banyak cara untuk
mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur
basis data ini dikenal sebagai model basis data
atau model data.
Tahap Perancangan Database dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Perancangan secara konseptual
a. Diagram konteks
b. DFD
c. Model ER
2. Perancangan secara logis.
Translasi model ER ke Model Relasional
3. Perancangan secara fisik.
Penciptaan database, relasi, dan hal-halterkait ke
dalam bentuk fisik.[3]
Jenis-jenis Constrain yang digunakan :
1.
Primary Key
Kunci primer adalah suatu atribut atau
satu set minimal atribut yang tidak hanya
mendefinisikan secara unik suatu kejadian
spesifik tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian
dari suatu kejadian.
Nilai field yang menjadi primary key harus:
- Unik atau tidak boleh ganda
- Tidak boleh Null (kosong, tidak diketahui, tidak
dapat ditentukan)
378
- Key tersebut lebih natural untuk dijadikan acuan
2.
Foreign Key
Foreign Key adalah satu set atribut atau
set atribut sebagai key penghubung kedua tabel
dan melengkapi satu relationship (hubungan)
terhadap primary key yang menunjukan
keinduknya.
Jika sebuah primary key terhubungan ke
table/entity lain, maka keberadaan primary key
pada entity tersebut di sebut sebagai foreign key.
3.
Unique
Constraint unique fungsinya hamper sama dengan
constraint primary key, dimana keduanya
digunakan
untuk
menerapkan
integritas
entitas/table.
4.
Check
Constraint check digunakan untuk
menjamin bahwa nilai kolom berada dalam ruang
lingkup nilai tertentu.
3.
Metode Penelitian
3.1. Analisa
Dalam penelitian ini penulis lebih
membahas analisa sistem pendistribusian logistic
dengan bantuan beberapa posko. Dalam
pembahasan jurnal sebelumnya model alokasi
yang digunakan adalah model pemrograman bulat
biner, untuk memilih suatu keputusan pembukaan
lokasi baru, model yang dikembangkan variable
keputusan akan bernilai 1 jika adanya pembukaan
lokasi, dan niai 0 jika tidak. Peneliti
menggunakan 3 posko utama yaitu BPBD, Posko
pembantu Lapangan sepak bola, dan tempat
evakuasi
masing-masing
masjid
pada
kelurahan[4]. Hasil penelitian ini alokasi yang
dikembangkan dapat meminimasi biaya. Namun
penulis tidak ada membahas masalah analisa
sistem, analisa sistem sendiri sangat dibutuhkan
mengingat analisa sistem dapat mengidentifikasi
masalah atau hambatan yang terjadi dan
kebutuhan yang diharapkan sehingga muncul
perbaikan.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah
metode literature dimana penulis mengumpulkan
informasi dari beberapa buku dan jurnal, dan
metode Penelitian yang digunakan mengacu pada
penelitian terdahulu yang di lakukan oleh nofa
ariyana “Model lokasi bantuan Logistik
chtastropic berbasis masjid di kota Padang”,
peneliti tersebut lebih menekankan pada
pendistribusian dana atau barang secara cepat dan
tepat dengan biaya yang serendah mungkin, maka
pada tulisan ini penulis ingin membahas
mengenai analisa sistem.
Seminar Nasional Informatika 2014
4.
Hasil Dan Pembahasan
4.1. Analisa Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat 3 posko yang
pertama posko BPBD, posko pembantu dan posko
evakuasi. Masing-masing posko berhubungan
langsung pada sistem logistic untuk meminta
kebutuhan yang dibutuhkan pada masing-masing
posko, yang kemudian barang yang dibutuhkan
akan dikirim ke posko BPBD, kemudian posko
BPBD akan mendistribusikannya ke posko
pembantu selanjutnya posko pembantu yang aka
mendistribusikan ke posko evakuasi. Dengan
adanya posko evakuasi akan mempermudah untuk
mendistribusikan bantuan logistic sampai ke
tempat terpencil sekalipun
4.2. DFD Level 0
Dalam menggambarkan alur kerja dalam
penelitian ini menggunakan Diagram Konteks.
Diagram konteks atau DFD level 0 Diagram
konteks merupakan gambaran kasar aliran
informasi dan data yang akan dilakukan oleh
system database yang akan dirancang. DFD
merupakan detail rancangan dari diagram konteks
yang sudah dibuat yang sudah memuat rancangan
table database yang akan diimplementasikan pada
database yang akan dibuat. Adapun Diagram
konteks yang dibuat dalam penelitian ini terlihat
pada gambar berikut.
Gambar 2. DFD Level 0 pengolahan data
logistic bencana alam
4.3.
Relasi Tabel
Relasi antar tabel adalah hasil dari model entity
relationship
diagram.
Relasi
ini
akan
memperlihatkan rancangan fisik basis data dan
juga akan menghasilkan tabel-tabel yang nantinya
dapat digunakan dalam proses implementasi
sistem. Adapun relasi table dalam penelitian ini
dapat dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 1. Rancangan Diagram konteks
pengolahan data logistic bencana alam
Kemudian penulis membuat turunan dari diagram
kontek yaitu DFD level 0 sebagai berikut
Gambar 3. Relasi tabel pengolahan data
logistic bencana alam
4.4. Struktur Table
Struktur Table merupakan uraina rinci tiap-tiap
table atau file.
379
Seminar Nasional Informatika 2014
1.
Table BPBD
4
Id_Barang
Int
-
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete
no
action
Tabel 1. Struktur Tabel Posko BPBD
No
1
Nama_Field
Id_BPBD
Type
Int
Length
-
2
3
4
Nama_BPBD
Cabang
Alamat
Varchar
Varchar
Varchar
20
20
45
2.
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null
Not null
Not null
Tabel 5. Struktur Tabel Barang
Table Posko Pembantu
Tabel 2. Struktur Tabel Posko Pembantu
No
1
2
Nama_Field
Id_PoskoPem
bantu
Nama_Posko
pemb
Cabang
Alamat
3
4
3.
Type
Int
Length
-
Varchar
20
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null
Varchar
Varchar
20
45
Not null
Not null
Tabel 3. Struktur Tabel Posko Evakuasi
2
3
4
4.
No
1
2
3
Nama_Field
Id_PoskoEva
kuasi
Nama_Poskev
ak
Cabang
Alamat
Type
Int
Length
-
Varchar
20
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null
Varchar
Varchar
20
45
Not null
Not null
Table Gudang
Tabel 4. Struktur Tabel Gudang
Nama_Field Type
Length Constraint
Id_Gudang
Int
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Nama_Guda Varchar 20
Not null
ng
Jumlah Brg
Int
Not null,
CHECK
jlh>= 0
380
No
1
Nama_Field
Id_Barang
Type
Int
Length
-
2
3
Nama_Barang
Jumlah Brg
Varchar
Int
45
-
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null
Not null,
CHECK
jlh>= 0
6. Table Permintaan Barang
Tabel 6. Struktur Tabel Posko BPBD
Table Posko Evakuasi
No
1
5. Table Barang
No
1
Nama_Field
Id_Permintaan
Type
Int
Length
-
2
Tanggal
DateTime
45
3
Jumlah Brg
Int
-
4
Status
Varchar
45
7.
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Not null ,
update
cascade,
delete no
action
Not null,
CHECK
jlh>= 0
Not null,
Check
hanya
terkirim
atau
tertunda
Table Detail Permintaan Kebutuhan
Tabel 7. Struktur Tabel Posko BPBD
No
1
Nama_Field
Id_Detail
Type
Int
Length
-
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Seminar Nasional Informatika 2014
2
Id_Permintaan
Int
-
3
Id_BPBD
Int
-
4
5
6
7
Id_PoskoPemb
Id_Poskoevak
Id_Barang
Id_Gudang
Int
-
Int
-
Int
-
Int
-
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
null ,
update
cascade,
delete no
action
9. Struktur Table Detail Pengiriman
Tabel 9. Struktur Tabel Detail Pengiriman
No
1
Nama_Field
Id_Detail
Pengiriman
Type
Int
Length
-
2
Id_Pengiriman
Int
-
3
Id_BPBD
Int
-
4
Id_PoskoPemb
Int
-
5
Id_Poskoevak
Int
-
6
Tanggal
DateTime
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Not null ,
update
cascade,
delete no
action
8. Table Pengiriman
Tabel 8. Struktur Tabel Posko BPBD
No
1
2
3
Nama_Field
Id_Laporan
Type
Int
Id_DetailPermi
ntaan
Int
Id_DetailPengir
iman
Int
Length
-
-
-
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Foreign
Key,Not
10.
Table Laporan
Tabel 10. Struktur Tabel Laporan
No
1
Nama_Field
Id_Pengirima
n
Type
Int
Length
-
Constraint
Primary
Key, Not
Null,
update
cascade,
delete no
action,
381
Seminar Nasional Informatika 2014
2
Id_DetailPer
mintaan
Int
-
3
Tanggal
DateTime
-
4
Jenis
Pengiriman
Varchar
45
Foreign
Key,Not
null ,
update
cascade,
delete no
action
Not null ,
update
cascade,
delete no
action
Not null,
CHECK
haya Via
Udara,Via
Darat, Via
Laut
Pada pembahasan constraint di penelitian ini
penulis menggunakan (a)primary key, yaitu kunci
utama pada sebuah tabel untuk membatasi
pengisian record agar tidak terjadi duplikat, jadi
setiap table memiliki primary key masing-masing
yang unik. (b)foreign key, atau kunci tamu
merupakan penghubung antara satu tabel dengan
tabel lainnya, jadi apabila da 2 tabel yang saling
berelasi maka harus memiliki foreign key,
contohnya pada laporan ini pada tabel Laporan.
Tabel laporan memiliki Primary key yaitu
Id_Laporan tapi tabel laporan memiliki relasi
dengan tabel detail permintaan dan detail
pengiriman, jadi Id_DetaiPermintaan dan
Id_DetailPengiriman merupakan foreign key pada
tabel Laporan. (c)check, untuk memberi batasan
pada suatu tabel untuk menjamin keakuratan data,
pada penelitian ini salah satu tabel yang
menggunakan check adalah tabel detail
pengiriman, pada jenis pengiriman hanya ada
pengiriman via udara, darat atau laut. (d) on
update cascade delete no action, untuk
menentukan aksi apa yang akan dilakukan pada
sebuah baris dalam suatu tabel, pada penelitian ini
salah satu tabel yang menggunakan update
cascade, delete no action adalah tabel posko, pada
primary key untuk tabel posko menggunakan
update cascade, delete no action jadi apabila
penulis ingin mengupdate id posko pada tabel
posko evakuasi maka otomatis tabel yang
memiliki tabel yang memiliki relasi dengan tabel
382
posko evakuasi seperti tabel permintaan
kebutuhan akan mengupdate id_posko juga,
kemudian jika kita ingin menghapus Id_posko,
yang akan terhapus hanya id_Posko yang ada
pada tabel posko evakuasi saja tabel yang
memiliki relasi dengan tabel posko evakuasi tidak
akan
menghapus
id_posko
karna
kita
menggunakan delete no action.
5.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
1. Dengan adanya sistem informasi /
menaganalisa sistem dapat lebih mudah dan
cepat mengetahui daerah mana saja yang
belum mendapatkan bantuan karna pada
laporan pengiriman barang terdapat status
terkirim atau tertunda.
2. Dengan adanya analisa sistem dapat
mengidentifikasi masalah atau hambatan
yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan
sehingga muncul perbaikan.
3. Dengan Menggunakan Constraint dapat lebih
menjamin keakuratan data.
4. System yang dirancang telah digambarkan
dalam DFD level 0.
Daftar Pustaka
.
[1] Subagya,
H.”
Manajemen
Logistik.
Belmont”, Jakarta: (1988)
[2] Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
2008, Peraturan Kepala BNPB Nomor 13,
Jakarta.
[3] Rohmadi, 2008, Perancangan Basis Data
Sistem Informasi Pelayanan Medis Di
Rumah Bersalin Permata Hati Abadi Sragen,
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II,
NO.2, 2 Maret.
[4] Ariyana nofa, 2012, Model Lokasi-alokasi
bantuan logistic catastrophic berbasis masjid
di kota padang, Optimasi Sistem Industri,
ISSN 2088-4882
[5] Irawan hendri, 2012, Afrizal rancang bangun
sistem informasi administrasi pemeriksaan
jentik puskesmas,SEMANTIK 2012, ISBN
979 - 26 - 0255 – 0