12 b.
Sufiks, yang diimbuhkan di sebelah kanan dasar dalam proses yang disebut “ sufiksasi”. Contoh: sufiks {-an}, seperti dalam akhiran dan tuntutan, {-wan}
dan {-wati} seperti dalam wartawan dan wartawati; {-ku}, {-mu} dan {-nya}
seperti dalam mainanku, mainanmu dan mainannya.
c. Infiks, yang diimbuhkan dengan penyisipan di dalam dasar itu, dalam proses
yang namanya “infiksasi”. Contoh: infiks {-el-} dalam kata telunjuk; dan
{-em-} dalam kata gemetar.
d. Konfiks, atau simulfiks, atau ambifiks, atau sirkumfiks, yang diimbuhkan
untuk sebagian di sebelah kiri dasar dan untuk sebagian di sebelah kanannya, dalam proses yang dinamai “konfiksasi, atau “simulfiksasi”, atau
“ambifiksasi”, atau “sirkumfiksasi”. Contoh: konfiks {men-kan}, {memper- kan}, {men-i}, {memper-i} seperti dalam menyembelihkan, mempermainkan,
menduduki, dan memperingati; {ke-an}seperti dalam keindahan, ketinggian.
2.2.2 Neurolinguistik
Bahasa berdomisili di hemisfer kiri otak. Penemuan pertama pusat bahasa
di hemisfer kiri otak ini adalah Carl Wernicke. Pada tahun 1874 Carl Wernicke memastikan dengan jelas sebuah fakta, bahwa terdapat perbedaan linguistik di
antara afasia yang ditimbulkan oleh kerusakan pada lobus temporal kiri Medan Wernicke dengan afasia yang ditimbulkan oleh kerusakan pada lobus frontal
depan kiri Medan Broca. Medan Wernicke ini dianggap terlibat dalam pengenalan pola-pola bahasa ucapan. Kerusakan pada medan Wernicke
mengakibatkan kegagalan untuk memahami bahasa ucapan bahasa lisan.
13 Pada tahun 1861 Paul Broca memulai pengkajian hubungan afasia dengan
otak. Broca yang pertama kali membuktikan, bahwa afasia berhubungan dengan keretakan otak yang spesifik dan juga menunjukkan, bahwa keretakan-keretakan
ini terjadi di hemisfer kiri otak. Broca membuktikan bahwa terdapat lokalisasi khusus di hemisfer kiri otak untuk memeroduksi bahasa. Broca mengajukan tiga
rumusan mengenai hubungan otak dengan bahasa: 1 artikulasi bahasa diproses di hemisfer kiri otak bagian depan; 2 terdapat dominasi hemisfer kiri dalam
artikulasi bahasa; 3 memahami bahasa merupakan tugas kognitif yang berlainan dari memproduksi bahasa. Selanjutnya, Wernicke menemukan bahwa medan
Broca dan medan Wernicke dihubungkan oleh sebuah lajur syaraf yang besar yaitu busur fasikulus arcuate fasciculus.
2.2.3 Gangguan Berbahasa
Haron 1997 mengelompokkan gangguan berbahasa kecacatan artikulasi yang dihasilkan oleh para penderita gangguan berbahasa ke dalam empat macam
tipe, yakni substitussion pertukaran unsur bahasa, distortion salah urut unsur bahasa, omission pelesapan atau penghilangan unsur bahasa, dan addition
penambahan unsur bahasa. Anak autisme mengalami keterbatasan dalam berbahasa. Kita tidak dapat
berkomunikasi verbal secara normal dengan anak autisme karena terjadinya kerusakan bahasa. Kerusakan bahasa yang terjadi pada anak autisme itu dapat
juga disebut afasia. Afasia adalah kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan bicara karena penyakit, cacat, atau cedera pada otak KBBI, 2008: 13. Dalam
14 Chaer 2009: 156-158 kajian tentang afasia atau afasiologi dalam
perkembangannya menghasilkan berbagai taksonomi yang sangat membingungkan, tetapi taksonomi yang telah disederhanakan oleh Benson, afasia
dibedakan atas afasia ekspresi atau afasia motorik, yang dulu dikenal sebagai afasia tipe Broca, dan afasia reseptif atau afasia sensorik yang dulu dikenal
sebagai afasia Wernicke. Berikut dibicarakan jenis-jenis afasia itu.
a. Afasia Motorik