2.4. Tuberkulosis Paru 2.4.1. Pengertian
Tuberkulosis biasanya disingkat menjadi TB atau TBC adalah penyakit menular disebabkan oleh bakteri tuberculosis Mycobacterium Tuberculosis.
Umumnya menyerang paru, tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan persendian, usus, ginjal dan
organ tubuh lainnya PPTI,2010 Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
bakteri TB Mycobacterium Tuberculosis. Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kemenkes,2011
Tuberkulosis Paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan parenkim paru, tidak termasuk pleura selaput paru dan kelenjar pada hilus. Tuberkulosis
ekstra paru adalah tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung pericardium, kelenjar lymfe, tulang,
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. Penderita dengan TB Paru dan TB Ekstra Paru diklasifikasikan debagai TB paru. Kemenkes,
2011
2.4.2. Sejarah
Pada penggalian di Mesir telah ditemukan kerangka-kerangka dengan kelainan-kelainan menyerupai akibat penyakit tuberculosis, dan ternyata kerangka-
kerangka tersebut telah berumur antara 600-3700 tahun sebelum masehi. Di Eropa juga ditemukan suatu kerangka Neolithis 1800 tahun sebelum masehi disekitar
Universitas Sumatera Utara
Heidelberg yang menunjukkan adanya bekas-bekas tuberculosis vertebrata. Begitu pula di Amerika ditemukan kerangka-kerangka dengan bekas penyakit tuberculosis
pada periode precolumbia. Penggalian bentuk-bentuk tertentu dibeberapa tempat menguatkan dugaan adanya penyakit tuberculosis pada waktu itu, misalnya
ditemukan kerangka dengan Bungkuk Pott Pottse Gibbus pada tulang belakang. Disamping penemuan-penemuan tersebut, banyak tulisan tentang penyakit ini.
Tulisan yang penting berasal dari Yunani dan Romawi, Hipokrates abad ke V sebelum masehi. Hipokrates menamakan penyakit tersebut sebagai Phthisis yang
berasal dari kata phthiein menjadi kurus. Hippokrates saat itu menggambarkan penyakit tersebut dengan panas tinggi, batuk darah, penurunan berat badan,
kelemahan tubuh serta buang-buang air. Hudoyo,2008 Perawatan pasien dengan tuberculosis di lukiskan dengan tuberculosis oleh
Galenus pada saat itu antara lain dengan cara istirahat, mencuci diri, diit atau perjalanan dengan kapal laut. Selain perjalanan jauh melalui laut juga pergi ke daerah
pegunungan, yang akhirnya menimbulkan gagasan pertama tentang pendirian Sanatorium 1840 di Reudi dan di Jerman 1860 di Brehmer. Pada abad ke XVI ‘
Laennec 1781-1826 masih mempertahankan pendapatannya bahwa tuberculosis adalah penyakit keturunan. Villemin 1827-1892 kemudian mengadakan percobaan
untuk membuktikan bahwa penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular,walaupun saat itu belum menemukan kuman tuberkulosis sebagai organisme penyebab penyakit
ini.Hudoyo,2008
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal 24 Maret tahun 1882 adalah hari yang sangat bersejarah. Pada saat itulah Robert Koch mengumumkan di Berlin bahwa ia telah menemukan
penyebab penyakit tubekulosis. Mulai saat itulah kemudian penelitian-penelitian dan percobaan dilakukan untuk menemukan obat pelawan tuberkulosis. Koch sendiri pada
tahun 1890 melakukan percobaan dengan menggunakan kuman tuberkulosis yang telah mati
–“Old Tuberculine”. Kemudian pada tahun 1907 Old Tuberculine dipakai bukan sebagai obat tapi sebagai larutan penguji oleh Von Pirquit. Pengobatan waktu
itu periode permulaan abad ke XX berupa “collapse therapy” antara lain “intrapleural pneumothorax” atau tindakan pembedahan dengan cara memperkecil
rongga dada thoracoplasty. Cara-cara ini berlaku sampai ditemukan antibiotika pertama terhadap tuberculosis oleh Waksman pada tahun 1944. Dalam sejarah
tuberculosis, maka tinta emas patut dituliskan untuk nama Wilhelm Rontgen yang pada tahun 1895 telah menemukan sinar x, serta Calmette dan Guerin pada tahun
1921 dengan vaksin BCG nya.Hudoyo,2008 Di Indonesia tuberculosis ternyata mempunyai sejarahnya sendiri yang patut
disimak. Catatan paling tua dari penyakit ini didapatkan pada salah satu relief di Candi Borobudur yang menggambarkan sang Budha dan seorang yang sakit,
digambarkan bentuk orang sakit pada umumnya pada waktu itu. Bila relief ini diperhatikan, kita tidak dapat memungkiri suatu gambar dari seorang yang sakit :
kurus, iga menonjol, bahu terangkat, pipi cekung, semuanya menggambarkan bentuk suatu kasus tuberculosis. Dengan kata lain, pada waktu tahun 750 sesudah masehi
orang sudah mengenal penyakit ini diantara mereka Hudoyo A, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Epidemiologi