PENDAHULUAN Development Strategy and Feasibility Study on the Pharmaceutical Industry in the face of local competition in PT Bouti Usabda Farma, Solo.

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Perkembangan industri farmasi di Indonesia saat ini telah memiliki banyak perkembangan dan kemajuan. Perkembangan ini berada dalam berbagai segi yakni manajemen, produk, dan pelayanan. Farmasi merupakan industri strategik dan memiliki tujuan untuk mewujudkan ketahanan nasional. Yang lebih penting, bidang yang akan disinergikan adalah bahan baku obat, suatu industri yang sangat spesifik dan membutuhkan penanganan yang serius dan terpadu. Sinergi ini dibutuhkan mengingat bahan baku obat sangat bergantung pada industri kimia dasar yang berada di bawah binaan Kementrian Perindustrian Kemenperin. Selama ini industri kimia dasar baru mampu menghasilkan bahan baku yang memiliki standar teknis, dan belum berstandar farmasi. Produk obat-obatan bukan komoditas biasa. Obat tidak bisa disamakan dengan produk industri lainnya. Obat menyangkut nyawa manusia. Maka cara pandang pemerintah terhadap industri farmasi harus diubah. Pemerintah harus mengambil inisiatif untuk membuka paradigma baru industri farmasi. Pemerintah harus sadar bahwa dalam 10 tahun ke depan pasar obat-obatan di tanah air akan mencapai angka 400 triliun rupiah. Oleh karena itu, industri bahan baku obat harus dikembangkan dengan serius, tidak hanya pada bahan baku tetapi juga terletak pada teknologi guna menghasilkan produk atau bahan baku yang bagus. Bahan baku obat ini nantinya tidak hanya untuk kebutuhan industri dalam negeri, tetapi juga harus bisa diekspor ke manca negara. Pada saat ini pertumbuhan industri farmasi di tahun 2012 industri farmasi mengalami pertumbuhan sekitar 12-13 Mahadi, 2012. Kebutuhan masyarakat akan obat-obatan semakin tinggi dengan timbulnya beraneka ragam penyakit yang berkembang di jaman modern. Dengan pertumbuhan industri farmasi saat ini menandakan bahwa secara tidak langsung Industri farmasi telah berperan aktif untuk memajukan perekonomian di Indonesia. Perusahaan farmasi lokal, terutama di kota Solo juga memberikan kontribusi yang tinggi, hal ini dilihat dari banyaknya pedagang besar farmasi PBF sekitar 30 dan 210 apotek yang tersebar di kota tersebut. Produk yang di jual tidak hanya obat-obatan saja melainkan juga alat-alat kesehatan, produk-produk herbal, serta barang-barang penunjang di bidang kesehatan. Begitu banyak jumlah PBF maupun apotek yang melahirkan tingginya persaingan dalam ruang distribusi yang terbatas. Sejauh ini para PBF hanya pendistribusiannya hanya sekitar daerah Jawa Tengah saja, masih jarang yang bergerak di luar daerah Jawa Tengah, sehingga menimbulkan tingginya angka persaingan dalam usaha di bidang farmasi. Tingginya tingkat kebutuhan akan bahan obat, secara tidak langsung melahirkan banyak pengusaha baik dari tingkat kecil, menengah hingga besar untuk berkecimpung dalam dunia farmasi. Hal ini timbul dengan adanya peraturan teknis dari Pemerintah yang mengijinkan investor asing menguasai saham perusahaan distribusi farmasi dan pabrik produsen obat, atau secara tidak langsung perusahaan membuka perdagangan bebas untuk investor asing untuk menguasai pasaran industri farmasi di Indonesia, sehingga antara pihak asing dan dalam negeri atau lokal menimbulkan persaingan usaha. Berdasarkan hasil pengamatan di daerah Solo, terjadi suatu kondisi dimana antara letak posisi apotek yang satu bersebelahan dengan apotek yang lain. Hal ini timbul dikarenakan adanya regulasi dari Pemerintah yang sudah membebaskan jarak posisi apotek yang satu dengan yang lainnya, dimana terdahulu peraturan ini memberlakukan 200 meter jaraknya, tetapi sudah dihapuskan, makanya secara tidak langsung kondisi ini menimbulkan persaingan usaha yang begitu tinggi. Persaingan usaha tidak hanya terjadi dari dalam negeri melainkan juga dari luar juga, sehingga dibutuhkan jaringan yang kuat dan hal lain seperti produksi, sistem, manajemen, modal dan lain sebagainya, agar mampu bertahan dan berkembang dalam dunia usaha ini. Hal ini juga bisa dilihat dari perkembangan global, karena industri farmasi juga mengalami kendala dan tantangan untuk terus berkembang dan maju, dimana tidak sedikit dari perusahaan-perusahaan lokal industri farmasi yang mengalami gulung tikar atau pailit, bahkan diakusisi oleh perusahaan asing. Industri farmasi lokal yang ada berusaha untuk mempertahankan perusahaannya masing-masing, agar mampu bersaing di dalam negeri maupun diluar negeri. Tidak sedikit hambatan yang dapat dilalui, salah satunya perusahaan yang dikelola oleh manajemen keluarga. Perusahaan industri farmasi yang dikelola oleh manajemen keluarga juga mengalami banyak kesulitan dengan adanya pasar bebas yang dibuka oleh Pemerintah. Dalam hal ini para pesaing tidak hanya melihat pemain lama, juga harga dan mutu yang memengaruhinya, serta tidak sedikit main sikut kiri sikut kanan, agar mampu bertahan di industri farmasi ini. Adanya perdagangan bebas yang dibuka oleh pihak Pemerintah, maka usaha kecil menengah ataupun industri kecil menengah UKMIKM yang bergerak dalam sektor farmasi juga harus mampu bersaing menghadapi segala tantangan dan peluang usaha, agar mampu bersaing dengan perusahaan besar baik dari dalam negeri, maupun luar negeri. UKMIKM yang bergerak dalam sektor farmasi lokal dituntut untuk mampu mempertahankan usahanya, sehingga banyak permasalahan yang timbul dalam pengembangan usahanya dan sangat membutuhkan adanya dorongan dan peranan dari pihak Pemerintah, guna UKMIKM bertahan di era perdagangan bebas ini. UKMIKM yang bergerak dalam bidang farmasi saat ini sudah memiliki hambatan yang memerlukan bantuan dari pihak Pemerintah dengan banyaknya regulasi dan perundang-undangan yang kurang memihak perusahaan lokal, sehingga membuat usaha lokal semakin terjepit dan tidak berkembang. Salah satu contohnya PT Bouti Usabda Farma yang berdomisili di Solo, merupakan usaha keluarga yang dibangun oleh sepasang suami istri yang bergerak di bidang farmasi sebagai salah satu pedagang besar farmasi PBF di Solo selama 25 dua puluh lima tahun dan memiliki 12 dua belas apotik dan 2 dua PBF. PT Bouti Usabda Farma ini telah mengalami banyak perkembangan dan kemajuan dalam mengembangkan usahanya, perusahaan telah mengalami masa kelam, dimana terjadi perpecahan usaha hingga sekarang ini hanya memiliki 4 empat apotek, hal ini dikarenakan permasalahan-permasalahan dari internal perusahaan. Saat ini apotek-apotek yang terdahulu sudah banyak dijual oleh pemiliknya dan telah dibeli oleh investor lain yang bersedia bergabung dalam usaha ini di PT Bouti Usabda Farma melalui pembelian saham dari pemilik usaha yang terdahulu. Faktor eksternal seperti ketatnya persaingan dalam usaha ini dan timbulnya perundang-undangan baru yang membebaskan jarak lokasi antara apotek yang satu dengan lain, hal ini mengakibatkan perusahaan ini memiliki banyak pesaing di daerah sekitar Solo. Kajian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan lokal beserta permasalahannya dan mampu memberikan solusi yang tepat yang berguna baik bagi perusahaan yang menjadi pusat penelitian. Kajian ini juga diharapkan mampu memberikan gambaran dan pengalaman yang bermanfaat bagi perusahaan lain, khususnya bergerak di bidang farmasi, sehingga perusahaan lokal terlebih perusahaan keluarga mampu bertahan dan bersaing dalam era globalisasi ini di industri farmasi. Perusahaan juga mampu bertahan, serta beradaptasi dengan baik dalam lingkungan eksternal perusahaan terhadap perubahan iklim politik, sosial dan budaya yang berpengaruh dalam perekonomian usaha farmasi ini, juga terhadap regulasi yang ada sehingga perusahaan bisa menyesuaikan bahkan beradaptasi dengan baik sehingga usaha di bidang farmasi ini dapat berkembang maju dan senantiasa mampu menyumbangkan pertumbuhan ekonomi positif untuk kemajuan perekonomian negara Indonesia. Perumusan Masalah Manajemen pada UKM berbeda dengan manajemen usaha skala besar. Bentuk pengelolaan dan penanganan yang dilakukan juga berbeda, antara lain terletak pada struktur, fungsi dan tugas setiap manajer dan bentuk pengembangannya. Pada perusahaan kecil dan menengah seluruh sumber daya masih sangat terbatas, fungsi dan tugas manajer berbaur menjadi satu. Hal ini disebabkan karena memang dalam usaha kecil belum dibutuhkan jumlah yang banyak dan kendala yang terbatas. Tak sedikit juga dari perusahan kecil posisi manajer juga dirangkap oleh pemilik atau pendiri dari perusahaan tersebut Nitisusastro, 2010. Hal ini juga dialami oleh salah satu perusahaan farmasi di Solo PT Bouti Usabda Farma, dimana dalam praktek operasionalnya bentuk pengawasan dilakukan oleh pemilik perusahaan tersebut. Perusahaan yang belum dapat memaksimalkan kinerja dari seluruh karyawan yang dimiliki, serta penguasaan akan kondisi perusahaan semua dilakukan oleh pemilik perusahaan. Manajemen juga tidak terlepas dari lingkungan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan seperti lingkungan sosial, ekonomi dan politik. Hal ini sangat memengaruhi tumbuh dan kembangnya perusahaan, serta rencana strategi dalam pengembangan usahanya. Persaingan terjadi juga di kota Solo, banyak perusahaan sejenis yang bergerak di bidang farmasi. Ada 210 apotek yang tersebar di kota ini, hal ini menandakan persaingan yang cukup tinggi terjadi di kota ini. Tak jarang dari para pesaing yang memiliki modal besar banyak melakukan permainan untuk memenangkan harga di pasaran dan mendapatkan banyak konsumen, sehingga bagi perusahaan-perusahaan kecil banyak yang mengalami kerugian dan gagal dalam persaingan bisnis ini. Untuk itu dibutuhkan keahlianskill yang cukup mahir baik secara teori maupun pada praktek lapangan, serta pengalaman yang cukup untuk bisa bertahan dalam persaingan ini dan mampu mengembangkan usaha agar lebih maju dan berkembang. Persaingan juga merupakan faktor dari luar perusahaan yang harus dihadapi secara langsung oleh setiap perusahaan terlebih dalam usaha farmasi di Solo, persaingan yang dialami oleh PT Bouti Usabda Farma adalah dalam meraih daerah pasaran atau memperluas daerah distribusi untuk penyaluran farmasi ini, sehingga persaingan ini sangat berpengaruh besar dalam perkembangan usaha. Berdasarkan uraian yang dikemukakan, maka perumusan masalah disusun sebagai berikut : 1. Bagaimana cara mengelola manajemen yang tepat bagi industri farmasi PT Bouti Usabda Farma ? 2. Bagaimana bentuk pengembangan strategi dan kelayakan usaha bagi PT Bouti Usabda Farma ? 3. Bagaimana cara PT Bouti Usabda Farma dalam menghadapi persaingan usaha di Solo ? Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka kajian ini dilakukan dengan tujuan berikut : 1. Mengidentifikasi masalah yang dialami oleh PT Bouti Usabda Farma beserta solusinya. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi hambatan PT Bouti Usabda Farma dalam menghadapi persaingan usaha. 3. Menyusun alternatif strategi pengembangan dan kelayakan usaha bagi PT Bouti Usabda Farma. Manfaat 1. Memberikan solusi atas permasalahan manajemen keluarga, yang bila ditata dengan profesional bisa membawa perusahaan dalam mengatasi persaingan usaha. 2. Memberikan gambaran dan pandangan masyarakat khususnya bagi pengusaha UKMIKM yang bergerak di industri farmasi dan pengimplementasinya. 3. Menjadi bahan pembelajaran dalam penerapan manajemen industri farmasi lokal di Indonesia.

2. TINJAUAN PUSTAKA