Pengertian Anak Putus Sekolah Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah

19 10. Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. Dalam Undang-Undang NO.4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan Anak BAB II pasal 2-9 mengatur tentang hak-hak atas kesejahteraan meliputi : hak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan; hak atas pelayanan;hak atas pemeliharaan dan perlindungan lingkungan hidup ;hak mendapatkan pertolongan pertama;hak memperoleh asuhan;hak memperoleh bantuan;hak diberi pelayanan dan asuhan;hak memperoleh pelayan khusus;mendapat bantuan dan pelayanan.

2.4 Anak Putus Sekolah

2.4.1 Pengertian Anak Putus Sekolah

Putus sekolah merupakan suatu permasalahan yang dihadapi oleh Negara berkembang atau Negara miskin. Semakin tinggi angka anak putus sekolah mengindikasikan semakin rendahnya mutu atau kualitas pendidikan di Negara yang bersangkutan, sebaliknya semakin rendah angka anak putus sekolah menunjukkan tingginya kualitas pendidikan disuatu Negara. Dalam hal ini dimaksdud adalah bahwa pendidikan sangat berpangaruh dalam pembangunan dalam suatu Negara. Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan pendidika yang layak. Undang-undang nomor tahun 1979, anak terlantar dirtikan sebagai anak yang orangtuanya karena suatu sebab,tidak 20 mampu memenuhi kebutuhan anak sehingga anak terlantar.Putus sekolah merupakan predikat yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaiakan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat melanjutkan studinya kejenjang pendidikan berikutnya Ary H. Gunawan 2010: 18.

2.4.2 Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah

Seseorang siswa dikatakan putus sekolah apabila ia tidak dapat menyelesaikan program suatu secara utuh yang berlaku sebagai suatu sistem. Bagi anak SD, seseorang dikatakan putus sekolah apabila tidak menyelesaikan programnya sampai enam tahun, bagi siswa SLTP jika dikatakan putus sekolah apabila tidak dapat menyelesaikan programnya sampai dengan kelas tiga, begitu juga dengan jenjang berikutnya Suyanto, 2002:197. Putus sekolah bukan merupakan persoalan baru dalam sejarah pendidikan. Faktor ekonomi menjadi alasan penting terjadinya putus sekolah. Persoalan ini telah berakar dan sulit untuk di pecahkan, sebab ketika membicarakan solusi maka tidak ada pilihan lain kecuali memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Ketika membicarakan peningkatan ekonomi keluarga terkait bagaimana mening-katkan sumber daya manusianya. Sementara semua solusi yang diinginkan tidak akan lepas dari kondisi ekonomi nasional secara menyeluruh, sehingga kebijakan pemerintah berperan penting dalam mengatasi segala permasalahan termasuk perbaikan kondisi masyarakat Gunawan A. H, 2000: 27. Kebijakan pemerintah tentang Program wajib belajar 9 tahun didasari konsep“ pendidikan dasar untuk semua” universal basic education, yang pada hakekatnya berarti penyediaan akses terhadap pendidikan yang sama untuk semua 21 anak. Program ini mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 9 sembilan tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar SD atau Madrasah Ibtidaiyah MI hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama SMP atau Madrasah Tsanawiyah MTs. Melalui program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun diharapkan dapat mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang perlu dimiliki semua warga negara sebagai bekal untuk dapat hidup dengan layak di Masyarakat. Pemerintah telah berusaha menanggulangi masalah putus sekolah dengan memberikan Program Bantuan Operasional Sekolah BOS. Tujuan program ini untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Meskipun usaha telah dilakukan pemerintah namun kasus anak putus sekolah tetap masih ada karena adanya beberapa kendala yang dihadapi pemerintah dalam menjalankan program ini. Seperti ; Buku pelajaran untuk mengikuti pendidikan masih diberatkan ; kondisi geografis, dimana anak yang berada didaerah perpencil kurang bisa mengenyam pendidikan karena sulitnya daerah yang dicapai. Hal tersebut merupakan tugas Pemerintah selanjutnya bagaimana agar semua masyarakat Indonesia dapat mengenyam Pendidikan. Menurut Sukamdinata dalam suyanto, 2010:342 menyatakan penyebab anak putus sekolah adalah kesulitan ekonomi atau karena orang tua tidak mampu menyediakan biaya bagi sekolah anak-anaknya. Disamping itu tidak jarang orang tua meminta anaknya untuk membantu mencari nafkah seperti observasi pra 22 penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dimana seorang anak disuruh untuk mengamen untuk mendapat uang. Kemiskinan menyebabkan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan pokok. Faktor ekonomi merupakan yang paling dominan dalam terjadinya anak putus sekolah. Disamping hal itu juga masih terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah. Sobur, alex dalam ending 2011 menyatakan terdapat dua faktor permasalahan pendidikan yang terjadi pada anak usia sekolah, yaitu:

a. Faktor Dalam Diri Anak